Edisi Senin, 29 Januari 2018 | Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 29 JANUARI 2018

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 21 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

Pengusaha Bingung Membuang Minyak Bekas

Minta BUMDes Jalankan Produk Keuangan Berbasis Syariah

PEREDARAN minyak goreng bekas terutama dari hotel dan tempat makan di NTB masih banyak ditemukan. Dari hasil sidak Dinas Perdagangan (Disdag) NTB di 2 perusahaan yang menjadi tempat penampungan minyak goreng bekas di NTB, jumlah minyak goreng yang ditampung masih dirasa kurang. Hal ini disebabkan berbagai kendala yang dihadapi di lapangan, terutama dari kalangan pengusaha yang masih bingung untuk membuang limbahnya. Halaman 2

BADAN Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi salah satu entitas usaha yang dimiliki oleh Pemerintah Desa. Dari 995 desa di NTB, baru separuh yang sudah memiliki BUMDes dan menjalankan unit usahanya. Sebagian lainnya baru merintis dengan mengalokasikan anggaran melalui APBDesa. Halaman 4

Jangan Khawatir Tahun Politik SIKAP para investor yang cenderung menunda melakukan investasi di tahun politik dinilai tak menjadi persoalan di Provinsi NTB. Sebab, di daerah ini terdapat salah satu proyek prioritas nasional yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah yang memberi dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM kepada Ekbis NTB mengatakan, proyek KEK Mandalika sedang berjalan dengan nilai investasi yang sangat besar. Terdapat investor lokal, nasional dan investor mancanegara yang sedang membangun di kawasan potensial tersebut. Namun yang tak kalah besar kata Endang yaitu kegiatan investasi yang ada di masyarakat berupa tabungan, simpanan berjangka, peternakan dan aneka jenis investasi lainnya yang berpotensi meningkatkan ekonomi dalam daerah. “Mungkin saja ada yang menunda kegiatan investasinya di tahun politik ini, namun yang perlu diperhatikan adalah investasi yang ada di masyarakat. Ini besar juga,” katanya.

(Ekbis NTB/bul)

(Ekbis NTB/dok)

TARGET INVESTASI - Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika merupakan salah satu kawasan yang menjadi target investasi pemerintah tahun 2018. Pada tahun ini, DPMPTSP ini menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 14 triliun.

Merealisasikan Investasi di Tahun Politik ah, baik gubernur, bupati/walikota dan timnya telah mulai mempersiapkan diri. Situasi tersebut bisa jadi berkaitan, bila melihat capaian target investasi yang masuk ke NTB yang minus 3,07 persen dari target Rp 11,5 triliun. Owner PT. Pesona ini menyebut, perhatian para pengusaha ikut beralih ke politik. Sementara bisnis, berjalan apa adanya. Karena itu, usaha di tahun politik, hanya bertahan. Perputaran uang, terutama untuk investasi besar masih tertahan. Berbeda halnya dengan uang partai dan calon-calon kepala daerah. Masa ini, habis-habisan digelontorkan. ‘’Investasi, pemodal besar nampaknya masih mikir-mikir. Keadaan ini perkiraan saya akan berlangsung sampai Pilpres 2019 mendatang. Saat ini pengusaha sedang waspada. Sampai ada kepastian. Sambil kita berhemat. Tahun politik ini menjadi tantangan berat,’’ ujarnya. Hal senada disampaikan Ketua Kadin Provinsi NTB, L. Herry Prihatin. Bagi para pengusaha, tahun politik, investor-investor besar masih wait and see (menunggu kepastian). Target investasi akan berat terwujud, bila tak dilakukan dengan kerja kolektif. Juga harus kreatif untuk memancing minat investor masuk provinsi. ‘’Untuk investasi besar, bisa jadi akan berpengaruh pada situasi politik. Wait and see, kemungkinan masih akan berlanjut. Dalam situasi ini, tak mudah investasi akan tercapai. Kecuali langkah yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa. Yang berpengaruh itu investasi besar, kalau usaha-usaha kecil malah semakin bagus,’’ katanya. Herry mencontohkan bagaimana kawasan investasi besar, semisal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, pergerakannya belum nampak. Investor-investor besar dari luar negeri, bisa jadi masih memantau situasi politik yang akan berlangsung di daerah, bahkan politik nasional. Ia memperkirakan, KEK Mandalika akan bergerak, setelah ada kepastian kebijakan, pemilihan presiden tuntas pada 2019 mendatang.

