Edisi Senin, 29 Januari 2018 | Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 29 JANUARI 2018

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 21 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

Pengusaha Bingung Membuang Minyak Bekas

Minta BUMDes Jalankan Produk Keuangan Berbasis Syariah

PEREDARAN minyak goreng bekas terutama dari hotel dan tempat makan di NTB masih banyak ditemukan. Dari hasil sidak Dinas Perdagangan (Disdag) NTB di 2 perusahaan yang menjadi tempat penampungan minyak goreng bekas di NTB, jumlah minyak goreng yang ditampung masih dirasa kurang. Hal ini disebabkan berbagai kendala yang dihadapi di lapangan, terutama dari kalangan pengusaha yang masih bingung untuk membuang limbahnya. Halaman 2

BADAN Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi salah satu entitas usaha yang dimiliki oleh Pemerintah Desa. Dari 995 desa di NTB, baru separuh yang sudah memiliki BUMDes dan menjalankan unit usahanya. Sebagian lainnya baru merintis dengan mengalokasikan anggaran melalui APBDesa. Halaman 4

Jangan Khawatir Tahun Politik SIKAP para investor yang cenderung menunda melakukan investasi di tahun politik dinilai tak menjadi persoalan di Provinsi NTB. Sebab, di daerah ini terdapat salah satu proyek prioritas nasional yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah yang memberi dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM kepada Ekbis NTB mengatakan, proyek KEK Mandalika sedang berjalan dengan nilai investasi yang sangat besar. Terdapat investor lokal, nasional dan investor mancanegara yang sedang membangun di kawasan potensial tersebut. Namun yang tak kalah besar kata Endang yaitu kegiatan investasi yang ada di masyarakat berupa tabungan, simpanan berjangka, peternakan dan aneka jenis investasi lainnya yang berpotensi meningkatkan ekonomi dalam daerah. “Mungkin saja ada yang menunda kegiatan investasinya di tahun politik ini, namun yang perlu diperhatikan adalah investasi yang ada di masyarakat. Ini besar juga,” katanya.

(Ekbis NTB/bul)

(Ekbis NTB/dok)

TARGET INVESTASI - Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika merupakan salah satu kawasan yang menjadi target investasi pemerintah tahun 2018. Pada tahun ini, DPMPTSP ini menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 14 triliun.

Merealisasikan Investasi di Tahun Politik ah, baik gubernur, bupati/walikota dan timnya telah mulai mempersiapkan diri. Situasi tersebut bisa jadi berkaitan, bila melihat capaian target investasi yang masuk ke NTB yang minus 3,07 persen dari target Rp 11,5 triliun. Owner PT. Pesona ini menyebut, perhatian para pengusaha ikut beralih ke politik. Sementara bisnis, berjalan apa adanya. Karena itu, usaha di tahun politik, hanya bertahan. Perputaran uang, terutama untuk investasi besar masih tertahan. Berbeda halnya dengan uang partai dan calon-calon kepala daerah. Masa ini, habis-habisan digelontorkan. ‘’Investasi, pemodal besar nampaknya masih mikir-mikir. Keadaan ini perkiraan saya akan berlangsung sampai Pilpres 2019 mendatang. Saat ini pengusaha sedang waspada. Sampai ada kepastian. Sambil kita berhemat. Tahun politik ini menjadi tantangan berat,’’ ujarnya. Hal senada disampaikan Ketua Kadin Provinsi NTB, L. Herry Prihatin. Bagi para pengusaha, tahun politik, investor-investor besar masih wait and see (menunggu kepastian). Target investasi akan berat terwujud, bila tak dilakukan dengan kerja kolektif. Juga harus kreatif untuk memancing minat investor masuk provinsi. ‘’Untuk investasi besar, bisa jadi akan berpengaruh pada situasi politik. Wait and see, kemungkinan masih akan berlanjut. Dalam situasi ini, tak mudah investasi akan tercapai. Kecuali langkah yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa. Yang berpengaruh itu investasi besar, kalau usaha-usaha kecil malah semakin bagus,’’ katanya. Herry mencontohkan bagaimana kawasan investasi besar, semisal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, pergerakannya belum nampak. Investor-investor besar dari luar negeri, bisa jadi masih memantau situasi politik yang akan berlangsung di daerah, bahkan politik nasional. Ia memperkirakan, KEK Mandalika akan bergerak, setelah ada kepastian kebijakan, pemilihan presiden tuntas pada 2019 mendatang.

PILKADA tak menyurutkan obsesi Pemprov NTB merealisasikan target investasi tahun 2018 sebesar Rp 14 triliun. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) tetap bersemangat merealisasikan target itu. Tahun politik, investor-investor besar masih wait and see. Target investasi dipandang pesimis oleh para pelaku usaha. Kecuali dilakukan dengan cara-cara yang tak biasa. Ketidakpastian dunia usaha ini mulai nampak sejak tahun 2017 lalu, ketika proses Pilkada mulai bergulir. Kondisi investor akan menunggu dan melihat, diperkirakan akan berlanjutnya hingga tuntasnya Pilpres 2019. Kepala DPM-PTSP Provinsi NTB, Drs.H.L. Gita Ariadi, M.Si menyampaikan rasa optimisnya atas target itu. Selama tak ada kejadian-kejadian luar biasa yang merusak iklim investasi di tahun politik ini. Proses investasi yang terjadi tahun 2018 menurutnya tentu adalah hasil dari proses pemikiran dan penjajakan investasi yang telah melalui tahapan dan proses panjang.

Bersambung ke hal 3

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

Saiful Ahyar

H. L. Gita Ariadi

DPM-PTSP NTB Optimis Rp 14 Triliun Terwujud

Bersambung ke hal 3

Ihsan Rois

(Ekbis NTB/bul)

Tak Ada Alasan Menunda Investasi di Tahun Politik KALANGAN DPRD NTB memandang kegiatan investasi di tahun politik atau pemilu sama saja dengan berinvestasi di tahun-tahun tanpa Pilkada. Khusus untuk Provinsi NTB, kegiatan Pilkada berlansung aman serta tidak ada gangguan yang patut dikhawatirkan, sehingga kegiatan investasi tidak menjadi masalah di tahun politik ini. ‘’Sebetulnya tidak ada alasan pengusaha untuk wait and see, karena tidak ada potensi akan terjadinya chaos. Kalaupun ada persaingan tentu masih dalam batas yang sangat wajar. Kalau saya mengimbau agar silakan tetap berinvestasi di NTB. Kecuali ada indikasiindikasi bahwa akan ada chaos atau konflik horizontal. Namun sekarang tidak ada potensi itu,” kata Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi kepada Ekbis NTB. Ia melihat memang ada kecenderungan para investor akan menunda melakukan investasi di tahun Pilkada sampai muncul siapa yang akan menjadi kepala daerah. Namun diharapkan, sikap terse-

NAIKNYA angka investasi yang ditetapkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB mencapai Rp 14 triliun ditanggapi wajar Pemerhati Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Dr. Ihsan Rois, M.Si. ‘’Kalau kita lihat, bisa-bisa saja target itu terpenuhi karena selama ini 1 triwulan bisa mencapai Rp 11 triliun, kalau dalam 1 semester bisa Rp 22 triliun, bisa-bisa saja,’’ sebutnya saat ditemui Ekbis NTB belum lama ini. Menurutnya, jika berbicara masalah politik, justru di tahun politik seperti sekarang ini tingkat konsumsi akan besar sekali. Terutama belanja politik yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Tetapi bisa juga mengurangi pertumbuhan ekonomi jika tidak stabil akibat timbulnya kekacauan oleh masalah politik. Jika ekonomi tidak stabil maka pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai terutama dalam bidang investasi. Tetapi investasi di Indonesia sudah baik, terlihat dari 3 lembaga survei internasional menunjukkan Indonesia layak untuk investasi dalam 20 tahun terakhir. ‘’Bank Dunia juga mengatakan kemudahan usaha ada di Indonesia dan itu bisa menjadi modal besar bagi kita,’’ kata Ihsan. Saat berbicara tentang investasi, imbuhnya, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu masalah fundamental dan sentimen. ‘’Fundamental ekonomi ini menyangkut tentang kesehatan ekonomi,

(Ekbis NTB/uul)

DINAS Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB, menargetkan investasi tahun 2018 sebesar Rp 14 triliun. Target DPMPTSP ini tentu sangat beralasan, melihat berbagai potensi salah satunya mulai actionnya investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Sementara di satu sisi, kalangan pengusaha justru secara terbuka mengatakan investasi masih wait and see. Menurut prediksi mereka, investor sepertinya masih menunggu siapa yang akan menjadi pemimpin dan apa kebijakannya. Investor yang ingin berinvestasi tentu tidak ingin investasi yang ditanamkan siasia, apalagi sampai merugi. Harus diakui, Pilkada yang sedang berlangsung saat ini di NTB masih dipantau para investor. Sikap wait and see para pemodal besar ini, sangat memungkinkan akan berlanjut, hingga usainya pemilihan Presiden 2019 mendatang. Pemodal butuh kepastian, baik kebijakan, maupun pempimpin yang akan terpilih. Di sinilah kekuatan lobi DPM – PTSP diuji. Sikap pasif para pemodal, terutama pemodal besar, kata ,antan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lombok Barat, Syaiful Ahyar sebenarnya mulai terasa sejak 2017. Bisa jadi, karena tahun 2017 para bakal L. Herry Prihatin calon kepala daer-

Angka Rp 14 Triliun Masih Wajar

(Ekbis NTB/bul)

Pilkada serentak di Indonesia, termasuk di NTB akan digelar 27 Juni 2018. Di tengah pesta demokrasi lima tahunan itu, ada kekhawatiran investasi di daerah ini akan terganggu. Investor biasanya wait and see. Menunggu sambil melihat siapa pasangan kepala daerah yang terpilih. Sementara itu, Pemprov NTB menargetkan investasi cukup tinggi di tahun politik ini.

