Edisi 02 Oktober 2017 | Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 2 OKTOBER 2017

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 7 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

BEBERAPA tahun belakangan, tren sulam alis serta sambung bulu mata menjadi tren yang merebak di kalangan wanita. Kepraktisan serta hasilnya yang tahan lama membuat para wanita berbondong-bondong mengikuti tren ini. Di Mataram, bisnis sulam alis sudah mulai banyak digeluti. Salah satunya adalah di Alieng Browlash Studio Sulam yang berlokasi di Jalan Nuraksa Nomor 3, Karang Anyar, Pagesangan Timur, Mataram. Halaman 2

Layanan Pengiriman Surat Lewat Kantor Pos Mataram Meningkat

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Mempercantik Diri dengan Sulam Alis dan Sambung Bulu Mata

LAYANAN pengiriman berkas lamaran CPNS melalui PT Pos Mataram selama pembukaan CPNS oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah tahun 2017 meningkat cukup tajam. Sebagai gambaran, pada saat pembukaan lamaran CPNS Kemenkumham bulan Agustus lalu, jumlah masyarakat yang memanfaatkan layanan jasa Pos Mataram meningkat sekitar 200 persen. Halaman 4

MESIN TUA Dirut PT. GNE H. Syahdan Ilyas menunjukkan mesin-mesin tua di GNE Bengkel dan Assembling.

(Ekbis NTB/dok)

Johan Rosihan

Tak Liniernya Kucuran Dana dengan Kontribusi Perusda Keberadaan perusahaan daerah (Perusda) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dihajatkan untuk mendatangkan keuntungan bagi daerah. Besarnya kucuran dana yang dialokasikan daerah dalam mengembangkan usaha milik daerah, diharapkan linier dengan kontribusi yang disumbangkan Perusda. Namun harapan tersebut, tampaknya masih jauh dari asa. Kucuran dana besar, tapi kontribusinya minim. Kenapa?

Bersambung ke hal 3

GNE Siap Setor Keuntungan Rp 1,4 Miliar Setahun PT. Gerbang NTB Emas terus melakukan pengembangan orientasi bisnis. Satu dari empat Perusahaan Daerah (Perusda) milik Pemprov NTB ini bahkan siap menyetor dividen hingga 1.4 miliar setahun. Bila eksekutif dan legislatif memuluskan usulannya. PT. GNE telah melakukan telaahan melibatkan tim pengkaji investasi di Pemprov NTB. Hingga perusahaan yang saat ini dipimpin Direktur Utamanya, Drs. H. Syahdan Ilyas, MM, mengajukan penambahan penyertaan modal agar modal dasarnya menjadi sebesar Rp 75 miliar di tahun 2017 ini.

Usulan tambahan penyertaan modal ini masih menunggu jawaban eksekutif dan legislatif, di APBD Perubahan tahun 2017 atau di APBD murni tahun 2018 mendatang. PT. GNE adalah embrio Perusahaan Daerah (PD) Wisaya Yasa yang berdiri sejak tahun 1957. Namanya berubah melalui Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang PT. Gerbang NTB Emas. Awal berdirinya perusahaan ini, usaha utamanya adalah logam. “Kegiatan usahanya waktu itu meliputi pembuatan cangkul, sekop, pintu air, kerangka baja,” terang H. Syahdan Ilyas pada media ini.

Bersambung ke hal 3

Sumber : Komisi III DPRD NTB

Bank NTB Setor Keuntungan Rutin di Atas Rp 100 Miliar PT. Bank NTB adalah salah satu Perusahaan Daerah (Perusda) yang pertumbuhan dan perkembangannya cukup baik. Perusahaan yang bergerok di sektor keuangan ini dalam tiga tahun terakhir konsisten memberikan keutungan rata-rata di atas 100 miliar, dengan modal di bawah Rp 1 triliun. Hingga terakhir, modal Bank NTB yang dikenal sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini telah berada di level Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp 1,2 triliun. BPD yang suskes dipimpin H. Komari Suba-

kir dan gerbongnya ini bahkan semakin mantap bersaing secara nasional, setelah pemegang saham bulan ingin mengkonversinya dari bank umum menjadi bank syariah pada Agustus 2018 mendatang. Secara umum, Direktur Utama Bank NTB, H. Komari Subakir menjabarkan tentang Bank NTB. Bank ini merupakan bank milik pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota se NTB yang didirikan dan mulai beroperasi pada tanggal 5 Juli 1964. Tujuan didirikannya untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai

pemegang kas daerah dan sumber pendapatan asli daerah. Selain itu, untuk membantu meningkatkan perokonomian daerah dengan menyalurkan kredit kepada pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di NTB. Secara keseluruhan hasil kinerja Bank NTB menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik setiap tahunnya. Sesuai dengan tujuan didirikannya Bank NTB yaitu memberikan layanan kepada masyarakat NTB dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah,

Bersambung ke hal 3

H. H. Komari Komari Subakir Subakir

Bersambung ke hal 3

Modal Minim, Setor Keuntungan Besar PT. Daerah Maju Bersaing (DMB) adalah salah satu Perusahaan Daerah (Perusda) yang jarang terdengar riaknya. Kendati bermain senyap, direksi mengaku telah memberikan keuntungan terhadap daerah cukup besar, hingga ratusan miliar. Direktur Utama PT. DMB, Andy Hadianto Andy Hadianto, SH, MM., bahkan meyakinkan, PT. DMB telah memberikan kontribusi keuntungan kepada daerah hingga Rp 700 miliar, sejak tahun 2009 (sejak didirikan) hingga kini. ‘’Bulan kemarin, kita berikan Rp 280 miliar kepada daerah-daerah. Kita adalah perusahaan yang diberikan modal sangat sedikit, tapi memberikan keuntungan cukup besar kepada daerah,” klaim Ketua KONI NTB ini menegaskan. PT.DMB merupakan perusahaan bersama tiga Pemda, yakni Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Dibentuk untuk menggandeng investor mitra PT Multicapital (anak usaha PT Bumi Resources Tbk milik Bakrie Group), guna mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) yang harus didivestasi sesuai perjanjian Kontrak Karya (KK).

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

Bersambung ke hal 3

PT Jamkrida NTB Bersaing merupakan salah satu perusahaan daerah yang berfokus dalam membantu para pengusaha untuk mendapatkan pinjaman dari bank sebagai penjamin. Perusahaan ini merupakan salah satu milik pemerintah provinsi yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah NTB Nomor 2 tahun 2012. Namun, dalam praktiknya di lapangan, banyak nasabah Jamkrida yang menunggak pembayaran. Perusahaan daerah ini didirikan untuk mendukung program Pemerintah NTB dalam hal menumbuh kembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Karena UMKM ini banyak yang potensial tetapi untuk berkembang membutuhkan modal dan mendapatkan modal tidak mudah karena membutuhkan agunan.

