Edisi 04 Desember 2017 | Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 4 DESEMBER 2017

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 15 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

DESA Sesela selama ini dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan kayu di Lombok Barat (Lobar) bahkan di Lombok. Ketenarannya sebagai pusat kerajinan menjadikan pemerintah membuat Pasar Seni Sesela yang menampung perajin kayu dari desa ini untuk memamerkan sekaligus memasarkan produk buatannya. Kerajinan kayu mulai berkembang di Sesela mulai sejak pertengahan 1980-an dan mencapai puncak kejayaan saat tahun 1990-an. Halaman 2

Wagub ’’Launching’’ Gebyar HUT NTB Ke-59

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kerajinan Sesela, Mulai Kehilangan Generasi Penerus

DI tengah dinamika pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di usia yang akan memasuki angka 59 tahun pada 17 Desember mendatang, begitu banyak perkembangan dan perubahan yang telah dicapai. Lantas hal tersebut tidak menjadikannya untuk cepat berpuas diri. Masih banyak tahapan dan tantangan yang perlu digapai kembali. Pemerintah agar selalu mengevaluasi dan mengintrospeksi diri atas hasil kerja yang telah dicapai atas pengabdiannya kepada bangsa dan rakyat. Halaman 4

Inovasi di Tengah Bencana BENCANA alam seperti erupsi gunung memang tak mampu dicegah. Saat dia datang sering memberi dampak buruk, terlebih bagi dunia usaha pariwisata. Setidaknya pelaku hotel dan restoran, travel agent serta entitas usaha bidang pariwisata lainnya mengalami kerugian dari bencana ini. Namun tak perlu terlalu berkecil hati, para pelaku hanya butuh kreasi dan inovasi untuk membawa pariwisata kembali berjalan normal saat bencana terjadi. Pemerhati Pariwisata NTB I Putu Gede, M.Par kepada Ekbis NTB mengatakan, saat Lombok International Airport (LIA) Lombok lumpuh, akibat terdampak oleh debu vulkanik Gunung Agung, praktis tamu banyak yang membatalkan kunjungannya ke Lombok. Begitu juga dengan wisatawan yang berencana menghabiskan akhir pekan di bulan Desember ini berpikir ulang untuk datang ke Lombok. Namun yang perlu dilakukan oleh para pelaku wisata yaitu berupaya melakukan promosi dan meyakinkan tamu yang akan datang ke NTB agar tak khawatir soal transportasi. Karena mengunjungi NTB tidak hanya melalui penerbangan atau transportasi udara.

Erupsi Gunung Agung dan Pariwisata yang Terganggu

Bersambung ke hal 3

L. Abdul Hadi Faisal

(Ekbis NTB/dok)

Pendapatan Penjual Suvenir Menurun

(Ekbis NTB/dok)

SUVENIR - Seorang pedagang sedang menjajakan suvenir

PARIWISATA NTB dan Bali di akhir tahun 2017 ini terganggu. Di tengah tingginya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara berkunjung ke Bali dan NTB, Gunung Agung erupsi. Kondisi ini berpengaruh terhadap jalur penerbangan, baik dari dan ke Bandara Ngurah Rai Bali dan juga Lombok International Airport. Pelaku pariwisata termasuk penjual suvenir atau usaha rumah makan terkena dampaknya. Jika di awal pekan kemarin, sejumlah hotel berbintang, mengalami ribuan pembatalan calon tamu yang akan menginap. Kondisi serupa juga dirasakan penjual su-

venir. Pantauan Ekbis NTB di sepanjang Senggigi-Bukit Malimbu yang pada hari libur panjang selalu ramai, kini terlihat sepi. Deretan bus atau kendaraan pribadi yang biasanya terparkir rapi di pinggir jalan sekarang hanya sedikit yang terlihat. Menurut pedagang suvenir di Bukit Malimbu 1, Sikin, libur panjang akhir minggu ini jumlah wisatawan yang datang berkurang. ‘’Biasanya kalau libur , di sini ramai kalau sekarang sepi,’’ akunya akhir pekan kemarin.

Bersambung ke hal 3

Tak Miliki Dana Besar untuk ”Recovery” DUNIA pariwisata sepertinya yang paling terdampak dari bencana erupsi Gunung Agung yang selanjutnya diikuti oleh tidak beroperasinya Lombok International Airport (LIA) secara normal. Belum diketahui secara pasti berapa kerugian sektor pariwisata akibat bencana itu. Namun dampaknya memang sangat dirasakan. Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi SE, M.Comm kepada Ekbis NTB mengatakan, bisnis perusahaan penerbangan, PT Angkasa Pura, hotel dan restoran adalah beberapa dari entitas usaha yang terdampak cukup besar dari bencana erupsi Gunung Agung. Sudah sepekan lebih, LIA menerapkan buka tutup dalam pelayanannya karena debu vulkanik Gunung Agung terkadang mengarah ke timur Mori Hanafi atau ke langit NTB.

Dari laporan yang diterimanya, lebih dari 3000 kamar dibatalkan oleh tamu yang datang ke Lombok hanya dalam beberapa hari saja. Kerugian tidak hanya dari kamar yang dibatalkan, namun dari makanan yang sudah disiapkan oleh hotel dan restoran tersebut. Dampak lebih lanjut dari kondisi ini adalah belum yakinnya wisatawan terhadap pariwisata LombokSumbawa pasca-

Johan Rosihan (Ekbis NTB/dok)

bencana, karena mereka masih khawatir erupsi sewaktu-waktu akan terjadi lagi. “ Seminggu kedepan orang yang mau datang ke Lombok sudah was-was. Ancaman pembatalan terhadap kamar-kamar ini sudah besar,” kata Mori Hanafi. Meski kerugian yang dialami oleh entitas usaha pariwisata di NTB sudah tinggi, namun pemerintah daerah tidak memiliki anggaran yang besar untuk melakukan recovery terhadap kondisi ini. Terlebih anggaran di 2018 memang tidak besar. “ Kita tidak memiliki anggaran yang besar untuk mengatasi hal seperti ini. Kita prihatin. Sangat berharap bencana ini segera berlalu,” kata politisi Partai Gerindra ini.