Bersambung ke hal 3 Endang Tri Wahyuningsih

but jangan sampai berlebihan. Karena pada dasarnya tidak ada alasan yang logis untuk membenarkan sikap tersebut. ‘’Rasa khawatir itu boleh, asal jangan berlebihan. Intinya welcome saja, biasa-biasa saja karena tidak ada yang patut dikhawatirkan sebenarnya di NTB,’’ tegasnya. Mori Hanafi mengatakan, investasi di NTB sangat menjanjikan, terlebih di bidang pariwisata. Pembangunan hotel di sejumlah daerah di NTB semakin banyak terlihat. Juga pembangunan restoran, tempat suvenir dan lainnya. Investasi di bidang jasa juga masih bagus, misalnya lembaga keuangan jika ingin melakukan ekspansi usaha di NTB sangat prospektif. ‘’Kalau perbankan (Suara NTB/dok)

mau membuka cabang di kabupatenkabupaten juga bagus,’’ ujarnya. Terkait dengan investasi di Pulau Sumbawa, DPRD NTB berharap agar nantinya Pulau Sumbawa bisa menggeliat seperti Pulau Lombok. Jika dilihat saat ini, investasi paling utama yang bisa dikembangkan adalah pertambangan dan pariwisata. ‘’Hotel-hotel berbintang yang sekarang belum ada, padahal di sana ada anugerah Tuhan berupa keindahan alam yang sangat luar biasa. Namun fasilitasnya belum ada yang bagus,’’ katanya. Terkait dengan keamanan NTB memasuki tahun politik ini, Mori Hanafi

Bersambung ke hal 3

Harus Optimalkan Potensi BANK Indonesia (BI) Perwakilan NTB atau NTB yang memiliki potensi dan sangat bamemandang target investasi yang harus gus yang tidak kalah dengan potensi di luar negeri. diraih Dinas Penanaman Modal PelayanTetapi jumlah wisatawannya belum sebanyak an Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB yang diharapkan. Namun, dengan memperhatipada tahun 2018 yang mencapai Rp 14 trikan masalah sumber daya manusia, sejumlah liun pada tahun politik ini dinilai sebagai negara-negara di dunia mampu mewujudkannya. suatu hal yang wajar. Namun, dalam menWahyu mencontohkan, Jepang yang tidak capai target itu dibutuhkan kesungguhan memiliki banyak potensi alam, tetapi mampu dan kerja keras. menjadi sumber kekuatan ekonomi ‘’’Cuma masalahnya saja kita mau sedunia. Untuk itu, dia melihat, berapa keras untuk bekerja dalam mentarget Rp 14 triliun itu masih capai target tersebut,’’ terang Deputy merupakan angka wajar yang Chief Representative BI Perwakilan NTB bisa dicapai. ‘’Cuma harus Wahyu Yuwana Hidayat, SE, MA., pada diperhatikan kemudahan inEkbis NTB beberapa waktu lalu. vestasi dibangun, sumber Ia mencontohkan, banyak kejadian di daya manusianya bisa negara-negara yang orang bilang tidak menangkap kesempatan mungkin mencapai target yang sudah tadi,’’ kata Wahyu. ditetapkan, namun dengan kesungguhan Berbicara tentang Pilkadan kerja keras yang dilakukan, ternda yang dihadapi yata bisa mencapai target. NTB, tidak menjaNTB, kata Wahyu, memidi masalah bagi liki berbagai macam potenpencapaian tarsi yang bagus hanya tingget tersebut. gal bagaimana mengoptiBersambung malkannya. Apalagi, banWahyu Yuwana Hidayat (Ekbis NTB/uul) yak tempat di Indonesia

ke hal 3


2

Ekbis NTB Senin, 29 Januari 2018

Pengusaha Bingung Membuang Minyak Bekas

Gaya

(Ekbis NTB/uul)

LIHAT - Salah satu pengunjung sedang melihat koleksi jilbab yang lagi tren.

2018, Tren Jilbab Saudia Masih Mendominasi TREN jilbab di tahun ini diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan di tahun 2017 kemarin. Seperti yang diungkapkan Muh. Abduh, owner brand Jilbab Helwa Cabang Lombok menerangkan jika tren jilbab segi empat Saudia tidak akan pernah padam. “Meskipun tren tetap berubah setiap waktu, tetapi Saudia tetap menjadi pilihan utama konsumen,” terangnya saat ditemui di tokonya yang berlokasi di Pertokoan Mandalika Bertais Mataram belum lama ini. Abduh menerangkan jilbab Saudia berbeda dengan jilbab Paris yang lebih dahulu populer. “Jilbab Saudia ini lebih mudah dibentuk dan tidak gampang berubah saat dipakai, tidak seperti jilbab Paris yang cepat berubah bentuknya,” imbuhnya. Bahan jilbab Saudia ini juga beragam tergantung dari kesukaan konsumen, tetapi biasanya ada 2 bahan yaitu satin dan katun. “Yang paling banyak peminatnya saudia katun karena harganya terjangkau. Konsumen banyak yang pilih itu,” kata Abduh. Jilbab Saudia dengan motif polos masih menjadi pilihan konsumen meskipun sekarang tren jilbab bermotif mulai banyak disukai terutama flower print. “Meskipun ada dijual yang bermotif, tetap pilihan utama yang polos terutama untuk jilbab seragam sekolah atau kantor,” jelasnya. Pasaran jilbab Saudia, kata Abduh, termasuk yang paling cepat berputar dibandingkan dengan penjualan gamis atau fashion muslim lainnya. “Kalau gamis atau baju, mungkin orang hanya beli di saat tertentu, beda dengan jilbab. Bisa tiap minggunya dia beli jika melihat motif atau tren jilbab yang sedang nge-hits,” terangnya. Tidak heran, pembeli jilbab ini datang dari berbagai kalangan terutama para pekerja kantoran atau mahasiswa. “Banyak juga yang dari toko sekitaran Bertais ambil di sini barangnya untuk dijual lagi karena barang disini kami ambil langsung dari pabrik di Bandung,” ujarnya. Harga untuk jilbab Saudia sendiri berkisar dari Rp 20 – 35 ribu tergantung jenis kain dan motif yang dipilih konsumen. “Selain saudia, yang lagi banyak disukai adalah jilbab serut yang banyak digandrungi,” kata Abduh. Jilbab serut sendiri dibanderol mulai dari harga Rp 20 – 50 ribu tetapi akan mendapatkan potongan harga jika membeli secara grosiran. “Semakin banyak beli, maka harganya akan semakin murah,” tambahnya. (uul)

