Edisi Senin, 05 Februari 2018 | Ekbis NTB

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 5 FEBRUARI 2018

4 HALAMAN NOMOR 22 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

Nikmati Bakso dengan Nuansa Klasik

Waspada Potensi Peningkatan Angka Kemiskinan

BAKSO menjadi salah satu makanan yang keberadaannya mudah ditemukan dan menjadi makanan favorit banyak orang. Tidak heran, tempat makan bakso di Mataram dapat dengan mudah kita temukan di setiap pojok kota. Halaman 2

DARI data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, angka kemiskinan di Provinsi NTB terus mengalami penurunan dengan persentase yang berbeda-beda. Namun perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan kemiskinan periode September ke Maret karena berkaitan dengan tren naiknya harga pangan, termasuk beras yang berpotensi memicu inflasi. Halaman 4

Mencari Solusi Transportasi Konvensional dan ’’Online’’ ADA sembilan substansi yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017. Selain tarif dan kuota, ketentuan ini juga mengatur argometer taksi, wilayah operasi, persyaratan minimal lima kendaraan. Kemudian bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB), domisili tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB), sertifikat registrasi uji tipe (SRUT), serta

peran aplikator. Meski demikian, Permenhub Nomor 108 ini belum banyak diketahui oleh para sopir taksi online di NTB. Rata-rata sopir transportasi online, seperti Grab, Go Car dan Go-Jek masih menunggu instruksi dari perusahaan tempat mereka bernaung. Seperti disampaikan Erik – sopir taksi online dari Go-Car mengaku belum mengetahui banyak soal Permenhub yang akan mengatur transportasi online dalam mencari penumpang. Sebagai sopir online yang baru 2 minggu bekerja, Erik akan berusaha melaksanakan apa yang menjadi instruksi

pimpinan tempatnya bekerja. ‘’Saya cuma pernah dengar, tetapi masih menunggu bagaimana keputusannya. Karena kita mengikuti aturan perusahaan,’’ terangnya pada Ekbis NTB. Tidak hanya itu, Erik mengakui, jika sekarang ini ada ‘’kecemburuan’’ terhadap transportasi online oleh transportasi konvensional. ‘’Kecemburuan’’ yang berujung percekcokan antara sopir online dan sopir konvensional hanya gara-gara rebutan penumpang. Namun, ia menegaskan, jika masalah penumpang atau pendapatan saat menarik angkutan tergantung rezeki masing-masing.

Antonius Zaremba Mustafa Kamal

(Ekbis NTB/dok)

Kementerian Perhubungan mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Keberadaan Permenhub ini diharapkan mampu menjadi solusi di tengah persoalan antara pengelola transportasi konvensional dan transportasi online.

Semua Harus Berizin

Bersambung ke hal 3

PERATURAN Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 tahun 2017 yang mengatur tentang transportasi online terutama taksi online menjadi perhatian banyak pihak di bidang transportasi. Adanya Permenhub ini, diharapkan mampu menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan yang terjadi antara sopir taksi online dan konvensional. Apalagi di beberapa tempat di Indonesia, termasuk di NTB sopir taksi konvensional dan taksi online sering berebut penumpang hingga mengarah pada adu fisik. Kondisi ini menurut Ketua Organda NTB, Antonius Zaremba Mustafa Kamal, jika di lapangan sering terjadi perseteruan antara sopir taksi konvensional dengan sopir taksi online. ‘’Seperti kejadian beberapa waktu lalu sopir taksi online cekcok dengan sopir taksi konvensional di depan Mataram Plaza yang sampai diproses ke Polsek,’’ katanya. Sopir taksi online yang mengaku anggota Uber saat ditanyakan legalitasnya ternyata tidak memiliki surat kelengkapan. ‘’Sekarang permasalahan itu sudah selesai, karena dari Uber sendiri mengaku itu bukan anggota mereka, karena baru 23-24 kendaraan yang mendaftar sebagai anggotanya,’’ kata Kamal. Ia mengatakan persoalan tersebut sudah dibawa ke Dinas Perhubungan dan hasilnya tanggal 9 Februari Dishub bersama dengan Uber akan me-launching pelaksanaan Permenhub Nomor 108 itu.

Bersambung ke hal 3

Solusi Adil untuk Taksi Konvensional dan ”Online” LAHIRNYA Peraturan Menteri Perhubungan No 108 Tahun 2017 mengenai penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek yang menjadi payung hukum taksi online di Indonesia sudah mulai diterapkan per 1 Februari 2018. Aturan tersebut dipandang mampu menghentikan konflik yang selama ini sering terjadi antara taksi online dan konvensional. Kalangan DPRD Ruslan Turmuzi

NTB memandang positif susbtansi Per- kan kemudahan. Spiritnya kan disana. menhub itu untuk memberi kesempatan Masyarakat inginkan kemudahan, namun yang sama baik kepada pelaku taksi kon- dari sisi penyelenggara transportasi konvensional maupun taksi online. Ke- vensional juga harus merasakan keadilan,” kata Wakil Ketua Komisi IV Bidang beradaan transportasi berbasis Perhubungan DPRD NTB, H Suharto, aplikasi di satu sisi dipandang ST, MM., kepada Ekbis NTB. memberi kemudahan dan kenKarena itulah, salah satu yang yamanan bagi konsumen. Naharus dilakukan oleh pemerintah semun di sisi lain, keberadaan lain menerapkan Permenhub 108/ mereka mendapat reaksi yang 2017 itu adalah melakukan medicukup keras dari t a k s i asi antara kedua jenis transporkonvensional tasi itu. Mereka bisa yang terlebih melakukan kerjasama dahulu hadir. dalam satu sistem aplika“Yang si untuk mendapatkan paling pentpenumpang. Misalnya di i n g Jakarta sudah ada kerjasbagaimaama antara Go-Car dengan na maperusahaan taksi konvensyarsional. a k a t mendapatH. Suharto Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

Silakan Beroperasi Asal Sudah Kantongi Izin KEBERADAAN taksi berbasis aplikasi di Provinsi NTB, terutama di Kota Mataram terus mengalami peningkatan seiring dengan semakin banyaknya konsumen mencari angkutan yang mudah diakses dan memiliki tarif lebih rendah. Namun operasional taksi online ini sering menimbulkan permasalahan dengan angkutan konvesional yang selama ini tunduk pada aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB Drs.Lalu Bayu Windia kepada Ekbis NTB mengatakan, pihaknya mempersilakan taksi berbasis aplikasi beroperasi melayani konsumen di NTB dengan cataLalu Bayu Windia

tan mereka sudah mengantongi izin. Namun sampai saat ini yang sudah memiliki izin baru aplikasi Uber dengan jumlah yang sedikit yaitu 23 unit kendaraan. “Sikap kita, posisi kita di pemerintah ini sangat jelas mengenai taksi konvesional dengan taksi online ini. Bahwa online itu silakan beroperasi dengan memenuhi syarat ketentuan yang sudah berlaku. Yang sudah bisa mengikuti semua syarat ketentuan itu baru 23 dari Uber, sementara operator aplikasi lainnya belum,” Lalu Bayu Windia. Untuk menertibkan taksi berbasis aplikasi yang belum mengantongi izin,

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

H. Khalid (Ekbis NTB/dok)

Penertiban Tak Hanya di Atas Kertas KEBERADAAN Peraturan Menteri Perhubunzaman, maka eksistensinya tinggal menunggu waktu, gan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017 diangkarena kalah dalam persaingan. gap sebagai sebuah solusi terhadap perUntuk itu diberlakukannya Permenhub Nomor soalan transportasi antara transportasi 108 Tahun 2017 disambut gembira pelaku usaha konvensional dan taksi online. Keberadaan taksi konvensional di Indonesia, termasuk di NTB. transportasi online dianggap telah menPermenhub ini mengatur tentang Penyelenggaraan jadi momok bagi pengelola transportasi Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor konvensional yang lebih dahulu eksis. Umum Tidak Dalam Trayek dan Peraturan Dirjen Bagaimana tidak, sebelum serba onPerhubungan Darat Kemenhub yang diterbitkan line, tranportasi konvensional merupapada 2 Februari 2018. kan pilihan utama penumpang Penertiban dilakukan efektif sejak 1 Februari yang ingin cepat sampai tu2018, dan akan dilakukan tindakan secara hujuan daripada mengkum dan sanksi administratif kepada anggota gunakan angkutan perusahaan aplikasi di bidang transportasi umum. Namun, hadirnya umum angkutan sewa. Para pengusaha taksi transportasi online memkonvensional menggantungkan harapan, agar buat penumpang yang sekebijakan tersebut dilaksanakan, dan konbelumnya selalu mengasisten di NTB. ndalkan transportasi Ketua Koperasi Jasa Wisata Senggigi, konvensional mulai menLombok Barat H. Nasrun, menyebut terjadi galihkan pilihannya. Hal penurunan omset sampai 75 persen anggota ini tentu membuat penkoperasi yang menyediakan armada transgelola transportasi konportasi darat bagi wisatawan di kawasan parivensional harus berjuang wisata itu. Penurunan terjadi sejak adanya keras dan membuat stratetaksi online, yakni Uber, Grab dan Go Car. gi agar tetap bertahan. Jika Diakuinya, setelah adanya taksi online ini, Amir Muslim bertahan dengan kebijakan sebanyak 150 anggota koperasi ini nyaris kesemula tanpa ada upaya behilangan pendapatan, karena mereka harus berradaptasi dengan kemajuan bagi lahan dengan transportasi online. (Ekbis NTB/bul)

(Ekbis NTB/ist)

(Ekbis NTB/ist)

Iwan P Balukea

H. Nasrun

Diakuinya, pihaknya lama menunggu sikap tegas pemerintah untuk menindak angkutan yang tidak mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. Untuk itu, pihaknya terpaksa mengambil sikap, tapi tidak anarkis dengan mengeluarkan aturan khusus. Di mana, transportasi online tak dipermasalahkan menga-

ntar penumpang dengan tujuan Senggigi. Tetapi tidak melayani penumpang dari Senggigi. Apalagi, ujarnya, koperasi ini termasuk cukup lama menjadi mitra para penyedia jasa perhotelan dan penginapan di Senggigi. Belakangan, anggota mereka merasa sangat terganggu secara ekonomi.