(Ekbis NTB/uul)

Jamkrida Dihadapkan dengan Banyaknya Tunggakan Nasabah

DI LINGKUP Pemprov NTB ada beberapa Perusda/BUMD yang mampu memberikan keuntungan bagi pemerintah daerah. Namun, banyak juga yang belum maksimal memberi kontribusi. Bahkan merugi. Meski demikian, Perusda yang dengan kondisi seperti ini (merugi), selalu disuntik anggaran setiap tahun. Menjadi tugas besar bagi jajaran direksi yang dipercaya mengelola Perusda. Jajaran direksi dituntut bertanggung jawab dalam mengembangkan dan tentu saja mendatangkan keuntungan besar bagi daerah. Sebut saja PT. Bank NTB, PT. Gerbang NTB Emas (GNE), PT. Jamkrida NTB Bersaing, PT. Daerah Maju Bersaing (DMB). PT. Bank Perkreditan Rakyat (sekarang dalam proses pembentukan bersama pemerintah kabupaten/kota) dan PT. Askrida.

DEVIDEN HASIL RUPS BUMD TAHUN BUKU 2016 ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

CORE bisnis dan pangsa pasar yang diambil oleh masing-masing Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov NTB berbeda-beda. Namun semuanya saling terkait dalam menopang bisnis masing-masing perusahaan daerah. Karena itu Pemprov NTB wajib melakukan sinergi antar BUMD agar usaha yang mereka jalankan mampu lebih optimal. Penekanan terhadap sinergitas perusahaan daerah ini disampaikan oleh Komisi III Bidang Investasi dan Keuangan DPRD NTB karena pada aspek inilah Pemprov NTB dinilai masih lemah. Ketua Komisi III DPRD NTB H Johan Rosihan kepada Ekbis NTB mengatakan, sinergitas antarBUMD itu akan menguatkan usaha yang dijalankan selama ini. Misalnya saja PT Jamkrida NTB Bersaing saat ini dinilai paling tersendat, karena perusahaan tersebut masih sangat bergantung dari Bank NTB. Setelah DPRD NTB mencoba melakukan komunikasi, dengan kemampuan yang dimiliki PT Jamkrida, Bank NTB belum banyak memberikan program-program penjaminan ke PT Jamkrida.


2

Ekbis NTB Senin, 2 Oktober 2017

Gaya

Perawatan Facial dan Spa Madu di Syafira Salon MADU merupakan salah satu jenis bahan alami yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satunya untuk kecantikan karena menurut penelitian madu memberikan efek yang baik bagi kulit, sehingga tidak heran banyak wanita yang menggunakannya untuk mempercantik diri. Untuk itu, Syafira Salon dan Spa Muslimah menghadirkan perawatan kecantikan terbarunya, yaitu facial dan spa madu. Menurut Ida Rohida, selaku pemilik Syafira Salon dan Spa Muslimah facial dan spa madu ini sangat baik bagi kulit. “Facial madu ini menggunakan madu dan dicampur dengan buahbuahan tergantung dari kulit konsumen,” katanya saat ditemui beberapa waktu lalu. Selain dikombinasikan dengan buah, madu juga dikombinasikan dengan susu. “Sebelum digunakan, madunya dihangatkan terlebih dahulu sehingga lebih bagus untuk kulit,” jelasnya. Facial madu, kata Ida, membutuhkan waktu sampai 40 menit agar bahan-bahannya meresap dalam kulit. “Jadi sekali pemakaian juga sudah kelihatan di kulit. Kulit jadi lembut dan bersih,” terangnya. penggunaan masker madu ini, tambahnya, memang membuat lengket di kulit tetapi memberikan hasil yang bagus nantinya. “Apalagi madu banyak manfaatnya untuk kulit,” tukasnya. Selain facial madu, Syafira Salon dan Spa Muslimah juga mneyediakan perawatan spa madu. “Khasiat madu untuk spa ini bisa melancarkan peredaran darah dan rileksasi, di mana semua perawatannya memakai madu,” kata Ida. Setelah konsumen memakai spa madu, maka kulitnya akan bersih dan licin. Madu yang digunakan untuk perawatan spa dan facial, diakuinya, dibelinya langsung dari Sumbawa. “Jadi madunya asli karena kalau dibuktikan madunya tidak membeku jika disimpan di freezer,” kata Ida. Harga untuk facial madu dibanderol seharga Rp 50 ribu dan spa madu seharga Rp 125 ribu saja. Perawatan dengan madu ini, tukasnya, banyak diminati oleh ibu-ibu yang membawa anaknya untuk ikut perawatan. “Karena kulit anak-anak yang sensitif jadi mereka suka pakai perawatan dengan madu apalagi untuk anak-anak yang banyak kegiatan di luar,” tambahnya. Perawatan facial dan spa madu, imbuhnya, lebih baik dilakukan sekali dalam seminggu untuk memberikan hasil terbaik. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

BERUGAK - Berugak khas Lombok yang banyak diminati. Pertumbuhan pariwisata yang pesat ikut berpengaruh terhadap pesanan pembuatan berugak.

Mempermanis Tampilan Rumah dengan Berugak Berugak merupakan salah satu bangunan yang dijadikan sebagai tempat bersantai untuk menerima tamu atau hanya untuk mempermanis tampilan rumah. Di Lombok, biasanya berugak terbuat dari kayu atau bambu yang kedua-duanya sama-sama diminati. Berugak dari kayu atau biasa disebut berugak elen adalah salah satu berugak yang banyak digunakan warga, baik untuk pribadi atau pariwisata. “BERUGAK elen awalnya ada di Tamansari yang pertama kali membuat, baru kemudian karena melihat peminatnya banyak, baru menyebar ke semua wilayah di Gunungsari,” kata Amat, salah satu pembuat berugak Elen di Desa Mambalan, Gunungsari belum lama ini. Amat mengaku dirinya baru 2 tahun belakangan menekuni usaha berugak elen ini. Awalnya Amat bekerja sebagai penjual kayu di Ampenan dan belum terfokus membuat berugak.

Namun, ketika ada permintaan dari pimpinan yang minta dibuatkan, Amat mulai serius menjalani bisnis barunya. Bermodalkan keahlian yang dimiliki, Amat pun memulai usaha. Bahan-bahan kebutuhan membuat berugak, seperti kayu jati, mahoni dan nangka dipesan dan didatangkan ke tempatnya. “Bahan baku kita peroleh dari Dayen Gunung (Lombok Utara) karena kalau di sini hanya sedikit,” tuturnya. Dalam membuat berugak,