Bersambung ke hal 3

(Ekbis/dok)

ERUPSI Gunung Agung di Bali berpengaruh besar terhadap agen tiket perjalanan. Penurunan terjadi, sejak Lombok International Airport (LIA) dan Bandara Ngurah Rai Bali menerapkan sistem buka tutup. Bahkan, sejumlah maskapai asing yang selama ini melayani rute LIA dan Ngurah Rai membatalkan penerbangan ke dua bandara ini. Kondisi ini tentu (Ekbis NTB/dok) saja berpengaruh Awanadi Aswinabawa terhadap agen perjalanan wisata. Pelaku usaha wait and see pada keadaan yang terjadi di Bali. Akibatnya, bisnis ticketing anjlok hingga 30 persen di banding keadaan akhir tahun 2016 lalu. ‘’Tak bisa dilawan, dan tak ada pihak yang harus disalahkan. Ini bencana alam, tetapi stakeholders pelaku pariwisata tak bisa tinggal diam, semua bergerak, melakukan promosi secara masif,’’ kata Ketua Asosiasi Perusahaan Agen penjual Tiket Penerbangan (Astindo), Awanadi Aswinabawa pada Ekbis NTB pekan kemarin.

Bersambung ke hal 3

Berharap Erupsi Gunung Agung Segera Reda ERUPSI Gunung Agung di Karangasem, Bali berdampak besar pada pariwisata NTB. Target kunjungan 3,5 juta wisatawan tahun 2017 dikhawatirkan tidak tercapai. Apalagi, pembatalan pesanan kamar hotel dari wisatawan mancanegara cukup tinggi. Untuk itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB H. L. Moh. Faozal, S.Sos., MSi., berharap erupsi Gunung Agung segera reda. ‘’Jumlahnya hampir 2.800 kamar, padahal kita sekarang sedang mengejar target wisatawan 3,5 juta,’’ sebut Faozal, akhir pekan kemarin. Padahal dengan adanya libur panjang terutama di akhir pekan seperti ini sebenarnya menjadi peluang terbesar untuk menggaet wisatawan.

Bersambung ke hal 3

H. L. Moh. Faozal

(Ekbis NTB/dok)

Ernanda Agung

SEJUMLAH pelaku pariwisata mulai mengeluhkan dampak erupsi Gunung Agung. Sejak erupsi sepekan lalu yang berdampak pada terganggunya penerbangan dari dan ke Lom-

Putu Gede

Anjlok, Pesanan Tiket Pesawat

(Ekbis NTB/dok)

Setelah beberapa minggu tenang, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali erupsi freatik Sabtu (25/11) sekitar pukul 17.30 Wita lalu. Erupsi yang terus terjadi secara beruntun, mengganggu transportasi udara dari dan menuju Bali. Juga mengganggu penerbangan dari dan menuju Lombok (NTB). Erupsi gunung berapi dengan ketinggian 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, mengakibatkan pariwisata NTB terganggu.

bok International Airport (LIA),pembatalan kunjungan dan pemesan kamar di sejumlah hotel di Pulau Lombok. Berdasarkan informasi hingga Jumat ( 1/12) lalu, setidaknya ada 3.185 kamar atau RN (room night) yang dibatalkan oleh calon pelanggan. Jumlah itu bertambah dari dua hari sebelumnya sebanyak 2.814 pembatalan kamar. Pembatalan terjadi di Golden Palace dengan pembatalan sebanyak 375 kamar atau RN. Holiday Resort 438 RN, Kila 458 RN, Fave 130 RN, Qunci 325 RN, Sheraton 270 RN. Kemudian Jayakarta 306 RN, Pratama 93 RN dan POT 57 RN. Ada pula Living Asia 72 R, Aston Inn 66 RN, Puri Saron 164RN, Gili Amor 20 RN, Baleku Senggigi 45 RN,

Bersambung ke hal 3


2

Ekbis NTB Senin, 4 Desember 2017

(Ekbis NTB/uul)

BUAT PESANAN - Perajin Sesela sedang membuat pesanan kerajinan dari salah satu pemesan di luar daerah. Sayangnya, generasi muda Sesela sekarang ini tidak banyak yang menggeluti usaha ini.

Kerajinan Sesela, Mulai Kehilangan Generasi Penerus Desa Sesela selama ini dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan kayu di Lombok Barat (Lobar) bahkan di Lombok. Ketenarannya sebagai pusat kerajinan menjadikan pemerintah membuat Pasar Seni Sesela yang menampung perajin kayu dari desa ini untuk memamerkan sekaligus memasarkan produk buatannya. Kerajinan kayu mulai berkembang di Sesela mulai sejak pertengahan 1980-an dan mencapai puncak kejayaan saat tahun 1990-an. “ORANG pertama yang mengajarkan kerajinan di sini adalah Pak Kadir dan Pak Saleh, yang mulanya membuat kerajinan dari bambu yang saat ditawarkan ternyata laku,” aku Mu-

hammad Nasir, salah satu perajin kayu di Dusun Dasan Utama, Desa Sesela, Gunungsari, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Nasir bersama beberapa perajin lainnya membuat kelompok untuk memenuhi permintaan yang lebih banyak. Bersama Mujenal, mereka membuat kelompok kerajinan kayu yang terdiri dari puluhan anggota. “Dulu kelompok itu memiliki artshop sendiri, namanya Gallery, tetapi sekarang sudah berubah nama dan dimiliki perorangan,” jelas Nasir didampingi Mujemal. Ia menceritakan, di saat jayanya dulu, Desa Sesela selalu ramai karena semua masyarakatnya terlibat langsung dalam pembuatan kerajinan kayu. “Yang laki-lakinya ngukir, kalau perempuannya itu yang ngamplas. Anak-anak sekolah juga banyak yang ikut kerja setelah pulang sekolah, pokoknya tidak ada yang berdiam diri,” katanya. Selain itu, pasaran produkproduk kerajinan kayu Sesela lebih banyak dulu ke Bali, karena pengusaha dan pengepul dari Sesela langsung membawanya ke sana. “Tapi setelah bom Bali pertama awal 2000-an itu, usaha kerajinan di sini mulai lesu,” ujar keduanya. Mereka mengatakan, permintaan mulai menurun sehingga otomatis banyak perajin yang kemudian beralih profesi

dikarenakan tidak adanya pekerjaan. “Mereka banyak yang beralih profesi ke bangunan atau menjadi TKI dibandingkan dengan menjadi perajin,” kata Nasir. Hal senada disamapaikan Mujemal. Menurutnya, perajin yang masih bertahan kebanyakan bekerja untuk para pengusaha yang memiliki toko di Pasar Seni Sesela. “Jadi sekarang kita bergantung ke mereka, kalau mereka ada pesanan baru kita kerja,” katanya yang sudah hampir puluhan tahun menjadi perajin. Jika mulai bahan sampai model kerajinan yang dibuat ditentukan tergantung dari pesanan yang diterima pengusaha. Mereka berdua yang termasuk salah satu perajin terbaik di dusunnya, mengatakan lama pembuatan tergantung dari pesanan yang dibuat. “Misalnya seperti gantungan kain, ini bisa jadi 10 buah/hari, sedangkan untuk ukiran ventilasi juga bisa jadi 10 buah/hari,” ujar Mujemal. Sedangkan untuk hiasan dinding seperti cicak yang menjadi kerajinan khas Lombok bisa dikerjakan dalam waktu 2 hari tergantung dari ukuran yang dimiliki. “Kayu yang biasa kita gunakan adalah kayu mahoni karena seratnya lebih halus dibandingkan kayu yang lain,” kata Nasir. (uul)

