Edisi Senin, 26 Maret 2018 | Ekonomi Bisnis

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 26 MARET 2018

4 HALAMAN NOMOR 25 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

Fokus ke Sektor Produksi, Bank Mandiri Salurkan KUR Klaster

Usaha Batu Bata yang Tak Lekang oleh Waktu KEPULAN asap pembakaran batu bata langsung menyambut Ekbis NTB saat memasuki sebuah bangunan sederhana di Dusun Batu Tinggang, Desa Labulia, Jonggat, Lombok Tengah. Seorang buruh tampak sedang membolak-balikkan sekam padi yang menjadi bahan pembakaran batu bata tanpa peduli dengan kepulan asap dan abu yang beterbangan. Di satu sisi, seorang buruh juga sedang sibuk menyusun batu bata yang baru selesai dibuat menjadi tumpukan untuk dijemur sebeum kemudian dibakar. Halaman 2

(Ekbis NTB/uul)

BANK Mandiri berkeinginan terus mendukung pengembangan sektor-sektor produksi dalam penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2018 ini, perseroan menargetkan dapat meningkatkan porsi penyaluran ke sektor produksi menjadi 50%, dari tahun sebelumnya yang berada di kisaran 47%. Halaman 3.

Anas Zaini

Sulitnya Petani Lepas dari Jeratan Tengkulak

HUJAN baru saja mengguyur Kota Praya Lombok Tengah. Tapi beberapa kelompok buruh tani yang sedang memanen padi seolah tidak merasa terganggu dengan datangnya hujan. Justru semakin menambah semangat mereka untuk bekerja meskipun tanah sawah yang mereka pijak semakin becek dan basah oleh hempasan air. Tampak pemilik lahan sibuk membantu para buruh untuk menimbang karung-karung gabah yang dihasilkan hari itu. “Lumayan dapatnya 2 ton lebih dari luas lahan 40 arean,” terang Awaluddin, salah satu petani di Kelurahan Praya Lombok Tengah di sela-sela menimbang padinya akhir pekan kemarin. Namun, Awaluddin hanya bisa pasrah, jika padi yang sudah selesai dipanen sudah dijual langsung pada tengkulak sebelum panen dilakukan. Meski harga yang ditawarkan tengkulak agak sedikit menguntungkan, pihaknya ber-

harap keuntungan lebih dari hasil penjualan gabah dalam kondisi basah. Sekarang ini, harga per ton gabah basah bisa mencapai Rp 4 juta per ton dengan harga Rp 400 ribu/100 kg. “Kalau kita sih maunya harganya kisaran Rp 450 ribu/timbang, tetapi karena ini sistemnya lelang ada yang tawar Rp 300 ribuan/timbang sama tengkulak, “ ujarnya pasrah. Dirinya bersama petani yang lain di Praya hanya bisa menerima dengan pasrah yang sudah ditentukan tengkulak, karena tidak memiliki akses langsung ke pasar atau penampung gabah untuk dijual. Meski demikian, dirinya harus rela menunggu hingga 3 bulan untuk pembayaran gabah, karena masih diutang sama tengkulak. “Yang penting kita terima uangnya, itu pun kadang diutangin dulu sama tengkulaknya sampai 1-3 bulan. Kita sudah

Bulog ’’All Out’’ Serap Gabah dan Beras Petani PERUM Bulog bersaing ketat pul gabah di Kecamatan Sakra, Lomdengan pengusaha dari luar daerah, bok Timur. Rata-rata harganya Rp4.600/Kg. Harga itu unterutama dari Bali dan Jawa untuk tuk pembelian gabah komenyerap sebanyak-banyaknya tor, belum lagi ditambah gabah dan beras petani NTB ongkos angkut dari sawah yang saat ini sedang musim ke pinggir jalan. “Padi petpanen. Kondisi ini tentu menani sekarang dibeli langguntungkan bagi sung di sawah. Tidak langpetani.Persaingan ini memicu sung di timbangan. Harga kenaikan harga gabah di juga sudah jadi di tingkat petani, melamsawah,” ujar Kahabung di atas Harga rudin pada media Eceran Tertinggi ini belum lama ini. (HET) gabah Rp Kepala Divre 3.750/Kg. Perum Bulog Sementara Wilayah NTB, harga gabah di Achmad Ma‘mun tak tingkat petani memungkiri tingginya berkisar Rp4.600/ persaingan di lapangan. Kg sampai Rp4.8Panen raya biasanya 00/Kg. seperti diberlaku pada Maret, akui Kaharuddin, Achmad Ma‘mun salah satu pengeBersambung ke hal 3

MUSIM panen raya padi di musim kering pertama ini memang menjadi waktu yang tepat bagi para tengkulak untuk berburu gabah milik petani yang kemudian disalurkan ke pasar. Tetapi tidak jarang, gabah hasil petani di Lombok dibawa ke luar daerah karena ditawar oleh tengkulak. Menurut Pengamat Ekonomi dari Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Dr. Ir. Anas Zaini, M.Sc., padi merupakan komoditi yang diawasi oleh pemerintah, sehingga berlaku hukum pasar, di mana dihargai lebih tinggi di situlah barang akan dibawa. “Lagian sekarang serapan Bulog atau stok penyangga berasnya tidak besar seperti tahun kemarin, di mana tahun dulu mencapai 91.000 ton untuk NTB untuk bantuan beras miskin,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu. Bantuan yang sekarang berubah nama menjadi bantuan pangan non tunai yang dulu diberikan jatah 15 kg/keluarga sekarang berkurang menjadi 10 kg/ keluarga otomatis kuantitas beras juga berkurang. “Bulog juga berpikir kalau menyerap sama seperti dahulu sementara alokasi untuk bantuan berkurang, nantinya kan mau diapakan,” jelasnya. Sisi positifnya, serapan panen inilah yang diisi oleh para tengkulak ini yang mengambil alih tugas Bulog. “Alhamdulillah jika harganya jauh di atas harga pembelian pemerintah, itu bagus,” kata Anas. Apapun itu, pemerintah tidak boleh mengorbankan petani karena kesejahteraan petani itu nomor satu. “Dengan beras mengalir ke luar daerah dimana harganya lebih mahal, diharapkan tentu saja efek transmisi harga berdampak ke petani,” ujarnya. Harga beras di pasaran yang sekarang berkisar Rp 9-10 ribuan untuk beras medium, di mana jika HET yang ditetapkan pemerintah lebih maka menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menstabilkan harga. “Meskipun dikirim ke luar daerah, tidak berpengaruh karena memang itu tugas Bulog untuk menjaga supaya beras medium tidak melampaui HET.

panen kedua kali baru dibayar kadang,” ceritanya. Diakuinya, harga yang dibeli tengkulak senilai Rp400 ribu per 100 kg bisa dibilang lumayan menguntungkan. Tengkulak bisa menjual harga gabah lebih dari Rp450 ribu per 100 kg pada pihak pengusaha yang memiliki modal besar. Itu artinya, keuntungan yang diperoleh tengkulak di lapangan sangat besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh petani. Untuk itu, Awaluddin mengaku ingin menjual hasil pertaniannya ke Bulog. Syaratnya, petugas Bulog yang langsung melakukan penawaran atau pembelian harga petani di lapangan, sehingga petani bisa memperoleh keuntungan yang maksimal.

Bersambung ke hal 3

PANEN - Petani di Lombok Tengah sedang memanen padinya. Sayangnya, sebagian besar padi yang dipanen ini sudah dibeli langsung oleh tengkulak sebelum dipanen.

(Ekbis NTB/uul)

Musim panen padi di NTB telah dimulai. Di beberapa kawasan yang selama ini menjadi sentra penanaman padi di Pulau Lombok, sejumlah petani telah memanen padinya. Para pengusaha gabah dan tengkulak dari dalam daerah dan luar daerah sudah mulai turun membeli gabah petani. Di satu sisi, harga beras di pasaran semakin mahal, yakni Rp9.000 hingga Rp10.000 lebih untuk beras medium. Padahal, di NTB khususnya pada bulan Maret dan April ini adalah musim panen padi. Akankah petani di NTB menikmati hasil panen dengan harga yang menjanjikan atau justru sebaliknya?