Bisnis

Kita’s Pizza, Pelopor Pizza di Mataram PIZZA merupakan salah satu makanan yang sekarang gampang kita temukan, terlebih dengan menjamurnya tempat makan atau bisnis rumahan yang menjadikan pizza sebagai menu utama. Sebelum menjamurnya tempat makan seperti sekarang, bisa dibilang Kita’s Pizza merupakan salah satu pioneer usaha pizza rumahan di Kota Mataram. Pemilik Kita’s Pizza Pipin Mutiawati, menuturkan sudah mulai membuat pizza sejak 12 tahun lalu setelah keluarganya banyak meminta untuk dibuatkan. “Dulu saya ikut suami ke Australia dan sempat bekerja membuat masakan barat di sana, jadi saat balik ke sini keponakan banyak yang minta dibuatkan, jadinya saya buat,” terangnya saat ditemui di rumah sekaligus tempat usahanya di BTN Pagutan Permai, Pagutan. Setelahnya ia mulai mempromosikan ke teman serta tetangga yang ternyata direspon dengan baik dan pesanan pun mulai mengalir padanya. Pizza yang dibuat Pipin mulanya sesuai dengan resep pizza seperti di luar negeri sana. “Kalau di sana kan dimakannya saat masih panas, sedangkan di sini banyak yang tidak bisa jadinya adonannya saya buat seperti roti, sehingga lebih empuk,” terangnya. Untuk taburan pizzanya, ia menggunakan saus mayonaise dan keju yang dibuatnya sendiri. “Keju mozarella yang jadi taburan pizza kalau sudah dingin bakalan keras, makanya saya buat sendiri,” jelasnya. Ada berbagai varian rasa pizza yang ditawarkan oleh Kita’s Pizza, mulai dari pizza hias, pizza tuna, daging sapi, pizza buah/ cocktail, ayam, dan laurence. Yang unik, varian pizza hias Kita’s Pizza bentuknya bergelombang, sehingga bentuknya seperti bunga yang dilengkapi berbagai toping. “Selain itu, ada juga pizza pelecing di sini. Yang membedakan pizza di sini dengan lainnya adalah kita pakai gunting untuk memotongnya bukan roller seperti di tempat lain,” kata Pipin. Ukurannya pun cukup besar yakni 30x30 cm, cukup untuk dinikmati ramai-ramai. Harga untuk per loyang pizza di Kita’s Pizza sendiri dibanderol mulai harga Rp 50 – 100 ribu tergantung varian pizza yang dipesan. “Selain loyang, kita juga menjual per slice dengan harga Rp 7 ribu/slice. Biasanya untuk pameran-pameran,” imbuh Pipin. Biasanya konsumen memesan pizza padanya untuk berbagai acara, seperti arisan, reuni, ulang tahun dan lainnya. “Ada juga yang bawa untuk jadi oleh-oleh ke luar daerah,” jelasnya. Selain pizza, dirinya juga biasa menerima pesanan untuk fetucini dan lasagna. “Saya juga membuat fruit leather dari buah naga dan melon yang rasanya seperti manisan,” kata Pipin. Per kotak fruit leather dijual seharga Rp 10 ribu dengan bentuk buah yang ditata seperti bunga. Di tahun ini, ia berencana merambah ke pemasaran online melalui layanan jasa ojek online agar memudahkan pengantaran kepada konsumen setia Kita’s Pzza. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

TUNJUKKAN - Pemilik Kita’s Pizza Pipin Mutiawati menunjukkan pizza hasil produksi usahanya.

Peredaran minyak goreng bekas terutama dari hotel dan tempat makan di NTB masih banyak ditemukan. Dari hasil sidak Dinas Perdagangan (Disdag) NTB di 2 perusahaan yang menjadi tempat penampungan minyak goreng bekas di NTB, jumlah minyak goreng yang ditampung masih dirasa kurang. Hal ini disebabkan berbagai kendala yang dihadapi di lapangan, terutama dari kalangan pengusaha yang masih bingung untuk membuang limbahnya. Pemilik CV Luminto Energi Persada, Ismuwaluyo didampingi Supervisor Lapangan Muh. Zaini, mengaku ada berbagai kendala yang mereka hadapi dalam memperoleh minyak goreng bekas. “Persoalan pertama yang kita hadapi adalah hotel-hotel di NTB masih bingung membawa ke mana limbah minyak gorengnya,” terangnya. Ia mencontohkan seperti di Kabupaten Lombok Utara (KLU), para pengusaha masih bingung membuang limbah, terutama setelah adanya surat edaran dari Gubernur NTB tentang pelarangan penjualan minyak goreng bekas. “Kita langsung bertemu dengan Bupati KLU, dan alhamdulillah langsung direspons dengan baik, bahkan langsung disebarkan ke kampung-kampung,” jelasnya. Zaini mengatakan jumlah hotel serta tempat makan yang mulai banyak bermunculan, terutama di daerah wisata menjadi potensi dalam mendapatkan minyak goreng bekas. Ia mencontohkan seperti di Aruna yang bisa menghasilkan 20-25 jeriken minyak goreng bekas setiap bulannya. “Minyak goreng bekas ini kita kirim ke Surabaya dan dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai biodiesel,” ungkapnya. Pengiriman ke Surabaya, dilakukan jika sudah memenuhi kapasitas penampungan. “Tetapi kita masih terkendala untuk SPPL dari dinas Lingkungan Hidup yang belum keluar,” terangnya yang langsung ditanggapi oleh pihak Satgas Pangan dan

Disdag Provinsi untuk segera mengurus persyaratan yang masih kurang. Selain masalah pengusaha, Zaini juga mengatakan kendala yang dihadapi adalah kerjasama untuk nominal limbahnya. “Kita masih belum tahu berapa nominal yang dicantumkan untuk kerjasamanya, tetapi kami sudah mengirimkan surat penawaran ke berbagai hotel dan tempat makan,” jelasnya. Sedangkan Ridho, pemilik PT Anugerah Mandiri Jaya, yang memiliki izin menampung limbah B3 dan non B3, mengatakan minyak goreng bekas belum termasuk limbah B3. “Tapi kita mengolah limbah minyak itu, tetapi langsung dicampur dengan oli sehingga tidak bisa diperjual belikan kembali. “Limbah kita bawa ke Probolinggo untuk diolah sebagai minyak jetset,” jelasnya. Pengiriman ke sana, tambahnya, menggunakan kendaraan tronton tergantung kapasitas. “Kendaraan sudah terintegrasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup melalui GPS, jadi tidak ada kebocoran,” terangnya. PT AMJ menerima limbah minyak bekas dari dua hotel yaitu Lombok Raya dan Santika yang rutin mengirim. “Dengan Santika kita sudah memiliki kontrak, kita pernah menawarkan diri untuk kerjasama dengan hotel lain tetapi banyak yang tidak mau,” kata Ridho. Tetapi banyak juga hotel yang menawarkan kerjasama, namun belum ada realisasinya sampai sekarang. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

CEK - Kepala Disperindag NTB Hj. Selly Andayani saat mengecek keberadaan minyak goreng bekas ke salah satu perusahaan di Mataram belum lama ini.

Dapat Halal Award, Bukti Oleh-oleh Kerajinan Bunga dari Barang Bekas yang Banyak Diminati Khas NTB Bisa Bersaing SEBAGAI salah satu cemilan dan oleh-oleh khas Lombok yang sudah cukup lama dikenal, Nutsafir telah membuktikan diri dengan berbagai prestasi. Seperti yang terbaru adalah meraih penghargaan Halal Award tahun 2017 dari MUI Pusat bulan November 2017. Penghargaan ini menjadikan bukti, jika oleh-oleh khas NTB bisa bersaing. Sayuk Wibawati, owner Nutsafir menceritakan jika dirinya juga tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan tersebut. “Dari awal usaha, kita memang selalu menggunakan logo halal sampai sekarang sudah 3 kali memperbaharui izin,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu. Selain itu, adanya sidak mendadak dari BPOM serta kunjungan dari MUI NTB ke tempat produksi untuk melihat proses produksi juga didapatkan hasil yang baik. “Kami juga tidak mengetahui bagaimana bisa masuk nominasi, karena saya pribadi tidak pernah mengikuti lomba itu,” jelasnya. Tetapi ternyata, pihak MUI NTB merekomendasikan usahanya untuk mengikuti kompetisi tersebut dan ternyata menang. “Saat saya dihubungi tentang kemenangan itu, cukup kaget karena beritanya mendadak bahkan pihak MUI sini juga tidak menyangka bakalan dapat,” kata Sayuk. Nutsafir sendiri mendapatkan penghargaan Halal Award 2017 untuk kategori UKM Halal Terbaik menyisihkan ribuan UKM lainnya se-Indonesia. “Saya datang langsung untuk menerima penghargaannya meskipun telat, karena diberitahu pas pagi saat acaranya dan saya datang pas acaranya selesai,” terangnya. Sayuk mengungkapkan dirinya merasa bangga menerima penghargaan tersebut karena itu membuktikan bahwa produk dari NTB bisa bersaing dengan produk-produk lainnya di Indonesia. “Apalagi ini adalah cemilan khas dari biji-bijan dengan berbagai varian yang cocok dan semuanya merupakan produk lokal,” jelasnya. Adanya penghargaan tersebut, dirinya akan berusaha lebih baik ke depannya untuk lebih memperkenalkan Nutsafir ke masyarakat luas. Selain Halal Award, Nutsafir juga mendapatkan

(Ekbis NTB/ist)