“Kalau pemerintah tidak melakukan penertiban. Kami yang akan melakukan penertiban. Kami minta pemerintah jangan diam, sementara kami di lapangan berperang,” ancamnya. Beragam cara yang dilakukan untuk menghalau masuknya taksi online ke Senggigi, mereka masih mengaku kecolongan, karena pesanannya menggunakan “angin”, dan sulit dideteksi. Namun, di lapangan, penertiban masih dilakukan. Bahkan berpotensi terjadi benturan fisik. Bila pemerintah daerah tak bersikap segera. Ia meminta harus ada Pergub yang mengatur, mana saja daerah-daerah yang boleh dan tidak boleh dilayani taksi online. Yang paling diberatkan, kendaraan taksi online cukup banyak dijumpai menggunakan pelat luar daerah. Mendominasi, B dan DK. Artinya, kata H. Nasrun, mereka hanya datang mengambil manfaat, pajak daerah tidak disetor.

Bersambung ke hal 3


2

Ekbis NTB Senin, 5 Februari 2018

Pasar Loak, Lokasi Alternatif Mencari Onderdil Kendaraan

Selain pasar sepeda bekas yang ada di Kota Tua Ampenan, di Pasar Cakranegara terdapat pasar barang bekas yang menjual berbagai kebutuhan pembeli akan onderdil kendaaran bermotor bekas dengan kondisi yang cukup baik. Keberadaan lapak pedagang yang terletak di bagian belakang pasar ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan terbukti masih memiliki pembeli dan pasaran tersendiri di tengah banyaknya bermunculan bengkel ataupun toko onderdil baru di Kota Mataram. MENURUT Robert, salah satu penjual onderdil bekas di Pasar Cakranegara, lapak penjual ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan masih eksis sampai sekarang. “Saya sudah dua puluh tahunan jualan di sini, dulunya orang tua yang jualan baru kemudian saya gantikan,” terangnya saat ditemui di lapaknya beberapa waktu lalu. Pasar onderdil bekas ini muncul dulunya karena adanya kebutuhan pembeli akan onderdil kendaraan, terutama sepeda motor dengan harga terjangkau dan kondisinya masih bagus. “Kita menjual semua jenis onderdil motor, apa saja yang dicari pasti ada di sini,” jelasnya. Selain itu, di pasar ini juga tersedia velg, sok, busi, lampu motor, body motor dan lainnya bisa ditemukan dengan mudah di puluhan lapak pedagang. Robert biasanya mendapatkan onderdil kendaraan ini dari berbagai sumber dengan ber-

bagai macam kondisi. “Biasanya kita dapat dari para penjual panci robek yang datang ke sini bawain kita barang atau ndak dari bengkel,” ceritanya. Tidak semua onderdil yang didapatkannya dalam kondisi bagus atau bersih, jadi dirinya membersihkannya terlebih dahulu kemudian memilih barang yang masih layak jual. “Barang yang di sini terbagi jadi dua, yaitu yang asli dan yang KW. Kalau yang asli kelihatan ada merknya, sedangkan yang KW tidak ada,” imbuh Robert. Untuk masalah harga, ia menerangkan harganya relatif tergantung apa yang dibeli pembeli, sehingga tidak ada patokan harganya. “Kalau ditanya yang mana yang paling banyak dicari, semuanya dicari sama pembeli,” terangnya. Bedel, penjual lainnya juga mengatakan hal yang sama bahwa harga ditentukan oleh barang yang dibeli konsumen. “Misalnya

seperti lampu harganya bisa Rp 30 ribu, sok Rp 70 ribu, knalpot mulai Rp 100 ribu, sedangkan bodi motor mulai dari Rp 150 ribu tergantung kualitas,” jelasnya. Ia yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar loak menjelaskan harga onderdil KW yang berasal dari Jawa biasanya lebih murah, karena kualitasnya. “Misalnya seperti bodi motor atau lampu depan yang cahayanya menyebar tidak seperti yang asli,” terangnya. Harga onderdil bekas sendiri, kata Bedel, dibandingkan dengan onderdil asli berbeda 30% dari harga aslinya. “Kita dapatnya dari bengkel-bengkel di sini atau ndak ada orang yang langsung anterin atau jual ke kita,” imbuhnya. Pasaran barang bekas ini, tambahnya, masih besar terlihat dari masih banyaknya pembeli yang datang berkunjung ke pasar ini. “Pembelinya datang dari seluruh Lombok, mulai dari KLU sampai Lombok Timur.Yang

(Ekbis NTB/uul)

LAYANI - Pedagang di Pasar Loak Cakranegara sedang melayani pembeli untuk onderdil kendaraannya. dari Bali juga ada,” terangnya. Ia menambahkan jika pasaran sepi, tidak mungkin masih banyak pedagang yang masih

bertahan untuk berjualan. “Memang tidak setiap hari ramai, tetapi selalu saja ada yang datang nyari,” kata Bedel.

Pembeli bisa memilih untuk dipasangkan langsung onderdil yang dibeli di tempat atau memasangnya sendiri. “Kalau

Berburu Durian di Desa Batu Mekar

Gaya

(Ekbis NTB/uul)

BERSAMA - Qanita Sabrina dengan modelnya saat mengikuti lomba busana beberapa waktu lalu.

Tampilan Cantik dengan Riasan dari Rumah Rias Qanita PARA wanita di zaman modern seperti sekarang ini tidak terpisahkan dari yang namanya make up yang bisa membuat tampilan menjadi lebih cantik dan berkelas. Rumah Rias Qanita bisa menjadi pilihan terbaik bagi para wanita untuk mendapatkan tampilan riasan yang elegan dengan harga yang tidak terlalu mahal. Rumah rias yang berlokasi di jalan Batu Bolong no.48, BTN Griya Pagutan Indah, Pagutan ini masih tergolong baru dibuka sejak Januari 2018, tetapi hasilnya tidak kalah dengan yang lain. “Saya memang hobi di dunia tata rias, kemudian sempat kursus kecantikan di Surabaya dan disini, baru kemudian memberanikan diri membuka usaha sendiri,” terang pengelola Rumah Rias Qanita, Qanita Shabrina, S.E., belum lama ini. Lulusan Akuntasi ini menerangkan diberi nama Rumah Rias Qanita, karena memang itu spesialisasinya dan diambil dari namanya sendiri. “Untuk saat ini, kami masih mengkhususkan diri untuk make up saja, selain menerima sewa kebaya, belum yang lainnya,” jelas perempuan 22 tahun ini. Ada 2 pilihan make up yang bisa dipilih pengunjung di Rumah Rias Qanita yaitu Queen dan Princess Make up. “Yang membedakan Princess dan Queen Make up ini hanya penggunaan produk make-upmya saja. Untuk Princess Makeup menggunakan brand, seperti Wardah, LaTulipe dan Caring Colors, sedangkan untuk Queen menggunakan brand Make Over, LT PRO, dan Imported Makeup,” terang Qanita. Perbedaan makeup yang digunakan bertujuan agar konsumen mendapatkan riasan yang menawan dengan harga yang cocok. “Kita bedakan lagi menjadi medium coverage dan high coverage untuk Princess dan Queen Make up ini, tergantung dari berapa lama tahan make up-nya,” jelasnya. Untuk medium coverage bisa bertahan sampai 3-4 jam, sedangkan untuk high coverage bisa bertahan seharian. Princess Make up dibanderol dari harga Rp 75 ribu (medium) dan Rp 100 ribu (high), sedangkan Queen Make up dibanderol Rp 115 ribu (medium) dan Rp 150 ribu (high). Di Rumah Rias Qanita, pengunjung juga bisa memilih Hijab Do untuk tampilan hijab yang lebih cantik dengan harga Rp 30 ribu dan Rp 50 ribu untuk Hijab Do+sewa jilbab. “Ada juga sewa kebaya wisuda serta wedding make up dengan harga yang terjangkau,” kata Qanita. Pengunjung Rumah Rias Qanita ini sendiri, diakuinya berasal dari sekitar tempat tinggalnya atau dari mereka yang melihat di sosial media. “Banyak anak-anak SMA yang ke sini datang setelah melihat di Instagram, atau karena melihat plang nama. Kita belum sebar brosur soalnya,” jelasnya. Untuk anak-anak sekolah, mereka lebih banyak memilih riasan yang natural berbeda dengan ibu-ibu yang ingin terlihat glowing. “Kalau sekarang tren make up-nya lebih ke tampilan doll make up yang lebih menekankan ke riasan mata,” jelas Qanita. Ke depannya, ia berencana akan menambah perawatan di tempatnya seperti treatment wajah dan lainnya. “Tapi karena masih baru dan masih saya kerjakan sendiri, jadi pelan-pelan saja dulu,” terangnya. (uul)