Amat yakin kayu-kayu yang digunakan tahan lama. Sebagai contoh, kayu nangka memiliki serat kayu yang bagus. Bahkan, kayu ini semakin tua semakin bagus kualitasnya. “Kayu nangka ini tidak boleh dijadikan sebagai tempat duduk, tetapi digunakan untuk atapnya saja,” kata Amat. Pembuatan berugak Elen, tambahnya, membutuhkan waktu berbeda tergantung dari ukuran yang diminta. Dirinya biasa membuat berugak dengan

ukuran 2,5 m x 2 m, 2x2 m, dan paling besar 4,5 x 2 m. “Yang paling banyak diminati berugak ukuran 2,5x2 meter dengan 4 tiang, kalau 4,5x2 meter itu dengan tiang 6,” jelasnya. Pembuatan berugak tiang 4, katanya, hanya membutuhkan waktu 4 hari sedangkan untuk tiang 6 memakan waktu sampai 1 minggu. “Harga berugak ini untuk tiang 4 mulai dari Rp 4,5 – 6,5 juta dan Rp 9,5 juta untuk yang tiang 6,” kata Amat. Nantinya pembeli hanya tinggal menerima jadi saja, karena biaya sudah termasuk ongkos kirim. Amat yakin, berugak yang dibuat ini bisa bertahan sampai puluhan tahun jika dirawat dengan baik. Begitu juga dengan warna-warna yang digunakan merupakan warna nat-

ural dan bisa bertahan lama. ‘’Karena pembeli lebih suka warna itu dibandingkan warna yang mencolok,” ujarnya. Berugak Elen buatan Amat sudah banyak diminati pembeli, baik dari pulau Lombok ataupun dari luar daerah. Terakhir kali, Amat mengirim berugak yang dipesan ke luar daerah dengan tujuan Semarang Jawa Tengah. Sementara di NTB, dikirim ke Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat. Amat tidak mengingkari, jika meningkatnya pembuatan vila atau hotel di Lombok berpengaruh terhadap usahanya. “Banyak juga pesanan dari villa atau hotel akan berugak ini karena kesannya alami,” imbuhnya. (uul)

Kreasi Tatakan Gelas dan Nampan dari Kayu dan Ketak (Ekbis NTB/uul)

SULAM ALIS - Salah satu konsumen sedang mempercantik diri dengan sulam alis dan sambung bulu mata.

Mempercantik Diri dengan Sulam Alis dan Sambung Bulu Mata BEBERAPA tahun belakangan, tren sulam alis serta sambung bulu mata menjadi tren yang merebak di kalangan wanita. Kepraktisan serta hasilnya yang tahan lama membuat para wanita berbondong-bondong mengikuti tren ini. Di Mataram, bisnis sulam alis sudah mulai banyak digeluti. Salah satunya adalah di Alieng Browlash Studio Sulam yang berlokasi di Jalan Nuraksa Nomor 3, Karang Anyar, Pagesangan Timur, Mataram. Menurut Amelia, pemilik Browlash Studio Sulam dirinya sudah cukup lama menekuni bisnis tersebut. “Saya mulai usahanya sejak tahun 2016 sedangkan pindah ke tempat sekarang baru saja, sebelumnya di rumah,” jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu. Ia mengatakan dirinya sebelumnya pernah sekolah tentang sulam alis dan eyelashes dulu di Jakarta dan Bali. “Saya tertarik membuka ini karena keduanya sedang menjadi tren dan banyak yang minta,” ujarnya. Di Lombok, kata Amelia, respons masyarakat akan sulam alis dan eyelashes sangat bagus. “Apalagi di sini masih sedikit dan harganya mahal, makanya saat saya buka promo langsung banyak yang minta,” terangnya. Model sulam alis, tambahnya, sangat banyak mulai dari sulam shading yang hasilnya seperti memakai pensil serta sulam alis berdimensi. “Mulai dari 3 dimensi sampai 18 dimensi. Semakin tinggi dimensi, maka harganya akan semakin mahal karena sulit pengerjaannya,” ujarnya. Tren sulam alis di Lombok, kata Amelia, masih sulam alis 6 dimensi. “Kalau di Jakarta sudah sampai 21 dimensi. Tapi kalau di sini yang paling banyak itu sulam alis 6-12 dimensi dan shading mix,” tukasnya. Pengerjaan pembuatan sulam alis sendiri membutuhkan waktu sampai 3 jam karena lama di proses pemilihan desainnya. Sedangkan sambung bulu mata dilakukan dengan penambahan bulu mata pada di akar bulu bagian atas mata pasien. “Jadi di sini sambung bulu mata dilakukan dengan teknik, sehingga ditambahkan satu-satu dan tidak boleh kena mata,” kata Amelia. Bulu mata yang ditambahkan terbuat dari bahan sintetis plastik sutra dan merupakan bahan premium. “Saya ordernya dari luar negeri karena saya punya suplier langsung dari luar negeri,” ujarnya. Eyelashes bisa bertahan tergantung dari si pasien sendiri, yaitu 1 bulan lebih atau kurang. Sedangkan untuk sulam alis bisa bertahan sampai 1-2 tahun. “Kalau baru sulam alis jangan dikenain air terlebih dahulu dan jangan kena bantal. Sedangkan untuk bulu mata jangan sering dikucek aja,” kata Amelia. Harga untuk eyelashes dibanderol mulai dari Rp 250 – 500 ribu tergantung jenis dan ketebalan bulu mata, sedangkan sulam alis dihargai Rp 1 – 2,5 juta. (uul)

KETAK merupakan salah satu bahan baku kerajinan yang banyak dimanfaatkan warga Lombok untuk membuat berbagai kerajinan bernilai jual tinggi. Ketak juga banyak dikreasikan dengan bahan lainnya untuk mempercantik tampilan atau membuat kreasi baru. Salah satunya ketak dikreasikan dengan kayu untuk membuat tatakan gelas dan nampan. “Saya tertarik mengkreasikan ketak dan kayu ini setelah mendapatkan pelatihan sebelumnya,” kata Nikmah, perajin ketak saat ditemui beberapa waktu lalu. Nikmah mengaku baru 2 bulan belakangan ini memulai usaha ketak dan kayunya. Sementara usaha pembuatan untuk ketak sudah lama ditekuni, karena sudah turun temurun. Keahliannya menganyam ketak juga didapatkannya sejak masih kecil karena di desanya, Desa Bakan, Janapria. Apalagi, hampir semua warga menekuni usaha ketak ini. “Kreasi kayu dan ketak ini baru saya tekuni jadi masih coba-coba tapi responnya sudah lumayan,” kata Nikmah. Menurutnya, kayu yang digunakannya untuk membuat kerajinan merupakan limbah yang didapatkannya dari temannya. “Daripada terbuang sia-sia jadinya saya manfaatkan untuk

dikreasikan dengan ketak,” jelasnya. Sedangkan ketak diperolehnya di pasar karena bahan baku yang melimpah. Proses pembuatan kerajinan dari ketak dan kayu, kata Nikmah, lebih sulit dibandingkan dengan pembuatan kerajinan dari ketak saja. “Karena kayunya harus diukir terlebih dahulu baru kemudian ditambahkan ketaknya,” terangnya. Kerajinan yang baru dibuatnya dari ketak dan kayu baru nampan, tatakan gelas, dan tempat permen. “Dalam seminggu, saya bisa membuat 4-5 produk. Karena semakin kecil ukuran produk, semakin rumit

pembuatannya,” terang ketua koperasi Wanita Harapan Bersatu Desa Bakan. Harga untuk tatakan gelas dibanderol Nikmah seharga Rp 120 ribu, nampan Rp 100 ribu dan tempat permen Rp 25 ribu. Walaupun baru, tetapi sudah banyak yang berminat dengan kerajinan buatannya. “Kita buatnya masih tergantung pesanan, tetapi saya masukkan dulu ke dinas-dinas,” jelasnya. Barangnya sendiri sudah mulai diminati Dinas Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah. “Sudah ada perhatiannya kalau dari kabupaten,” ujarnya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

Nikmah memperlihatkan kerajinan yang terbuat dari ketak dan kayu.