TERIMA - Sayuk Wibawati saat menerima halal award dari MUI Pusat bulan November 2017 lalu. penghargaan dari JETRO (Japan External Trade Organization) di bulan Agustus kemarin. “Kami diminta untuk menjadi narasumber saat ada acara JETRO di sini dan Nutsafir akan dipromosikan ke pengusaha Jepang setiap ada kegiatan JETRO di skala nasional,” kata Sayuk. Nutsafir yang di pertengahan tahun 2017 kemarin menempati gedung baru untuk tempat produksi juga sering dijadikan tempat pelatihan UKM. “Kemarin dari Telkomsel dan para guru SMK datang berkunjung kesana di tempat produksi di Labuapi untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang usaha,” kata Sayuk. Ia berencana di tahun ini untuk bisa masuk ke anak perusahaan Garuda Indonesia agar produk Nutsafir bisa didapatkan penumpang pesawat dari Lombok sebagai cemilan. “Kita juga sudah masuk ke hotel-hotel grup Aerohotel sebagai cemilan minum kopi di sana,” jelasnya. (uul)

BARANG bekas seperti botol-botol plastik ternyata bisa diubah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Berawal dari pelatihan yang didapatnya dari PKK, membuat Murniati mulai tertarik membuat kerajinan dari barang bekas yang mudah ditemukan di wilayahnya. “Mulanya saya membuat ingka dari barang bekas yang bagus pasarannya, tetapi lamalama mulai turun,” terangnya saat ditemui di rumahnya, di lingkungan Dasan Cermen Utara, Dasan Cermen, Mataram. Di awal 2014, setelah dirinya mendapat pelatihan dari Disperindag Provinsi untuk kegiatan PKK, barulah dirinya mulai membuat kerajinan bunga. Kerajinan bunga yang dibuat Murni dari botol plastik ini, bahan bakunya diambilnya dari bank sampah yang berada di lingkungannya yang dikelola oleh kelompok. “Harga bahannya Rp 5 ribu/kg yang sudah kita terima bersih botolnya,” katanya. Ada berbagai botol yang digunakannya untuk membuat kerajinan bunga, seperti botol susu, air mineral, minuman ringan, dan kantung kresek. “Botol-botol itu kita ubah menjadi berbagai macam bunga seperti mawar, anggrek, tulip, dan lainnya,” kata Murni. Proses membuat bunga dimulai dengan menggunting bunga menjadi 2 bagian baru kemudian dibentuk pola sesuai yang diinginkan. Untuk 1 bunga mawar berukuran besar, membutuhkan

3 botol susu untuk menghasilkan 1 buah bunga. “Kalau bunga dari kantung kresek, plastiknya tinggal dililit pada kawat dan ditata sedemikian rupa,” jelasnya. Sedangkan untuk daun, ia menggunakan botol air mineral yang digunting menjadi daun. Menurut Murni, bunga yang paling sulit pengerjaannya adalah bunga anggrek meski dari segi ukuran tidak terlalu besar. “Karena untuk membentuk kelopaknya itu cukup sulit, jadi tidak semua orang bisa,” jelasnya. Dalam sehari, dirinya bisa membuat puluhan bunga terutama jika sedang banyak pesanan. “Kalau banyak pesanan, ruangan depan ini bakalan penuh dengan bunga yang dikerjakan oleh ibu-ibu serta anak-anak,” tukasnya. Biasanya ia selalu mengawasi kinerja mereka karena jika ditinggal maka hasilnya tidak sesuai yang diinginkan. “Ada yang minta untuk dibawa pulang di rumah untuk dikerjakan, pas dibawa ke sini ternyata hasilnya tidak rapi dan mesti diulang buatnya,” imbuhnya. Harga bunga yang dijual Murni bervariasi, mulai dari Rp 25 – 250 ribu/pot. “Pemesannya datang dari berbagai kalangan, sering juga dibawa pameran,” jelasnya. Promosi dilakukannya melalui mulut ke mulut selain dipasarkan juga melalui sosial media. “Lurah saya juga aktif mempromosikan usaha saya dengan cara memajang bunga kreasi saya di kantor lurah atau mengikutkan lomba,” terangnya. (uul)

Kedai Kata, Kedai untuk Para Pecinta Buku TERINSPIRASI untuk membuat tempat makan di mana pengunjung tidak hanya sekedar makan tetapi bisa mendaapatkan inspirasi atau motivasi, membuat Jelita Sukrama dan Ari mulai mendirikan Kedai Kata sejak Oktober kemarin. “Nama Kedai Kata merupakan singkatan dari Karya Kita yang harapannya bisa menampung karya teman-teman dan orang yang datang bisa mendapatkan inspirasi saat makan di sini,” terang Jelita saat dihubungi beberapa waktu lalu. Kedai yang berlokasi di depan Masjid Agung Praya ini menawarkan berbagai menu makanan dan minuman yang bisa dipilih pengunjung. “Kami menyediakan makanan froezen tetapi home made seperti sambosa, nugget, karipa, dan pentol,” jelasnya. Selain itu, tersedia juga menu Pecel Ponorogo, ayam geprek, dan nasi lemak melayu. “Semua menu

yang ada di Kedai Kata merupakan resep sendiri yang disesuaikan dengan selera pengunjung,” imbuhnya. Selain makanan, di Kedai Kata juga tersedia berbagai minuman tetapi yang menjadi khas adalah teh bunga telang yang bermanfaat untuk kesehatan. “Kalau resep teh bunga telang itu berasal dari temannya mbak Ari,” kata Jelita. Yang membedakan Kedai Kata dengan tempat makan lain di Praya adalah tersedianya buku-buku bacaan bagi para pengunjung yang datang. “Kami menyediakan buku-buku yang bisa dibaca selagi menunggu pesanan yang bisa dibaca sepuasnya,” imbuh Jelita. Buku-buku tersebut merupakan koleksi pribadi dari owner dengan berbagai macam genre bacaan. Pengunjung juga bisa meminjam buku di sana asal memiliki komitmen untuk mengembalikan setelah dibaca. “Kalau teman-te-

man yang kenal boleh pinjam untuk bawa pulang, tetapi kalau tidak dikenal asal komitmen kembalikan bisa dikasih pinjam, tetapi kebanyakan yang baca-baca di sana saja,” jelasnya. Selain buku, di dinding Kedai Kata juga dihiasi dengan tulisantulisan yang Jelita berharap pengunjung yang membacanya bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Harga untuk menumenu di Kedai Kata berkisar mulai Rp 5 – 16 ribu. “Kami juga menerima delivery untuk sekitaran Praya,” terangnya. Target pasaran tempatnya, tambahnya, lebih banyak merupakan teman-teman mereka karena mereka sebelumnya sudah memiliki langganan pentol dan nugget. Jelita berharap Kedai Kata bisa tetap eksis di tengah menjamurnya warung makan di Praya. “Kedai Kata juga bisa menyediakan kuliner yang berbeda dari warung makan lainnya di sini,” imbuhnya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

SEDIAKAN BUKU - Kedai Kata di Praya yang menyediakan buku bagi para konsumen sambil menunggu pesanan tiba.

zPemimpin Umum: Agus Talino zPemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani zRedaktur Pelaksana: Marham zKoordinator Liputan : Akhmad Bulkaini zRedaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini zStaf Redaksi zMataram : U'ul Efriyanti Prayoba zLombok Barat: M.Haeruzzubaidi, zLombok Tengah : Munakir. zLombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. zKLU : Johari. zSumbawa Barat : Heri Andi. zSumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. zDompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. zTim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya zKantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zTarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). zDisplay B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. zDisplay F/C : Rp 35.000/mmk. zIklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. zIklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. zIklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. zAlamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zHarga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. zHarga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 29 Januari 2018