SEJAKawal tahun ini, kita akan dengan mudah menemukan para pedagang menjual durian karena memang sudah memasuki musimnya. Tetapi jika merasa harga durian di Mataram terlalu mahal, tidak ada salahnya untuk berburu durian langsung di pusatnya, terutama di sekitar Lingsar seperti di Desa Batu Mekar. Di desa yang dikenal sebagai desa buah-buahan ini, kita akan dengan mudah menemukan puluhan penjual buah-buahan mulai dari durian, manggis, dan rambutan. Di musim buah seperti sekarang ini, terdapat pasar buah yang keberadaannya hanya ditemui saat musim buah seperti sekarang ini. Letaknya yang berada di persimpangan jalan membuat banyak pecinta buah, terutama durian berburu ke sini karena harganya yang termasuk murah dan dipastikan segar karena baru dipetik dari kebunnya. Seperti yang disampaikan oleh Adi dan Ria, penjual durian di Pasar Batu Mekar ini, yang mengaku sudah hampir 6 bulan ini mereka berjualan durian dan buah lainnya di sini. “Duriannya mulai ada sejak akhir puasa kemarin, tetapi baru musimnya sekarang ini,” terangnya. Adi menerangkan sebelumnya buah durian hanya sedikit stoknya, karena musim hujan yang menyebabkan bunga durian banyak yang rontok. “Tetapi sekarang memang sudah musimnya, jadi

Bisnis

Fashion Terbaik dengan Harga Terjangkau di Nurea

(Ekbis NTB/uul)

DURIAN - Jejeran pedagang durian di Pasar Batu Mekar Kecamatan Lingsar. Bagi yang ingin harganya lebih murah, pecinta buah durian biasanya langsung datang ke tempat ini. sekarang melimpah,” jelasnya. Hal senada disampaikan Ria. Menurutnya, durian dari Batu Mekar kebanyakan merupakan durian vairetas lokal, tetapi rasanya tidak kalah dengan durian impor. “Kalau dibandingkan dengan durian dari Kekait atau Sesaot, durian dari Batu Mekar lebih enak karena dagingnya lebih tebal dan tidak dingin,” terangnya. Durian dari kedua tempat itu memiliki rasa daging yang lebih dingin karena dipengaruhi wilayahnya yang termasuk dingin. Adi dan Ria biasanya mengambil durian langsung dari pemilik kebun durian dengan sistem borongan dan harus dipesan jauh-jauh waktu sebelumnya. “Duriannya diberi tanda misalnya dengan cat agar nanti misalnya ada yang rusak bisa kita minta

ganti,” kata Adi seraya menunjukkan tanda yang dimaksud. Harga durian yang dijual mereka sekarang ini berkisar mulai dari Rp 20 – 70 ribu/buah tergantung ukuran dan kualitas durian. “Lebih murah beli per keranjang, harganya Rp 250 ribu dapatnya 710 buah dengan berbagai macam ukuran,” jelas Ria. Adi menambahkan di musim buah seperti sekarang ini, pengunjung pasar datang dari berbagai wilayah di Lombok bahkan ada yang datang dari Sumbawa. Pengunjung biasanya membeli durian untuk dibawa pulang, tetapi banyak juga yang langsung makan. “Musimnya masih panjang, soalnya banyak juga pohon durian yang masih berbunga. Mungkin setahunan dari tahun kemarin ini musim duriannya,” kata Ria. (uul)

Nikmati Bakso dengan Nuansa Klasik BAKSO menjadi salah satu makanan yang keberadaannya mudah ditemukan dan menjadi makanan favorit banyak orang. Tidak heran, tempat makan bakso di Mataram dapat dengan mudah kita temukan di setiap pojok kota. Salah satu tempat yang menjadi rekomendasi adalah Kedai Bakso Batok yang berlokasi di Jalan Pemuda, Gomong, Mataram. Kedai ini menyediakan bakso dengan mangkuk yang terbuat dari batok kelapa, asli sehingga terkesan klasik. Menurut Candra Adi Nugroho, owner Kedai Bakso Batok, usahanya ini baru berjalan sejak Juli 2017 lalu. “Melihat di sini orang sangat suka dengan

mereka minta dipasangkan, yang kita pasangkan. Tetapi lebih banyak yang pasang sendiri,” tambahnya. (uul)

bakso, tetapi belum banyak tempat makan bakso yang kebersihannya terjamin, makanya saya tertarik membuat kedai ini,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu. Candra, panggilan akrabnya, menerangkan ia sengaja mendesain kedainya dengan tampilan khas pedesaan melalui penggunaan bambu serta kayu untuk menambah kesan klasik. “Kita juga sengaja menempelkan fotofoto tempo dulu agar semakin menambah kesan klasiknya,” terang pria asal Semarang ini. Kedai Bakso Batok ini menyediakan sajian mulai bakso dan mie ayam yang semuanya merupakan resep sendiri. “Daging yang kita gunakan untuk bakso-

(Ekbis NTB/uul)

MAKAN BAKSO - Pengunjung sedang nikmati bakso di Kedai Bakso Batok. Di tempat ini, pengunjung disuguhkan dengan nuansa klasik.

nya merupakan daging pilihan, sehingga lembut saat dimakan. Sama juga dengan mie ayamnya, kita menggunakan bumbu lebih banyak, sehingga lebih kaya bumbu,” jelas pria 23 tahun ini. Candra menerangkan, menu yang menjadi andalan di Kedai Bakso Batok adalah bakso komplit serta mie ayamnya. “Yang menjadi best seller malah mie ayamnya, karena banyak yang bilang rasanya berbeda dengan yang lain,” terangnya. Bakso komplit ini merupakan menu yang patut dicoba oleh pengunjung, karena isiannya yang lengkap, mulai bakso, bebalung serta pangsit dengan harga yang terjangkau. Selain bakso komplit, terdapat juga varian bakso batok, bakso setan merah, dan lainnya. “Dinamakan bakso setan merah karena di dalamnya diberi cabai dan ditaburi cabai,” jelasnya. Untuk harga yang ditawarkan terjangkau untuk semua kalangan, terutama untuk kalangan mahasiswa yang menjadi segmen pasar. Harga untuk mie ayam dan bakso dibanderol mulai Rp 12 – 17 ribu untuk bakso komplit. “Pengunjungnya kebanyakan mahasiswa karena berdekatan dengan area kampus dan sekolah,” kata Candra. Selain bisa makan di tempat, pembeli juga bisa memesan Bakso Batok melalui layanan transportasi online. Ia berharap ke depannya, kedai Bakso Batok bisa lebih dikenal lagi dan bisa menggaet lebih banyak kustomer setia. (uul)

BISNIS fashion di Mataram cukup tinggi terlihat dari banyaknya bermunculan toko-toko fashion, baik offline ataupun online semakin memanjakan konsumen dalam memilih. Salah satu yang bisa menjadi rekomendasi adalah Nurea, yang menyediakan berbagai pilihan fashion terbaru sesuai trend bagi para pelanggan setianya. Toko yang beralamat di Jalan Panjitilar Negara kompleks ruko Majapahit Kekalik Jaya ini sudah hampir setahun melayani kebutuhan para konsumennya. “Saya bisnis jual baju memang dari dulu, tetapi dengan nama toko yang berbeda dan di tempat yang lain. Kalau di sini baru setahun pindahnya dan namanya berganti,” terang Siti Nurrizkiyah Ramdini, owner Nurea saat ditemui beberapa waktu lalu. Ia menerangkan nama Nurea ini diambil dari nama sungai di Sumbawa sana yang diberikan oleh ayahnya. “Selain itu, ada nama saya di situ dan kesannya unik, jadi kita berikan nama itu,” tambahnya. Di Nurea, konsumen bisa menemukan berbagai macam pakaian mulai dari atasan sampai bawahan seperti tunik, dress, gamis, celana, dan lainnya. “Yang paling banyak dicari di sini yang atasan dengan model lengan lonceng yang menjadi trend sejak tahun kemarin,” imbuh Dini, panggilan akrabnya. Sedangkan untuk gamis, yang menjadi trend adalah gamis dengan layer bertumpuk. “Kaftan juga masih menjadi

trend, terutama saat lebaran habis semua stok,” jelasnya. Dini biasanya mengambil barang dari Jakarta untuk melengkapi koleksi fashion di tokonya. “Yang membedakan kita dengan yang lain, kita memilih barang dengan bahan yang enak dipakai, sehingga tidak gerah saat digunakan,” jelasnya. Untuk harga, kisaran harga yang dipatok di Nurea beragam tergantung dari barang yang dipilih konsumen. Untuk baju atasan berkisar mulai Rp 100-300 ribuan, gamis berkisar Rp 200 – 800 ribuan, bawahan mulai dari Rp 60 ribuan, dan jilbab mulai Rp 25 ribu. Selain baju, Nurea juga menyediakan aksesoris, tas dan sepatu etnik yang model dan ukurannya bisa dipesan oleh pembeli. “Untuk sepatu, kita pesannya dari Jawa karena kebetulan ada teman yang punya usaha itu, sekalian kita bantu promosikan,” kata Dini. Pelanggan Nurea sendiri berasal dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa sampai pekerja kantoran. “Lebih banyak dari teman-teman sendiri, jadi saat ada barang baru mereka langsung lihat-lihat,” terangnya. Dini lebih banyak melakukan promosi melalui mulut ke mulut, karena lebih efektif dalam menjaring konsumen. “Lewat sosmed juga, tetapi tidak terlalu aktif seperti yang lain,” jelasnya. Ke depannya, ia berharap Nurea bisa lebih maju dan lebih dikenal lagi oleh masyarakat. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