Pemimpin Umum: Agus Talino Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani Redaktur Pelaksana: Marham Koordinator Liputan : Akhmad Bulkaini Redaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini Staf Redaksi Mataram : U'ul Efriyanti Prayoba Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. Display F/C : Rp 35.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan

Ekbis NTB

selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 2 Oktober 2017

3 Sinergikan Seluruh BUMD “Belum sepenuhnya Bank NTB itu percaya pada PT Jamkrida. Di sinilah sebenarnya fungsi pemerintah harus menjembatani hal itu. Karena baru bisa besar PT Jamkrida itu kalau Bank NTB memberikan kepercayaan kepada perusahaan penjaminan tersebut,” kata Johan. Politisi PKS ini mengatakan, Bank NTB ke depan akan dikonversi ke syariah. Karena itu harus ada unit penjaminan syariah di PT Jamkrida. Untuk itu PT Jamkrida membutuhkan dana sebesar Rp 30 miliar, namun legislatif belum bisa memenuhi hal itu, karena kondisi keuangan daerah serta performa Jamkrida yang masih belum begitu baik. “Namun ini menjadi sebuah keharusan jika Bank NTB mau konversi ke bank syariah. Sekali lagi peran pemerintah untuk hadir menjembatani persoalan itu,” ujar politisi PKS ini. Johan mengatakan, secara umum jika melihat dari target-target yang dibebankan ke BUMD milik Pemprov NTB misalnya dari target PAD, sebenarnya sudah sesuai dengan target. Namun demikian ada beberapa catatan yang diberikan oleh legislatif untuk setiap BUMD agar pengelolaan dan produknya lebih baik. Terkait dengan PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR), meskipun saat ini memiliki persoalan hukum , namun selalu di atas target.” Meskipun sedang disoal, namun performa keuangannya bagus, artinya kalau kita taruh uang di BPR itu, putarannya bagus. Tidak rugi pemerintah taruh uang di sana jika melihat kinerja keuangannya,” kata Johan. Sementara catatan Komisi III untuk PT Bank yaitu bank tersebut harus terus melakukan upaya-upaya nyata dalam meningkatkan kredit produktif. Sehingga peran Bank NTB sebagai lembaga keuangan milik Pemda tetap memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan usaha ekonomi rakyat, pemberdayaan masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. “Saya berharap Bank NTB dapat mendukung program-program unggulan pemerintah daerah,” ujarnya Sedangkan untuk PT.Gerbang NTB Emas (GNE), dengan reformasi kelembagaan yang dilakukan, komisi III meminta perusda tersebut tetap fokus dalam menggembangkan unit usaha yang menguntungkan serta terus mencari peluang bisnis baru yang lebih menguntungkan. “Kita juga mendorong PT GNE untuk bisa memanfaatkan aset-aset milik Pemda yang selama Ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu permingaan komisi investasi DPRD NTB adalah posisi Kepala Biro Perekonomian agar tidak terlalu lama dibiarkan kosong, mengingat Kepala Biro Perekonomian adalah pembina BUMD. (ris)

Dari Hal. 1

Tak Liniernya Kucuran Dana dengan Kontribusi Perusda Dari Hal. 1

Dari seluruh Perusda yang ada, memang tidak semua Perusda belum memberi kontribusi. Hanya beberapa saja yang menjadi sorotan karena kontribusinya masih minim. Diantaranya PT GNE. Perusda di bawah komando Drs. H. Syahdan Ilyas ini dikritik, karena dinilai kontribusinya yang masih minim bagi daerah. Meski perusahaan ini sudah mulai memberi hasil, namun sumbangsih yang disetor masih jauh dari besarnya modal yang disuntikkan ke perusahaan ini. Tidak saja PT.GNE yang disorot. PT.DMB juga menuai banyak kritik karena besar harapan, agar BUMD ini bisa berkontribsui jauh lebih besar dari yang sudah ada. Kinerja GNE dan DMB Harus Ditingkatkan Terdapat perbedaan performa antara BUMD yang merupakan lembaga keuangan dengan non lembaga keuangan di Pemprov NTB. BUMD lembaga keuangan baik perbankan seperti PT.Bank NTB dan PT.BPR maupun non perbankan seperti PT.Jamkrida dan PT. Askrida memiliki kinerja yang cukup bagus. Sementara BUMD yang non lembaga keuangan kinerjanya dinilai belum maksimal, sehingga perlu ditingkatkan seperti PT. Gerbang NTB Emas (GNE) dan PT.Daerah Maju Bersaing (DMB). Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB H.Chairul Mahsul kepada Ekbis NTB mengatakan, pada RAPBD 2018 nanti, usulan suntikan modal untuk BUMD tergantung dari rencana usaha (business plan) yang dimilikinya. Jika dalam rencana usaha sebuah BUMD memiliki profit dan memiliki kontribusi sosial yang tinggi, tentu penyertaan modal menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan. ‘’ BUMD itu bukan sematamata lembaga sosial. Namun juga lembaga yang berorientasi keuntungan. Keuntungan itu diberikan kepada daerah sebagai konsekuensi dari penyertaan modal dalam bentuk dividen salah satunya,’’ kata Chairul. Ia mengatakan, penyertaan modal bagi BUMD dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan dividen bagi daerah. Kebijakan itu juga untuk menyehatkan perusahaan jika dalam keadaan tidak sehat. Namun syaratnya, penyertaan modal itu untuk perusahaan yang prospektif. Dalam perjalanannya, usulan penyertaan modal bagi sebuah perusahaan daerah tidak serta merta berjalan mulus, karena DPRD NTB terkadang memiliki pandangan yang berbeda terhadap perusahaan tersebut. ‘’DPRD memiliki pertimbangan, eksekutif juga memiliki pertimbangan. Kan dipertemukan. Misalnya DPRD, pertimbangannya teknis perusahaan ya, manajemen perusahaan dan lain-lain. Harus sama cara pandangnya dulu ,’’ ujarnya. Legislatif memiliki tim ahli untuk mengkaji dan mengkalkulasi potensi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan daerah dengan jumlah penyertaan modal yang diberikan. Dengan penyertaan modal sekian miliar, tim ahli akan menghitung potensi pengembangan usaha serta dividennya. Dengan suntikan dana dari APBD tersebut, tim juga bisa mengkaji performa perusahaan yang semula sakit menjadi sehat. Karena jika perusahaan sudah sehat akan menghasilkan profit bagi daerah.