Aturan Sering Berubah, Eksportir Lokal Bingung GONTA ganti istilah dalam pelaksanaan kegiatan ekspor membuat eksportir lokal bingung. Padahal, istilah lama dengan istilah baru pembedanya hanya istilah. Ini juga yang membuat para eksportir lokal apatis. Salah satunya mengenai Nomor Induk Kepabeanan (NIK) yang sekarang menjadi Nomor Identitas Kepabeanan yang juga disingkat NIK. ‘’Pemerintah membuat para pelaku eksportir kebingungan,’’ aku Ketua Asosiasi Pengusaha Eksportir (Apex) Provinsi NTB, H. Anhar Tohri. Menurutnya, ada semangat para eksportir lokal untuk memenuhi ketentuan menjadi eksportir mandiri. Semangat ini, harusnya dijaga dengan memberlakukan aturan dengan istilah yang tidak berubah-ubah. Apex melihat para calon eksportir lokal mulai tertarik memiliki NIK sendiri. Secara hukum, NIK merupakan nomor identitas yang bersifat pribadi yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada Pengguna Jasa (Importir, Eksportir, PPJK, dan/atau Pengangkut) sehubungan dengan pemasukan dan pengeluaran barang di Pabean Indonesia. “NIK ini seperti SIM untuk mengirim barang keluar negeri,” jelasnya, Sabtu (3/12). Penerbitan NIK ini menjadi hal penting bagi buyer sebagai penerima barang. Dengan NIK, dapat memangkas pemberian fee pada pihak-pihak lain (calo) dalam proses ekspor barang. H. Anhar juga menyayangkan masih banyaknya dijumpai calon-calon potensial eksportir lokal yang tidak memiliki NIK. Permasalahannya, NIK dapat diterbitkan dengan beberapa syarat, memiliki laporan keuangan, kegiatan usaha minimal sudah berjalan tiga bulan. “Sekarang kita masih banyak tidak punya manajemen, pembukuan, jadinya begitubegitu saja. Kadang-kadang nota pembayaran tidak disimpan. Yang punya NIK masih

(Ekbis NTB/dok)

H. Anhar Tohri beberapa orang saja,” demikian sepengetahuannya. Saat ini ada sekitar 27 eksportir lokal yang potensial. Sayangnya, sebagian besar barang yang dikirimnya tidak atas nama produk NTB. Kenapa? Menurut H. Anhar, kebanyakan para pengusaha lokal ini masih tergantung pada vendor (calo) luar, karena hubungannya sejak awal dengan buyer di luar negeri. Sehingga yang memungkinkan untuk melakukan ekspor, para pengusaha eksportir yang baru bermunculan dan membuka jaringan sendiri. Selain NIK, para eksportir lokal juga masih banyak yang belum mengurus Surat Keterangan Asal (SKA). Dominan yang dimilik adalah SKA untuk pengiriman barang antar daerah. Sementara SKA untuk pengiriman barang keluar negeri, menurut H. Anhar masih minim yang memilikinya. Lagi-lagi karena persoalan belum memiliki SKA untuk pengiriman barang keluar negeri ini, sebagian besar para pengusaha lokal tergantung pada vendor di luar. “Untuk pengiriman barang ke Amerika Serikat, kita masih bergantung di vendor Jogja. Karena itulah, pengusaha lokal belum bisa lepas dari vendor luar,” demikian H. Anhar Tohri. (bul)

Pemimpin Umum: Agus Talino Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani Redaktur Pelaksana: Marham Koordinator Liputan : Akhmad Bulkaini Redaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini Staf Redaksi Mataram : U'ul Efriyanti Prayoba Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. Display F/C : Rp 35.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan

Ekbis NTB

selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 4 Desember 2017

Erupsi Gunung Agung dan Pariwisata yang Terganggu Dari Hal. 1 Novotel 203 RN, Jeeva 148 RN dan Ottalia 15 RN. ‘’Data yang masuk sampai hari ini (Jumat 1/12) sebanyak (3.185) itu. Kami masih menunggu juga data dari hotel lain yang belum memberikan laporan,’’ kata Wakil Ketua Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Cahpter Lombok, Ernanda Agung, di Mataram, Jumat (1/12). Ia melihat masih banyak lagi hotel yang belum memberikan data tentang pembatalan yang diterima oleh berbagai hotel. Buka tutup Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dan Lombok International Airport sebagai penyebab banyaknya calon wisatawan yang melakukan pembatalan kunjungan. Dijadwal Ulang ‘’Para wisatawan yang tadinya sudah memesan kamar hotel maupun resor, menjadi bimbang. Tak jarang harus dilakukan pembatalan pesanan, terlebih lagi turis mancanegara,’’ tambah Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, L. Abdul Hadi Faisal pada Ekbis NTB. Sebagai Ketua PHRI, pihaknya telah mengambil beberapa inisiatif untuk mengatasi gangguan alam yang saat ini terjadi. Dengan harapan, dampaknya tak terlalu memukul bisnis pariwisata NTB. Salah satunya, menyurati seluruh anggota PHRI untuk meningkatkan hospitality kepada customer loyal yang menjadi bagian penting dari bisnis hotel dan restoran. Mereka diberikan kemudahan kepada para customer yang menjadi pelanggan setia hotel dan restoran. Selain itu, PHRI juga mengingatkan akan para pelaku usaha memberikan diskon kepada tamutamu yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Agung. ‘’Yang sudah booking, lakukan penjadwalan ulang. Karena dampak Gunung Agung, meraka tidak bisa stay di tempat kita. Ini yang dilakukan penjadwalan ulang,’’ jelasnya. Termasuk yang dijadwalkan ulang adalah rencana kegiatan Lombok Marathon yang semestinya akan dilaksanakan pada awal Desember ini. Disesuaikan pelaksanaannya menjadi akhir Januari 2018 mendatang. ‘’Langkah-langkah itu diambil agar semua usaha ikutan sektor pariwisata tidak terhenti di