Petani Sulit untuk Sejahtera

Bersambung ke hal 3

Tidak Ingin Harga Gabah Terlampau Tinggi

Sabri M Amin

Harga Gabah Bagus, Waspadai Tengkulak

HARGA gabah kering panen di NTB pada musim panen saat ini secara umum memberi keuntungan kepada petani, karena harga pembeliannya di atas Rp 4.000 per kilo, baik yang diserap oleh Perum Bulog maupun oleh pengusaha. Terlebih di musim tanam kemarin tak banyak mengalami hambatan seperti ancaman hama, sehingga kualitas produksi padi yang dihasilkan sangat bagus. Meski petani senang dengan harga gabah saat ini, namun tidak ingin juga harga gabah terlalu tinggi. Karena akan merepotkan konsumen secara umum lantaran harga beras berpotensi cenderung naik. Apalagi petani di Lombok lebih banyak yang berstatus buruh tani atau menggarap lahan milik orang lain, sehingga jika harga gabah terlampau tinggi, tentunya akan berdampak terhadap mereka saat membeli beras. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Wilayah NTB Sabri M Amin kepada Ekbis NTB mengatakan, pemerintah memang cukup kesulitan mengontrol aktivitas usaha pihak swasta dalam bisnis beras. Misalnya pengusaha dari Bali banyak yang datang ke NTB membeli gabah ke petani sambil menjual telur ke konsumen di daerah ini.

(Ekbis NTB/dok)

KALANGAN DPRD NTB melihat bagusnya harga gabah pada musim panen tahun ini akan memberi keuntungan bagi petani itu sendiri. Karena tidak selamanya musim panen petani dapat menambah hasil penjualan. Tak jarang pada saat panen raya, harga gabah anjlok, sehingga membuat petani rugi. Anggota Komisi II Bidang Pertanian DPRD NTB Ir. Made Slamet, MM kepada Ekbis NTB mengatakan, jika harga gabah pada musim panen kali ini cukup bagus, maka itulah yang diharapkan oleh pemerintah dan DPRD NTB. Tak perlu mencemaskan tingginya serapan pengusaha luar daerah akan berdampak pada tingginya harga beras dikemudian hari. Stok beras untuk beberapa bulan kedepan akan bisa terpenuhi oleh beras impor yang menjadi kebijakan pemerintah saat ini. “ Jadi, inilah kabar baik bagi petani. Adapun soal kekhawatiran kekurangan beras itu tidak akan terjadi, kan ada cadangan dari import,” kata Made Slamet. Menurutnya, kualitas beras yang dihasilkan oleh petani NTB sangat bagus. Faktor itu pula yang menyebabkan banyak pengusaha dari luar daerah membeli padi saat panen raya di daerah ini. Tidak hanya padi, komoditas lain yang dihasilkan oleh petani NTB selalu unggul, mulai dari jagung, rumput laut, sapi dan lainnya. Politisi PDIP ini mengatakan, meski petani diuntungkan pada saat panen raya kali ini, namun harus diwaspadai adanya mafia atau tengkulak yang berpotensi membuat hasil penjualan tak maksimal di tingkat petani.

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

Hj. Budi Septiani

ing dan Jerowaru, Lombok Timur. Lalu ke Senteluk, Batu Layar Lombok Barat. bagi petani yang sedang panen, Bulog diminta langsung menyerap gabah tersebut, dengan harga yang berlaku di lapangan. Bahkan pada pemantauan kemarin, Bulog Wilayah NTB membeli langsung dengan harga Rp 4.300/Kg. Dengan cara ini diharapkan stok pangan dalam negeri dapat dikendalikan dan harga dapat dinikmati oleh petani. NTB adalah salah satu dari 12 lumbung potensial pangan negeri ini. Karena itu, ia ingin memastikan sekaligus mengajak tim Sergab di daerah ini untuk mengamankan lumbung ini.

Bersambung ke hal 3

Husnul Fauzi

(Ekbis NTB/dok)

(Ekbis NTB/dok)

Harga dan Serapan Dimonitor TIM Serap Gabah (Sergab) pusat dan daerah aktif memonitor perkembangan harga gabah, dan serapan yang dilakukan oleh Bulog. Didukung kuat oleh TNI. Kementerian Pertanian RI melalui Badan Ketahanan Pangan RI, telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Mabes TNI, didukung BRI. Kerjasama ini juga diteruskan di daerah. Tim Sergab pusat dan daerah pada pekan pertama bulan ini bahkan telah turun turun ke NTB, mengunjungi lokasi panen padi di Pulau Lombok. Kepala Badan Ketahanan Pangan pusat, Agung Hendriadi turun langsung bersama jajaran di daerah. Pemantauan dilakukan di Wilayah Kecamatan Sikur, Rens-

Bersambung ke hal 3 Made Slamet (Ekbis NTB/dok)


2

Ekbis NTB Senin, 26 Maret 2018

Usaha Batu Bata yang Tak Lekang oleh Waktu Kepulan asap pembakaran batu bata langsung menyambut Ekbis NTB saat memasuki sebuah bangunan sederhana di Dusun Batu Tinggang, Desa Labulia, Jonggat, Lombok Tengah. Seorang buruh tampak sedang membolak-balikkan sekam padi yang menjadi bahan pembakaran batu bata tanpa peduli dengan kepulan asap dan abu yang beterbangan. Di satu sisi, seorang buruh juga sedang sibuk menyusun batu bata yang baru selesai dibuat menjadi tumpukan untuk dijemur sebeum kemudian dibakar. PEMILIK usaha batu bata ini, Riyadi, menjelaskan pembuatan batu bata biasanya dilakukan secara borongan yang bisa dilakukan sampai 3-4 orang. “Mereka dibayarnya Rp 70-75 ribu/1.000 bata,” terangnya seraya melihat-lihat kiner-

Gaya MEMASUKI lokasi Bambu Treatment dan Reflexy, kita akan disajikan dengan nuansa serba bambu yang menjadi tema interior di tempat ini. Sesuai dengan namanya, Bambu Treatment dan Reflexy menggunakan material yang berbahan dasar bambu agar kesan alami yang ditonjolkan bisa tersalurkan kepada pengunjungnya. Bambu Treatment dan Reflexy yang baru beroperasi sejak Januari 2018 kemarin ini memang khusus untuk perawatan spa serta refleksi. Menurut Manager Bambu Treatment dan Reflexy Aries Mitra Anggraeni, jika owner yang merupakan orang Korea menginginkan tempat yang benarbenar khusus untuk spa di Lombok yang kebanyakan dibarengi dengan salon. “Kalaupun ada yang khusus spa di Senggigi, tapi tidak banyak,” jelas Mitra, panggilan akrabnya. Bambu Treatment dan Reflexy yang berlokasi di jalan Sriwijaya Nomor 318c atau di samping Lombok Epicentrum Mall ini menawarkan berbagai spa yang menggabungkan berbagai teknik pijat. “Kebetulan saya training langsung karena saya basicnya spa dari tahun

ja para buruh. Pria yang dulunya pernah menjadi buruh batu bata sebelum membuka usaha sendiri ini mengaku baru setahun belakangan ini memulai usahanya. “Tanah tempat usaha ini saya beli tapi ada juga yang disewa selama 3 tahun,” ujarnya. Batu Tinggang merupakan salah satu sentra pembuatan batu bata di Lombok Tengah yang sudah turun-temurun dilakukan. Ini bisa dilihat dari bangunan-bangunan sederhana di pinggir jalan dusun yang dipenuhi tempat pembuatan batu bata. Hanya saja sekarang ini, kebanyakan buruh batu bata memilih menjadi buruh tani, karena sedang musim panen raya padi. Pembuatan batu bata pun masih dilakukan secara manual dengan menggunakan cetakan manual tanpa adanya peralatan modern. Riyadi menjelaskan proses pembuatan batu bata dimulai dari pembuatan cetakan batu bata yang berasal dari campuran tanah liat serta pasir yang kemudian diberi air, baru dicetak. “Tanah liat yang digunakan kita ambil dari

(Ekbis NTB/uul)

Proses pembuatan batu bata di Lombok Tengah yang masih eksis dan tidak lekang oleh zaman. daerah Sedau sana, karena kalau pakai tanah liat sawah itu kurang bagus,”jelasnya. Harga 1 dump truck tanah liat sendiri, tambahnya, bisa berkisar Rp300 ribu. Setelah dicetak yang memakan waktu sampai 1 hari,

Refleksi Rileks di Bambu Treatment dan Reflexy 2000 dan dulu awalnya pernah kerja di Bali,” terangnya. Mitra menggunakan Bambu Treatment dan Reflexy menggunakan perpaduan antara pijat teknik tradisional, Shiatsu Jepang, dan Mandara. “Teknik Mandara spa itu menggunakan dua terapis dan lomi-lomi tanpa pakai minyak, sedangkan Shiatsu dipijat tanpa minyak, pressure langsung dengan ibu jari,” terangnya. Ia menambahkan yang membedakan perawatan spa di Bambu Treatment dan Reflexy dengan tempat lain adalah di bagian strechingnya atau pemanasan. “Mungkin di tempat lain stretching-nya sebentar, kalau di sini full streching-nya minimal 45 menit. Di sini juga tersedia Thai Massage yang lebih menekankan pada streching tanpa pakai minyak,’’ tambahnya. Bambu Treatment dan Reflexy menawarkan berbagai perawatan spa dan refleksi yang bisa dipilih pengunjung, mulai tradisional massage, lulur massage, foot and hand massage, dan lainnya. “Kami juga menyediakan berbagai paket hemat bagi pengunjung, mulai dari Bambu 1 –Bambu IV,” kata Mitra.