Sambut Imlek dan Valentine

Sheraton Siapkan Diskon Hingga 30 Persen SHERATON Senggigi Beach Resort menawarkan serangkaian acara spesial untuk merayakan hari kasih sayang (valentine) dan Tahun Baru Imlek 2018. Hotel bintang lima ini bahkan menyiapkan potongan harga (diskon) hingga 30 persen bagi pemegang kartu kredit bank mitranya. Beberapa paket spesial hotel yang berlokasi di kawasan Senggigi ini diantaranya, makan malam romantis di tepi Pantai Senggigi. Untuk menyambut hari (Ekbis NTB/ist) Mayang Kristi kasih sayang pada tanggal 14 Februari, Marketing Communications Coordinator, Mayang Kristi menyebut Sheraton Senggigi menawarkan paket candlelight dinner bagi para tamu yang ingin menikmati makan malam dengan orang yang dikasihi dengan suasana tepi pantai nan romantis. Chef akan menyuguhkan sajian set menu internasional yang terdiri dari Scallop on Creamy Saffron, Asian Salmon Gravlax with Mango Honey Salsa, Creamy Pumpkin Soup, Lime Sorbet with Vodka Flavor, Duet Beef Tenderloinand Jumbo Prawn, dan Chocolate Volcano and Macaroon. Iringan musik piano dan dekorasi Valentine seperti bunga mawar dan lilin juga dipastikan akan menambah suasana romantis. Candlelight dinner romantis ini akan diadakan tepat pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 19 : 00 WITA – 22 : 00 WITA di tepian pantai Senggigi di area Senja Lounge & Dine dengan harga Rp. 600.000++/pasangan atau Rp. 1.000.000++/pasangan (dengan wine pairing). Ada juga paket perawatan “Be my Valentine” Laguna Beach Spa. Paket ini, para tamu dapat pula menikmati rangkaian perawatan spa di Laguna Beach Spa yang khusus diciptakan untuk merayakan bulan penuh cinta. Terletak di tepi pantai Senggigi, Laguna Beach Spa menawarkan sensasi relaksasi yang sempurna dengan kombinasi teknik massage profesional serta produk-produk pilihan. Paket perawatan “Be My Valentine” ditawarkan bagi para tamu yang mendambakan perawatan lengkap nan hangat bersama orang yang dikasihi. Paket ini meliputi 30 menit Back Massage, 30 menit Body Scrub, dan 60 menit Repairing Facial. Perawatan 120 menit ini dibanderol dengan harga spesial Rp. 1.650.000 nett/pasangan (harga normal Rp. 2.140.000 nett/pasangan). Untuk melengkapi rangkaian relaksasi, di akhir perawatan, pasangan akan disuguhkan minuman hangat berupa teh melati dan biskuit coklat pilihan yang dapat dinikmati sembari memandang keindahan pantai Senggigi. Paket terakhir yaitu makan malam bersama kerabat di Tahun Baru Imlek. Sheraton Senggigi Beach Resort menawarkan sajian makan malam prasmanan pada tanggal 16 Februari 2018 pukul 19:00 WITA – 22:00 WITA di Kebun Anggrek Restaurant. Dengan harga Rp. 250.000++/orang (anak-anak berusia 413 tahun dapat menikmati diskon 50%), para tamu dapat menikmati sajian khas Tahun Baru Imlek seperti Szechuan Roasted Duck, Wonton Soup, Chinese Steamboat, Dim Sum, Steamed Fish in Ginger Soy Sauce, Yang Chow Fried Rice, dan Sautéed Beef in Black Bean Sauce. Di samping itu, pengunjung juga dapat menikmati live station berupa aneka sajian panggang seperti Snapper Fillet, Tuna Steak, dan Calamari Seafood Skewer serta sajian goreng/ tumis seperti Stir Fry Clams dan Sautéed Crab.Untuk semakin menyemarakkan suasana, pertunjukan spesial Barongsai dan musik akustik akan hadir menghibur para tamu. “Menambah kemeriahan perayaan hari kasih sayang dan Tahun Baru Imlek, Sheraton Senggigi Beach Resort menawarkan tambahan diskon bagi para tamu. Anggota SPG® dapat menikmati diskon eksklusif hingga 20%, pemegang kartu kredit Bank Mandiri dapat menikmati diskon 20%, dan pemegang kartu Maybank dapat menikmati diskon 30%,” demikian Mayang.(bul)

Tak Ada Alasan Menunda Investasi di Tahun Politik Dari Hal. 1 Kapolda NTB Brigjen Pol Firli dalam beberapa kesempatan mengatakan, kondisi Provinsi NTB memasuki tahun politik masih tetap kondusif. Terlebih NTB sudah keluar dari zona merah kerawanan sejak tahun 2017 lalu. Pasangan bakal calon kepala daerah di NTB sebanyak empat pasang, sehingga tidak berpotensi menimbulkan gangguan keamanan yang mengkhawatirkan. Kapolda NTB sendiri ber-

sama jajaran cukup rajin melakukan silaturahim ke pengurus parpol, pondok pesantren dan kelompok lainnya untuk menjaga agar Provinsi NTB tetap kondusif. Ia ingin memastikan bahwa konflik di NTB terus menurun. Tahun 2017 lalu, konflik kurang dari 30 kasus, sementara di tahun sebelumnya lebih banyak dari itu. ‘’Kami mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas daerah,’’ ajaknya.(ris)

Merealisasikan Investasi di Tahun Politik Dari Hal. 1 Di daerah, boleh-boleh saja pemerintah daerah menargetkan investasi yang tinggi. Tetapi harus realistis target tersebut dengan situasi saat ini. Atau, harus ada cara yang lebih kreatif untuk mencapai target tahunan itu. Herry menyarankan, perlunya membangun komunikasi dengan stakeholder. ‘’Libatkan semua pihak. Bagaimana caranya menyiasasti situasi ini, agar investor tak mengenal tahun politik. Ini pemerintah daerah nampaknya jalan sendirisendiri, ketika bingung baru nyari-nyari,’’ demikian Herry. Pendapat yang sama juga Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi NTB. Bahwa pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan kondusivitas politik. Pemerintah selaku regulator harus dinamis. Belum tentu apa yang menjadi kebijakan flat form ekonomi pemerintahan yang sebelumya akan dilanjutkan oleh pemimpin baru, sehingga sangat wajar kalau pengusaha wait and see. ‘’Pengusaha butuh kepastian politik dan kepastian hukum,’’ ujar tegas Sekretaris Hipmi Provinsi NTB, L. Azril Sopandi. Untuk usaha-usaha kecil, Azril juga mengatakan tak

masalah. Justru sebaliknya, bagi yang usahanya berkaitan erat dengan aktivitas politik. Sementara pengusaha besar saat ini nampaknya masih ‘’ngerem’’. Saat ini sedang masa peralihan. Peraturan pun bisa tumpang tindih. Masa kepimpinan Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi akan berakhir. Selanjutnya siapa yang menjamin sektor-sektor prioritas saat ini akan dilanjutkan? Karena itu, target investasi Rp 14 triliun tahun ini menurut Azril adalah PR besar. Meski begitu. Masih ada harapan besar. Misalnya investasi di sektor kelautan dan perikanan, serta pertambangan. Yang mana izin-izin investasinya banyak dikendalikan oleh pemerintah pusat. Sementara investasi – investasi yang kebijakannya ada di daerah, ia ragu. Karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memberikan keyakinan kepada investor meyakinkan investor dengan memperbanyak kegiatan promosi, forum-forum investasi. Serta memberikan jaminan kepada investor. ‘’Buat jaminan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Berikan investor jaminan,’’ demikian Azril. (bul)

3

Waspada Potensi Peningkatan Angka Kemiskinan Periode September-Maret DARI data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, angka kemiskinan di Provinsi NTB terus mengalami penurunan dengan persentase yang berbeda-beda. Namun perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan kemiskinan periode September ke Maret karena berkaitan dengan tren naiknya harga pangan, termasuk beras yang memicu inflasi. “ Kenaikan harga beras Rp 50 ribu saya bisa menyumbang inflasi. Inflasi ini memiliki kaitan dengan garis kemiskinan,” kata Kepala BPS NTB Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM saat menyampaikan materi di acara Bappeda NTB, Jumat (26/1) lalu. Ia mengatakan, rata-rata penurunan persentase kemiskinan periode 2013-2017 adalah 0,3 poin per semester. Selama periode 2013 hingga 2017, dua kali terjadi peningkatan persentase penduduk miskin di NTB yaitu di bulan September 2014 ke Maret 2015 (17,05 naik menjadi 17,10 persen) serta September 2016 ke Maret 2017 (16,02 naik menjadi 16,07 persen). Target paling realistis persentase kemiskinan tahun 2023 adalah 12,05 persen. Saat ini, jumlah penduduk miskin di NTB berdasarkan data BPS NTB bulan September 2017 sebanyak 748,120 orang atau