Begitu juga Pemprov NTB memiliki tim penasihat investasi, sehingga semua BUMD mendapat kajian yang baik terhadap rencana kerja dan modal yang dibutuhkan untuk merealisasikan program kerjanya. “Tentu setiap perusahaan seperti Bank NTB, BPR, GNE, DMB itu dikaji oleh tim penasihat investasi . Namun DPRD juga bisa mencari opini pembanding dari tim ahli yang boleh dewan gunakan,” katanya. Menurut Chairul Mahsul, sebuah BUMD tidak hanya diukur dari seberapa besar dia memperoleh laba dan menyetor dividen pada periode tertentu. Namun potensi dan prospek BUMD tersebut untuk berkembang menjadi fokus perhatian. Misalnya, sebuah BUMD saat ini memiliki kinerja yang tidak maksimal, namun berpotensi meningkatkan kinerjanya, maka dalam periode tertentu tidak diharapkan terjadinya dividen yang besar. “Yang penting dia bergerak efektif sebagai perusahaan, mampu berkompetisi, mampu berdaya saing menciptakan produk-produk tententu, pada tahun sekian dia sudah hebat, tidak semata-mata dividen. Namun tentu berharap dividen sebagai imbal jasa terhadap penyertaan modal. Namun bisa dalam tahun berikutnya, jika kondisinya sudah baik,” katanya. Monitoring dan Evaluasi Sekda NTB, Dr. Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc, Ph.D., yang dikonfirmasi mengenai keberadaan Perusda dan BUMD yang minim kontribusi ini mengatakan Pemprov terus melakukan monitoring dan evaluasi (Monev). Monev dilakukan oleh Biro Perekonomian Setda NTB di bawah asistensi Asisten II yang mengkoordinasikan SKPD bidang perekonomian dan pembangunan. ‘’Monev terus berjalan. Itu kan tugas Kepala Biro Ekonomi. Melakukan pembinaan semua BUMD. Ndak ada evaluasi khusus dari Sekda,’’ katanya, Jumat (29/9). Ketika ditanya desakan dari anggota DPRD NTB maupun fraksi yang meminta dilakukan pembubaran BUMD yang membebani daerah, sekda menyatakan itu hanya suara dari beberapa anggota Dewan. Ia menyatakan, gubernur sebagai pembina BUMD melihat keberadaan Perusda dan BUMD yang ada masih tetap dibutuhkan. Ia mencontohkan seperti PT. GNE. Meskipun kontribusinya bagi daerah dalam bentuk dividen yang disetor setiap tahun masih kecil. Tetapi kinerja PT. GNE sudah positif. Artinya, perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian tetapi sudah mampu memberikan kontribusi bagi daerah dalam bentuk dividen. “Keberadaan mereka tetap dibutuhkan. Seperti GNE sekarang sudah positif kinerjanya. Bisa memberikan dividen kepada daerah meskipun kecil. Paling ndak, tidak rugi,” kata Sekda. Terkait dengan tambahan penyertaan modal bagi Perusda dan BUMD yang ada, Sekda mengatakan tinggal mereka memantapkan dan memperluas jaringan. Tambahan penyertaan modal dapat diperoleh dari perbankan atau kemitraan lainnya. Sekda menegaskan, suntikan modal itu tidak harus lewat APBD. ‘’APBD itu pilihan terakhir. Karena kita sudah selesai (memberikan penyertaan modal kepada GNE) Rp 20 miliar,” tandasnya. (ris/nas)

GNE Siap Setor Keuntungan Rp 1,4 Miliar Setahun Dari Hal. 1 Perusahaan ini awalnya berjalan cukup berat untuk mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan. Baru tahun 2007, Gubernur NTB, Drs. H. L. Serinata waktu itu menunjuk Drs. H. L. Mudjitahid memimpinnya. Usahanya berkembang ke jual beli komoditas agro, jagung, rumput laut dan beberapa usaha inti sebelumnya. Sejak tahun 2007 penempatan saham Pemda disetujui Rp 19.2 miliar. Rinciannya Rp 7.4 miliar dalam bentuk aset (tanah, bangunan, dan mesinmesin pendukung). Sisanya sebesar Rp 11.8 miliar diberikan oleh pemerintah daerah kepada perusahaan dengan cara dicicil. Masing-masing sebesar Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar per tahun dari tahun 2007 hingga 2014. Total Aset PT. GNE berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2016 sebesar Rp 22.8 miliar. Dengan total setoran dividen sebesar 3.1 miliar dari tahun 2007 hingga tahun 2016. “Tahun 2016, setoran dividen PT. GNE sebesar Rp 745 juta. Tahun 2017 ditargetkan setoran keuntungan ke PAD sebesar Rp 1,1 miliar, “ jelas H. Syahdan Ilyas. Setoran keuntungan PT GNE terhadap PAD nampaknya tak

terlalu progresif, selama pemegang saham tidak mendukung penambahan modal. Apalagi bisnis saat ini terus berkembang didukung peralatan serba modern. Sementara perusahaan daerah ini masih menggunakan peralatan-peralatan sejak zaman bahulak. “Bahkan kita sudah sering tolak pesanan (beton) karena tidak mampu memenuhi pesanan dalam waktu cepat. Mesinmesin yang kita gunakan mesin lama, produksinya lambat,” terang H. Syahdan Ilyas. Agar perusahaan ini memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat NTB (dalam bentuk keuntungan ke PAD) dan pembangunan infrastruktur NTB, manajemen memutuskan tutup mata mengusulkan penyertaan modal sebesar Rp 75 miliar tahun ini. Berdasarkan analisa pemanfaatan dan rencana pengalokasian dana yang diusulkan Rp 75 miliar tersebut terinci untuk unit bisnis GNE beton (Rp 22.5 miliar)., GNE Konstruksi dan Property (Rp 5 miliar), Perbengkelan modern dan Assembling (Rp 7.5 miliar), GNE Agrobisnis dan Perdagangan Umum (Rp 7.5 miliar), GNE Agrifood (olahan daging dan pangan Rp 1.8 miliar lebih), Pariwisata dan Ekraf (hotel, travel, EO dan lain-lain Rp 1.8

miliar lebih), Rumah Potong Hewan (Rp 18,7 miliar lebih), Biaya Umum, Kopkan dan pembangunan gedung (Rp 10 miliar). “Anggaran yang kita usulkan tersebut untuk memperbaharui mesin-mesin yang sudah tua itu. Dengan penambahan penyertaan modal Rp 75 miliar ini kami bisa menyetor dividen Rp 1.4 miliar setahun,” ujarnya yakin. Di tahun 2017 ini juga PT GNE akan melakukan pengembangan usaha area bengkel modern (pemandian mobil, motor dan jasa service). Rehab area produksi unit assembling dan area produksi beton, integrasi pengembangan sapi dan pengembangan hijauan pakan ternak di kawasan Banyumulek. Pengembangan unit bisnis agrifood, pengembangan usaha ritel (GNE Mart) dan pengembangan usaha properti. “GNE juga bisa berkembang, bila SKPD-SKPD bisa menyerahkan proyeknya paling tidak 25 persen di kerjakan oleh GNE. ini kita harapkan dukungannya untuk kepentingan perusahaan, daerah dan masyarakat NTB dan terima kasih kepada Pemda Provinsi NTB khususnya Biro Ekonomi, Komisi III dan seluruh anggota DPRD Provinsi NTB atas dukungan dan kritiknya yang konstruktif kepada PT. GNE,” demikian H. Syahdan Ilyas. (bul)