(Ekbis NTB/uul)

Bambu Treatment and Reflexy dengan fasilitas yang dimiliki.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari Rp 75-200 ribu untuk perawatan, sedangkan untuk paket Bambu 1-IV berkisar Rp 150 – 175 ribu. “Kami memberikan diskon untuk semua treatment sebesar 20% sampai akhir April ini,” tambahnya. Meskipun image bisnis spa sering dkaitkan dengan hal negatif, Mitra tidak terpengaruh dengan hal itu karena Bambu Treatment dan Reflexy murni sebagai tempat untuk perawatan spa dan refleksi. “Kami mendidik pegawai yang ada disini bagaimana menerima tamu jika sudah mengarah ke hal negatif itu, karena kami sudah memiliki izin dari pemerintah,” jelasnya. Ia menambahkan pengunjung yang datang akan mendapatkan kenyamanan serta pengalaman spa yang beda dengan di tempat lain. “Banyak pengunjung yang sudah datang ke sini, rata-rata bilang beda,” tambahnya. Pengunjung Bambu Treatment dan Reflexy, kata Mitra, berasal dari dalam maupun luar negeri. Pengunjung lokal, tambahnya, menyukai hampir semua perawatan yang ada, sedangkan tamu luar lebih menyukai perawatan refleksi terutama untuk back and shoulder massage. “Terutama untuk yang perjalanan jauh, pasti mengalami jetlag makanya setelah perawatan itu, langsung segar kembali,” imbuhnya. Ke depannya, Bambu Treatment dan Reflexy berencana akan bekerjasama dengan travel, terutama untuk menggaet turis dari Korea. “Kemarin sebelum Gunung Agung itu meletus, sudah ada rencana turis dari sana datang ke sini, tetapi tertunda karena musibah itu,” cerita Mitra. Tetapi pihaknya sudah menjajaki kerjasama dengan travel yang akan membawa tamunya berefleksi ke tempat usahanya. (uul)

Bekraf Kembangkan ’’Food Startup’’ Kuliner Indonesia SEJAK tahun 2016 lalu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia mengembangkan sebuah event Food Startup Indonesia (FSI) yang menginisiasi pengusaha kuliner dalam menuangkan visinya, tetapi terkendala dalam masalah modal dan pemasaran. Padahal industri kuliner menyumbang 41.40% pada PDB ekonomi kreatif di tahun 2016 sebesar Rp 382 triliun dari 922,59 triliun. Bekraf akan menyeleksi 100 pengusaha rintisan (startup) kuliner Indonesia untuk mengikuti FSI 2018 secara langsung pada demo day. Untuk itulah, Bekraf mengadakan sosialisasi FSI 2018 yang diselenggarakan di 10 kota di Indoensia. Salah satunya adalah Kota Mataram yang menjadi kota ke sembilan dikunjungi. “Kami menyempurnakan kegiatan ini supaya lebih baik dari dua tahun sebelumnya. Start up kuliner bisa mendaftar demo day FSI untuk mendaparkan fasilitas expo, mentoring dan pitching di hadapan investor,” terang Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fajar Utomo. Menjadi pemenang bukanlah menjadi hal yang bisa dirai startup kuliner, tetapi juga berpeluang menambah network dan berkolaborasi dengan startup kuliner lainnya. “Bagi yang belum terpilih, masih tetap bisa tergabung pada ekosistem startup kuliner melalui platform foodstartupindonesia.com,” jelasnya. Selain Fajar, sosialisasi FSI ini juga menghadirkan Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Syaifullah, Perwakilan Foodlab Indonesia, Bonnie Susilo, dan Kasubdit Dana Masyarakat Bekraf, Hanifa Makarim. Juga turut menghadir-

kan perwakilan top three FSI 2017, Lintang Wuriantari dari Matchamu yang menceritakan pengalamannya selama mengikuti FSI 2017. Kasubdit Dana Masyarakat Bekraf Hanifa Makarim menjelaskan pendaftaran untuk FSI 2018 dimulai dari bulan Januari sampai akhir Juni nanti. “Melihat antusias dibandingkan tahun lalu, kami berharap pesertanya lebih banyak dibandingkan tahun lalu,” terangnya. Di tahun lalu, ada 3 peserta yang terpilih mengikuti FSI 2017 yaitu Bandar Sambal, Yant. Sorghum, dan Pizzarena. Dengan mengikuti acara FSI, otomatis start up kuliner sudah masuk ke dalam ekosistem Bekraf dan bisa mengikuti semua event Bekraf yang dirasa cocok dengan usahanya. “Sekarang ini kami mengundang pengusaha kuliner di Mataram untuk mengikuti demoday di Surabaya bulan Juni mendatang,” kata Hanifa. Ia mengatakan potensi kuliner di Mataram, umumnya NTB berkembang pesat karena brand image pariwisata halal NTB yang mampu menggaet wisatawan. Antusias peserta mengikuti sosialisasi FSI 2018 ini, imbuhnya, di Mataram khususnya meningkat pesat karena ada menunjukkan kemajuan. “Tahun kemarin pesertanya hanya sekitar 30 orang, tetapi sekarang pesertanya lebih dari 50 orang,” tukas Hanifa. Menurutnya, potensi pasar yang masih besar terutama pasar nasional sehingga jangan hanya jadi juara kandang saja. “Ke luar negeri itu bagus, karena sudah bisa menguasai pasar domestik itu sudah cukup bagus,” terangnya. (uul/*)

barulah kemudian bata dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari sampai kering. “Kalau musim hujan bisa sampai 2-3 hari baru keringnya,” imbuhnya. Batu bata yang kering tidak langsung kemudian dijemur, kare-

Bisnis BERWISATA ke Lombok, kurang lengkap rasanya tanpa mengunjungi Gili yang menjadi ikon wisata baru disini. Sampai ada ucapan belum lengkap liburan ke Lombok tanpa liburan ke Gili, sehingga tidak heran wisatawan dalam dan luar negeri berbondong-bondong berlibur ke objek wisata ini. Terutama ke Gili Trawangan yang menjadi ikon wisata favorit para wisatawan karena fasilitasnya yang lengkap. Jika para wisatawan yang bingung ingin mencari paket liburan ke Gili Trawangan, mungkin bisa menggunakan jasa dari travel Sama-Sama Holiday Tour and Travel. Perusahaan Tour and Travel yang baru beroperasi sejak hampir setahun belakangan ini menawarkan paket wisata hemat di Gili. “Kami menawarkan paket wisata hemat mulai paket snorkeling juga stay 2 hari 1 malam,” jelas Iva Usman, Operational Manager SamaSama Holiday Tour and Travel yang beralamat di pertokoan Griya Pesona Rinjani blok B15, jalan Adi Sucipto, Mataram ini. Ia menerangkan paket snorkeling ini bisa memakan waktu seharian untuk beraktivitas, se-

na biasanya pemilik menunggu sampai jumlah batu bata yang terkumpul cukup banyak agar mempercepat proses. “Sekali bakar bisa sampai 10.000 – 12.000 bata baru kemudian dibakar selama 10 hari,” kata Riyadi.