KOLEKSI - Pemilik Nurea Siti Nurrizkiyah Ramdini dengan koleksi gamis yang sesuai dengan kebutuhan.

zPemimpin Umum: Agus Talino zPemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani zRedaktur Pelaksana: Marham zKoordinator Liputan : Akhmad Bulkaini zRedaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini zStaf Redaksi zMataram : U'ul Efriyanti Prayoba zLombok Barat: M.Haeruzzubaidi, zLombok Tengah : Munakir. zLombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. zKLU : Johari. zSumbawa Barat : Heri Andi. zSumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. zDompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. zTim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya zKantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zTarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). zDisplay B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. zDisplay F/C : Rp 35.000/mmk. zIklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. zIklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. zIklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. zAlamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zHarga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. zHarga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 5 Februari 2018

”Bebubus Batu” Desa Sapit

Minim di Tahun 2017

Tradisi Budaya yang Terpendam SELASA (31/1) pekan lalu, warga Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menggelar sebuah ritual budaya, namanya Bebubus Batu. Ini adalah sebuah ritual yang digelar untuk selamatan lahan pertanian. Tradisi ini dinilai merupakan salah satu yang lama terpendam di suku bangsa Sasak. Ketua Badan Promosi Pariwsata Daerah (BPPD) Lotim, Akmad Roji mengutarakan, tradisi Bebubus Batu ini harus dipertahankan. Katanya tradisi nenek moyang tersebut harus dikelola secara modern dan professional dengan melibatkan masyarakat secara menyeluruh dan tidak sebatas digelar di tingkat dusun. Tradisi Bebubus Batu ini dinilai bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terbukti saat ritual digelar, banyak wisatawan asing yang datang melihat proses ritual berlangsung. Menurut Roji, acara serupa sejatinya ada di sejulah desa-desa lain di Lotim, akan tetapi belum terungkap. Adanya ritual-ritual adat budaya di tengah masyarakat ini dinilai cukup membantu dalam mempromosikan wisata daerah. Mem-

Dari Hal. 1 ‘’Pihak Uber akan secara simbolis menempelkan stiker pada kendaraan mereka sekaligus untuk uji KIR-nya,’’ terangnya. Baginya, Permenhub itu sebenarnya tergantung dari kesiapan Pemda dalam mengambil tindakan tegas pada perusahaan transportasi online khususnya di Mataram. ‘’Apalagi taksi online ini merupakan kendaraan pribadi yang seharusnya mengikuti aturan yang ada. Karena nantinya bisa menimbulkan kecemburuan dar sopir taksi konvensional,’’ jelasnya. Kamal menerangkan dari tiga perusahaan transportasi online berbasis mobil, seperti Uber, Grab, dan GoJek, baru Uber saja yang mau taat mengikuti aturan itu. ‘’Dari Grab dan GoJek belum ada, makanya jika setelah launching itu, kami akan mendesak pemerintah untuk memanggil perusahaan itu jika tidak mau taat,’’ imbuhnya. Jika setelah launching nanti, tetap tidak ada perubahan, maka akan dilakukan razia untuk melihat taksi online yang belum mengikuti aturan tersebut. ‘’Kalau misalnya ada yang diketahui kendaraan taksi online belum taat maka akan diserahkan ke dinas terkait. Jika setelah beberapa

(Ekbis NTB/rus)

kali peringatan masih menolak, baru kemudian akan diproses secara hukum,’’ kata Kamal. Ia menambahkan, pemerintah harusnya lebih tegas dalam menjalankan peraturan tersebut. ‘’Jangan seenaknya mereka beroperasi, anggota Organda yang sudah bayar pajak, mereka tidak, bagaimana mereka tidak marah kalau begitu,’’ jelasnya. Organda NTB meminta semua pihak agar kendaraan taksi online ini agar segera mengurus perizinan yang belum dilengkapi sesuai Permenhub Nomor 108 tadi. ‘’Jangan sampai NTB yang sudah kondusif seperti sekarang ini, bisa jatuh karena riak-riak kecil seperti ini apalagi sekarang kita sedang menjadi perhatian untuk wisatanya,’’ jelas Kamal. Ia juga meminta masyarakat untuk turut aktif jika menggunakan taksi online untuk melihat apakah sudah terpasang stiker di depan dan belakang kendaraan. ‘’Kalau belum, masyarakat bisa melapor ke kita atau tanyakan langsung ke sopirnya. Jangan sampai kejadian lagi cekcok sopir taksi online dengan taksi konvensional, ujung-ujungnya penumpang yang jadi korban,’’ terangnya. (uul)

Penertiban Tak Hanya di Atas Kertas Dari Hal. 1 Sementara taksi atau transportasi konvensional, tidak satupun ketentuan pemerintah yang tidak dilaksanakan. Sebab itulah, ditunggu sikap tegas pemerintah untuk mengkondusifkan situasi dengan konsisten mengawal Permenhub 108 dan melakukan penertiban. Hal senada disampaikan Manajer Pool Lombok Taksi, Amir Muslim. Pihaknya mengharapkan pemerintah daerah bersikap. Apalagi akhir tahun 2017 lalu, Dinas Perhubungan Provinsi NTB memanggil penyedia usaha taksi online dan konvensional. Dalam pertemuan itu, ujarnya, terungkap, jika pengusaha taksi konvensional sangat welcome pada taksi online. Tetapi harus jelas, regulasi pemerintah ditaati. Sementara Uber menjadi satu-satunya penyedia aplikasi transportasi berbasis daring/online yang dengan sangat terbuka mendukung, penertiban yang dilakukan oleh pemerintah dengan mengacu pada PM 108 2017 dan surat Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Kepada Ekbis NTB, Minggu (4/2), Koordinator Uber Wilayah NTB, Iwan P Balukea menilai Permenhub itu sangat bagus dan pihaknya sangat mendukung. ‘’Sebenarnya kadang-kadang teman-teman ini tidak memahami itu bagus, ada payung hukumnya. Sekarang ini ada yang mau ngurus, ada yang belum sadar juga,’’ kata Iwan. Terkait dengan transportasi, dalam undang-undang diatur taksi online ini sebagai alat transportasi umum menjadi tak masalah. Cuma tentunya paling dominan dilihat, apa sih perannya aplikasi ini? Itu yang mereka banyak pertanyakan. Taksi atau transportasi online sebagai alat transportasi menurutnya tak masalah. Bahkan 80 persen setuju untuk melaksanakannya. Dalam penertiban ini, pemerintah ingin memastikan uji kir dilakukan berkala oleh kendaraan taksi online, buku pengendalian, termasuk penggunaan SIM A umum. Ketika ditanya apakah pihak Uber sudah melakukan, Iwan menegaskan, itu kewajibanya pengendara, bukan

Jumlah UKM yang Gabung di I-Shop Ditarget 100 Unit

TRADISI - Warga Desa Sapit saat mengikuti acara “Bebubus Batu” yang digelar dua kali dalam setahun.

Semua Harus Berizin

Uber, maupun koperasi yang menaungi para driver. Mungkin kebijakan ini sama juga dengan penyedia aplikasi lainnya. Iwan melihat, yang diatur dalam undang-undangnya, bagi mitra taksi online, harus terlebih dahulu menjadi anggota koperasi. Berlaku setelah tanggal 14 Februari 2018, siapapun yang ingin menjadi driver taksi online, terlebih dahulu harus terdaftar sebagai anggota koperasi yang bergerak di bidang transportasi. Begitu mendaftar, dan telah tercatat sebagai anggota koperasi, barulah datanya akan dikirim ke Uber di pusat, kata Iwan. Barulah aplikasinya di-on-kan. Sementara sebelum adanya undang-undang, siapapun bisa mendaftar di aplikasi dan langsung on. ‘’Sekarang tidak bisa. Dia harus menjadi anggota koperasi dulu, baru datanya kita kirimkan ke Uber di pusat dan on,’’ imbuhnya. Nantinya, jika ada penindakan saat penertiban, yang tidak ada izin, yang tidak menempelkan stiker dan lainnya, Uber mulai memenuhi dengan 23 unit. Total telah mengikuti syarat dan ketentuan yang diatur oleh PM 108 ini. Sebanyak 23 unit ini dari total yang terdaftar di Uber sebanyak 50, dan sisanya yang dikategorikan siluman sebanyak 150-an. Yang dikatakan siluman ini, baru hanya terdaftar di aplikasi. Uber kembali menegaskan, bahwa seluruh izin-izin yang diminta oleh pemerintah telah dilengkapi seluruhnya. Meskipun ketentuan untuk pemasangan stiker dan lain sebagainya, akan dilakukan secara bertahap. Sementara koordinator perwakilan dua penyedia aplikasi lainnya, Go Car dan Grab masih enggan memberikan keterangan. Perwakilannya yang ada di daerah mengatakan bahwa semua informasi keluar terkait usaha aplikasi ini satu pintu dari pusat. Public Relation Go Car sendiri, yang dikonfirmasi via email hingga berita ini ditulis, belum memberikan keterangan. (bul)