satu titik. Awalnya memang banyak persaingan, tetapi setelah ada keputusan ini, semua menjadi baik,” imbuhnya. Secara menyeluruh, L. Abdul Hadi menegaskan belum bisa memberikan kesimpulan kerugian yang dialami oleh para pelaku usaha pariwisata. Masih terlalu dini menurutnya. Karena itu, jelang pelaksanaan tahun baru, pesanan yang dibatalkan atau dijadwalkan ulang harus dipersiapkan dengan menyediakan waktu saat low season pada awal tahun 2018 mendatang. ‘’Semua harus memberikan kemudahan kepada para wisatawan agar dampak yang kita alami tak terlalu besar,’’ ujarnya. Hotel Berikan Diskon Melihat masih banyaknya wisatawan yang terjebak karena sistem buka tutup bandara, PHRI NTB bersama IHGMA memberikan diskon kepada tamu yang akan menginap. Setidaknya ada 32 hotel yang siap memberikan potongan harga bagi wisatawan yang melakukan perpanjangan saat menginap di 32 hotel itu. Hotel yang memberikan diskon dari 20 hingga 35 persen itu diantaranya Hotel Arianz, Narmada Convention Hall, Lombok Raya, Puri Saron, Baleku, M Hotel, Sheraton, Villa Tiara, Qunci Villa, Grand Madani dan Living Asia. Ada pula Hotel Jayakarta, Puri Mas, Lombok Plaza, Puri Indah, Killa Senggigi, Gili Bagaz, Golden Palace, Aruna, Holiday Resort, Bidari, Pratama dan Villa Ombak. Selain itu, Hotel Ombak Sunset, D’Max, Santika Mataram, Grand Legi, Maktal, POT Hotel, Fave Hotel, Idoop dan Sudamala. “Kalau berkunjung ke hotel-hotel itu nanti akan diberikan diskon. Bagi tamu yang melakukan perpanjangan juga secara otomatis dapat diskon,” kata Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata NTB, Dra Hartati, MM. Ia mengatakan, ini merupakan salah satu pelayanan yang diberikan oleh perhotelan kepada wisatawan yang tidak bisa kembali ke daerah atau negaranya. Sebab beberapa wisatawan masih menunggu penerbangan di LIA kembali normal. Sehingga memerlukan tempat untuk beristirahat. (lin/bul)

Pendapatan Penjual Suvenir Menurun Dari Hal. 1 Sikin bersama rekannya Hatib mengaku berjualan dari jam 06.00 Wita- 19.00 Wita, wisatawan yang ke Bukit Malimbu hanya datang untuk fotofoto saja. ‘’Mungkin sekarang ini wisatawan berkurang karena efek bandara ditutup,’’ katanya. Ia yang berjualan aneka aksesoris dari mutiara mengaku jika saat wisatawan ramai bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan. ‘’Bisa dapat sampai Rp 500-600 ribu sehari kalau lagi ramai. Tapi kalau sekarang kadang kosong, kita tidak dapat jualan seharian,’’ terangnya. Menurutnya, ada belasan pedagang yang tiap harinya berjualan di Bukit Malimbu. ‘’Kebanyakan wisatawan lebih memilih ke Bukit Malimbu 2. Karena pemandangannya lebih indah,makanya ramai di situ,’’ ujarnya. Pengakuan senada disampaikan Ahmad Pajrin – pedagang suvenir lainnya. Diakuinya, jumlah wisatawan di libur panjang kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. ‘’Biasanya sebelum atau sesudah dari gili,para wisatawan banyak yang berkunjung ke sini. Tetapi karena efek bandara buka tutupmungkin itu yang membuat mereka enggan ke sini,’’ ujarnya. Selain itu, kondisi cuaca di Lombok yang sudah memasuki musim hujan membuat wisatawan juga berkurang. ‘’Kalau lagi ramai,parkiran kendaraan di sini sangat banyak sampai bikin macet, tapi sekarang sepi,” kata Pajrin. Pria paruh baya ini mengatakan jika jumlah wisatawan ramai, ia bisa mendapatkan penghasilan sampai Rp 500 ribu - Rp 1 juta per harinya. ‘’Sekarang dapat Rp 300 ribu saja sudah syukur, malahan sering kosong,’’ terang penjual kaos Lombok ini. Pajrin berharap di libur akhir tahun nanti, wisatawan kembali ramai seperti biasanya. Pengakuan senada juga disampaikan Nurul Handayani, pemilik Warung Adam di Pantai Nipah. Menurutnya, liburan panjang akhir pekan kemarin, pengunjung menurun dibandingkan sebelumnya. ‘’Memang kalau pengunjung yang ke sini adalah wisatawan domestik seperti dari Jakarta atau Surabaya, atau dari Mataram,’’ katanya. Biasanya liburan panjang di akhir pekan, ia harus menyedi-

akan menu dalam jumlah cukup besar, khususnya ikan. Namun, karena meletusnya Gunung Agung, pengunjung atau wisatawan yang makan sedikit dibandingkan sebelumnya. ‘’Paling sekarang kita siapin hanya 4-5 Kg ikan, tergantung pesanan pembeli,’’ kata Nurul. Meski demikian, ia tidak terlalu khawatir dengan adanya penurunan kunjungan wisatawan. Dengan menu khas lokal dan sesuai dengan lidah lokal, pembeli yang datang cukup banyak, meski tidak sebanyak sebelum Gunung Agung erupsi. Sama seperti yang dikatakan Nurul, Atna, pemiliik Warung Naya, juga mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, menurunnya pengunjung menurunkan pendapatannya hingga setengah dari hasil yang biasanya didapat saat ramai pengunjung. ‘’Tetapi karena kita sudah ada langganan tetap, jadinya tidak terlalu berpengaruh,’’ jawabnya. Ia mengatakan bahwa pengunjung warungnya lebih banyak dari pengunjung domestik seperti dari Jawa. “Dari Mataram juga banyak, tetapi mereka datangnya sebelum atau sesudah dari gili,pasti mampir ke sini,” kata Atna. Sedangkan pasangan wisatawan dari Surabaya, Hadi Prayitno dan Hj. Ningsih, mengatakan mereka tidak terlalu mengkhawatirkan adanya erupsi Gunung Agung di Bali. Mereka mengaku sebelum datang ke Lombok terlebih dahulu melihat situasi melalui media massa, baru kemudian berlibur ke Lombok. “Tempat wisata di Lombok ini bagus dan masih alami, jadi tidak merasa rugi datang ke sini,” ujar keduanya. Mereka sendiri menggunakan kendaraan pribadi dari Surabaya menuju Lombok untuk berlibur. “Soalnya kalau pakai pesawat, sekarang kan sering buka tutup jadi pakai alternatif lewat kapal laut,” ujar Hadi. Mereka berdua sempat tertahan selama sehari di Bali baru kemudian bisa menyeberang. “Toh di sini juga tidak terlalu kena dampak yang besar kan, insya Allah aman di sini,” terangnya. (uul)