Pembakaran batu bata sendiri menggunakan sekam padi, meski sebenarnya bisa menggunakan kayu bakar yang hanya membutuhkan waktu 2 hari saja. “Tetapi karena mahal, jadi kita pakai sekam agar hasilnya merata,”jelasnya. Untuk tahu batu bata itu sudah matang apa belum, bukan ditentukan oleh warna tetapi dari tingkat kekerasan batu bata yang dihasilkan. “Warna tidak menjamin batu bata itu matang atau mentah, bagus atau tidaknya. Tapi lihat dari kekerasan batu batanya,” paparnya. Kualitas batu bata, kata Riyadi, dilihat dari jenis tanah yang digunakan untuk tahu bagus tidaknya batu bata yang dihasilkan. “Tanah yang dipakai itu sangat menentukan kualitas,” tukasnya. Ia memaparkan perbedaan batu bata dengan batako yang sekarang banyak digunakan karena ukurannya yang cukup besar. “Batu bata itu cenderung padat sehingga udara tidak ada mengalir di dalamnya, sedangkan batako itu kan masih ada poros udaranya. Makanya lebih tah-

an lama batu bata dibandingkan batako itu,” terangnya. Pasaran batu bata sekarang, imbuh Riyadi, juga sedang bagus-bagusnya terutama dengan banyaknya proyek perumahan. “Harga rumah yang dibangun dengan batu bata kan beda harganya sama yang pakai batako,” senyumnya. Ia menceritakan minggu ini saja ia memiliki pesanan belasan ribu bata bata yang dikirim ke Mantang. Pasaran batu bata dari Batu Tinggang, tambahnya, merambah ke seluruh Pulau Lombok dengan pasaran terbanyak di Lombok Tengah dan Lombok Barat. “Harganya juga lagi bagus sekarang, berkisar Rp 400450 ribu/1.000 buah. Dibandingkan saat musim kering harganya hanya kisaran Rp 350-360 ribu/ 1.000 buah,” terangnya. Riyadi tetap optimis akan usaha batu bata ini meski sekarang banyak pesaing dari luar yang menjual batu bata buatan mesin. “Meski untungnya sedikit tetapi kita harap pesanan tetap ada, karena ini kan pesanannya naik turun tergantung musim,” jelasnya. (uul)

Liburan Seru ke Gili Bersama Sama-Sama Holiday hingga cocok bagi wisatawan. “Kami juga memiliki bar and bungalow sendiri yaitu SamaSama Reggae Bar yang sudah puluhan tahun berdiri jadi satu paket makanya lebih hemat karena milik sendiri,” terang Iva. Untuk paket snorkeling saja ditawarkan mulai dari Rp 100 ribu, sedangkan untuk paket hemat mulai dari speedboat sampai kamar hanya ditawarkan mulai Rp 525 ribu/pack untuk 1 hari 1 malam. “Kalau untuk berdua atau bergrup itu lebih murah lagi, karena semua milik sendiri,” jelasnya. Selain paket wisata hemat, Sama-Sama Holiday Tour and Travel juga menawarkan tour operator, trip planner, outbound, gathering, dan lainnya. “Bahkan kami dalam dalam waktu dekat meng-arrange 3 negara yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand,” kata Iva. Konsumen Sama-Sama Holiday Tour and Travel, tambahnya, lebih banyak berasal dari luar daerah karena orang Lombok lebih memilih liburan ke luar daerah maupun ke luar negeri. “Sebenarnya poinnya di Lombok, karena orang luar leb-

(Ekbis NTB/uul)

Owner Sama-Sama Holidar Tour and Travel Telly Chintia Sari bersama Operational Manager Iva Usman dalam sebuah acara pameran di Lombok Epicentrum Mall, Jumat (23/3). ih memilih ke Lombok. Orang Lombok malah banyak yang belum pernah jalan-jalan keliling Lombok,” terangnya. Sedangkan Telly Chintia Sari, owner Sama-Sama Holiday Tour and Travel mengatakan selain travel dan bungalow, juga memiliki Sama-Sama Peduli yang fokus untuk penanganan sampah di Gili Trawangan. “Sampah yang ada di sana kami ubah semua menjadi barang bermanfaat, bahkan perabotan di Sama-Sama Bar

and Bungalow menggunakan barang recycle,” jelasnya. Bahkan, setiap kamar di Sama-Sama Bar and Bungalow diberi tas tangan yang diberikan secara cuma-cuma alias gratis. “Kami mulai me-recycle dengan sampah di tempat kami sendiri karena volume sampah banyak sekali di sana,” kata Telly, seraya menambahkan, pengunjung juga diajarkan cara mendaur ulang sampah menjadi berbagai barang kerajinan yang memiliki nilai jual. (uul)

JNE Trucking dan Pesona, Layanan Unggulan JNE SEBAGAI salah satu perusahaan ekspedisi terdepan di Indonesia, JNE selalu berupaya memberikan layanan yang memudahkan aktivitas konsumen dalam mengirim ataupun menerima barang. Branch Head JNE Mataram Misti Lulu Indrayani, menyebut banyak layanan-layanan yang ditawarkan oleh JNE sendiri mulai Super Speed, Yes, Reguler, dan Oke. “Di samping itu, kita ada produk lain seperti JTR atau JNE Trucking, di mana pengiriman barang dengan volume yang lebih besar dan harga yang ekonomis,” kata Misti panggilan akrabnya saat menghadiri Garuda Travel Fair di Lombok Epicentrum Mall, Jumat (23/3) lalu.. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan moda angkutan darat yang menjangkau ke seluruh Indonesia. Ia menerangkan JNE Trucking bisa digunakan untuk jasa angkut barang, dokumen ataupun pengiriman barang dengan skala besar yang membutuhkan moda transportasi besar dari biasanya. Harga JNE Trucking dihitung sesuai dengan kargo, dihitung per kilogram. “Tetapi yang pasti harganya lebih ekonomis dibandingkan yang ekspress. Jadi bisa digunakan untuk mengirim barang ke seluruh Indonesia,” kata Misti.

Ada juga layanan JNE International di mana pengiriman barang dilakukan ke seluruh dunia. JNE juga menawarkan produk Pesona yang merupakan layanan untuk memasarkan produk UKM di seluruh Indonesia. “UKM di seluruh Indonesia bisa memasarkan produknya melalui layanan ini seperti online shop. Konsumen bisa membeli berbagai produk mulai makanan, oleh-oleh dan lainnya di website Pesona Nusantara JNE,” terangnya. Di NTB sendiri, kata Misti, Pesona Nusantara sudah menggandeng ± 10 vendor UKM. Pihaknya juga sekarang ini sedang berusaha mengajak kerjasama UKM yang lebih banyak lagi untuk memasarkan produknya melalui layanan Pesona Nusantara. “Karena tanpa ada registrasi ribet dan biaya, kita hanya membutuhkan syarat tertentu misalnya sertifikasi halal, izin BPOM, dan lainnya,” paparnya. Pasaran Pesona Nusantara terutama untuk produk NTB, imbuh Misti, setiap harinya selalu ada pesanan yang diterima. “Terutama untuk produk-produk makanan seperti manisan rumput laut, kopi, dan sambal,” jelasnya. Ia menambahkan, setiap bulannya selalu ada peningkatan terutama di tahun 2018 ini sudah ada peningkatan. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

Branch Head JNE Mataram Misti Lulu Indrayani dengan layanan unggulan JNE.

(Ekbis NTB/uul)

Aneka jenis produk makanan dari Phoenix Food yang menjadi oleh-oleh wisatawan saat berkunjung ke daerah ini.

Phoenix Food Kembangkan ‘’Marketing Online’’ SEBAGAI salah satu pioneer produk makanan di NTB, Phoenix Food yang beralamat di Abian Tubuh, berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik terutama bagi para konsumen setianya. Oleh karena itu, sejak akhir tahun 2017 Phoenix Food mulai merambah pemasaran melalui marketing online untuk meningkatkan pemasaran. “Kita sedang mengembangkan project untuk pemasaran yaitu dengan nama aplikasi Phoenix Food yang bisa diunduh Appstore dan sistem Playstore,” terang Marketing Phoenix Food, Muhammad Khairul Azmi beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan aplikasi ini sebagai strategi untuk memperluas jaringan pemasaran Phoenix Food. “Secara resmi aplikasi ini masih belum launching, jadinya ini masih pengembangan atau on-progress,” jelasnya. Saat ini, aplikasi ini masih berfokus terhadap retail-retail kerjasama Phoneix Food selama ini, semisal toko oleh-oleh, retail, dan lainnya. Adanya aplikasi ini, kata Azmi, diharapkan mampu untuk lebih berkembang lagi terutama untuk pemasarannya. “Pemasarannya kita harapkan semakin bagus lagi dengan adanya aplikasi ini, agar memudahkan konsumen setia Phoenix Food,” jelasnya. Phoenix Food merupakan perusahaan makanan dengan produk olahan rumput laut serta buah-buahan yang telah berdiri sejak tahun 1994 silam. “Yang menjadi produk unggulan adalah manisan dan dodol rumput laut karena memang kita mengangkat brandingnya untuk pengolahan rumput laut,” kata Azmi. Pasaran produk Phoenix Food lainnya, imbuhnya, juga cukup bagus meskipun manisan dan dodol rumput laut masih menjadi favorit konsumen. Pasaran produk Phoenix Food juga sudah melanglang buana ke luar negeri, seperti Singapura dan Tiongkok. “Kalau di luar daerah NTB juga sudah pasti, bahkan kemarin juga ada kerjasama dengan pengembang wisata kuliner dari Jakarta untuk memasarkan produk kami,” ceritanya. Dalam sebulan, Phoenix Food bisa menjual sampai ratusan box ke retail-retail yang telah bekerjasama. Harga yang ditawarkan untuk produkproduk Phoenix Food bervarian, mulai dari Rp 10- 270 ribuan untuk kemasan box oleh-oleh dengan beragam varian rasa. “Harganya lebih hemat karena isinya banyak dan lengkap, cocok untuk oleh-oleh,” kata Azmi. Ia menjamin semua produk Phoenix Food aman karena telah mendapatkan beragam penghargaan selama ini. “Produk kita bisa tahan sampai 1 tahun,” jelasnya. Produk Phoenix Food bisa didapatkan di toko Phoenix Food di Pajang serta retail-retail lainnya. (uul)