Modal Minim, Setor Keuntungan Besar Dari Hal. 1 PT. DMB dan PT Multicapital kemudian membentuk perusahaan patungan yang diberi nama PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Sampai 2010, PT MDB sudah menguasai 24 persen saham PT NNT senilai Rp 8,6 triliun. Meski demikian, setelah berhentinya operasional PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT), perusahaan ini menunggu nasib, apakah operasional perusahaan akan terus berlanjut, atau sebaliknya. ‘’Tergantung pemegang saham,’’ katanya. Meskipun belum jelas kepastian nasib perusahaan ini, ia menerima signal cukup kuat bahwa perusahaan ini akan diputuskan berlanjut. Dengan sasaran bisnis lain yang lebih variatif dan menggarap sektor-sektor usaha yang dianggap cukup potensial. Sebelumnya dikabarkan, Perusda ini akan gulung tikar, karena tidak memiliki aset berupa modal langsung untuk dikelola. Bahkan, direksi sempat bebera-

pa bulan tak menerima gaji langsung. Namun, Andy menepisnya. Ia meyakinkan PT. DMB saat ini telah memiliki modal sebesar Rp 500 miliar, meski belum dibuktikan dengan data tertulis. Kepastian soal aset yang dimilikinya saat ini, menurut Andy akan disampaikan secara gamblang pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencananya akan dilaksanakan pada Januari 2018 mendatang. Andy juga mengatakan, telah menangkap keinginan pemegang saham yang meminta PT. DMB untuk menyalurkan kredit kepada pelaku Industri Usaha Kecil Menengah (IUKM). Meski dorongan tersebut disampaikan secara lisan oleh pemegang saham, Andy mengatakan siap perusahaan akan melaksanakannya. Tak perlu menunggu perintah secara tertulis, karena menurutnya terlalu birokratif dan tidak bagus bagi perusahaan yang menjalankan bisnis. PT. DMB berencana akan me-

nyalurkan kredit lunak, kabarnya bahkan tanpa bunga dan tanpa jaminan. Kemungkinkan sumber pendanaannya dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) milik perusahaan. Andy mengatakan akan membentuk timnya untuk melaksanakan keinginan pemegang saham dimaksud. Polanya penyaluran dana ini tak ubahnya seperti yang dilakukan perbankan. Penerimanya adalah benar-benar usaha layak yang harus dibantu perkuat modalnya. “Siapa saja itu, kita akan verifikasi, berapa besaran modal yang bisa diterima, tergantung pengusahanya. Kita akan verifikasi,” ujarnya. Andy menegaskan kembali rencana pengembangan bisnis perusahaan, bila pemegang saham menyetujui PT. DMB tetap hidup. Yang paling dibidik adalah bisnis ikutan sektor pariwisata. Apakah akan membangun hotel sendiri atau dengan cara patungan bersama pemodal lainnya.(bul)

Jamkrida Dihadapkan dengan Banyaknya Tunggakan Nasabah ‘’Hal itulah yang membuat Pemprov NTB membentuk perusahaan penjaminan,” jelas Direktur Umum PT. Jamkrida NTB Bersaing Indra Manthica pada Ekbis NTB belum lama ini. Untuk mendapatkan bantuan dari Jamkrida sebagai penjamin agunan, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi oleh para pelaku UKM. Standar usahanya minimal 1 tahun, menunjukkan kinerja yang bagus, menghasilkan keuntungan yang bisa digunakan untuk membayar kredit. Setelah pengusaha mengajukan proposal ke Jamkrida, barulah diproses dengan melakukan pendataan serta verifikasi menyeluruh terkait usahanya. Setelah dirasa layak, baru dilakukan pendampingan untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank. Selain pengusaha UKM, Jamkrida juga memiliki Surety Bond untuk kontraktor yang mengadakan proyek, di mana Jamkrida menjamin mereka untuk pelaksanaan proyek. Lamanya biaya penjaminan tergantung dari berapa lama pinjaman yang diambil oleh nasabah. “Kalau untuk kontraktor tergantung berapa lama proyeknya,” tambahnya. Selama 5 tahun berjalan, sudah ada 2000 nasabah di seluruh NTB dengan jumlah dana yang disalurkan mencapai Rp 100 miliar. Sementara dana yang digelontorkan pemerintah provinsi untuk Jamkrida, sebesar Rp 27 miliar ditambah lagi dari Pemkab Lombok Barat, Lombok Tengah, Kota Mataram, Kota Bima masing-masing sebesar Rp 1 miliar. Sedangkan Kabupaten Bima sebesar Rp 1,5 miliar, sehingga totalnya Rp 32 miliar. Namun, dana tersebut bukan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada nasabah. Uang yang digunakan berasal dari Bank NTB serta Bank BPR. Uang modal itu hanya untuk memenuhi persyaratan saja yang disimpan dalam bentuk investasi dan digunakan untuk operasional saja. Kantor PT Jamkrida NTB Bersaing, kata Indra, hanya ada di Kota Mataram saja. Kondisi ini, tentu saja berpengaruh terhadap tenaga kerja yang sangat terbatas. “Kita baru menerapkan sistem keagenan jarak jauh di mana ada agen kita di setiap Bank NTB dan BPR di masing-masing daerah yang nantinya akan mencari nasabah baru kemudian dilaporkan ke sini,” jelasnya. Dalam hal ini, agen Jamkrida haruslah warga setempat untuk memudahkan kinerja karena mengetahui daerahnya. ‘’Kita juga masih terbatas berada di daerah pemberi modal untuk Jamkrida,’’ ujarnya. Permasalahan yang dihadapi Jamkrida, kata Indra, lebih banyak ke permasalahan nasabah yang mangkir membayar pinjaman ke bank. Di tahun 2017 ini, Jamkrida sudah membayar klaim mencapai Rp 17 miliar. Hal ini disebabkan para nasabah menggunakan uang pinjaman untuk modal ke hal-hal bersifat konsumtif. “Padahal saat pertama kali kami survei dan didata, usahanya lancar dan keuntungannya bagus, tetapi setelah lama baru kelihatan,” jelasnya. Selain itu, banyak juga nasabah yang melakukan penipuan terkait usahanya agar dibantu untuk pinjaman modal. “Di proposalnya bagus, tetapi ternyata mereka dibuatkan oleh orang lain karena pengusaha belum bisa memilah mana uang pribadi dan mana uang untuk usaha,” jelasnya. Hal inilah yang membuat Jamkrida menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman. ‘’Makanya kita mensyaratkan adanya kolateral atau agunan sebesar 30% dari pinjaman. Kalau tidak lancar, maka barangnya akan dilelang,’’ ujarnya. Saat ditanyakan berapa keuntungan yang diperoleh per tahunnya, ia tidak memberikan angka pasti. “Yang pasti perusahaan ini tujuannya untuk membantu pengusaha. Kalau ada untung itu hanya bonus,” jelasnya. PT Jamkrida ini, kata Indra, perlu terus dipertahankan karena tujuan awalnya membantu para pelaku UKM. “Tetapi jika pelaku UKM ini usahanya terus bagus serta sinkron, maka keuntungan perusahaan juga akan besar,” tutupnya. (uul)