3

Koperasi Jasa Wisata Minta Ojek ”Online” Tak Beroperasi di Kawasan Wisata PENGURUS Koperasi Jasa Wisata Senggigi Lombok Barat, H. Nasru mengatakan, pihaknya berharap agar kawasan wisata masuk zona merah operasional ojek online. Dengan kata lain, ojek berbasis aplikasi tersebut tidak beroperasi di kawasan wisata. Tuntutan tersebut telah disampaikan kepada Dinas Perhubungan Provinsi NTB, karena keberadaan ojek online bisa mematikan keberadaan transportasi konvensional yang ada di kawasan wisata. Pengurus Koperasi Jasa Wisata Senggigi Lombok Bar-

at, H. Nasru baru-baru ini mengatakan, terbitnya Permenhub Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek menuntut pihaknya untuk melakukan pembenahan. Untuk itulah, sudah diadakan pertemuan dengan pemerintah daerah terkait persoalan ini. Pemda menyatakan akan membuat Peraturan Gubernur (Pergub) untuk mengatur agar ojek online agar tidak masuk ke kawasan wisata. “Kalau kita kan daerah ka-

wasan wisata. Jadi kemarin kita rapat itu kita minta supaya daerah kawasan wisata itu dizona merahkan. Online itu dizona merahkan dari kawasan wisata. Online ini kan kalau dia ngangkut disitu kan mati anak-anak penghasilannya kan menurun. Bagaimana nanti kalau kawasan wisata dimasuki online yang dari pintu ke pintu, sementara angkutan di sini kan diam di tempat. Ini sedang dibicarakan kemarin mudahan bisa tembus. Harus diatur melalui Pergub”,katanya. Menurutnya, keberadaan

ojek berbasis aplikasi ini merupakan tantangan berat yang dihadapi pengurus koperasi saat ini. dari segi tarif, ongkos ojek online ini relatif lebih murah. Untuk ke bandara dari Senggigi, bisa dengan tarif Rp 100 ribu. Sementara tarif standar yang telah ditetapkan pihaknya sebesar Rp 300 ribu dengan jarak tersebut. Ia mengatakan, jika pihak koperasi akan menurunkan tarif atau perang harga, maka tidak akan mencukupi biaya operasional. Karena itulah, dia meminta agar Pergub un-

tuk mengatur hal ini segera diterbitkan. Apalagi, ojek online ini tidak mengantongi izin. Adapun untuk jasa angkutan wisata yang belum berizin sudah diminta untuk segera mengurus izin operasionalnya. “Terbitnya Permenhub No 108/2017 itu menuntut kita berbenah. Jadi kita galakkan pengurusan izin dan zona merah untuk ojek online. Itu yang kemarin kita bicarakan dengan Dinas Perhubungan. Kita tinggal menunggu, kemarin rapatnya tanggal 21 November”, katanya.(ida/kmb)

Menjanjikan, Usaha Tambak Ikan SELAIN dikenal sebagai sentra penghasil buah-buahan seperti rambutan, durian, dan manggis, Kecamatan Lingsar dan sekitarnya juga dikenal sebagai sentra perikanan air tawar utama di NTB. Hal ini dikarenakan melimpahnya sumber daya air yang menjadi syarat utama dalam budidaya ikan. Tidak heran kita akan menemukan tambak-tambak ikan milik warga di setiap desa dikarenakan keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan menanam padi. Seperti yang terlihat di

Dusun Menjeli Permai, Desa Peteluan Indah, Lingsar, apabila memasuki kampung ini, sejauh mata memandang akan langsung disuguhkan pemandangan sawah yang sudah diubah menjadi tambak ikan. Menurut Amaq Hafid, salah seorang penambak ikan di Dusun Menjeli, sudah sejak beberapa tahun belakangan banyak masyarakat yang mengubah sawahnya menjadi tambak ikan. “Kalau dibandingkan, lebih menguntungkan tambak ikan dibandingkan tanam padi,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB di tambak

miliknya belum lama ini. Ia menceritakan bahwa ratarata ikan yang dipelihara di tambak adalah ikan nila atau mujair. “Benihnya kita beli di BBI Kumbung atau di BBI Lingsar, bisa juga kita buat sendiri benihnya,” kata Amaq Hafid. Untuk tambak ukuran 20 are seperti miliknya, bisa menampung sampai 4-5 ribu ekor ikan. “Ikan yang sudah berukuran 3 jari dipisahkan tempatnya dengan yang masih berukuran kecil,” jelasnya. Setiap harinya, ia bisa menghabiskan 1-2 karung pelet sebagai pakan ikan. “Mereka dipanen setelah berumur 4

bulan, yang sekali panen saja bisa mendapat sampai 4 ton ikan,” jelasnya. Dalam sekali panen ikan, Amaq Hafid mengaku bisa mendapatkan penghasilan sampai Rp 50 juta dari hasil penjualan ikan. “Dibandingkan tanam padi ini lebih menguntungkan karena lebih banyak untungnya,” akunya. Penjualan ikan nila dan mujair dari desanya, sudah merambah sampai ke Pulau Sumbawa. “Harga per kilonya sekarang Rp 25 ribu/kg, tergantung ukuran. Kalau ikan sedang melimpah, harganya di sini bisa sampai Rp 20 ribu/

kg”, ujarnya. Tidak heran, banyak petani yang mulai beralih menjadi petambak ikan karena tergiur dengan keuntungan yang tinggi. “Tetapi namanya juga usaha paling tidak enak kalau di tambak ikan ini tiba-tiba ada penyakit seperti ikannya mati mendadak,” tutur Amaq Hafid. Walaupun begitu tidak membuat penambak menjadi gentar untuk tetap berusaha. “Soalnya pasar kita sudah jelas, ada bos yang selalu datang kesini untuk membeli ikan kita,” terangnya. (uul)