zPemimpin Umum: Agus Talino zPemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani zRedaktur Pelaksana: Marham zKoordinator Liputan : Akhmad Bulkaini zRedaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini zStaf Redaksi zMataram : U'ul Efriyanti Prayoba zLombok Barat: M.Haeruzzubaidi, zLombok Tengah : Munakir. zLombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. zKLU : Johari. zSumbawa Barat : Heri Andi. zSumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. zDompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. zTim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya zKantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zTarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). zDisplay B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. zDisplay F/C : Rp 35.000/mmk. zIklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. zIklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. zIklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. zAlamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zHarga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. zHarga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 26 Maret 2018

Fokus ke Sektor Produksi, Bank Mandiri Salurkan KUR Klaster BANK Mandiri berkeinginan terus mendukung pengembangan sektor-sektor produksi dalam penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2018 ini, perseroan menargetkan dapat meningkatkan porsi penyaluran ke sektor produksi menjadi 50%, dari tahun sebelumnya yang berada di kisaran 47%. Senior Vice President Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan menyebut, target itu diharapkan dapat dicapai antara lain melalui penyaluran KUR Khusus kepada Klaster/ Kelompok yang diinisiasi Kementerian Koordinator Perekonomian pada tahun ini “Kami akan memanfaatkan mitra binaan nasabah segmen corporate dan commercial Bank Mandiri untuk mendapatkan calon debitur KUR. Selain itu, kami juga akan memanfaatkan keberadaan kelompok tani ataupun koperasi serta bermitra dengan mereka untuk menyalurkan KUR kepada anggotanya,” kata Wawan dalam sosialisasi program KUR 2018 di Lombok, NTB, Jumat (23/3).

Sosialisasi ini sendiri merupakan sinergi perseroan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mengenalkan peraturan baru tentang KUR yakni Permenko Nomor 11 tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR Bagi Pemerintah Daerah dan UMKM. Dimana pada tahun 2018 ini, suku bunga KUR diturunkan menjadi 7%. Pada tahun lalu, pencairan KUR Bank Mandiri ke sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi mencapai Rp 6,3 triliun, atau 47,47% dari total KUR yang disalurkan Rp13,34 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 224.709 pelaku usaha sektor produksi. Komposisi itu bahkan melebihi kewajiban 40% yang ditetapkan Kementerian Koordinator Perekonomian RI. Dari nilai tersebut, sektor pertanian memperoleh KUR sebesar Rp 3,05 triliun, perikanan sebesar Rp 179 miliar, industri pengolahan Rp 1,47 triliun dan sektor jasa produksi sebanyak Rp 1,63 triliun.

Tidak Ingin Harga Gabah Terlampau Tinggi Dari Hal. 1 Pengendalian penjualan beras keluar daerah dalam sekala besar memang harus dilakukan untuk menstabilkan stok menjelang puasa tahun ini. “ Saya dengar petani menjual gabah kering panen sebesar Rp 4.400. Bulog juga ikut membelinya sesuai dengan harga pasar agar mendapatkan barang. Jelang puasa ini, kita minta pemerintah untuk awasi jalur distribusi yang keluar provinsi,” kata Sabri. Ia mengatakan, Perum Bulog sebagai lembaga stabilisator stok dan harga beras diharapkan melakukan antisipasi stok beras dalam daerah di saat puasa dan lebaran agar harga komoditas pokok ini tidak melambung tinggi. Terlebih harga beras yang tinggi sering memicu kenaikan inflasi. Ia mengatakan, pada bulan September – Oktober 2017 lalu, harga beras di NTB mengalami kenaikan yaitu sekitar Rp 11 ribu per kilo. Kondisi tersebut dipicu oleh tidak produktivitasnya musim panen ketiga lantaran areal tanam padi tidak begitu luas. Pada musim tanam ketiga kemarin, banyak petani yang menanam palawija, sehingga faktor ini ikut mempengaruhi harga beras di pasaran. Pada saat harga beras tinggi, Bulog disarankan lebih banyak melakukan Operasi Pasar (OP) guna meredam gejolak harga. Untuk musim panen saat inipun, Bulog diharapkan melakukan penyerapan hasil gabah petani dengan harga yang menguntungkan. “Namun sejauh ini saya belum konfirmasi Bulog, berapa per-

sen serapannya sekarang ini. Sekarang kan Bulog sudah jadi Perum, mereka jeli melihat produk, karena ada margin keuntungan harus dilihat,” katanya. Sebelum tibanya musim panen dengan akhir yang menggembirakan saat ini, masalah pupuk sering dikeluhkan oleh petani saat musim tanam tiba. Sabri pun angkat bicara karena hal ini dinilai sebagai masalah klasik. Menurutnya, jatah pupuk subsidi ini sudah dihitung melalui RDKK satu tahun sebelum musim tanam dimulai. Namun sayangnya masih banyak petani yang menggunakan pupuk diluar ketentuan. Misalnya petani cenderung menggunakan pupuk dengan jumlah diatas 250 kilo per hektar sesuai dengan ketentuan pupuk subsidi. Jika ingin menambah pupuk, maka dia harus membeli yang non subsidi dengan harga normal. Namun terkadang banyak petani yang membeli pupuk subsidi melebihi jatahnya sehingga membuat petani lain tidak kebagian. Itulah kasus yang terus mencuat setiap tahun, sehingga tetap kekurangan pupuk. “ Seharusnya diluar 250 kilo urea itu, paling tidak NPK atau pupuk yang lain harus ditingkatkan. Petani kita kalau tidak pakai urea dia yakin tidak banyak hasilnya. Pemikiran seperti ini tugas PPL memberikan pendampingan dan penyuluhan di lapangan,” katanya.(ris)

Bulog ’’All Out’’ Serap Gabah dan Beras Petani Dari Hal. 1 hingga April. Tetapi Maret ini, kecenderungan panen petani tak merata. Padi-padi milik petani usia tanamnya tak serempak. Kemungkinan April ini panen mulai berlangsung. Sumbawa menjadi barometernya. Ma‘mun menjelaskan, tingginya harga gabah di tingkat petani, lebih dikarenakan tidak serempaknya masa panen, di samping banyaknya pengusaha luar yang masuk melakukan pembelian di NTB. “Kalau harganya sampai Rp4.600, bahkan bisa sampai Rp5.000, bisa saja. Tetapi untuk padi yang tumbuh di tempat lapang, penyinaran mataharinya bagus, dan berada di pinggir jalan. Kalau lokasi tanamnya bagus, orang berani beli,” ujarnya. Bulog Divre NTB juga memberlakukan harga pembelian sesuai harga pasar. Tetapi pemerintah membatasi harga pembeliannya sampai Rp4.400/ Kg untuk gabah dengan kualitas super. NTB adalah salah satu dari 12 lumbung potensial pangan negeri ini. Target cadangan pangan pemerintah sampai Bulan Juni 2018 ini sebanyak 2,2 juta ton. Kemudian di-breakdown ke masing-masing provinsi. NTB mendapat target serapan sebanyak 150.000 ton. Dengan pembelian di atas HPP ini, tentunya akan menguntungkan bagi petani. Ma‘mun melalui Humas Bulog NTB, Sawaludin Susanto mengatakan, dengan diberlakukannya harga pembelian di atas HPP ini, pemerintah ingin menyerap sebanyakbanyaknya gabah dan beras untuk mengamankan cadan-