15,05 persen. Jika dilihat dalam periode Maret 2017 - September 2017, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 45,66 ribu orang atau 1,02 persen. “Dari pola pergerakan kedalaman kemiskinan, saat kedalaman mencapai lebih dari tiga, terjadi peningkatan persentase penduduk miskin. Kedalaman dan keparahan kemiskinan berfluktuasi, namun setiap terjadi kenaikan kedalaman kemiskinan yang signifikan, terjadi peningkatan persentase penduduk miskin,” katanya. Endang mengatakan, beberapa karakteristik kemiskinan di NTB antara lain, sebanyak 24,9 persen penduduk miskin berusia produktif yaitu 26 -45 tahun. Sebanyak 54 persen berusia di bawah 25 tahun, kemungkinan besar adalah anggota rumah tangga yang menjadi tanggungan kepala rumah tangga. Selain itu, 16,91 kepala rumah tangga miskin tidak bekerja, sebanyak 49,61 persen bekerja di sektor pertanian , 6,69 persen di industri.” 88,34 persen berpendidikan SMP ke bawah,” tambahnya. Endang juga memaparkan penduduk miskin desil 1 yang cukup sulit dientaskan. Penduduk di Desil 1 adalah penduduk yang sangat miskin dimana pengelua-

ran per kapita per bulannya jauh di bawah garis kemiskinan. Jika target kemiskinan di bawah 12 persen, maka Kabupaten Sumbawa, Lombok Utara, Lobar,Kota Bima, KSB dan Mataram adalah kabupaten/kota dengan potensi besar untuk menurunkan persentase kemiskinan karena angka penduduk miskin desil 1 dibawah 9 persen. “Contoh Penduduk Desil 1 KSB hanya 2,68 persen sedangkan hingga Maret 2017 persentase kemiskinannya masih tinggi (15,96%) artinya penduduk yang berada di sekitar garis kemiskinan di KSB cukup besar,” katanya. Mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan sebenarnya paling mudah diintervensi, namun rentan. Dengan bantuan dapat naik menjadi hampir miskin )di sekitar garis kemiskinan) namun sedikit terjadi gejolak misalnya harga beras melonjak naik, maka akan mudah jatuh lagi menjadi warga miskin. Salah satu karakter penduduk miskin desil 1 adalah, jika dari total penduduk miskin hampir 50 persen bekerja pada sektor pertanian, maka pada desil satu yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 67,7 persen. (ris)

Wagub Luncurkan Desa Wisata Buwun Sejati WAKIL Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH., M.Si, meluncurkan dan meresmikan Desa Buwun Sejati sebagai desa wisata yang bertajuk alam terbuka di Desa Buwun, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (27/1). Saat itu, Wagub Amin menyampaikan bahwa dalam mengelola pariwisata, perlu mengedepankan berbagai strategi dan kiat-kiat konstruktif. Termasuk bagaimana menyambut tamu dengan sikap dan perilaku yang penuh keramahan. Sebab, wisata halal atau Muslim friendly tourism yang menjadi branding NTB saat ini harus tercermin dari sikap dan akhlak warga NTB. “Yang lebih penting lagi bahwa pembangunan pariwisata harus memiliki diferensiasi, sehingga memiliki keunggulan dibandingkan dengan daerah lain,” Karena itu, Wagub mengajak masyarakat untuk terus mempertahankan nilai-nilai budaya dan nilai keagamaan yang sejalan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. “Kebutuhan para wisatawan akan kenyamanan dan keamanan dalam berwisata secara menyeluruh merupakan indikator penting yang harus dikedepankan dalam wisata halal,” ungkap Wagub kelahiran Sumbawa itu. Wagub juga menegaskan terobosan menjadikan Desa Buwun Sejati sebagai desa wisata ini sudah tepat. Karena desa ini

(Ekbis NTB/ist)

RESMIKAN - Wagub NTB H. Muh. Amin saat meresmikan Buwun Sejati sebagai desa wisata memiliki potensi wisata alam yang sangat indah dan potensial, sehingga pengembangan desa wisata bertajuk wisata alam terbuka menjadi pilihan untuk pengembangannya, “Pengembangan program Desa Wisata Buwun Sejati ini sangat relevan dengan potensi yang ada di kecamatan Narmada. Para pemimpin kita sebelumnya telah meletakkan dasar fondasi pengembangan pariwisata yang kuat. Sehingga sekarang target kita adalah 4 juta wisatawan di tahun 2018 dan Lombok Barat harus memberikan kontribusi,” ujarnya. Saat ini dengan target 723.000 wisatawan di Kabupaten Lombok Barat, Desa Buwun Sejati juga harus mengambil peran untuk mendukungnya dengan menargetkan angka kunjungan wisatawan di tahun 2018. “Dengan berkembangnya pariwisata di wilayah ini, tentu

akan berdampak positif bagi perkembangan sektor ekonomi kreatif lainnya bagi masyarakat, sehingga dengan sendirinya akan mendatangkan kesejahteraan,” pungkas Wagub. Pada tempat yang sama, Kepala Desa Buwun Sejati Bambang Kurdi Sartono berharap, kedepan desa buwun sejati dapat bergegas menjadi desa mandiri berbasis wisata, sehingga apa yang dihajatkan kedepan melalui bidang pariwisata di desa ini dapat meningkatkan kesejahtraan dan taraf ekonomi masyarakat. Peresmian dan peluncuran desa Wisata Buwun Sejati ditandai pemukulan gong oleh Wagub NTB didampingi Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Halid. Hadir dalam peresmian, pejabat TNI dan Polri, Kadis Priwisata Lombok Barat, pemuka agama, tokoh masyarakat dan pelaku industri pariwisata di NTB. (r)

Jangan Khawatir Tahun Politik Dari Hal. 1 Ia mengatakan, awal Februari 2018 ini, BPS NTB akan merilis angka pertumbuhan investasi di NTB secara keseluruhan. Publikasi data-data memang secara rutin digelar oleh BPS agar menjadi konsumsi masyarakat dan menjadi perhatian pemerintah daerah dalam membuat kebijakan. “Besok tanggal 5 Februari kita akan lihat, memang angka kita lebih besar daripada yang ada di DPM-PTSP. Kalau di sana kan dihitung investasi penanaman modal asing sama penanaman modal dalam negeri, namun di BPS menghitung investasi di masyarakat juga,” katanya. Menurutnya, pertimbangan utama seorang investor menanamkan investasinya di satu daerah bukan karena faktor tahun politik, namun karena ketersediaan fasilitas

dasar disana seperti infrastruktur, listrik, air, keamanan serta kemudahan-kemudahan dalam berinvestasi. Saat ini di hampir semua pemerintah daerah sudah membuat program one stop service untuk memudahkan investasi. “ Itu adalah bentuk kemudahan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada investor yang akan berinvestasi di dalam daerah. Semua kemudahan itu menjadi daya tarik tersendiri. Juga adanya perda-perda yang mendukung mudahnya berinvestasi,” kata Endang. Ia menegaskan, sebenarnya investor tidak memiliki alasan untuk wait and see di tahun politik, karena semua kekurangan akan diperbaiki oleh kepala daerah yang selanjutnya. Justru melakukan investasi di tahun politik menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha tersebut “ Kan tidak langusng putus,

karena itu visi-misi bakal calon kepala daerah harusnya mengakomodir juga RPJMD. Hal-hal yang penting tentu harus dilanjutkan pada gubernur berikutnya. Jadi jangan berhenti, harus berkelanjutan,” katanya. Dari data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, jumlah realisasi investasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri selama kurun waktu lima tahun terakhir didominasi oleh sektor pertambangan sebesar 53,71 persen atau 17,5 triliun rupiah. Realisasi investasi baik asing maupun dalam negeri di sektor pertanian masih tergolong rendah. Dari total investasi sebesar 32,5 triliun rupiah dalam kurun lima tahun terakhir, sektor pertanian hanya mampu menyerap Rp 1,9 Triliun rupiah (5,8 persen) (ris)

Harus Optimalkan Potensi Dari Hal. 1 Hal ini dikarenakan Pilkada ini bukanlah yang pertama kali dilakukan, terlihat dari hasil survei dan pengalaman masyarakat NTB sudah cukup dewasa. ‘’Proses ekonomi dan politik bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan. Keduanya bisa jalan bahkan orang memiliki ekspektasi dengan perubahan kepemimpinan ini,’’ terangnya. Adanya Pilkada ini mempengaruhi proses ekonomi dengan banyaknya pengeluaran yang mampu mendorong pertumbuhan. ‘’Nantinya ada harapan pemimpin baru memiliki terobosan baru, seharusnya pengusaha tidak mensikapi secara negatif,’’ terang Wahyu.