Andra and the Backbone Gebrak Lapangan Parkir Epicentrum Mall BAND papan atas, Andra and the Backbone menggebrak panggung di area parkir Lombok Epicentrum Mall, Sabtu (2/12). Andra Ramadhan dan kawan-kawan “menghipnotis” ribuan penonton dengan lagu lagu hits mereka. Tampil dipromotori Class Mild, konser gratis itu mengusung tema Authenticity untuk tour lima kota, termasuk Mataram. Band local bergenre Reggae, Amtenar tampil sebabai pembuka konser. Andra and the Backbone kali ini tampil tanpa gitaris Stave Item, menggeber panggung dengan lagu lagu yang pernah mengisi tangga lagu nasional dari sejumlah album mereka. Seperti debut pada album Andra and the Backbone (2007), album Season 2 (2008) serta Love, Faith, Hope (2010). Deddy Lisan sang vokalis beberapa kali mengajak fans yang di depan

stage maupun di tangga LEM jingkrak. Hampir semua lagu satu kor antara vokalis dengan penonton, termasuk lagu genre akustik “sempurna”. Energi para penonton dieksplorasi Deddy saat menutup konser dengan lagu “Hitamku”. Produser Evene Authenticity, Anes Rembes mengatakan, tour di Mataram merupakan kelima perhelatan musik authenticity. Panggung musik kali ini diharapkan menginspirasi musisi-musisi Indonesia khususnya lokal untuk terus mengembangkan potensi. Hadirnya Andra and the Backbone menurutnya tidak lepas dari request masyarakat Lombok yang memiliki basis pengenggemar tersendiri. “Ini merupakan hajatan masyarakat Lombok, mereka yang merequest kehadiran Andra and the backbone ini,” jelasnya. (ars)

(Suara NTB/ars)

Konser Andra and the Backbone di parker Lombok Epicentrum Mall.

Anjlok, Pesanan Tiket Pesawat Dari Hal. 1 Tidak hanya itu, tiket yang sudah di-booking mengalami perlambatan, sejak Gunung Agung menyemburkan abu vulkanik dan lahar dingin. Sejauh ini, belum dapat dihitung seberapa besar omzet yang menguap karena kejadian alam ini. ‘’Persoalannya karena pintu masuk pariwisata yang ikut mengalami masalah,’’ujarnya. Meski demikian, pelaku usaha ticketing melihat ada harapan. Dalam beberapa hari terakhir cuaca cerah yang berpotensi mendukung kelancaran penerbangan. Namun, untuk memastikan keadaan harus meninjau kembali keadaan satu pekan ke depan. “Kita lihat dulu seminggu ke depan. Semoga cuaca sekarang lebih positif dan lebih membuat kita optimis,” ujar mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah

NTB ini. Diakuinya, akibat erupasi Gunung Agung , semua penerbangan bermasalah, terutama penerbangan internasional. Jika keadaannya sudah membaik, akan lebih mudah meyakinkan keadaan. Fenomena alam ini menuntut semua elemen di provinsi ini untuk berbuat lebih keras lagi, berusaha lebih masif lagi. Usaha yang dilakukan, tentunya yang berkaitan langsung promosi. Promosi harus dilakukan melalui semua media. Up dating perkembangan terbaru di Lombok dapat dilakukan oleh semua pihak. Tidak cukup hanya satu usaha terkait saja yang melaksanakan promosinya. Ia berharap, semua pihak harus mengencangkan ikat pinggang dan semangat juang karena, situasi ini berat bagi orang. ‘’Tetapi ini bukan maunya siapa-siapa. Walaupun keadaannya begini, masak

kita momot meco (diam dan berpangku tangan). Jangan patah semangat, lakukan promosi secara massif agar sektor pariwisata NTB tidak terganggu lebih besar,” ujarnya. Dengan berpromosi, menurutnya harus diperkuat sasaran promosi dan targetnya siapa. Pihaknya tidak ingin, hal ini membuat semua industri pariwisata kalah dibandingkan dengan pihak lain. Sebab saingannya bukan saja soal melawan persaingan antar provinsi. Tapi melibatkan persaingan antarnegara, yakni Thailand, Malaysia, dan negara-negara Asia lainnya. ‘’Kalau kita diam dengan keadaan ini, otomatis peluang kita akan di rebut sama mereka. Oleh karena itu, tidak bisa diam dan berpangku tangan. Mari lebih semangat berpromosi dan yakinkan kepada wisatawan di manapun keadaan kita,’’ harapnya. (bul)

Inovasi di Tengah Bencana Dari Hal. 1 Namun transportasi darat dan laut bisa menjadi alternatif perjalanan wisata yang menyenangkan. Sepanjang perjalanan dari Jawa atau dari Bali menuju Lombok bisa menggunakan kapal laut dan bisa menjadi bagian dari aktivitas berwisata itu sendiri. ‘’Lebih kepada inovasi sebenarnya. Saat ini pelaku pariwisata cenderung mengandalkan kondisi alam. Seolah yang lainnya tidak bisa diandalkan. Saat kondisi seperti ini, tergangtung meyakinkan tamu sebenarnya. Karena lewat laut kan aman,’’ kata Putu Gede. Ia mengatakan, dalam kondisi darurat seperti ini, PT Angkasa Pura dan perusahaan penerbangan memang tak banyak bisa berbuat. Kecuali menunggu kondisi alam segera membaik. Karena itu agar pelaku pariwisata di NTB tak terlalu bergantung pada trans-

portasi udara. Maka wisatawan domestik maupun mancanegara bisa melakukan perjalanan dengan transportasi laut dengan aman dan nyaman menuju NTB. ‘’Dengan dukungan armada yang besar dan banyak yang bagus-bagus. Masyarakat aman melakukan perjalanan. Terlebih tidak ada musim yang ekstrem sekarang yang membuat laut bergelombang cukup tinggi,’’ katanya. Putu Gede mengatakan, bencana gunung meletus memang selalu identik dengan kerugian bagi masyarakat dan dunia pariwisata. Namun di dalam bencana masih ada celah untuk menjual pariwisata itu sendiri. Misalnya banyak wisatawan yang justru tertarik dengan fotografi saat Gunung Agung erupsi. Namun ini hanya terjadi di Pulau Bali. Karena untuk memotret Gunung Agung dari Lombok cukup sulit dilakukan. (ris)

Berharap Erupsi Gunung Agung Segera Reda Dari Hal. 1 ‘’Ini merupakan long weekend yang kita harapkan di penghujung tahun sebelum tahun baru. Sekarang kita bermasalah dengan long weekend ini,’’ kata Faozal. Ia mengatakan, dari data BPS terbaru jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB mencapai 3,2 juta or-

ang. Jika minggu depan bandara bisa dibuka kemudian wisatawan yang sebelumnya membatalkan dan mem-booking kembali, maka di tahun baru nanti pariwisata NTB akan selamat. “Kita mengejar 3,5 tahun ini nanti di akhir. Di mana ada juga peak season untuk mancanegara,” kata Faozal. Kalau misalnya terjadi penambahan

off rate dari Bali, penerbangan internasional belum bisa merapat ke Bali. “Yang domestik saja landing di Bali, yang itu menjadi masalah bagi kita dan Bali,” terangnya. Ia optimis akan tercapainya target wisatawan yang sudah ditetapkan akan tercapai. “Kita mencoba dengan tax mayor,tapi kita berharap di bulan ini tidak dia aktif.