gan pangan nasional, serta memperlebar ruang untung bagi petani. “Di lapangan, rata-rata harga pembelian Bulog Rp 4.200 perkilo, GKG (Gabah Kering Giling). Dengan harga ini, penjualan beras kepada masyarakat menjadi Rp 9.000 perkilo beras medium. Harga ini sudah cukup menguntungkan bagi petani, dan tidak memberatkan bagi masyarakat membeli beras di pasaran nanti,” jelasnya. Kalaupun ada di antaranya pengusaha luar yang membeli di atas harga yang dibatasi pemerintah, kekhawatirannya ke depan harga jual beras kepada masyarakat akan tinggi. Bulog menjaga stabilitas harga beras dan pendapatan petani, kata Anto, panggilan biasanya. Tidak saja gabah, Bulog juga membeli beras dengan harga di atas HPP. Beras medium petani harga acuan pemerintah Rp7.300/kg. sementara Bulog telah all out membeli di atas harga itu, Rp 8.030/kg. Dengan memberlakukan harga pembelian yang cukup menggiurkan itu, Anto mengatakan serapan Bulog saat ini cukup menggembirakan. Data yang terekap di Perum Bulog Divre NTB, dalam sehari pembelian beras bisa menembus 4.000 ton setara gabah. Atau dihitung pembelian beras telah menembus angka 1.000-an ton sehari. “Saat ini harga pembelian cukup positif, dan serapan juga cukup positif,” demikian Anto.(bul)

(Ekbis NTB/bul)

SOSIALISASI KUR - Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Agus Heri Susanto (kiri), Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Taukhid (dua kanan), SVP Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan (kanan) dan pelaku UMKM saat penyerahan secara simbolis KUR Bank Mandiri di sela-sela sosialisasi KUR di Hotel Aruna Senggigi, Lombok Barat Jumat (23/3) Menurut Wawan, Bank Mandiri pada tahun ini menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp 14,56 triliun, dimana Rp 7,28 triliun akan disalurkan kepada sektor produksi. Adapun dalam dua bulan pertama tahun ini, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp1,94 triliun kepada 33.145 debitur

“Selain menyalurkan, kami juga aktif melakukan pembekalan sekaligus pendampingn debitur KUR dalam rangka meningkatkan kapasitas debitur KUR sehingga mampu naik kelas ke kredit komersial dengan limit yang lebih besar,” ungkap Wawan. Wawan melanjutkan, pihaknya menyambut baik lang-

kah pemerintah menurunkan besaran bunga KUR menjadi 7%, dari 9% pada tahun lalu. Karena kebijakan itu akan semakin menarik minat masyarakat untuk mengajukan KUR dan memudahkan perbankan dalam menawarkan KUR ke masyarakat yang pada akhirnya akan semakin banyak pengusaha kecil yang dapat mengakses kredit murah tersebut. “Hal ini sangat baik, karena akan meningkatkan kemampuan pelaku usaha kecil dalam pengelolaan keuangan dan lebih fokus dalam mengembangkan usaha,” kata Wawan. Kapasitas debitur KUR Bank Mandiri dalam mengelola sumber daya keuangan saat ini, kata Wawan, sudah baik yang tercermin dari kemampuan membayar pinjaman mereka, sehingga rasio kredit bermasalah (NPL) mereka pun cukup rendah, yaitu 1,28% pada tahun lalu. “Bahkan NPL kami untuk penyaluran ke sektor produksi di tahun 2017 tercatat sangat baik yaitu sebesar 0,11%,” tutur Wawan. (bul/*)

Petani Sulit untuk Sejahtera Dari Hal. 1 Justru kalau dilarang dikirim ke luar daerah, otomatis itu membahayakan petani,” ujar Anas. Membahayakan ini dalam arti over supply, karena berpengaruh terhadap harga, di mana harga akan menekan tengkulak dan tengkulak akan menekan harga ke petani. “Urusannya menyangga pangan itu urusan petani, karena petani tugasnya hanya memproduksi dan mendapat hasil yang tinggi dari harga jual,” tukasnya. Anas menambahkan faktanya di lapangan hanya 10% yang dipegang oleh Bulog dan

90% berada di tangan swasta untuk beras ini, terutama di tangan tengkulak dan pedagang. “Mereka pelaku-pelaku lama di lapangan itu, karena mereka berani bayar dulu bahkan sampai ijon,”terangnya. Diakuinya, beras di NTB banyak dipasarkan ke wilayah Bali, karena petani di Bali lebih memilih untuk menanam produk pertanian yang memiliki harga lebih tinggi. “Jadi mereka lebih menanam hortikultura, sedangkan di sini karena sudah terperangkap lama jadinya meski punya tanah sedikit tetap ditanami padi. Bagaimana bisa kaya,” sebutnya. Oleh karena itu, Anas

memaparkan harusnya ada perusahaan BUMN atau swasta yang bergerak di bidang on-farm memproduksi beras. “Tidak ada yang bergerak di bidang itu, karena mereka tahu bahwa di situ tidak bisa menciptakan untung karena harganya diintervensi pemerintah. Kalau naik sedikit, langsung pemerintah intervensi, kalau kurang langsung impor,” jelasnya. Untuk itu, meski harga gabah yang sekarang naik, ia mengatakan belum tentu kesejahteraan petani meningkat, karena tetap mereka tidak memiliki akses langsung ke pasar. (uul)

Harga dan Serapan Dimonitor Dari Hal. 1 Target cadangan pangan pemerintah sampai Bulan Juni 2018 ini sebanyak 2,2 juta ton. Badan Ketahanan Pangan di tingkat pusat terus memonitor perkembangan harga gabah di lapangan, terutama di 12 provinsi utama ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Hj. Budi Septiani, memastikan perkembangan harga gabah dan beras kontinyu dilaporkan ke pusat. Ketika harga di bawah Rp 4.400/Kg, diharapkan penyerapan dilakukan terus menerus. Dan tak boleh di bawah itu. Ketahanan Pangan memiliki tim pemantau yang tersebar di kabupaten/kota. “Laporan inilah yang kita tindaklanjuti dengan Bulog dan TNI. Saat ini harga masih bagus di atas Rp4.000 sekilo. Bahkan di Sumbawa sampai Rp5.100/Kg. Tetapi kita harapkan harga maksimal sampai Rp4.500 agar harga beras nanti tak melambung,”

demikian H. Budi. Untuk harga di atas pembelian Bulog, kepala dinas mengatakan, tidak merekomendasikannya lantaran khawatir jika harga gabah terlalu tinggi, justru harga beras yang akan terjual ke masyarakat akan melambung. Karena itulah, maksimal pembelian gabah sampai Rp4.500/Kg. Harga pembelian rata-rata di atas Rp4.000 oleh Perum Bulog, menurut kepala dinas sudah memberikan keuntungan bagi petani. Karena itulah, petani mulai beramai-ramai melaporkan area panennya kepada petugas, dan kepada Babinsa untuk diserap langsung oleh pemerintah. “Begitu ada laporan, saya langsung sampaikan juga ke Pak Kadivre (Kadivre Perum Bulog NTB, Achmad Ma`mun). Bulog kemudian berkoordinasi dengan mitranya di bawah untuk menyerap langsung gabah dan beras petani,” ujarnya. TNI terus bergerak, mengawal lahan petani yang siap panen. Jumlah luas panen pet-

ani juga tersedia di kecamatan. Sehingga memudahkan Bulog untuk memetakan wilayah sasaran pembelian langsung. “Dengan tim Sergab ini, NTB masuk lima besar nasional serapan gabahnya,” demikian Hj. Budi. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si., menegaskan, tetap ada pemantauan harga pembelian beras dan gabah di lapangan. Saat ini harga yang diberlakukan oleh Bulog untuk pembelian gabah cukup fleksibel, antara Rp4.200/kg sampai Rp4.400/kg. Kalaupun ada harga pembelian di lapangan mencapai Rp4.600/kg, menurut kepala dinas, hanya sebagian kecil. Tetapi ia menegaskan, harga pembelian sudah berpihak pada petani. Harga ini cukup stabil, petani menerima harga tersebut langsung disawahnya. Tidak melalui perantara. “Informasi harga tetap diserap perkembangannya oleh Pokja, dan relative sudah cukup bagus,” demikian Husnul Fauzi.(bul)