PILKADA tak menyurutkan obsesi Pemprov NTB merealisasikan target investasi tahun 2018 sebesar Rp 14 triliun. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) tetap bersemangat merealisasikan target itu. Tahun politik, investor-investor besar masih wait and see. Target investasi dipandang pesimis oleh para pelaku usaha. Kecuali dilakukan dengan cara-cara yang tak biasa. Ketidakpastian dunia usaha ini mulai nampak sejak tahun 2017 lalu, ketika proses Pilkada mulai bergulir. Kondisi investor akan menunggu dan melihat, diperkirakan akan berlanjutnya hingga tuntasnya Pilpres 2019. Kepala DPM-PTSP Provinsi NTB, Drs.H.L. Gita Ariadi, M.Si menyampaikan rasa optimisnya atas target itu. Selama tak ada kejadian-kejadian luar biasa yang merusak iklim investasi di tahun politik ini. Proses investasi yang terjadi tahun 2018 menurutnya tentu adalah hasil dari proses pemikiran dan penjajakan investasi yang telah melalui tahapan dan proses panjang.

Bersambung ke hal 3

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

Saiful Ahyar

H. L. Gita Ariadi

DPM-PTSP NTB Optimis Rp 14 Triliun Terwujud

Bersambung ke hal 3

Ihsan Rois

(Ekbis NTB/bul)

Tak Ada Alasan Menunda Investasi di Tahun Politik KALANGAN DPRD NTB memandang kegiatan investasi di tahun politik atau pemilu sama saja dengan berinvestasi di tahun-tahun tanpa Pilkada. Khusus untuk Provinsi NTB, kegiatan Pilkada berlansung aman serta tidak ada gangguan yang patut dikhawatirkan, sehingga kegiatan investasi tidak menjadi masalah di tahun politik ini. ‘’Sebetulnya tidak ada alasan pengusaha untuk wait and see, karena tidak ada potensi akan terjadinya chaos. Kalaupun ada persaingan tentu masih dalam batas yang sangat wajar. Kalau saya mengimbau agar silakan tetap berinvestasi di NTB. Kecuali ada indikasiindikasi bahwa akan ada chaos atau konflik horizontal. Namun sekarang tidak ada potensi itu,” kata Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi kepada Ekbis NTB. Ia melihat memang ada kecenderungan para investor akan menunda melakukan investasi di tahun Pilkada sampai muncul siapa yang akan menjadi kepala daerah. Namun diharapkan, sikap terse-

NAIKNYA angka investasi yang ditetapkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB mencapai Rp 14 triliun ditanggapi wajar Pemerhati Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Dr. Ihsan Rois, M.Si. ‘’Kalau kita lihat, bisa-bisa saja target itu terpenuhi karena selama ini 1 triwulan bisa mencapai Rp 11 triliun, kalau dalam 1 semester bisa Rp 22 triliun, bisa-bisa saja,’’ sebutnya saat ditemui Ekbis NTB belum lama ini. Menurutnya, jika berbicara masalah politik, justru di tahun politik seperti sekarang ini tingkat konsumsi akan besar sekali. Terutama belanja politik yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Tetapi bisa juga mengurangi pertumbuhan ekonomi jika tidak stabil akibat timbulnya kekacauan oleh masalah politik. Jika ekonomi tidak stabil maka pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai terutama dalam bidang investasi. Tetapi investasi di Indonesia sudah baik, terlihat dari 3 lembaga survei internasional menunjukkan Indonesia layak untuk investasi dalam 20 tahun terakhir. ‘’Bank Dunia juga mengatakan kemudahan usaha ada di Indonesia dan itu bisa menjadi modal besar bagi kita,’’ kata Ihsan. Saat berbicara tentang investasi, imbuhnya, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu masalah fundamental dan sentimen. ‘’Fundamental ekonomi ini menyangkut tentang kesehatan ekonomi,

(Ekbis NTB/uul)

DINAS Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB, menargetkan investasi tahun 2018 sebesar Rp 14 triliun. Target DPMPTSP ini tentu sangat beralasan, melihat berbagai potensi salah satunya mulai actionnya investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Sementara di satu sisi, kalangan pengusaha justru secara terbuka mengatakan investasi masih wait and see. Menurut prediksi mereka, investor sepertinya masih menunggu siapa yang akan menjadi pemimpin dan apa kebijakannya. Investor yang ingin berinvestasi tentu tidak ingin investasi yang ditanamkan siasia, apalagi sampai merugi. Harus diakui, Pilkada yang sedang berlangsung saat ini di NTB masih dipantau para investor. Sikap wait and see para pemodal besar ini, sangat memungkinkan akan berlanjut, hingga usainya pemilihan Presiden 2019 mendatang. Pemodal butuh kepastian, baik kebijakan, maupun pempimpin yang akan terpilih. Di sinilah kekuatan lobi DPM – PTSP diuji. Sikap pasif para pemodal, terutama pemodal besar, kata ,antan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lombok Barat, Syaiful Ahyar sebenarnya mulai terasa sejak 2017. Bisa jadi, karena tahun 2017 para bakal L. Herry Prihatin calon kepala daer-