Dari Hal. 1

Bank NTB Setor Keuntungan Rutin di Atas Rp 100 Miliar Dari Hal. 1

sih setiap tahunnya yang besarnya diputuskan melalui RUPS. Pembagian dividen selama 5(lima) tahun terakhir terus mengalami peningkatan seperti dalam tabel

maka keberadaan Bank NTB telah memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah dalam bentuk setoran pajak. Setoran pajak, di mana Bank NTB selaku Wajib Pajak berkomitmen untuk Uraian Des.2012 Des.2013 patuh dan tertib dalam 1 2 3 melakukan peraturan Dividen 98.130 105.579 perpajakan. Setoran pajak Selain itu, papar H. Komari meningkat seiring dengan perumbuhan business bank, sela- Subakir, penyaluran Corporate ma 5 tahun terakhir secara to- Social Responsibility (CSR) setal Bank telah melimpahkan bagai tanggung jawab sosial pepajak sebesar Rp rusahaan. Besaran dana CSR 99.931.000.000 pada tahun ditetapkan melalui keputusan 2012 dan meningkat menjadi RUPS yaitu sebesar 5% dari persebesar Rp 115.814 juta pada olehan laba Bank, yang selanjuttahun 2016 yang terdiri dari se- nya disalurkan pada bidangtoran PPh Ps.4(2) atas dana bidang pendidikan dan olahraga, yang dihimpun, setoran PPh kegiatan keagamaan, kesehatan, Ps.21 atas penghasilan bencana alam, pelestarian alam karyawan, PPh Ps.25 Badan dan kegiatan sosial lainnya. Keberadaan BPD ini dapat dan pajak lainnya serta bank dirasakan dalam bentuk pemsebagai bank persepsi. Pembagian dividen, diterap- berian layanan bank, di antkan kebijakan bahwa dividen aranya, Layanan ATM untuk dibayarkan tunai dari laba ber- memperluas jangkauan layan-

an. Dengan Jaringan ATM yang semula berjumlah 25 unit pada tahun 2010 secara bertahap telah ditambah dan terakhir posisi Juni 2017 sebanyak 128 unit, yang tersebar di seluruh (dlm Jutaan Rp.) Des.2014 4 115.639

Des.2015 5 132.836

Des.2016 6 142.657

Wilayah NTB di antaranya untuk Pulau Lombok sebanyak 82 unit dan Pulau Sumbawa sebanyak 45 unit, sedangkan 1 unit ditempatkan di Kantor Cabang Surabaya. Untuk jaringan layanan kantor berbasis konvensional maupun syariah telah menjangkau ke seluruh kabupaten/kota se-NTB dan kota Surabaya, yang mana semula berjumlah 28 pada tahun 2010, telah tumbuh menjadi 43 unit dengan 1 kantor pusat. Jaringan kantor bank tersebut di antaranya terdapat 1 kantor cabang utama, 9 Kantor Cabang Konvensional dan 2 Kantor Ca-

bang Syariah; 13 Kantor Cabang Pembantu Konvensional dan 6 Kantor Cabang Pembantu Syariah; 3 Kantor Kas. Melalui upaya yang maksimal Bank telah berhasil menerbitkan beberapa Produk Aktivitas baru yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Nasabah secara menyeluruh, antara lain , CMS Kasda, Jasa Payroll Package (JPP), PDAM dan PLN Online, Pajak Online, Mobile Banking, Laku Pandai, PBB Online, Electronic Data Capture (EDC), CO Branding Kartu Kredit “Kegiatan pemasaran produk baru tersebut terus ditingkatkan guna peningkatan transaksi bisnis bank dan layanan jasa perbankan untuk masyarakat NTB,” demikian H. Komari. Perbankan sebagai industri yang bersifat highly leverage membutuhkan pondasi yang kokoh yaitu permodalan dalam mengembangkan bisnisnya. Bank Indonesia telah mengeluarkan aturan multiple license PBI Nomor: 14/26/PBI/2012 tentang

Kegiatan Usaha Dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank sebagai kelanjutan aturan kepemilikan saham bank umum dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan dan tata kelola perbankan menjadi lebih baik. Modal yang besar dapat lebih fleksibel sedangkan bank yang kapasitas modalnya terbatas akan dibatasi bisnisnya, untuk itu maka Pemegang Saham telah berkomitmen untuk mendorong dan mendukung Bank NTB masuk dalam BUKU 2. Bank saat ini telah masuk dalam BUKU 2 dengan modal inti sekurang kurangnya Rp 1 triliun dengan jumlah modal inti sampai dengan Juni 2017 adalah sebesar Rp 1.183.200 juta dengan pertumbuhan sebesar 11,21% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1.063.928 juta. “Hanya saja, dukungan yang kami inginkan, seluruh transaksi keuangan Pemerintah Daerah terusdilakukandenganmenggunakan produk dan jasa Bank NTB,” demikian H. Komari Subakir. (bul


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 2 Oktober 2017

4

Pengiriam lamaran CPNS membludak di Kantor Pos Mataram

Selama Pendaftaran CPNS

Layanan Pengiriman Surat Lewat Kantor Pos Mataram Meningkat LAYANAN pengiriman berkas lamaran CPNS melalui PT Pos Mataram selama pembukaan CPNS oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah tahun 2017 meningkat cukup tajam. Sebagai gambaran, pada saat pembukaan lamaran CPNS Kemenkumham bulan Agustus lalu, jumlah masyarakat yang memanfaatkan layanan jasa Pos Mataram meningkat sekitar 200 persen. Apalagi dengan dibukanya lowongan di 61 instansi pada bulan September kemarin semakin banyak pencari kerja yang memanfaatkan jasa Pos Mataram. Manajer Penjualan Kantor Pos Mataram Rusli Hanafi kepada Ekbis NTB mengatakan, untuk lamaran Depkumham dari NTB saja sebanyak 10.295 surat lamaran. Dari jumlah itu sebanyak 7.007 surat lamaran CPNS masuk melalui kantor Pos Mataram dan kantor Pos Cabang yang berada di bawah wilayah Pos Mataram seperti Pos Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara dan Kota Mataram. Sementara sebanyak 3,288 surat lamaran dari kantor Pos lainnya di NTB. Ia mengatakan, mulai bulan Juli 2017, jam layanan di Kantor Pos Mataram Jalan Sriwijaya diperpanjang sampai jam 20.00 Wita. Kebijakan ini diberlakukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak bisa mengirim surat atau dokumen dan paketnya pada pagi dan sore karena aktifitas kantor. “ Secara umum terpantau di layanan malam dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang online yang orderannya diterima antara jam 14.00 sampai dengan jam 18.00. Sedangkan layanan di kantor pos cabang tetap sampai jam 15.00 Wita,”

kata Rusli. Khusus untuk lamaran kata Rusli, pelamar bisanya menggunakan layanan Pos Express yang sudah sampai di tujuan dalam waktu 1x24 jam. Meskipun pengirim lamaran dari Bima atau Sumbawa jika menggunakan layanan Pos Express akan diterima oleh panitia di Jakarta pada keesokan harinya. “Bisa dilacak sendiri lewat website. Aplikasi tentang jejak lacak kiriman, kode pos dan tarif bisa di install di playstore. Pos Express itu paling layanan digemari. Setiap lamaran sekarang tidak ada yang pakai kilat khusus. Untuk wilayah Kota Mayaram biayanya tidak mahal, hanya Rp 10,500 per paket su-