3

bantu pemerintah juga untuk menggali potensi-potensi adat yang sudah lama terpendam. BPPD Lotim terus mendorong eksistensi dan membantu proses tumbuh kembangnya program di tingkat desa. Atraksi budaya dan seni tradisi dalam setiap kegiatan perlu ditumbuhkembangkan menjadi lebih baik. “Budaya yang selama ini terpemdam dibangkitkan kembali,” paparnya Desa Sapit sendiri dikenal sebagai satu-satunya desa yang sudah lama mempertahankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Beberapa ritual adat sering digelar. Sapit memiliki Balai Beleq sebagai sentra kegiatan adat. Kepala Desa Sapit, H. Suherjan mengutarakan tradisi Bebubus Batu ini sebagai sebuah tradisi yang sudah lama digelar

masyarakat Sapit. Tradisi ini sebenarnya masih skala kecil yaitu ntuk kegiatan keluarga. Bebubus Batu katanya dilakukan oleh keluarga mangku adat. Disebut mangku yakni orang yang dituakan. Prosesinya dengan mendatangi areal pemakanan yang ada di Sapit. Ada juru makam mangkunya dan digelar dengan menggunakan media arca. Ketua Panitia acara Bebubus Batu, Sukiman menyampaikan kegiatan ini merupakan ritual adat yang digelar dua kali dalam satu tahun. Setelah melalui proses ritual adat, dilakukan proses keliling sawah dan menyebar tetaburan di lahanlahan sawah. Bebubus Batu ini erat kaitannya dengan upaya mempertahankan kelestarian alam pertanian desa Sapit yang subur makmur. (rus)

PEMERINTAH Provinsi NTB sudah meluncurkan e-commerce dengan nama IShop pada bulan Agustus 2017 lalu sebagai sarana jual beli dan media promosi produk-produk unggulan dari para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, hingga kini jumlah UKM yang sudah ikut bergabung mempromosikan produksinya masih sangat rendah yaitu baru 23 UKM saja. Ditargetkan, pada tahun 2018 ini UKM yang bisa bergabung yaitu bisa mencapai 100 usaha. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj. Putu Selly Andayani kepada Ekbis NTB di Mataram mengatakan, keberadaan program ini untuk mempermudah para UKM dalam mempromosikan produksinya. Sebelumnya jumlah UKM yang mendaftarkan diri untuk bisa

Target PAD Rp 2,5 Miliar

NTB Menjual Paket Fasilitas Diklat Sekaligus Berwisata BADAN Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi NTB mendapat target serapan PAD sebesar Rp 2,5 miliar tahun ini. Target ini jauh lebih besar daripada target tahun lalu yang dibawah Rp 500 juta. Disaat yang bersamaan, pemerintah melakukan pe-

Solusi Adil untuk Taksi Konvensional dan ”Online” Dari Hal. 1 “Sering saya di Jakarta, misalnya saat taksi konvensional tidak ada parkir di sekitar hotel, saya pesan Go-Car, namun yang datang nanti Blue Bird. Ternyata mereka kerjasama. Artinya masuk juga dalam sistem Go-Car,” tuturnya. Menurutnya, konsep bisnis seperti itu adalah win-win solution antara taksi konvensional dan online. Pola seperti itu akan tetap memberikan kenyamanan kepada konsumen tanpa harus berhadaphadapan dalam sebuah persaingan bisnis. Jika persaingan semakin tak sehat, maka gesekan di lapangan antara pengemudi online dan konvensional berpotensi terjadi. Menurut Suharto, selain mereka bisa melakukan kerjasama bisnis, poin-poin aturan yang tertuang dalam Permenhub 108/2017 itu juga harus ditaati oleh pelaku taksi online agar tak menimbulkan persoalan yang berkelanjutan di lapangan.

Sementara itu anggota Komisi IV DPRD NTB lainnya Ruslan Turmuzi mengatakan, sesuai dengan Permenhub 108/2017, taksi online diharuskan uji kir, memiliki stiker khusus yang ditempel oleh Dinas Perhubungan, memiliki SIM A umum, memiliki argometer dan lainnya. Munculnya ketentuan semacam ini akan memberi persaingan bisnis yang sehat antara taksi online dan konvensional. Munculnya taksi online ini akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang menganggur. Sehingga bagi masyarakat yang sudah memiliki pekerjaan tetap atau karyawan yang sudah memiliki karir diharapkan tidak mengambil kesempatan menjadi pengemudi taksi online karena akan mengambil jatah milik warga yang belum memiliki pekerjaan. “ Saya lihat ke depannya, driver taksi online ini akan menggunakan seragam. Secara tidak langsung hal ini juga akan membatasi orang yang

sudah bekerja kemudian nyambi jadi driver taksi online. Kita harapkan memang yang menjadi pengemudi taksi berbasis aplikasi adalah mereka yang belum memiliki pekerjaan,” kata politisi PDIP ini. Di NTB, taksi online yang sudah masuk yaitu Go-Car di bawah aplikasi Go-Jek, Uber dan Grab. Mereka sudah memiliki armada yang cukup banyak dan sudah cukup lama melayani masyarakat NTB. Dengan munculnya Permenhub 108 itu, operator taksi online ini diharapkan bisa mentaati aturan tersebut. Hadirnya taksi online memang telah memberi kemudahan bagi konsumen. Pelayanan yang diberikan juga bagus dan lebih murah daripada taksi konvensional. “Hadirnya taksi online ini sebagai kompetitor yang mampu memberikan masukan kepada operator taksi konvensional bahwa mereka juga harus berbenah dan memberikan pelayanan yang baik,” tambah anggota DPRD NTB lainnya H. Lalu Jazuli Azhar. (ris)

Mencari Solusi Transportasi Konvensional dan ’’Online’’ Dari Hal. 1 Namun, sebagai sopir transportasi online, ia tidak ingin mencari perselisihan dengan sopir transportasi konvensional dengan menghindari tempat-tempat yang menjadi pangkalan para sopir taksi konvensional, seperti di Senggigi atau lainnya. Paling tidak, apa yang dilakukannya bisa menghindari kemungkinan persoalan yang bisa muncul belakangan. Untuk itu, dia mengharapkan jika Permenhub yang sudah ditetapkan ini menjadi solusi tepat bagi transportasi konvensional dan transportasi online. ‘’Soalnya ini merupakan pekerjaan utama saya, jadinya tidak masalah kalau ikut peraturan tersebut,’’ kata Erik. Senada dengan Erik, Firman dari Grab mengaku akan mengikuti aturan jika memang dari perusahaan memerintahkan hal seperti itu. Ia yang baru kurang seminggu bekerja sebagai sopir taksi online mengetahui adanya peraturan tersebut dari media massa. Tetapi tidak tahu tentang adanya demo besar-besaran sopir taksi online memprotes aturan tersebut. ‘’Karena di sini masih adem ayem ya, saya tidak pernah dengar ada yang begitu-begitu (demo) di sini karena kita mengikuti aturan dari perusahaan,’’ jelas Firman. Ia mengaku memilih menjadi sopir taksi online setelah mengalami PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Menurutnya, konsumen lebih banyak memilih taksi online, karena lebih nyaman serta mudah dicari. ‘’Kalau ada uji apa itu namanya, kita ikut saja. Tetapi kan perawatan kendaraan pribadi dengan kendaraan taksi konven itu beda. Karena ini kan mobil sendiri jadi semua ditang-

gung sendiri untuk perawatannya,’’ jelasnya. Sedangkan Zul, dari Uber mengatakan dirinya memang pernah mendengar adanya demo sopir taksi online. ‘’Tetapi yang saya lihat langsung adalah demo tukang ojek online-nya bukan sopir taksinya. Saya baru dengar yang itu, kalau peraturannya sudah tahu tapi tidak terlalu memperhatikan,’’ jelasnya. Saat ditanyakan apakah dirinya akan mengikuti aturan itu jika nantinya diberlakukan oleh perusahaan penyedia jasa ini, ia mengaku tidak tahu. ‘’Saya jujur jadi sopir taksi ini hanya iseng sekalian cari kerja yang lain. Kalau sudah dapat yang lain, saya rencana berhenti narik,’’ akunya. Ia memang mengakui pendapatan dari taksi online cukup menjanjikan asal rajin dan giat bekerja, serta waktunya yang fleksibel, bisa dikerjakan kapan saja. Keberadaan transportasi online di NTB disambut positif. Terutama warga yang ingin bepergian dengan nyaman dan terjamin. Nuraini, misalnya. Salah satu pekerja honorer di Kantor KPPRD Mataram ini lebih senang menggunakan transportasi online, baik, GoJek atau Grab. Sebelum transportasi online menjadi favorit, Nur – sapaan akrabnya menggunakan transportasi konvensional atau transportasi tradisional. Malahan, saat menggunakan transportasi konvesional Nur mengaku sering adu mulut dengan pengemudi. Karena tidak sesuai dengan tarif atau ongkos yang harus dibayar. Namun, saat menggunakan transportasi online, jumlah yang dibayar sudah tertera dengan jelas di perangkat smartphone yang dimiliki. Itu artinya, ia tidak lagi harus adu

(Ekbis NTB/azm)

Hj Putu Selly Andayani bergabung di I-Shop sebanyak 100 unit. Namun, setelah diseleksi, banyak yang tidak memenuhi persyaratan. Pada akhir tahun 2017 lalu, Dinas Perdagangan sudah melakukan pelatihan ekspor terhadap 100 UKM di NTB. Dipastikan pelaku usaha yang sudah mengikuti pelatihan tersebut sudah bisa mempromosikan produksinya melalui I-Shop.