Angka Rp 14 Triliun Masih Wajar

(Ekbis NTB/bul)

Pilkada serentak di Indonesia, termasuk di NTB akan digelar 27 Juni 2018. Di tengah pesta demokrasi lima tahunan itu, ada kekhawatiran investasi di daerah ini akan terganggu. Investor biasanya wait and see. Menunggu sambil melihat siapa pasangan kepala daerah yang terpilih. Sementara itu, Pemprov NTB menargetkan investasi cukup tinggi di tahun politik ini.

Bersambung ke hal 3 Endang Tri Wahyuningsih

but jangan sampai berlebihan. Karena pada dasarnya tidak ada alasan yang logis untuk membenarkan sikap tersebut. ‘’Rasa khawatir itu boleh, asal jangan berlebihan. Intinya welcome saja, biasa-biasa saja karena tidak ada yang patut dikhawatirkan sebenarnya di NTB,’’ tegasnya. Mori Hanafi mengatakan, investasi di NTB sangat menjanjikan, terlebih di bidang pariwisata. Pembangunan hotel di sejumlah daerah di NTB semakin banyak terlihat. Juga pembangunan restoran, tempat suvenir dan lainnya. Investasi di bidang jasa juga masih bagus, misalnya lembaga keuangan jika ingin melakukan ekspansi usaha di NTB sangat prospektif. ‘’Kalau perbankan (Suara NTB/dok)

mau membuka cabang di kabupatenkabupaten juga bagus,’’ ujarnya. Terkait dengan investasi di Pulau Sumbawa, DPRD NTB berharap agar nantinya Pulau Sumbawa bisa menggeliat seperti Pulau Lombok. Jika dilihat saat ini, investasi paling utama yang bisa dikembangkan adalah pertambangan dan pariwisata. ‘’Hotel-hotel berbintang yang sekarang belum ada, padahal di sana ada anugerah Tuhan berupa keindahan alam yang sangat luar biasa. Namun fasilitasnya belum ada yang bagus,’’ katanya. Terkait dengan keamanan NTB memasuki tahun politik ini, Mori Hanafi

Bersambung ke hal 3

Harus Optimalkan Potensi BANK Indonesia (BI) Perwakilan NTB atau NTB yang memiliki potensi dan sangat bamemandang target investasi yang harus gus yang tidak kalah dengan potensi di luar negeri. diraih Dinas Penanaman Modal PelayanTetapi jumlah wisatawannya belum sebanyak an Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB yang diharapkan. Namun, dengan memperhatipada tahun 2018 yang mencapai Rp 14 trikan masalah sumber daya manusia, sejumlah liun pada tahun politik ini dinilai sebagai negara-negara di dunia mampu mewujudkannya. suatu hal yang wajar. Namun, dalam menWahyu mencontohkan, Jepang yang tidak capai target itu dibutuhkan kesungguhan memiliki banyak potensi alam, tetapi mampu dan kerja keras. menjadi sumber kekuatan ekonomi ‘’’Cuma masalahnya saja kita mau sedunia. Untuk itu, dia melihat, berapa keras untuk bekerja dalam mentarget Rp 14 triliun itu masih capai target tersebut,’’ terang Deputy merupakan angka wajar yang Chief Representative BI Perwakilan NTB bisa dicapai. ‘’Cuma harus Wahyu Yuwana Hidayat, SE, MA., pada diperhatikan kemudahan inEkbis NTB beberapa waktu lalu. vestasi dibangun, sumber Ia mencontohkan, banyak kejadian di daya manusianya bisa negara-negara yang orang bilang tidak menangkap kesempatan mungkin mencapai target yang sudah tadi,’’ kata Wahyu. ditetapkan, namun dengan kesungguhan Berbicara tentang Pilkadan kerja keras yang dilakukan, ternda yang dihadapi yata bisa mencapai target. NTB, tidak menjaNTB, kata Wahyu, memidi masalah bagi liki berbagai macam potenpencapaian tarsi yang bagus hanya tingget tersebut. gal bagaimana mengoptiBersambung malkannya. Apalagi, banWahyu Yuwana Hidayat (Ekbis NTB/uul) yak tempat di Indonesia

ke hal 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Senin, 29 Januari 2018 | Ekbis NTB by e-Paper KMB - Issuu