Dari hasil survei yang dilakukan kepada pengusaha sendiri juga ekspektasinya masih tinggi. Jika pengusaha hanya wait and see, imbuhnya, sampai kapan akan terus menunggu. Menurutnya, orang yang maju adalah orang yang mampu memanfaatkan peluang di tengah kondisi apapun. ‘’Kalau pengusaha memang dealnya dengan risiko. Jika tidak berani ambil risiko walaupun dengan mitigasi maka usahanya tidak akan jadijadi,’’ katanya. Ia menambahkan, apa yang dirasakan menyusahkan masyarakat seharusnya bisa diangkat untuk memudahkan dan menjadi potensi bisnis. Oleh karena itu, DPM PTSP harus memiliki trik dan inovasi. Karena semua berlomba-

lomba untuk menarik investor. ‘’Negara lain juga sama berebutan, terutama untuk menarik investor asing,’’ jelasnya. Peluang untuk menarik investor asing dan lokal di NTB, kata Wahyu, masih tinggi karena kalau dibandingkan dengan tempat lain yang sudah mapan, animo masyarakat ke NTB cukup tinggi. ‘’Tinggal kita bagaimana bisa memanfaatkan peluang tersebut, apalagi dengan adanya KEK yang menjadi kawasan khusus. Pengusaha harusnya melakukan sesuatu jangan hanya diam saja, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan,’’ tukasnya. Apalagi pemerintah sudah menetapkan Mandalika sebagai KEK itu merupakan suatu anugerah yang harus disyukuri. (uul)

SMK PP Perkuat Program Kewirausahaan dengan Dana Bergulir SEKOLAH Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Pembangunan Negeri Mataram memiliki cara khusus untuk menciptakan lulusan siap kerja mandiri. Sekolah ini memperkuat basis kewirausahaan, dengan sokongan dana bergulir kepada kelompok siswa. Kepala Sekolah SMK PP Negeri Mataram, Sugiarta M. Pd, M. Si memiliki semangat membangun lulusan yang berkarakter. Sekolah ini ingin (Ekbis NTB/bul) mementahkan “brand” luSugiarta lusan SMK yang dominan menjadi penganggur versi Badan Pusat Statistik (BPS). Para siswa di luar jam belajar dituntun menjadi pebisnis. Sekolah memfasilitasi siswa memiliki kelompok usaha. Kementerian Pertanian memberikan dana bergulir kepada dua kelompok tahun 2017. Masing-masing senilai Rp 15 juta. “Kelompok siswa dibimbing untuk benar-benar mandiri, dan produktif,” kata Sugiarta. Tahun 2018 ini, ia mengusulkan sebanyak empat kelompok ke Kementan untuk mendapatkan dukungan yang sama. “Jenis usaha yang dikembangkan, unggas dan hortikultura, penyiapan bibit buah dan pengolahan hasil,” jelas Sugiarta. Sebagai pemimpin di sekolah yang merupakan UPT Dinas Pertanian Perkebunan Provinsi NTB ini, Sugiarta memiliki grand design untuk mengembangkan sekolah rujukan pertanian ini. Selain sarana-sarana praktik dalam rangka mendukung penciptaan wirausaha baru, ia memprogramkan menyiapkan show room khusus di depan sekolah. Ini dilakukan untuk menyiapkan segala kebutuhan masyarakat, yang berkaitan dengan pertanian, dan peternakan. “Kami juga melakukan evaluasi kepada alumni. Berapa yang menjadi wirausaha, berapa yang melanjutkan pendidikan. Itu sebagai bahan kami terus melakukan perbaikan di sekolah. Sudah ada data gambarannya,” demikian Sugiarta. SMK PP Negeri Mataram berlokasi di Jalan TGH. Lopan, Labuapi, Lombok Barat. Siswa-siswinya sejak dini dikader menjadi wirausaha, tidak sebagai lulusan yang kemudian orientasinya mentok menjadi PNS, yang belakangan peluangnya diperkecil oleh pemerintah. Bahkan persaingannya begitu ketat. “Kami menempa siswa menjadi wirausahawan, setelah keluar dari SMK PP Mataram. Mereka kita persiapkan menjadi generasi penerus pembangunan pertanian yang saat ini mengalami kekurangan regenerasi,” kata Sugiarta sambil meninjau lahan praktik siswa di SMK ini.(bul)

DPM-PTSP NTB Optimis Rp 14 Triliun Terwujud Dari Hal. 1 ‘’Investasi 2018 bukan proses yang mong-genemong langsung jadi. Tapi prosesnya panjang, sehingga investor tentu sudah siap dengan segala bisnis plan yang dirancang dengan baik,’’ ujarnya. ‘’Sepanjang kita bisa memberikan penjelasan dan jaminan keamanan investasi dengan baik, Insya Allah saya masih optimis menatap peluang investasi di tahun politik ini,’’ tambahnya. Investor-investor besar di NTB yang sangat diharapkan di antaranya aktivitas tambang yang dilakukanoleh PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Menurut pandangannya mungkin tetap progress investasinya. Terkecuali ada perubahan- perubahan regulasi dan situasi yang tidak mendukung. Demikian juga investor-investor di KEK Mandalika. Ia masih yakin terus dikawal oleh manajemen PT. ITDC yang selama ini progresnya disebut terus positif. Adalah tugas

jajaran pemerintah yang dipercaya mengawal iklim investasi ini untuk terus memberikan penjelasan, pemahaman dan berkomitmen agar investor tidak lari. ‘’Semua sedang berproses, investasi dari Qatar di KEK Mandalika, investasi masuk di Samota, Global Hub, ada wujudnya. Maka kita menatap masa depan investasi itu dengan positif,’’ ujar mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB ini. Jika melihat tren investasi yang masuk di KEK Mandalika, Gita optimis target tahun ini akan tercapai. Memang untuk tahap konstruksi butuh waktu yang panjang. Tetapi, begitu tahapan proses konstruksi dilakukan, maka realisasi investasi di NTB akan meledak. Qatar menurutnya serius berinvestasi tahun 2018. Pesta demokrasi ini jangan dijadikan duka cita. Tetapi pesta demokrasi lima tahunan ini harus dijadikan pesta suka cita.(bul)

Angka Rp 14 Triliun Masih Wajar Dari Hal. 1 jumlah pengangguran, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan lainnya,’’ jelasnya. Sedangkan sentimen menyangkut pandangan masyarakat, divmana anggapan Bank Dunia yang mengatakan Indonesia cocok untuk investasi menjadi modal yang baik yang perlu dipertahankan. ‘’Pertumbuhan ekonomi kita juga di atas pertumbuhan dunia, di mana dunia baru 3% kita sudah 5%,” tukasnya. Ihsan mengatakan, jangan sampai orang dari luar memiliki sentimen yang buruk terutama menyangkut masalah politik seperti sekarang ini. Untuk di NTB, jumlah investasi di sini termasuk tinggi yang menunjukkan investor asing sudah mulai percaya dengan NTB. ‘’Apalagi dengan dibangunnya KEK dan lainnya, kemudian tourism halal yang merupakan modal awal agar investasi luar akan datang ke kita,’’ jelasnya. Sumber daya alam yang dimiliki NTB juga mampu menarik investor untuk menanam modalnya di sini. Pengusaha yang melihat dan menunggu untuk memutuskan berinvestasi apa tidak di tengah tahun politik seperti sekarang, menurut Ihsan, merupakan hal yang wajar. ‘’Sebagai seorang pengusaha

memang perlu memperhatikan risiko yang penting untuk diperhitungkan,’’ katanya. Salah satu risiko yang perlu diperhatikan adalah stabilitas yang penting terutama dalam tahun politik ini. ‘’Makanya kita berharap agar di tahun politik ini tidak terjadi huru-hara karena semua paslon memiliki kesempatan yang sama,’’ jelasnya. Sebenarnya ini menjadi peluang yang besar karena setiap paslon pastinya akan belanja besar untuk menggerakkan perekonomian. ‘’Tetapi kalau misalnya politik ini tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka akan menghambat investasi yang akan masuk ke NTB. Apapun targetnya akan susah terealisasi karena tidak adanya stabilitas,’’ kata Ihsan. Untuk itu, adanya fundamental ekonomi dan sentimen bagus di NTB bisa menjadi modal besar dalam menarik investor tertarik menanamkan modalnya di NTB. ‘’Kita menghindari adanya pertumbuhan di NTB dan harus lebih banyak menumbuhkan pertumbuhan NTB karena efeknya yang lebih besar. Karena mampu menggerakkan perekonomian masyarakat. Sekarang kan lebih banyak pertumbuhan di NTB yang hasilnya dinikmati orang luar,’’ tutupnya. (uul)


