MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com
SENIN, 8 JANUARI 2018
Ekbis NTB
4 HALAMAN NOMOR 18 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB
Kerajinan Tikar Pandan yang Tidak Lekang oleh Zaman
10 Koperasi akan Direkomendasikan Dapat Dana LPDB
SEIRING berkembangnya zaman yang semakin modern, peralatan rumah tangga yang dulunya tradisional mulai perlahan ditinggalkan. Salah satunya adalah tikar pandan yang dulunya dengan mudah kita temukan di pasar atau rumah, tetapi sekarang sudah jarang ditemukan.Tetapi ternyata masih ada pembuat tikar pandan yang masih bertahan, meski sekarang di pasaran lebih banyak dijual tikar plastik yang kualitasnya lebih bagus dan bervariasi. Halaman 2
DINAS Koperasi dan UMKM Provinsi NTB akan memberikan rekomendasi kepada sepuluh koperasi yang layak untuk didukung oleh Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM RI. Sepuluh koperasi tersebut telah diminta oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, Drs. H. L. Saswadi agar secepatnya melakukan pengajuan. Halaman 4
H. L. Saswadi
Perda Produksi Buah Lokal KONSUMSI masyarakat yang rendah terhadap buah dan kecenderungan mereka membeli buah-buahan impor atau luar NTB dibandingkan buah lokal menjadi persoalan serius yang harus dicarikan solusinya di NTB. Jika ini tidak diatasi akan berpengaruh besar terhadap nasib petani buah. Menurut Pengamat Pertanian dari Unversitas Mataram, Dr. Ir. Anas Zaini, (Ekbis NTB/uul) M.Sc., masih cenAnas Zaini d e r u n g n y a masyarakat membeli buah dari luar disebabkan oleh berbagai faktor. “Kalau sekarang balik lagi ke cuaca, sehingga banyak bunga buah-buahan lokal yang gugur dan tidak jadi,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini. Ia mengatakan dengan musim hujan yang sudah datang seperti sekarang ini, berpengaruh terhadap produksi buah-buahan lokal yang berkurang. “Jika kita lihat produksi buah-buahan lokal kita setiap tahunnya berkurang.
Ketika Buah Lokal Kalah ’’Gengsi’’ dengan
Buah Impor
Bersambung ke hal 3
Masih Terkendala Pengaturan Pembuahan dan Pengemasan
NTB memiliki potensi sumber daya alam yang begitu melimpah. Lahan-lahan yang subur untuk mengembangkan berbagai komoditas, terutama komoditas buah tidak kalah dengan daerah lain. Bahkan, banyak buah asal NTB yang dikirim ke daerah lain. Meski demikian, banyak juga buah luar daerah atau buah impor yang masuk ke NTB. Buah-buah impor ini, tidak saja menguasai pasar-pasar modern, juga pasar tradisional. Dengan harga lebih murah dari buah lokal dan penampilan yang lebih menarik, membuat buah lokal kalah saing dan bahkan kalah ‘’gengsi’’.
(Ekbis NTB/uul)
Pedagang buah di Arena Pasar Buah. Sekarang ini, permintaan buah, khususnya buah impor cukup tinggi dibandingkan buah lokal.
sumen tetap antusias membeli buah-buah impor. Namun, buah-buah lokal untuk jenis tertentu, seperti rambutan, srikaya, pepaya cukup banyak juga pembelinya. ‘’Kalau apel impor kisaran harganya mulai Rp 30-50 ribu/Kg tergantung jenisnya, sedangkan anggur merah (impor) harganya mulai Rp 70 ribu/Kg,’’ tuturnya pada Ekbis NTB. Untuk mendapatkan stok buah, khususnya buah impor, Dayah mengaku tidak perlu jauh-jauh. Menurutnya, buah impor yang dijual, seperti apel merah, anggur merah, pir, jeruk mandarin dibeli dari pengempul buah di Pasar Bertais. Pihak pengempul buah sudah menyediakan berbagai macam jenis buah impor untuk dijual di NTB. Sementara buah lokal, tambahnya, ia membeli dari pengepul yang mengantarkan langsung ke tempatnya berjualan. ‘’Buah yang diantar oleh pengepul,’’ ujarnya.
Bersambung ke hal 3
Pengembangan Hortikultura Buah Belum Prioritas
M. Saleh Mokhtar
PEMERINTAH belum maksimal memberikan dukungan untuk pengembangan hortikultura buah di Indonesia. Meski begitu, untuk jenis-jenis buah unggulan daerah, pemerintah juga tetap memberikan dukungan untuk mengembangkannya. ‘’Untuk beberapa jenis buah, kita tetap dorong. Untuk saat ini, kita fokus di Pajale (Padi Jagung Kedelai), ditambah hortikultura sayur. Hanya bawang merah dan bawang putih,” kata Kepala Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dr. Ir.