Tahun baru ini adalah titiknya, semoga nanti bisa tercapai di tahun baru nanti,” kata Faozal. Untuk mengurangi beban wisatawan yang telah ada di Lombok, Dinas Pariwisata dengan hotel memberikan diskon spesial sebesar 50% dari harga publish ratenya. “Bagi wisatawan yang sudah stay di sini atau dari Bali ke

sini,misalnya ia ingin memperpanjang waktu liburannya dari Bali ke Lombok,” katanya. Menurutnya, ada 33 hotel berbintang yang memberikan layanan untuk mengurangi beban wisatawan. “Kalau dengan hotel, masih bisa kita bicara untuk kemanusiaan sedangkan untuk maskapai tidak bisa,” jelasnya. (uul)

Tak Miliki Dana Besar untuk ”Recovery” Dari Hal. 1 Saat bandara sedang memberlakukan kebijakan buka tutup akibat terdampak abu vulkanik Gunung Agung, para penumpang diarahkan untuk menggunakan penyeberangan laut. Dari hasil pemantauannya, kesiapan pelabuhan untuk mengantisipasi kondisi darurat transportasi udara sudah cukup bagus. Selain kapal fery yang melayani penyeberangan Lombok-BaliJawa, terdapat pula kapal cepat yang melayani wisatawan

untuk rute Lombok-Bali PP. “ Saya lihat Angkasa Pura juga sudah siap dengan kondisi ini. Saat bandara ditutup, penumpang diarahkan menggunakan penyeberangan laut dengan dilayani kendaraan bus dari bandara ke pelabuhan Lembar secara gratis,” katanya. Sementara itu Ketua Komisi III DPRD NTB H Johan Rosihan mengatakan, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengatasi atau merecovery pasca terjadinya bencana ini.

Bencana gunung meletus bagian dari cara alam melakukan keseimbangan, karena itu manusia yang hidup berdampingan dengan alam haruslah sabar. “ Bencana alam adalah cara alam menuju keseimbangan. Terhadap kejadian ini, kita mau bilang apa? Ini sudah kejadiannya. Mumpung Maulid Nabi. Ajaibnya orang – orang yang beriman saat dapat musibah sabar, dapat nikmat syukur. Dua-duanya bagus. Sekarang bagaimana kita menyikapi ini dengan sa-

bar saja, introspeksi diri tidak boleh kita jumawa. Tak ada lain yang bisa kita kalkulasi kejadian alam seperti ini,” ujar politisi PKS ini. Bagaimana dengan konsep recovery pascabencana dari pemerintah daerah? Menurut Johan, pemerintah daerah perlu berpikir pentingnya anggaran tahun jamak untuk menanggulangi masyarakat setelah bencana terjadi. Sama halnya dengan perbaikan infrastruktur jalan dengan menggunakan pola tahun jamak, perbaikan setelah bencana

juga bisa dilakukan dengan tahun jamak, misalnya bencana banjir yang sering terjadi di NTB. “ Pola tahun jamak untuk bencana penting. Contohnya bendungan yang jebol di Bima, sampai sekarang juga belum diperbaiki. Penanganan bencana perlu dipikirkan oleh teman- teman teknis atau komisi terkait di DPRD agar kita perlu memikirkan penanganan bencana tahun jamak. Ini dilakukan agar ada jaminan pemerintah daerah untuk recovery,” terangnya. (ris)


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 4 Desember 2017

4

Wagub ’’Launching’’ Gebyar HUT NTB Ke-59 DI TENGAH dinamika pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di usia yang akan memasuki angka 59 tahun pada 17 Desember mendatang, begitu banyak perkembangan dan perubahan yang telah dicapai. Lantas hal tersebut tidak menjadikannya untuk cepat berpuas diri. Masih banyak tahapan dan tantangan yang perlu digapai kembali . Pemerintah agar selalu mengevaluasi dan mengintrospeksi diri atas hasil kerja yang telah dicapai atas pengabdiannya kepada bangsa dan rakyat. “Perlu kerja keras kepada seluruh komponen dalam mewujudkannya,” terang Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., M.Si., pada saat me- launching Gebyar HUT NTB ke-59 yang ditandai dengan pelepasan balon udara bersama Sekretaris Daerah Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan warga masyarakat yang berlangsung di panggung Inspiratif Expo Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB, Minggu(3/12/17). Lebih lanjut Wagub juga menekankan kepada para birokrasi pemerintahan dari semua struktur tertinggi hingga ke bawah untuk senantiasa melaksanakan tugas-tu-

gas pemerintahan secara sungguh-sungguh dan kerja keras. “Mari berikan pengabdian terbaik kita untuk rakyat,” ujar pria kelahiran Sumbawa tersebut. Selain Grand Launching Gebyar HUT NTB ke 59, inspiratif expo yang telah memasuki episode 15 tersebut juga turut memperingati Hari Bakti PU ke-72 oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB dengan tema “Bakti PUPR Bangun Daya Saing Bangsa” yang dibanjiri dengan berbagai doorprize dan keseruan oleh berbagai pertunjukan kesenian. Di waktu yang bersamaan wagub menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kominfotik yang telah memfasilitasi warga masyarakat melalui inspiratif expo-nya yang digelar pada setiap minggunya, di tengah penyampaian informasi pemerintahan dan pembangunan NTB, yang seketika disambut senyum khas oleh Kadis Kominfotik yang digawangi Tri Budiprayitno. Melalui momentum hari jadi NTB yang dirangkai dengan berbagai kegiatan itu, Wagub H. Muh. Amin berharap jika berbagai rangkaian kegiatan ini nantinya mampu menyentuh kepentingan masyarakat pada umumnya. ”Semoga kegiatan yang dilaksanakan bisa berjalan dengan baik,’’ tutupnya. Sementara Kepala Dinas Kominfotik NTB, Tri Budi Prayitno, menjelaskan, NTB merupakan daerah yang pendudukn-