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 29 Januari 2018

4

Semarak Bulan K3

PLN Sosialisasi Keselamatan Ketenagalistrikan PT. PLN (Persero) Wilayah NTB menyemarakkan momentum bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada 12 Januari hingga 12 Februari 2018. Serangkaian kegiatan dilaksanakan, salah satunya sosialisasi keselamatan ket-

enagalistrikan. Untuk mensukseskan kegiatan ini, tim dari PLN memanfaatkan momen car free day (CFD) di Jalan Udayana Mataram, yang berlangsung setiap Minggu pagi. Sosialisasi keselamatan ketenagalistrikan tahun 2018

ini bertajuk “PLN Goes to Safety”. Tim yang terdiri dari para pegawai PLN Wilayah NTB membagikan kalender bergambar Keselamatan Ketenagalistrikan kepada peserta CFD. Kegiatan bagi-bagi kalender sosialisasi gratis ini mendapat perhatian. Para pegawai PLN

sedari pagi pada Minggu (28/ 1) kemarin tampak sibuk melayani permintaan. Masingmasing tim sekaligus melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat yang melintas di titik utama CFD. Sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terkait penggunaan listrik dan bahaya listrik. “Harapannya, dengan sosialisasi yang kami lakukan, masyarakat jadi semakin paham tentang bagaimana menggunakan listrik yang baik dan benar, sehingga bahaya-bahaya listrik dapat dihindari,” terang General Manager PLN Wilayah NTB, Mukhtar. Ketua Panitia Peringatan Bulan K3 Nasional di lingkungan PLN Wilayah NTB, Isa Al Maarif mengatakan bahwa pemilihan kalender sebagai media komunikasi tentu bukan tanpa alasan. Kalender selalu terpasang di rumah warga dan dimanfaatkan selama satu tahun. “Jadi setiap lihat kalender, masyarakat melihat informasi

kelistrikan tersebut, harapannya masyarakat menjadi semakin paham dan perhatian terhadap keselamatan ketenagalistrikan,” jelas Isa. Antusiasme masyarakat cukup terlihat saat pegawai PLN mendatangi dan menyampaikan informasi mengenai keselamatan ketenagalistrikan.”Bagus kegiatan-kegiatan seperti ini, selama ini mungkin kita kurang paham atau kurang perhatian tentang bahaya listrik, harus lebih sering agar masyarakat juga semakin paham ,” ujar Ardhi, salah seorang pengunjung CFD. Sebelumnya, juga pada Jumat (26/1) pekan kemarin, PLN Wilayah NTB telah mengadakan kegiatan serupa dengan mengunjungi rumah-rumah warga, baik yang berada di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa. Selain itu, pada tanggal 5 Februari 2018, rencananya PLN Wilayah NTB Area Bima juga akan menyelenggarakan simulasi tanggap darurat. Hal ini sebagai upaya peningkatan pemahaman pegawai terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. (bul/*)

(Ekbis NTB/bul)

SOSIALISASI - Sosialisasi Keselamatan Ketenagalistrikan oleh tim PLN di Car Free Day Udayana, Minggu (28/1).

Bantu Akses Modal

Salurkan KUR Mikro, BRI Selong Hanya Dijatah Rp 211 Miliar PENYALURAN Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI Cabang Selong tahun 2017 lalu melampaui target. Hal itu lantaran animo masyarakat untuk mengakses kredit bunga lunak ini semakin tinggi. Tahun 2017 lalu dari target penyaluran sebesar Rp 229 Miliar, yang berhasil dikucurkan kepada debitur mencapai Rp 265 miliar sampai akhir bulan Desember. “ Kalau dana KUR Rp 229 miliar itu di tahun 2017 sudah habis bulan Oktober. Nah di tahun 2018 ini kami diberikan Rp 211 miliar, kami perkirakan akan habis sebelum bulan Oktober mendatang,’ kata Asisten Manager Bisnis Mikro BRI Ca(Ekbis NTB/ris) bang Selong H Dandy Wardana Dandy Wardana kepada Ekbis NTB. Salah satu solusi yang bisa diambil oleh BRI saat pengakses dana KUR melebihi alokasi yang disediakan yaitu dengan mengambil alokasi KUR di BRI cabang lain. Nasabah yang mengakses dana ini memang sangat tinggi karena suku bunganya yang sangat rendah. Tahun 2017 lalu, suku bunga KUR dipatok 9 persen, sementara tahun 2018 ini turun menjadi 7 persen per tahun. “Sangat kecil suku bunganya, kalau hitung-hitungan kita per bulan per satu juta itu hanya 3.200 – 3.600 rupiah tergantung jangka waktunya,” katanya. Agar masyarakat mengetahui bahwa suku bunga KUR sudah turun menjadi 7 persen, pihak bank memasang spanduk yang berisi pemberitahuan suku bunga KUR telah turun di tahun 2018. BRI mendorong agar masyarakat mengakses KUR ini untuk mengembangkan usaha di segala bidang. (ris)

Minta BUMDes Jalankan Produk Keuangan Berbasis Syariah BADAN Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi salah satu entitas usaha yang dimiliki oleh pemerintah desa. Dari 995 desa di NTB, baru separuh yang sudah memiliki BUMDes dan menjalankan unit usahanya. Sebagian lainnya baru merintis dengan mengalokasikan anggaran melalui APBDesa. BUMDes sejatinya memiliki fungsi yang besar bagi kemajuan Pemerintah Desa melalui sejumlah usaha yang bisa dikembangkan. Namun harus diakui masih banyak kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa di NTB, mulai dari dana, lahan, gedung hingga sumberdaya manusia (SDM) pengelola BUMDes. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kependudukan dan Pencatatan Sipil ( DPMPD Dukcapil) NTB Dr H Ashari kepada Ekbis NTB mengatakan, yang paling penting adalah Pemerintah Desa harus memiliki peraturan desa (perdes) sebagai dasar hukum pelaksanaan BUMDes tersebut. DPMPD Dukcapil NTB mendorong agar BUMDes juga memiliki program simpan pinjam berbasis syariah. Produk ini sangat penting untuk membantu permodalan masyarakat yang membutuhkan tambahan biaya

(Ebis NTB/ris)

(Ebis NTB/ris)

Zahar Mahmud

Dr. Ashari

usaha tanpa harus mengandalkan lembaga keuangan yang tidak jelas. BUMDes ikut membina dan memantau kredit masyarakat guna mensukseskan program yang dijalankan, karena aspek pembinaan tak dipungkiri memiliki posisi yang sangat penting dalam proses ini. Dalam hal perdagangan, BUMDes di NTB diharapkan me-

nyiapkan komoditas dan barangbarang yang menjadi kebutuhan masyarakat dengan jumlah yang bervariasi. Pengelolaannya juga harus profesional dan modern sehingga bisa menjadi alternatif konsumen untuk berbelanja disana.” Harganya jangan mahal, jangan ambil untung banyak, yang penting usaha lancar dulu. Silahkan sediakan semua kebutuhan masyarakat di BUMDes agar sama-sama mendapatkan keuntungan,” katanya. Untuk penguatan pendanaan, DPMPD Dukcapil NTB sudah menggelontorkan anggaran di tahun 2017 untuk BUMDes Mart di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Lombok Utara masing-masing Rp 250 juta. Sedangkan sebanyak 30 Pemerintah Desa diberikan anggaran penguatan BUMDesnya masing-masing Rp 100 juta. Sementara di tahun ini diberikan kepada 100 desa masing-masing Rp 100 juta. “ Untuk tahun 2018 ini kami akan memberikan untuk 100 desa untuk provinsi, sisanya nanti di kabupaten. Kami sudah membuat MoU dengan semua bupati bahwa nanti di tahun 2019, semua desa sudah memiliki BUMDes,” katanya. Salah satu BUMDes yang cukup progresif melakukan pembenahan yaitu Pemerintah Desa Jatisela, Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Kepala Desa Jatisela Zahar Mahmud mengatakan, tahun 2017 kemarin keg-

iatan usaha yang dijalankan oleh BUMDes ini baru berupa usaha perdagangan ATK, laundry dan warung makan. Meski usaha tersebut sudah mampu memberikan kontribusi bagi Pemerintah Desa, namun aparatur desa setempat belum merasa puas. Karena itu di tahun ini pengembangan BUMDes akan ditingkatkan dengan bekerjasama dengan perbankan. Polanya yaitu, BUMDes akan meminjam dana di perbankan untuk selanjutnya disalurkan kepada warga yang membutuhkan. Pola ini dijalankan untuk lebih mendekatkan keuangan atau layanan perbankan kepada masyarakat agar lebih bankable. “Kami sudah mencoba melakukan kerjasama dengan

perbankan untuk diberikan pinjaman. Nanti BUMDes yang akan memberikan pinjaman itu kepada warga. Dengan jalan inilah kita bisa mengurangi tingkat keinginan masyarakat untuk meminjam uang kepada koperasi yang tidak jelas, bank subuh, bank rontok. Inilah satu program mendasar yang menjadi beban pikiran Pemerintah Desa,” kata Zahar. Ia menambahkan, alokasi anggaran yang digelontorkan untuk pengembangan BUMDes di desanya mencapai 100 juta di tahun 2018. Jumlah ini lebih besar dari dana yang dikucurkan di tahun lalu sebesar Rp 22,5 juta ditambah dengan bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp 30 juta dan dana pembinaan desa sebanyak Rp 20 juta. (ris)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.