3

Daerah Terpencil Sumbawa Dijangkau BTS 4G Merah Putih UPAYA Telkomsel untuk membuka isolasi layanan komunikasi di Indonesia dalam waktu tiga tahun terakhir tergolong sangat gencar. Telkomsel telah membangun 551 base transceiver station (BTS) di wilayah-wilayah perdesaan yang sebelumnya tidak memperoleh layanan komunikasi. Dalam waktu dekat, Telkomsel akan segera mengoperasikan 17 BTS lainnya, sehingga secara total Telkomsel menggelar 568 BTS di 568 desa tanpa sinyal di Tanah Air. Seluruh BTS di wilayah terisolir tersebut tersebar di 14 provinsi, yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Dari 568 BTS tersebut, 47 di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang berkualitas untuk meningkatkan produktivitas. Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan dalam keterangan resminya mengatakan, kehadiran BTS di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak memperoleh akses telekomunikasi ini merupakan konsistensi komitmen Telkomsel dalam membangun dan memajukan seluruh negeri, tidak hanya di kota dan daerah yang menguntungkan secara bisnis. “Kami terus berupaya menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek kehidupan,” jelasnya. Penyediaan BTS di wilayah-wilayah terisolir tersebut merupakan hasil kerjasama Telkomsel dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Infor-

Sulitnya Petani Lepas dari Jeratan Tengkulak Dari Hal. 1 Hal senada diakui Amaq Fitriani, salah satu petani di Desa Labulia Kecamatan Jonggat. Amaq Fitriani tidak berdaya saat musim panen, karena harus menjual hasil pertaniannya ke tengkulak. Diakuinya, saat musim panen tiba, banyak tengkulak berkeliaran desanya dan membeli gabah petani langsung di sawah dengan harga yang tidak terlalu tinggi. “Mereka sudah tawar dari seminggu sebelum panen malah, karena tiap hari mereka berkeliaran di sini,” tuturnya. Meski demikian, pada panen tahun ini ada peningkatan harga dan hasil gabah dibandingkan tahun kemarin. Pada tahun lalu, ujarnya, harga gabah per 100 kg hanya Rp350 ribu. Sementara sekarang ini, harga gabah bisa Rp 425-450 ribu/ timbang gabah kering lumbung,” terangnya. Amaq Fitriani dirinya sebenarnya ingin menjual ke Bulog langsung, karena tengkulak yang memegang penuh kendali. “Kalau tidak begitu, mereka pasti tidak dapat untung karena mereka yang berhubungan langsung dengan Bulog,” jelasnya. Setidaknya dari hasil panen musim ini, ia mengaku bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Peningkatan hasil pertanian juga diakui Haji Zaenudin di Desa Labulia. Begitu juga masalah harga ada peningkatan, baik yang dibeli langsung tengkulak sebelum panen atau yang sudah dijemur. “Dulu harganya hanya Rp 17 juta/ha sekarang bisa sampai Rp 24 juta/hektar,”

ceritanya. Ia menjual padinya ke tengkulak saat masih baru masak, sehingga para tengkulak yang panen sendiri. Dirinya mengaku juga ingin menjual langsung hasil panennya ke Bulog tetapi tidak bisa karena tidak ada jaringan. “Jadi lewat tengkulak saja kita jualnya, karena meski ada standar harga dari pemerintah tetap tengkulak yang mainin harga,” akunya. Zaenudin mengaku mendapatkan keuntungan yang cukup untuk panen musim ini, karena modal yang dikeluarkan hanya seperempat dari hasil yang didapat. “Kalau untung bersih paling sedikit karena hasilnya kan dipakai lagi untuk musim tanam berikutnya,” jelasnya. Ia menginginkan agar petugas Bulog itu datang langsung ke petani untuk membeli gabah milik petani. “Petani mau dah keluar biaya asal Bulog terjun langsung ke lapangan untuk beli,” imbuhnya. Karena tengkulak, tambahnya, bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp 7 juta/ha dari hasil jual gabah dan beras. Menjual gabah ke tengkulak juga dialami petani di Lombok Barat. Sejumlah petani di Labuapi lebih memilih menjual langsung gabahnya ke tengkulak daripada harus membawa pulang. Seperti disampaikan H. Hamdi, salah satu petani di Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi. Sebagai petani, dirinya ingin lebih praktis dalam menanam padi. Termasuk saat menjual hasil panennya. Sama halnya dengan petani di Lombok Tengah, H. Hamdi harus menjual harga gabah-

nya Rp400.000 per 100 kg. Padahal, sebagai petani, dirinya ingin menjual lebih mahal dibandingkan harga yang dibeli oleh tengkulak. ‘’Memang segitu (Rp400.000 per 100 kg, red) yang ditawar sama tengkulak. Kita maunya lebih mahal, tapi kita terima bersih, karena tukang panen dari dia (tengkulak, red),’’ tuturnya, Sabtu (24/3). Baginya harga Rp400.000 per 1 kuintal adalah ‘’bunuh diri’’. Sebab dirinya harus membeli beras dengan harga yang cukup mahal, yakni Rp11.000 lebih per 1 kg untuk beras medium. Namun, jika gabah basah kembali dibawa pulang ke rumah membutuhkan waktu dan biaya untuk menjemur. Untuk itu, ujarnya, sejumlah petani di Labuapi memilih langsung menjual gabahnya ke tengkulak. ‘’Ada juga yang membawa pulang untuk keperluan konsumsi setiap hari,’’ ujarnya. Beda halnya dengan Hj. Rohan, salah satu pembeli gabah petani di Lombok Barat. Melalui badan usaha yang dimilikinya lebih memilih membeli gabah petani dengan jenis tertentu untuk dijadikan bibit. Tentunya harga yang dibeli dari petani jauh lebih mahal dibandingkan dengan gabah yang dijadikan konsumsi. Apalagi gabah yang dibeli ini merupakan pilihan, karena akan dijual sebagai bibit padi. Setelah dibeli, gabah kemudian diolah dan dipilah per butirnya, sehingga menjadi bibit yang siap tanam. Biasanya, bibit yang dijual untuk 10 kg di atas Rp100 ribu dan banyak dibawa ke luar Lombok Barat dan NTB. (uul/ham)

matika dalam hal penyediaan akses telekomunikasi seluler bagi masyarakat di wilayah pelayanan universal telekomunikasi dan informatika atau yang lebih dikenal dengan Universal Service Obligation (USO). Dalam membangun BTS USO di wilayah-wilayah terisolir, Telkomsel menerapkan teknologi BTS yang memungkinkan penggunaan layanan transmisi satelit Very Small Aperture Terminal-Internet Protocol (VSAT-IP). Teknologi ini merupakan solusi komunikasi untuk melayani daerah-daerah terpencil dengan kondisi geografis yang menantang sehingga paling tepat untuk diimplementasikan di negara kepulauan seperti Indonesia. Dalam program ini, Telkomsel juga menggelar perangkat antena yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal telekomunikasi serta base station controller (BSC) untuk mengontrol dan memonitor kinerja BTS. Baru-baru ini Menkominfo Rudiantara meresmikan beroperasinya BTS USO berteknologi 4G di Desa Tolo’oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, NTB. Kehadiran layanan berkecepatan akses data tinggi sejak Oktober 2017 tersebut dimanfaatkan secara positif untuk meningkatkan produktivitas masyarakat yang sebagian besar memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan peternakan. Sebagai contoh, kini masyarakat semakin cepat dan mudah dalam bertukar informasi dalam bentuk teks maupun foto untuk melaporkan hasil panen jagung maupun melakukan transaksi jual beli pupuk. “Hadirnya BTS 4G Telkomsel merupakan solusi produk dan layanan digital yang turut mendukung produktivitas masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian daerah pelosok,” jelas Bob.(bul)

(Ekbis NTB/ist)

Telkomsel bersama Kemenkominfo meresmikan BTS USO sekaligus penyerahan donasi CSR di Desa Tolo’oi, Sumbawa (NTB) sebagai persembahan untuk Negeri