“100 UKM yang sudah mengikuti pelatihan itu bisa masuk I-Shop. Sampai Desember 2017 ada 23 yang sudah masuk I-Shop. Target tahun 2018 ini, 100 UKM yang sudah ikut pelatihan itu masuk di I-Shop,”harapnya Sebelumnya, kendala yang dihadapi yaitu konsumen hanya melihat produk melalui situs I-Shop, namun pemesanannya langsung menghubungi perusahaan bersangkutan. Padahal seharusnya kata Selly, konsumen harus membeli langsung melalui aplikasi tersebut. Hal ini terlihat ketika Dinas Perdagangan memeriksa pengiriman barang di PT. Pos Mataram. Karena selama ini, jumlah pembelian yang sudah dilakukan melalui I-Shop disebut masih sangat minim. Padahal jumlah konsumen yang bergabung didalam aplikasi tersebut terbilang cukup tinggi mencapai 1000 orang lebih. (azm/kmb)

mulut saat membayar berapa biaya transportasi. Tidak hanya itu, Nur selalu memberikan bintang 5 (sebagai tanda bentuk kepuasan) konsumen di aplikasi smartphone. Bintang yang diberi ini sebagai tanda bonus dirinya pada layanan pengemudi online. Karena sudah memberikan kepuasan saat menikmati layanan transportasi online. Hal senada disampaikan Ajik – salah satu warga Ampenan. Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemprov NTB mengaku sering menggunakan transportasi online saat tugas di luar daerah. Menggunakan transportasi online lebih murah dan irit. Sebagai perbandingan, untuk jarak tempuh 10 Km, ia harus membayar Rp 25.000 lebih. Sementara kalau menggunakan transportasi konvensional, harus membayar lebih dari pada itu. Hal inilah yang membuat ia lebih memilih menggunakan transportasi online. ‘’Tapi kalau waktunya mendesak dan terburu waktu, kalau kita gunakan transportasi online akan ketinggalan, karena harus menunggu kendaraan yang dimaksud. Kalau sudah begini, kita pakai taksi biasa. Tapi kalau di sekitar Kota Mataram hal seperti itu tidak ada masalah,’’ ujarnya. Begitu juga Aris – warga Lombok Barat mengaku, biaya transportasi online lebih murah. Dibandingkan saat menggunakan transportasi konvensional dari Cakranegara ke tempat tinggalnya di wilayah Labuapi, Lombok Barat ada perbedaan tarif. Sebagai perbandingan, ujarnya, dari Cakranegara ke tempat tinggalnya kalau menggunakan taksi konvensional harus membayar Rp 25.000. Sementara kalau transportasi online cukup hanya membayar Rp 21.000. (uul)

mangkasan anggaran besar-besaran, yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan Pilkada tahun 2018. Meski begitu, Kepala BPSDMD Provinsi NTB, H. Rusman, SH, MH tak khawatir dengan target PAD sebesar itu. Ia memiliki satu terobosan yaitu adanya gedung diklat yang dijadikan sebagai tempat penginapan setara hotel bintang tiga, diyakini akan mampu mendatangkan kegiatankegiatan pelatihan, baik sekala regional maupun nasional. BPSDMD Provinsi NTB, kata H. Rusman, memiliki dua gedung pelatihan wisma Tambora dan wisma Praja di Jalan Pemuda Mataram. Wisma tempat menggelar diklat, sekaligus tempat penginapan dengan fasilitas hotel bintang tiga. Di wisma Tambora tersedia fasilitas kamar penginapan sebanyak 73 kamar, dan di wisma Praja memiliki fasilitas 23 kamar dengan daya tampung 4 orang dalam satu kamar. Beberapa fasilitas yang akan ditambah seperti tempat fitness, kantin ala resto. Beberapa fasilitas lain untuk tamu, ketersediaan penyedia jasa angkutan travel, layanan perbankan dalam bentuk ATM, fasilitasnya juga akan dipenuhi.”Tahun ini kita akan lengkapi, kita sudah melaku-

kan komunikasi dengan pihakpihak terkait,” kata H. Rusman. Diklat perdana akan dilakukan usai lebaran Idul Fitri. Waktu diklat akan disetting selama lima hari. Tiga hari di dalam kelas, dan dua harinya akan dilaksanakan untuk agenda berwisata. Cara ini pernah diuji coba dalam satu kesempatan diklat. Dimana pesertanya termasuk peserta nasional. Dua hari melakukan wisata dianggap sangat efektif. Karena peserta diklat sangat antusias mengunjungi tempattempat wisata, GIli Trawangan, Sembalun, KEK Mandalika. Pengalaman itulah yang kemudian disebarluaskan oleh peserta yang bersangkutan. “Sangat efektif paket ini. Karena itulah kami akan mengembangkan paket diklat sekaligus berwisata mulai tahun ini,” ujarnya. Peserta yang melaksanakan diklat di NTB (di Fasilitas BPSDMD) akan disiapkan paket perjalanan ke desa-desa wisata dan objek wisata pavorit di daerah ini. Tahun 2017 lalu puluhan paket kegiatan diklat dilaksanakan di fasilitas milik pemerintah daerah ini. Tahun 2018, dengan tawaran paket diklat sekaligus berwisata ini, diharapkan animonya akan lebih tinggi.(bul)

Silakan Beroperasi Asal Sudah Kantongi Izin Dari Hal. 1 Dinas Perhubungan akan melakukan razia pada awal Februari ini. Razia yang akan dilakukan untuk memberikan teguran kepada taksi online yang belum mengantongi izin. Razia tersebut akan dilakukan secara bertahap, dan jika sampai tiga kali tidak memiliki izin, maka akan ditilang. ‘’ Kita dilakukan razia, namun bersifat simpatik dulu ya, kita sarankan agar segera mengurus izin. Kita arahkan mengikuti syarat ketentuan. Setelah itu baru penindakan berupa tilang seperti orang yang tidak memiliki SIM. Awal Februari kita launching pemasangan stiker taksi online,’’ tambah Bayu. Saat ini Dinas Perhubungan Provinsi NTB sudah menetapkan kuota taksi berbasis aplikasi yang bisa beroperasi di NTB. Namun Bayu belum bisa menyebutkan kuota tersebut karena belum ditetapkan melalui SK Gubernur NTB. Selain kuota, Dishub juga sudah mengatur tarif batas atas dan batas bawah. Batas atas diperlukan agar tidak terlalu mahal tarif yang dikenakan kepada konsumen, sementara tarif batas batas bawah untuk melindungi pengusaha agar tidak rugi. Bagaimana upaya pemda agar tidak terjadi gesekan di lapangan ? “ Ya jangan operasi dulu sebelum ada izin. Karena untuk mengntongi izin itu mereka harus uji kir, kenapa harus kir? Mereka mengangkut penumpang umum, karena itu dia harus sehat. Cara mengetahui dia sehat harus kir,” terangnya. Selanjutnya, dalam Permenhub Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek sebagai payung hukum taksi online di Indonesia diatur juga soal SIM. Di mana SIM yang harus dimiliki oleh pengemudi taksi berbasis aplikasi ini adalah SIM A umum.” Jadi silakan menyesuaikan diri dengan atu-

ran itu. Kita imbau kepada yang mau operasi, silakan memenuhi syarat ketentuan. Karena kami harus berbuat adil antara kedua belah pihak,” katanya. Sikap tegas Dinas Perhubungan Provinsi NTB saat ini yaitu dengan tidak menganggap ada keberadaan taksi online kecuali yang sudah mengurus izin. “Kami anggap taksi online ini tidak ada, kecuali yang sudah memnuhi syarat yang 23 itu, yang lainnya mahluk apa saya tidak tahu,” katanya. Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, H. Khalid mengatakan, aplikasi Uber melakukan uji kir sebanyak dua kali. Selanjutnya, taksi online tersebut dipasangkan stiker yang menandai bahwa alat transportasi tersebut sudah sesuai ketentuan. Dikatakan Khalid, jumlah taksi online di Kota Mataram yang belum berizin sangat banyak. Atas hal itu, mereka terancam ditilang pasca berlakunya Permenhub tersebut per 1 Februari 2018. ‘’Itu kan belum kita anggap legal karena belum memenuhi ketentuan Permenhub itu kan. Pasti kita tilang. Tapi ini barang baru, jadi pembinaan dulu, koordinasi dengan pemerintah provinsi supaya semua penyelanggara taksi online ini melaksanakan ketentuan, “ katanya. Ia mengatakan, operasional taksi berbasis aplikasi dilakukan melalui badan hukum koperasi. Sejauh ini, baru Uber yang sudah memiliki koperasi. Adapun pelaksanaan uji kir dan aturan lainnya di Permenhub tersebut bisa dilakukan Dishub Kota Mataram jika ada rekomendasi dari Dishub Provinsi. Kalau tidak ada rekomendasi, maka Dishub Kota Mataram tidak akan melayani. Selain Uber, beberapa aplikasi taksi online sudah ada yang bertanya terkait dengan ketentuan Permenhub No 108 tahun 2017 tersebut. (azm/dha/kmb)