rat, sangat murah,” katanya. Selain Pos Express, Pospay menjadi salah satu produk dari PT. Pos yang sangat banyak dimanfaatkan oleh konsumen. PT Pos kini sudah menerbitkan produk berbasis aplikasi yaitu m-pospay.”Itu berbasis android yang bisa dilakukaan di HP kita dengan catatan kita harus deposit dulu. Aplikasi ini bisa diunduh di playstore,” ujranya. Menurutnya prodk mpospay masih diperkenalkan kepada masyarakat karena layanannyaa relatif masih baru. Pengenalan dilakukan melalui masing-masing komunitas dan instansi. Ada banyak item yang bisa dilakukan pembayaran dan transaksi lainnya di mpospay, mulai dari membayar listrik, pembayaran tagihan PDAM sampai pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB). “Apa yang bisa dilakukan pembayaran di kantor pos, bisa juga dibayar di m-pospay itu, termasuk PBB juga disana,” katanya. (ris)

Peringati Hari Pariwisata Sedunia di Loang Baloq

Poltekpar Lombok Perkenalkan Standar Kebersihan Destinasi Wisata CIVITAS Akademika Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Negeri Lombok menggelar serangkaian kegiatan peringatan Hari Pariwisata Sedunia tahun 2017 yang jatuh pada setiap tanggal 27 September. Program Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan transfer pengetahuan tentang Standar Kebersihan di Destinasi Wisata, yang dipusatkan di objek wisata Loang Baloq, Kota Mataram. Salah satu rangkaian kegiatan yakni bersih-bersih pantai pada Jumat (29/9), melibatkan 500 civitas akademika Poltekpar Lombok, Pemkot Mataram dan masyarakat setempat. Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, H. Abdul Latif, bersama para tokoh masyarakat setempat, Lurah Tanjung Karang, ikut hadir secara langsung. Mereka sekaligus menyampaikan apresiasi pemerintah kota atas kepedulian Poltekpar Lombok untuk mendukung standarisasi pelayanan dan kenyamanan di destinasi wisata, khususnya di Kota Mataram. Direktur Poltekpar Negeri Lombok, Dr. Hamsu Hanafi mengatakan, Poltekpar Lombok terus mengimplementasikan tugas dan fungsinya sebagai perguruan tinggi. Aksi kebersihan yang telah dilaksanakan di Loang Baloq pekan kemarin untuk implementasi dari tema World Tourism Day, yakni pariwista berkelanjutan sebagai alat mengembangkan pariwisata. Sebab disadari bila desinasi pariwisata kotor, otomatis akan mengurangi minat wisatawan berkunjung.

Kegiatan yang dilaksanakan tersebut memberi pemahaman bagi masyarakat agar mampu menjaga kebersihan di destinasi pariwisata. Terutama untuk pelaksanaan kebersihan, diharapkan dimulai dari diri sendiri dan tidak hanya sekedar seremoni. Kehadiran Poltekpar Lombok di NTB menurutnya harus mampu menjadi leading sektor pembangunan kepariwisataan dan melakukan kerja nyata sebagai Perguruan Tinggi Vokasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sementara itu Wakil Direktur Poltekpar Lombok, Dr. Farid Said menjelaskan beberapa program yang menjadi rangkaian kegiatan Pringatan Hari Pariwisata Dunia yang dilaksanakan Poltekpar. Beberapa kegiatan itu diantaranya

aksi kebersihan di Pantai Loang Baloq, penyuluhan kebersihan terhadap 100 masyarakat di sekitar destinasi Loang Baloq, demonstrasi tehnik pembersihan toilet oleh dosen dan mahasiswa, pelepasan mahasiswa Poltekpar Lombok yang pertama ke Singapura, bekerjasama dengan Republic Polytechnic Singapore. “Ini adalah kerja nyata Poltekpar Lombok untuk berperan aktif dalam membangun pariwisata di Provinsi NTB,” demikian Dr. Farid. Ditambahkan Ketua Program Studi Divisi Kamar, Firman Koma Febdilan, S. Pd., M. Par bahwa kegiatan rutin dilaksanakan dalam program kerja Prodi Divisi Kamar. Kegiatan penerapan standar kebersihan di destinasi Pariwisata adalah unsur yang penting

untuk menjaga citra pariwisata NTB. Transfer pemahaman dan pelatihan bagi 100 orang dilakukan, baik pengelola, masyrakat dan pedagang lapak disekitar destinasi pariwisata Pantai Loang Baloq dalam rangka menerapkan standar standar kebersihan toilet dan lingkungan disekitar. Mengangkat tema standarisasi kebersihan toilet dengan menggunakan bahan olahan rumahan sebagai bahan pembersih. Dari kegiatan tersebut, beberapa program dan tips diberikan untuk menjaga dan merawat fasilitas toilet. Diantaranya, selalu membersihkan toilet dengan menggunakn bahan dan alat pembersih yang tepat (cuka 20 ml + air bersih 80 ml).

Di hari yang sama Direktur Poltekpar dan orang tua mahasiswa melepas mahasiswa Poltekpar Lombok PKL ke Singapura

Tampak mahasiswa Poltekpar Lombok menyambut World Tourism Day berfoto bersama sebelum melakukan aksi kebersihan

Selain itu melengkapi fasilitas toilet berdasarkan kebutuhan wisatawan yang berkunjung seperti handshop, tissue, pewangi toilet, selalu menjaga kualitas air agar tidak berbau dan berwarna, selalu memeriksa saluran pembuangan air untuk menghindari sumbatan air. Kelembaban ruangan toilet juga harus tetap baik dengan cara

memberikan pencahayaan masuk ke ruangan. Selain menjaga dan merawat fasilitas destinasi wisata, diberikan pula beberapa tips sederhana dalam membersihkan toilet dan permukaan lantai atau area yang kotor,membandel tanpa harus membeli bahan pembersih di pasaran. Cara yang didemonstrasikan cukup gampang yaitu dengan cara

menggunakan bahan olahan rumah seperti cuka, jeruk nipis,alkohol,soda,kulit pisang,minyak goreng untuk membersihkan kayu, kulit pisang dan lain-lainnya yang bersifat asam. Karena menurut beberapa hasil tes, sesuatu zat yg bersifat asam bisa membuat permukaan yang kotor menjadi bersih dan mengkilap. (bul/*)

Tampak Kadis Pariwisata Kota Mataram yang membuka aksi bersih bersih Pantai Loang Baloq bersama Direktur Poltekpar Lombok

Sampah menjadi sasaran mahasiswa untuk dibersihkan di Pantai Loang Baloq setiap tahunnya pada World Tourism Day

Tampak peserta pelatihan standar pembersihan destinasi wisata dan toilet diserahkan tong sampah oleh Direktur Poltekpar Lombok kepada perwakilan desa


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.