Harga Gabah Bagus, Waspadai Tengkulak Dari Hal. 1 Harga gabah yang bagus tak memberi banyak manfaat bagi petani jika turut campur mafia perdagangan di setiap transaksi. DPRD NTB berharap Nilai Tukar Petani (NTP) dari semua sub sektornya mampu memberi keuntungan yang optimal para petani, terlebih akan segera memasuki bulan yang banyak pengeluaran seperti puasa, lebaran dan tahun ajaran baru. Tiga momentum tersebut biasanya menuntut masyarakat, termasuk dari kalangan petani untuk membelanjakan uang lebih besar. Karena itulah hasil penjualan padi yang bagus diharapkan bisa menyelamatkan perekonomian petani. Namun demikian pemerintah harus waspada terhadap sejumlah kondisi tak aman yang cenderung dialami oleh petani. Misalnya saat petani terdesak oleh uang, mereka cenderung terlilit rentenir atau terlilit ijon. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan mereka saat panen, karena yang untung adalah pihak-pihak tersebut. “ Yang kita khawatirkan saat petani butuh uang mendadak, petani tidak bisa menikmati situasi ini, karena dimanfaatkan oleh tengkulak,” cetusnya. Soal tingkat serapan Bulog di musim panen, Made Slamet

sepertinya pesimis dengan komitmen dan kinerja Bulog, mengingat Perum Bulog juga menjalankan fungsi bisnisnya. Dalam beberapa kasus, tingkat serapan Bulog cenderung tidak bagus karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi oleh petani untuk menjual ke Bulog seperti kadar air, derajat sosoh dan lainnya. “ Sekarang banyak terjadi hujan, petani cenderung tidak bisa memenuhi apa yang diminta oleh Bulog,” katanya. Adapun terkait dengan pupuk yang sering dikeluhkan oleh petani saat musim tanam tiba, menurut Made Slamet, pupuk subsidi hampir tiap tahun berkurang lantaran digunakan juga oleh pertanian selain padi. Pupuk subsidi selama ini hanya untuk padi. Sementara pertanian non padi seperti jagung menggunakan pupuk non subsidi. Karena itulah pemerintah diharapkan mulai memikirkan pemberian subsidi pupuk untuk jagung yang banyak ditanam oleh petani di pulau Sumbawa. “ Ini sebenarnya kasus penyalahgunaan pupuk bersubsidi. Jelas akan membuat kekurangan untuk tanaman padi.Selama ini belum dibahas mengenai pupuk subsidi untuk jagung. Kami harapkan itu menjadi pokok bahasan ke depan agar stok pupuk subsidi di NTB tak terus dikeluhkan,” tutupnya.(ris)


Ekbis NTB Senin, 26 Maret 2018

Ekbis NTB

4

Sukses, Peringatan Hari Air Sedunia ke-XXVI Tahun 2018 BALAI Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I beserta stakeholders, sukses melaksanakan serangkaian peringatan Hari Air Sedunia ke – XXVI tahun 2018. Dipusatkan di Kabupaten Sumbawa dan didukung penuh oleh Pemda setempat dan masyarakatnya. Kegiatan ini bertujuan merayakan, menunjukkan dukungan dan menginspirasi untuk bertindak bersama – sama dalam pengelolaan sumber daya air sekaligus mengedukasi masyarakat umum tentang pelestarian dan pemanfaatan air yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Mengusung tema “Lestarikan Alam Untuk Air”, dengan sub tema antara lain Siklus Air, Manfaat Air Untuk Kehidupan, Manajemen Air Hujan, Penyelamatan Air, Solusi Air Bersih dan lain-lain. Serangkaian kegiatan peringatan yang dilaksanakan diantaranya: 1.Lomba Mewarnai dan Menggambar Sasaran : Anak didik PAUD, TK dan SD.sederajat

Tujuan : Sebagai media pengenalan dan penyadaran pentingnya air sejak anak usia dini. Menanamkan pola pikir akan pentingnya air dan lingkungan. Sebagai “Agen Perubahan” dalam berfikir dan bertindak untuk peduli terhadap Air dan lingkungan sekitar. Peserta : 3000 orang, 2200 orang mewarnai dan 800 orang menggambar. Tema Lomba Mewarnai :Solusi Alam Untuk Air, Tema Lomba Menggambar :Siklus Air, Memanfaatkan Air untuk Kehidupan dan Memanen Air Hujan Pelaksanaan : Minggu, 18 Maret 2018 di Lapangan Pahlawan Jl. Merdeka - Kabupaten Sumbawa. Total Hadiah sebesar Rp12.000.000,00 dan hadiah hiburan. 2.Lomba Poster Tingkat SMP dan SMA se-NTB Sasaran : Siswa/siswi SMP dan SMA (sederajat) se-NTB Tujuan : Mengajak para generasi muda untuk lebih menjaga dan mencintai lingkungan yang khususnya sungai yang ada disekitar kita, Sebagai media pengenalan dan penyadaran pentingnya air bagi kehidupan. Total hadiah sebesar : Rp8.000.000,00 3.Lomba Video Tingkat SMA dan Mahasiswa se-NTB Sasaran : Siswa/siswi SMA dan Mahasiswa se-NTB Tujuan :Mengajak para generasi muda untuk melihat keadaan dan kondisi sungai serta bangunan air secara langsung.Sebagai media pengenalan dan penyadaran pentingnya air bagi kehidupan.Memupuk dan mengembangkan kreatifitas para generasi muda. Total hadiah sebesar : Rp10.500.000. 4.Workshop dengan Tema “Berbasis Kearifan Lokal dan Berwawasan Lingkungan” / Restorasi Sungai Brang Biji Kabupaten Sumbawa. Sasaran : Pemerintah, LSM, Organisasi Profesi (HATHI), Dunia Usaha dan Mahasiswa / pelajar serta Masyarakat Adat. Tujuan :Dalam rangka mendukung keterpaduan tindak pengelolaan SDA (IWRM) dengan melibatkan berbagai unsur serta peran serta Akademisi berupa dukungan kajian penanganan banjir terintegrasi di Kabupaten Sumbawa. Rabu, 21 Maret 2018 di Kabupaten Sumbawa.

Kepala Balai Wilayah Sungai NT1, Ir. Asdin Julaidy, M.M, MT saat menandatangani Nota Kesepahaman Restorasi Sungai Brang Biji

5.Workshop Pengelolaan Limbah Sampah (3R : Reduce, Recycle dan Reuse) Sasaran : Ibu Guru, Dharma Wanita BWS NT I dan Kader PKK (Ibu Kades se-Kabupaten Sumbawa), Komunitas pecinta lingkungan. Tujuan :Meningkatkan pola pengelolaan sampah terpadu dengan mengedepankan konsep 3R.Meningkatkan proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya.Meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat. Dilaksanakan Rabu, 21 Maret di Kabupaten Sumbawa.

Workshop dengan Tema “Restorasi Sungai Brang Biji Berbasis Kearifan Lokal dan Berwawasan Lingkungan”.

Ir. Asdin Julaidy, M.M, MT saat berbicara di Workshop “Restorasi Sungai Brang Biji Berbasis Kearifan Lokal dan Berwawasan Lingkungan”

6.Kegiatan Rehabilitasi / Penanaman Pohon di “Green Belt Bendungan Batu Bulan” Kabupaten Sumbawa Sasaran : Kelompok Tani Hutan, anak – anak pramuka dan dinas terkait lainnya. Tujuan : Dalam rangka pemulihan ekosistem kawasan hutan konservasi dan mempertahankan sumber mata air. Agar tetap terjaganya hutan sebagai satu kesatuan daerah aliran sungai agar tetap memiliki fungsi produksi, fungsi lindung dan fungsi konservasi. Merehabilitasi lahan kritis akibat illegal logging di Kabupaten Sumbawa. Dengan penanaman 400 pohon durian, matoa,nangka dan carcison 100 total 500 pohon buah. Dilaksanakan Kamis, 22 Maret 2018 di kawasan Green Belt Bendungan Batu Bulan Kabupaten Sumbawa. (Humas BWS NT I/bul)

Ir. Asdin Julaidy, M.M, MT saat berbicara di Workshop “Restorasi Sungai Brang Biji Berbasis Kearifan Lokal dan Berwawasan Lingkungan

Foto bersama usai workshop

Kegiatan Rehabilitasi / Penanaman Pohon di Green Belt Bendungan Batu Bulan Kabupaten Sumbawa

Foto usai kegiatan Penanaman Pohon di Green Belt Bendungan Batu Bulan Kabupaten Sumbawa.

Bupati Sumbawa, H.M. Husni Djibril, B.Sc saat melakukan penanaman pohon di Green Belt Bendungan Batu Bulan Kabupaten Sumbawa.

Kepala Balai Wilayah Sungai NT1 Ir. Asdin Julaidy, M.M, MT

Saat menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Workshop Pengelolaan Limbah Sampah (3R : Reduce, Recycle dan Reuse)

Workshop Pengelolaan Limbah Sampah 3R sedang berlangsung

Lomba Mewarnai dan Menggambar

Ir. Asdin Julaidy, M.M.MT saat menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba

Ir. Asdin Julaidy, MM,MT, bersama dengan Bupati Sumbawa H.M Husni Djibril, B.sc


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.