Ekbis NTB

Ekbis NTB

Senin, 5 Februari 2018

Kelola Remitansi TKI, Simpan Dana dan Bangun Kewirausahaan REMITANSI atau transfer uang yang dilakukan oleh TKI asal NTB ke penerima di kampung halaman selama tahun 2017 jumlahnya tetap besar yaitu mencapai Rp 1,56 triliun. Namun hingga sekarang belum diketahui sejauhmana dampak dana remitansi tersebut terhadap peningkatan ekonomi keluarga TKI. Harus ada upaya dari berbagai pihak untuk mendorong agar dana hasil bekerja di luar negeri itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat produktif. Kepala Perwakilan Bank (Ekbis NTB/ist) Indonesia NTB Achris SarAchris Sarwani wani kepada Ekbis NTB mengatakan, kunci utama dalam upaya pemberdayaan TKI yaitu ada dua kegiatan. Dua kegiatan ini perlu dilakukan secara bersamaan yaitu TKI dan keluarganya menyimpan uang. Artinya tidak 100 persen dihabiskan untuk konsumsi dan akan lebih baik jika menyimpan uangnya di perbankan. Kemudian yang kedua, berbagai pihak membantu membangun kewirausahaan mantan TKI atau keluarganya. Menurut Achris, yang bisa dilakukan oleh perbankan serta oleh PT Pos terkait dengan dana remitansi ini adalah mengedukasi TKI dan keluarganya agar menyimpan sebagain penghasilan sebagai TKI dalam bentuk tabungan yang nantinya bisa digunakan sebagai modal usaha produktif. “Tentunya perbankan dan PT.Pos hanya bisa menjalankan poin yang pertama, sementara poin yang kedua dijalankan oleh selain bank dan Pos,” katanya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, jumlah remitansi sepanjang tahun 2017 memang menurun jika dibanding tahun sebelumnya. Jika di tahun 2017 jumlah total yang berhasil direkap oleh BPS sebanyak sebanyak Rp 1,56 triliun, di tahun 2016 sebanyak Rp 1,78 triliun. Data remitansi yang dimunculkan oleh BPS NTB adalah yang berasal dari Bank Indonesia dan PT.Pos Mataram. Khusus dari PT Pos (western union), jumlah remitansi terhitung sebanyak Rp 1,21 triliun, sementara dari Bank Indonesia hanya Rp 339 miliar. Perhitungan jumlah remitansi yang dikirim di luar Bank Indonesia dan PT.Pos belum diketahui jumlahnya. “Total 2016 sebanyak 1,78 triliun, nah dari Januari sampai Desember 2017 meskipun lebih rendah sebanyak Rp 1,56 triliun pak. Andai saja itu beredar semuanya itu disini, lumayan meningkatkan ekonomi dari pahlawan devisa kita,” kata Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih pekan kemarin. Berdasarkan data remitansi yang dikirim melalui Bank Indonesia, remitansi paling besar berasal dari negara Arab Saudi sebanyak Rp 162 miliar (47,88%) disusul remitansi dari Malaysia sebesar Rp 15,7 miliar (4,6 %). Selain dari dua negara tadi, remitansi berasal dari negara Uni Emirat Arab, Qatar, Jepang, Kwait dan lainnya. Bersarnya remitansi dari Arab Saudi dan Malaysia karena TKI asal NTB paling banyak ke negara tersebut. Dilihat dari daerah tujuan remitansi berdasarkan data PT.Pos, paling banyak ditujukan ke Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah Rp 307 miliar (25,31%), disusul Lombok Tengah sebanyak Rp 285 miliar (23,48%) dan Kabupaten Sumbawa sebesar Rp 132 miliar (10,90%). Besarnya remitansi yang mengalir ke Lombok Timur dan Lombok Tengah, karena TKI banyak berasal dari daerah tersebut, terutama dengan tujuan bekerja ke negara Malaysia. (ris)

4

Waspada Potensi Peningkatan Angka Kemiskinan Periode September-Maret DARI data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, angka kemiskinan di Provinsi NTB terus mengalami penurunan dengan persentase yang berbeda-beda. Namun perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan kemiskinan periode September ke Maret karena berkaitan dengan tren naiknya harga pangan, termasuk beras yang berpotensi memicu inflasi. “ Kenaikan harga beras 50 rupiah saja bisa menyumbang inflasi. Inflasi ini memiliki kaitan dengan garis kemiskinan,” kata Kepala BPS NTB Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM kepada Ekbis NTB pekan kemarin. Ia mengatakan, rata-rata penurunan persentase kemiskinan periode 2013-2017 adalah 0,3 poin per semester. Selama periode 2013 hingga 2017, dua kali terjadi peningkatan persentase penduduk miskin di NTB yaitu di bulan September 2014 ke Maret 2015 (17,05 naik menjadi 17,10 persen) serta September 2016 ke Maret 2017 (16,02 naik menjadi 16,07 persen). Target paling realistis persentase kemiskinan

tahun 2023 adalah 12,05 persen. Saat ini, jumlah penduduk miskin di NTB berdasarkan data BPS NTB bulan September 2017 sebanyak 748,120 orang atau 15,05 persen. Jika dilihat dalam periode Maret 2017 - September 2017, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 45,66 ribu orang atau 1,02 persen. “Dari pola pergerakan kedalaman kemiskinan, saat kedalaman mencapai lebih dari tiga, terjadi peningkatan persentase penduduk miskin. Kedalaman dan keparahan kemiskinan berfluktuasi, namun setiap terjadi kenaikan kedalaman kemiskinan yang signifikan, terjadi peningkatan persentase penduduk miskin,” katanya.

Endang mengatakan, beberapa karakteristik kemiskinan di NTB antara lain, sebanyak 24,9 persen penduduk miskin berusia produktif yaitu 26 -45 tahun. Sebanyak 54 persen berusia di bawah 25 tahun, kemungkinan besar adalah anggota rumah tangga yang menjadi tanggungan kepala rumah tangga. Selain itu, 16,91 kepala rumah tangga miskin tidak bekerja, sebanyak 49,61 persen bekerja di sektor pertanian , 6,69 persen di industri.” 88,34 persen berpendidikan SMP ke bawah,” tambahnya. Endang juga memaparkan penduduk miskin desil 1 yang cukup sulit dientaskan. Penduduk di Desil 1 adalah penduduk yang san-

gat miskin dimana pengeluaran per kapita per bulannya jauh di bawah garis kemiskinan. Jika target kemiskinan di bawah 12 persen, maka Kabupaten Sumbawa, Lombok Utara, Lobar,Kota Bima, KSB dan Mataram adalah kabupaten/kota dengan potensi besar untuk menurunkan persentase kemiskinan karena angka penduduk miskin desil 1 dibawah 9 persen. “Contoh Penduduk Desil 1 KSB hanya 2,68 persen sedangkan hingga Maret 2017 persentase kemiskinannya masih tinggi (15,96%) artinya penduduk yang berada di sekitar garis kemiskinan di KSB cukup besar,” katanya. Mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan sebenarnya paling mudah diintervensi, namun rentan. Dengan bantuan dapat naik menjadi hampir miskin )di sekitar garis kemiskinan) namun sedikit terjadi gejolak misalnya harga beras melonjak naik, maka akan mudah jatuh lagi menjadi warga miskin.

(Ekbis NTB/ist)

Endang Tri Wahyuningsih Salah satu karakter penduduk miskin desil 1 adalah, jika dari total penduduk miskin hampir 50 persen bekerja pada sektor pertanian, maka pada desil satu yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 67,7 persen. (ris)

BUMDes Jual Potensi Embung dan Pegunungan TIDAK semua desa memiliki potensi alam yang bisa dijual dan menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Salah satu desa yang memiliki potensi alam yang bagus adalah Desa Batu Layar, Lombok Barat (Lobar). Salah satu andalan yang berpotensi mampu menghasilkan kontribusi bagi desa yaitu wisata pegunungan dan embung. Kades Batu Layar H.M Nur Taufiq kepada Ekbis NTB mengatakan, ada empat entitas usaha yang digarap oleh BUMDes “Maju Mandiri “ Batu Layar yaitu perdagangan umum, penyewaan aset (Ekbis NTB/ist) desa, wisata desa, serta PAM H.M Nur Taufiq desa. “Sementara PAM desa belum jalan. Yang sudah jalan yang tiga usaha ini,” kata Taufiq. Ia menuturkan, wisata desa yang menjadi unggulan yaitu wisata embung ada di Dusun Orong, wisata pegunungan di Dusun Penanggak dan Paok Lomboq. Yang dijual adalah pemandangan alam yang menakjubkan dari ketinggian. “ Kami sedang garap perdes tentang wisata desa, tiket masuk berapa, kita sudah mulai anggarkan di APBDes 2018 untuk embung ada kano,” katanya. Untuk meningkatkan usaha perdagangan, BUMDes Mart sedang didesain agar mampu bersaing dengan ritel modern yang melayani konsumen dengan baik. Disamping pelayanan, aspek ketersediaan barang yang menjadi kebutuhan konsumen juga harus dilengkapi. “Kalau sekarang masih berupa kios biasa, belum menjadi mart karena belum memiliki sistem penjualan yang modern,” katanya. Meski masih berupa kios, namun ada sejumlah komoditas produk yang menjadi unggulan. Misalnya “Batu Layar Kopi” yang dihasilkan oleh warga setempat. Biji kopi pilihan didatangkan dari Lombok Timur, namun pengolahan dilakukan di Batu Layar, sehingga memiliki cita rasa yang khas. Karena kopi ini pula, rombongan Pemerintahan Desa dari Aceh datang ke Desa Batu Layar beberapa bulan yang lalu untuk berbagi resep penjualan. Selain kopi, Desa Batu Layar juga membudidayakan madu trigona, minyak kelapa dan gula semut. “ Kami ingin produk khas Desa Batu Layar ini bisa meningkatkan penjualan, terlebih ini di kawasan wisata, tentu ada potensi untuk terus berkembang,” kata Taufiq. Pemerintah Desa Batu Layar menggelontorkan dana untuk pengembangan BUMDes sebesar Rp 175 juta di tahun 2017. Namun di tahun ini, penyertaan modal hanya dialokasikan sebesar Rp 50 juta karena pertimbangan tententu. Bagaimana dengan unit usaha simpan pinjam untuk meningkatkan akses keuangan? Menurut Taufiq, salah satu risiko dari unit simpan pinjam ini adalah kredit macet. Pihaknya tak ingin mengambil risiko dana yang tidak kembali ke kas BUMDes. Lagipula di tingkat kecamatan sudah ada lembaga simpan pinjam perempuan (SPP) yang menyalurkan dana kepada masyarakat untuk berusaha. “Disana hanya ibu-ibu yang bisa akses pendanaan untuk meningkatkan usaha mereka. Disana sudah lancar, sehingga kami di BUMDes tak mengadakan produk simpan pinjamm,” katanya. (ris)

(Ekbis NTB/ist)

RAMAI - Pintu kedatangan di Lombok International Airport (LIA) tetap ramai setiap hari. Terlihat keluarga TKI menunggu keluarganya yang pulang kampung. Remitansi TKI asal NTB tahun 2017 sebesar Rp 1,56 triliun, namun belum dikelola secara optimal untuk kegiatan produktif.