M. Saleh Mokhtar, MP., pada Ekbis NTB belum lama ini. Untuk beberapa jenis buah yang marak masuk pasar NTB, apel misalnya. Keadaan ekosistem agronya yang tidak sepenuhnya mendukung. Terkecuali untuk beberapa jenis buah, rambutan, atau mangga, jika mendatangkan dari luar, Muhktar mengatakan ‘’terlalu’’. ‘’Kita memang harus dorong swasembada hortikultura, tapi bertahap. Seperti rambutan, manggis, mangga. Tidak boleh masuk NTB, kalau ada yang masuk, itu PR besar kita,” imbuhnya. Untuk mendukung pengembangan beberapa komoditas buah ke depannya, Mokhtar mengatakan perlu dihitung berapa kebutuhan rata-
rata di NTB. Agar prioritas pemerintah bisa menjawab kebutuhan dimaksud. Tugas BPTP adalah menyiapkan inovasi teknologi komoditas hortikultura (buah) unggulan yang sedang menjadi program Kementerian Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian di daerah. Khusus untuk buah ini, BPTP sedang menyiapkan pengembangan bibit mangga untuk disebarkan kepada petani sesuai CP/CL Dinas Pertanian dan Perkebunan. Beberapa jenis buah-buahan yang cocok dikembangkan di provinsi ini di antaranya, rambutan, manggis, srikaya, pisang, durian, jeruk dan sawo.
Bersambung ke hal 3
(Ekbis NTB/bul)
Masuknya Buah Luar Tak Bisa Dihalangi BANYAKNYA jenis buah-buahan yang datang nya. Apalagi bila dihalangi masuknya. Tentu- proteksi soal selera. Buah apapun, atau dari luar merupakan dampak perkembanya tak mungkin hal itu dilakukan. Baginya, buah dari manapun yang disukainya,” kangan global yang tidak bisa dihalangi. tak menjadi persoalan, buah dari luar tanya pada Ekbis NTB belum lama ini. Pengusaha dari dalam dan luar daerMenurutnya, NTB menghasilkan buahboleh masuk kemanapun. Demikian juga ah bebas memasukkan buah-buadengan buah yang dihasilkan di NTB. buah unggulan. Misalnya rambutan, pephan dari luar daerah asalini pasar global. Tapi masyarakat aya, durian, manggis, mangga dan pisang. kan sesuai dengan perharus terus diedukasi, bahwa tidak leb- Beberapa buah yang aturan yang berlaku masuk dari luar, ih baik buah-buah mengkilap di negara ini. adalah yang diimpor dari luar, Kepala Dinas apel, angketimbang buah lokal. Pertanian dan gur, atau ‘’Yang bisa kita lakukan Perkebunan beberapa jeadalah edukasi, kaProvinsi NTB, nis lainnya lau soal beli. Itu Ir. Husnul dikarenakan tokan urusan konFauzi, M. Si pografi lahan di sumen sendiri, menyebut NTB yang belum setidak bisa soal peredarsuai untuk mengemkita an buah dari bangkannya. luar, bukan Bersambung ke hal 3 Husnul Fauzi kewenangan(Ekbis NTB/dok)
Hj. Budi Septiani (Ekbis NTB/dok)
( Ekbis NTB/dok)
BUAH impor masih menghiasi meja-meja di Arena Pasar Buah Cakranegara Kota Mataram. Sebagai salah satu sentra penjualan buah berbagai jenis di Kota Mataram, pasar buah ini menjadi tujuan warga atau wisatawan mancanegara untuk berbelanja buah. Banyaknya pilihan, baik buah impor dan lokal membuat pembeli tidak kesulitan menentukan pilihannya. Anggur merah dan apel menjadi buah impor yang paling banyak diburu konsumen. Karena harganya cukup murah. Stok yang tersedia sepanjang tahun menjadikan harga buah impor ini tetap stabil dan permintaannya cukup banyak. Dayah, salah seorang penjual di Arena Pasar Buah Cakranegara menuturkan, bagaimana kon-
SEJUMLAH varietas buah yang dihasilkan oleh petani NTB memiliki keunggulan yang digemari oleh pasar. Misalnya saja buah durian, mangga, rambutan dan manggis. Meski memiliki keunggulan dari segi cita rasa, namun petani buah di daerah ini masih terkendala oleh pengaturan pembuahan dan pengemasan. Hal itu disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi NTB Sabri M Amin kepada Ekbis NTB belum lama ini. Sabri mengatakan, buah yang diproduksi oleh petani NTB rata-rata masih berbuah satu kali dalam setahun. Belum mampu mencoba pembuahan dua kali dalam setahun seperti yang sudah diterapkan di beberapa daerah lain dengan sentuhan teknologi pertanian. “ Jika hal itu bisa diterapkan, tentu hasilnya akan sangat bagus dan menguntungkan petani.
Sabri M Amin
Bersambung ke hal 3
Butuh Inovasi dan Penerapan Hasil Penelitian Kampus BUAH hasil produksi lokal memang tak kalah berkualitas dengan daerah lain, atau bahkan produk dari luar negeri. Namun yang menjadi titik lemahnya ada pada perhatian pemerintah daerah yang masih kurang terhadap petani buah. Padahal sudah jelas instruksi Presiden untuk mengurangi impor dan mengutamakan produk lokal. Hal itu disampaikan Anggota Komisi II Bidang Pertanian DPRD NTB Ir Made Slamet, MM kepada Ekbis NTB belum lama ini, terkait masih kalahnya buah lokal bersaing dengan buah dari luar. Ia melihat pemerintah daerah kurang memberikan dukungan kepada para petani buah di NTB. Sehingga produk yang dihasilkan kalah bersaing dengan produk luar. Ada banyak variatas buah dari luar daerah yang lebih unggul daripada buah yang dihasilkan petani NTB.
Bersambung ke hal 3
Made Slamet ( Ekbis NTB/dok)