(Ekbis NTB/ist)

Inspiratif Expo ya beragam. Jika ingin melihat bagaimana beragamnya NTB, tambahnya, bisa dilihat masyarakat NTB di Inspiratif Expo. Di mana, panggung Inspiratif Expo memberikan ruang untuk menyampaikan informasi yang inspiratif. “Terlihat di Inspiratif Expo, pemerintah tak berjarak sejengkalpun dengan masyarakat, selain itu inspiratif expo kali ini menggambarkan NTB yang sesungguhnya,” ungkapnya. Menurutnya, panggung Inspiratif Expo menyajikan performa anak NTB dan juga memberikan ruang untuk masyarakat NTB mempromosikan karya dan produksi unggulannya. Inspiratif Expo semakin meriah dengan kemerduan suara 2 pelajar asal NTB Jingga dan Biru. Termasuk penampilan grup drumband TK Putra Binaan Dinas PUPR NTB. Tidak hanya itu di acara ini juga dipersembahkan 2 tarian, yakni Tari Palegongan Mesatya dan Tari Lopi Penge Asal Bima yang mengundang decak kagum penonton. Di booth Inspiratif Expo juga masyarakat Bima membawa jagung dan kopi Tambora. Masyarakat Bima menawarkan jus jagung Tambora dan secangkir kopi hangat kepada publik yang memadati jalan Udayana. (*)

LEPAS - Pelepasan balon sebagai tanda Grand Launching HUT NTB ke 59 oleh Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi pejabat OPD dan masyarakat, Minggu (3/12).

SAPA - Wagub NTB. H. Muh. Amin saat menyapa publik di Car Free Day, Minggu (3/12). TAMPIL - Pelajar SMAN 6 Mataram membawakan Tari Legong di Inspiratif Expo, Minggu (3/12).

PERKENALKAN - Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti memperkenalkan produk lokal sekaligus berbagai hadiah untuk masyarakat.

SAPA - Kepala Dinas PUPR NTB Wedha Magma Ardi menyapa publik di Inspiratif Expo, Minggu (3/12) pagi. MEMPERINGATI Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) tahun 2017, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTB memanfaatkan panggung Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB, Minggu (3/12). Selain pejabat dari Dinas PUPR NTB, hadir juga pejabat Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I. Kepala Dinas PUPR NTB Ir. Wedha Magma Ardi pada kesempatan ini meminta kepada seluruh kalangan masyarakat dan pemerintah untuk saling bahu membahu dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut demi terwujudnya pemukiman dan infrastruktur yang tertata dengan baik. Seluruh kalangan masyarakat juga diminta untuk merawat hutan demi ketersediaan air baku yang bersih. “Kami meminta kerjasama masyarakat, pemerintah, dan penggiat usaha untuk mewujudkan infrastruktur yang sesuai harapan kita bersama. Kami tidak bisa bekerja sendiri karena itu kami meminta kerjasamanya. Kami juga meminta maaf jika pembangunan infrastruktur masih belum sesuai

harapan. Mari kita bekerjasama,” ajaknya. Diakuinya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Dinas PUPR, khususnya yang berkaitan dengan infrastruktur. Atas dasar itu, pihaknya memohon dukungan, agar infrastruktur yang belum tuntas, seperti jalan dan fasilitas umum lainnya segera selesai. Pada kesempatan itu, Dinas PUPR juga memamerkan berbagai macam bentuk pembangunan infrastruktur yang sudah dibangun di NTB. Termasuk memberikan doorprize pada pengunjung yang beruntung. Inspiratif Expo Minggu pagi kemarin dibuka dengan penampilan Drum Band dari TK Putra 1 Binaan Dinas PUPR juga tarian cilik Sim Sim Terima Kasih Sim, puisi berjudul Cinta Negeriku oleh Tari, siswi SMAN 5 Mataram. Termasuk, penampilan akustik Jingga dan Biru dengan biola dan gitarnya. Tak ketinggalan, tarian daerah Lopi Penge khas Bima dari Santika Formasi pimpinanan Nurlaelah Universitas Islam Negeri Mataram, serta Glossy Band Mataram, Tarian dari SMAN 6 Mataram ikut memeriahkan Inspiratif Expo Minggu pagi. (*)

Kembangkan Koperasi Syariah Berbasis Masjid DEWAN Masjid Provinsi NTB mulai mengembangkan koperasi syariah berbasis masjid di daerah ini. Setidaknya sebanyak 14 koperasi akan diluncurkan pada pertengan Desember 2017. Dewan Masjid mengharapkan agar keberadaan masjid tak hanya sebagai pusat kegiatan ibadah, melainkan sebagai tempat pengembangan ekonomi keummatan berbasis syariah. Dewan Pakar Dewan Masjid Provinsi NTB Drs H.L Mudjitahid kepada Ekbis NTB mengatakan, tujuan koperasi syariah berbasis masjid ini agar masyarakat tetap memakmurkan masjid serta masyarakat dimakmurkan oleh masjid. “Memakmurkan masjid misalnya meramaikan masjid saat masuk waktu solat, mengadakan pengajian untuk anakanak . Jangan sampai masjid lebih banyak dikunci daripada dibu-

ka,” katanya. riah berbasis masjid salah satMenurut mantan Bupati Lombok unya akan dibuat di Masjid Barat dan Walikota Mataram ini, ada Hubbul Wathan, Islamic Cenbanyak masjid di Indonesia yang ter. “ Kita akan luncurkan tangramai selama 24 jam. Salah satun- gal 16 Desember mendatang,” ya disebabkan karena masjid di- katanya. Selain di Islamic Cenmanfaatkan untuk ekonomi keum- ter, masjid di Perumnas juga matan. Dewan Masjid NTB memi- akan buatkan koperasi syarilih masjid yang terletak di kompleah. Potensinya cukup beks perumahan untuk sar, mengingat jumlah dibuatkan koperasi syariKK disana sekitar seriah karena pemikiran bu KK yang mampu masyarakatnya yang menggerakkan rata-rata sudah terbuka. ekonomi ummat. “ Karena banyak juga Selain itu, Masjid masyarakat yang BTN Kekalik, Masjid masih mengaggap Rembiga, Masjid Pagumasjid tidak boleh ditan Permai, Masjid Swepakai untuk aktivitas ta Indah dan sejumlah apapun kecuali masjid lainnya akan menibadah,” katanya. jadi pusat pengemMudjitahid bangan ekonomi mengataummat melalui kan, kopkoperasi syariH.L Mudjitahid erasi syaah ini. (ris)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.