Target Memperkuat

Waspada Investasi Bodong

BPR Graha Lestari Perkuat Sistem Ekspor Dalam Negeri Antisipasi Siswa BANK Perkreditan Rakyat (BPR) Graha Lestari “turun gunung” untuk memperkuat literasi (pengetahuan) siswa mengenai inklusi keuangan dan ancaman investasi bodong. Kegiatan ini sekaligus menindaklanjuti amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1 Tahun 2017. Sistem antisipasi terhadap kemungkinan bujuk rayu investasi bodong kepada generasi penerus bangsa menjadi bagian penting amanat edukasi yang dilakukan oleh Direktur Utama BPR Graha Lestari, H. Abubakar Bogor, dan jajaran kepada siswa/ siswi jurusan perbankan, SMK Negeri 1 Mataram, Sabtu (3/2). Puluhan pelajar SMKN 1 Mataram menjadi audiens. Sekitar satu jam lebih, interaksi langsung terjadi. Para siswa diberikan pemahaman tentang industri keuangan, beserta produknya. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh para siswa. Abubakar Bogor kepada siswa memulai informasi tentang rendahnya literasi dan inklusi keuangan masyarakat NTB yang berada di deretan bawah secara nasional. Abubakar memberikan gambaran bagaimana industri keuangan itu sesungguhnya, terutama yang menyangkut peran dan fungsi perbankan, produkproduknya, serta pengawasan yang dilakukan oleh otoritas. Industri keuangan belakangan

(Ekbis NTB/ist)

H. Abubakar Bogor berinteraksi dengan siswa SMK N 1 Mataram dicederai oleh aktifitas serupa yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terindikasi menjalankan bisnis investasi bodong. Misalnya produkproduk keuangan yang menjanjikan keuntungan diluar kewajaran, jauh melebihi keuntungan yang diberikan perbankan. Jenis investasi bodong salah satunya yang mengemuka dalam diskusi itu mengenai penyedia modal dengan layanan cepat dan bunga kredit tinggi. Rentenir atau yang sering disebut dengan “bank subuh/bank rontok” adalah salah satu yang dicontohkan. Sistemnya satu hari pengajuan kredit langsung dicairkan. Namun sehari setelahnya, pengembalian dilakukan oleh nasabah. Sasarannya adalah pedagang-pedagang kecil. Abubakar Bogor kemudian menjelaskan produk-produk

yang disediakan BPR Graha Lestari. Produk tabunganku, Tampan (Tabungan Masa Depan), dan beragam jenis kredit yang bisa diakses oleh siapapun yang memenuhi syarat dan ketentuan. Salah satunya kredit mikro tanpa jaminan. BPR menyediakan dana segar kepada para pelaku usaha, atau wirausaha yang bergerak di berbagai sektor. Pertanian, peternakan, perkebunan, dan jasa perdagangan dengan bunga pengembalian yang relatif kecil. “Misalnya kalau minjam Rp 5 juta, bunga yang dibayarkan hanya Rp 491.000 selama 12 bulan,” paparnya. Produk-produk serupa tak menutup kemungkinan disediakan oleh industri keuangan lainnya. Karena itu, siswapun diajak melek, sekaligus menjadi agen-agen literasi keuangan kepada masyarakat sekitar. (bul)

DINAS Koperasi dan UMKM Provinsi NTB menargetkan penguatan ekspor, utamanya ekspor dalam negeri. Sementara ekspor luar negeri, hanya memperkuat para eksportir yang telah ada. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo dalam sebuah forum menyinggung keras soal melambatnya kinerja ekspor luar negeri Indonesia. Kalah jauh dibandingkan dengan Malaysia, dan Thailand yang penduduknya jauh lebih kecil. Dinas Perdagangan Provinsi NTB mendukung semangat Presiden untuk menggenjot perdagangan luar negeri dari provinsi ini. Caranya dengan memperkuat promosi produk-produk lokal. Dari sisi produksi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB juga mengamini harapan Presiden. Beberapa produk ekspor dari NTB, terutama handycraft cukup intens mengirim produk ke pembeli di beberapa negara langganannya. “Produk anyaman ketak kita dari Beleka, Lombok Tengah kirimannya langsung ke Afrika Selatan,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, Drs. H. L. Saswadi, MM. Demikian juga cukli yang ekspornya menembus Timur Tengah. Tetapi nilai ekspor secara keseluruhan, tak dijabarkan secara statistik. Terdapat sebanyak 600an ribu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi NTB. Saswadi mengatakan, masih kecil diantaranya yang sudah ekspor.

“Tapi persentasenya jangan melihat dari berapa orang yang melakukan ekspor. Tapi harus lihat dari seberapa banyak nilai ekspornya,” ucap H. Saswadi. Dinas Koperasi dan UMKM menurutnya akan mendukung penguatan ekspor, melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas dan kualitas produk, serta manajemen usaha. Lantas bagaimana dengan UMKM yang demikian banyak lainnya? Saswadi mempertegas, untuk komoditas pangan, dominan targetnya untuk pasar dalam negeri. Karena jangan sampai ekspor luar negeri di prioritaskan, tetapi potensi dalam negeri diabaikan. “Pasar dalam negeri juga tidak kecil. Kita perkuat jangan sampai produk kita justru tidak terbeli di negeri kita,” jelasnya. Beberapa kegiatan pembinaan yang dilakukan dari sisi penguatan manajemen dan memperkuat pemasaran melalui event-event baik dalam dan luar daerah. Pada agenda-agenda rutin masyarakat, car free day misalnya, produkproduk lokal juga didorong untuk tampil agar produknya memasyarakat. Selanjutnya mendukung daerah-daerah sentra pariwisata baru, produk-produk lokal juga tetap dikedepankan. Dinas Koperasi juga mendukung UMKM dengan menyediakan lembaga keuangan non bank yang memadai. Jumlah koperasi yang ada di tingkatkan kualitas dan kapasitasnya agar lebih maksimal mengayomi para pelaku UMKM. (bul)

Transaksi Daring Meningkat, Pos Mataram Manfaatkan O-Ranger GRAFIK transaksi konsumen secara online atau daring di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun-ke tahun. Belanja daring sudah menjadi alternatif konsumen secara nasional, termasuk di NTB. Pengriman barang dilakukan melalui jasa pengiriman barang seperti PT.Pos. PT Pos Mataram merespon tingginya transaksi berbasis daring itu dengan membuat O-Ranger atau tenaga pemasar yang melakukan ak-

tifitas penjualan secara langsung untuk mendapatkan pelanggan. Manager Marketing PT Pos Mataram Rusli Hanafi kepada Ekbis NTB mengatakan, pihaknya baru memulai produk baru ini, namun di sejumlah kota besar di Jawa, keberadaan O-Ranger sudah sangat banyak. “ Kalau di Mataram baru satu yang sudah kami punya. Tahun ini kami targetkan sebanyak 19 orang O-Ranger yang melayani konsumen dengan cepat,” kata Rusli.

Pengiriman barang yang dilakukan oleh penjual kepada pembeli dilayani oleh O-Ranger untuk selanjutnya dikirim melalui PT.Pos. O-Ranger ini akan mendapatkan untung dari fee dari jasa penjemputan barang yang akan dikirim tersebut. Produk Pos yang satu ini dinilai cukup prospektif karena lalu lintas penjualan barang secara daring semakin besar setiap tahun. “O-Ranger ini sebenarnya mitra

kantor Pos atau perpanjangan tangan Pos. Kita merekrut mereka dan mereka akan cari pasar online sebanyak-banyaknya. Program ini sudah dua bulan dimulai,” katanya. Cara kerja O-Ranger ini yaitu mereka menerima pesanan berbasis aplikasi yang suadah ada di android. Konsumen yang membutuhkan penjempuatan barang kiriman bisa mengakses aplikasi tersebut untuk selanjutnya direspon oleh tim O-Ranger.Petugas selanjutnya

akan mengirimkan barang itu melalui PT Pos.“ Siapa saja boleh menggunakan jasa ini, tak hanya dari pelaku usaha online,” katanya. PT Pos Mataram membuka pelayanan sampai malam hari untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak sempat melakukan aktifitas pengiriman di siang hari. Seiring dengan makin berkembangnya transaksi daring ini, konsumen yang datang ke Pos Mataram juga semakin banyak. (ris)

(Ekbis NTB/ist)

PT Pos Mataram merespon s tingginya transaksi berbasis daring


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.