HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 125 TAHUN KE 13
E-mail: hariansuarantb@gmail.com
RABU, 9 AGUSTUS 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
82 Desa di NTB Krisis Air Bersih Mataram (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mendapatkan laporan sebanyak 82 desa di NTB dilanda kekeringan yang berakibat terhadap krisis air bersih. Sementara itu, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mencatat, delapan kabupaten/kota di NTB masuk kategori risiko tinggi bencana. Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. Mohammad Rum, MT di sela-sela rapat koordinasi penanggulangan bencana di Mataram, Selasa (8/8) siang kemarin mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari tiga kabupaten
TO K O H Upayakan Pencegahan LANGKAH pencegahan masih dipercaya sebagai instrumen efektif untuk mengurangi perilaku korup di kalangan masyarakat dan pemerintahan khususnya. Dengan empat bidang, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB sedang memaksimalkan upaya pencegahan, namun tanpa mengabaikan sisi penindakan jika ada kasus korupsi. Kepala BPKP NTB, Dr. Ayi Riyanto, AK,M.Si, CA,CPMA mengatakan, kegiatan-kegiatan (Suara NTB/ars) umum seperti sosialisasi penceAyi Riyanto gahan korupsi, bimbingan teknis, atau pembelajaran dalam bentuk lain, tetap dilakukan dengan sasaran masyarakat, kalangan pendidikan dan pemerintahan. Pencerahan seputar hal-hal sederhana seperti pengertian korupsi dan modus tindak pidana korupsi. Sedangkan kepada pemerintah daerah, sedang difokuskan juga tentang pencegahan dan memperbaiki kinerja birokrasi. Bersambung ke hal 15
yang telah dilanda kekeringan. Yakni Kabupaten Bima sebanyak 59 desa, Lombok Timur sebanyak 12 desa dan Lombok Utara sebanyak 11 desa. Sehingga, jika ditotal, jumlah desa yang dilanda kekeringan yang berdampak
terhadap krisis air bersih sebanyak 82 desa di NTB. Sebelumnya, Rum menyebutkan khusus untuk wilayah Kabupaten Bima sebanyak 25 ribu jiwa masyarakat kekurangan air bersih. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
KRISIS AIR BERSIH - Warga Desa Bajo, Soromandi, Kabupaten Bima nampak mengambil air bersih menggunakan jeriken dan diangkut mobil bak terbuka. Di desa ini, air bersih mulai krisis.
(Suara NTB/dok)
TANAM BAWANG - Pemerintah pusat menjadikan Lotim sebagai sentra bawang putih di Indonesia. Namun pemerintah kesulitan untuk memperoleh bibit unggul Sangga Sembalun, karena bibit yang terbatas. Sementara areal yang direncanakan hampir 2000 hektar. Akibatnya pemerintah terpaksa mendatangkan bibit dari luar negeri.
Kembangkan Bawang Putih di Sembalun
Pemerintah Terpaksa Impor Bibit dari Cina
Selong (Suara NTB) Rencana pemerintah pusat menjadikan Indonesia swasembada bawang putih masih terkenda. Termasuk untuk pengembangannya di Sembalun. Dimana, persoalan bibit tidak bisa diatasi untuk bisa memenuhi kebutuhan lahan sekitar 1.750 hektar.
Wakil Bupati (Wabup) Lotim, H. Haerul Warisin Selasa (8/8) kemarin menjelaskan, bibit unggul Sangga Sembalun tidak bisa disediakan untuk areal yang cukup luas. Sehingga terpaksa didatangkan dari luar negeri dan sudah menjadi komitmen pemerintah.
Pemprov Ambil Tindakan Represif Berantas Tramadol
M. Agus Patria
Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB mengambil tindakan represif menyikapi maraknya peredaran gelap tramadol di daerah ini. Pemprov telah menggandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram dan Aparat Penegak Hukum (APH), baik kejaksaan dan kepolisian untuk melakukan pemberantasan peredaran obat-obatan tersebut. “Dalam rapat tadi itu, kita akan meningkatkan pola penegakan hukumnya baik represif maupun preventif. Artinya, hukuman bagi pengedar ini bisa lebih,” Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
Hanya saja, sebagian besar bibit-bibit dari luar negeri ini sulit bisa ditanam di lahan pertanian Indonesia. Katanya bibit bawang yang ditanam di Indonesia jadinya hanya daun. Saat ini, sebut Wabup sedang dilakukan penelitian dengan melibatkan para tenaga ahli
untuk menanam bibit tersebut di Sembalun. Uji coba penanaman bibit ini katanya tidak harus menunggu sampai usia panen. Kegiatan impor diyakinkan Wabup hanya dilakukan sekali saja. Karena pasca menanam akan banyak bibit yang bisa digunakan untuk mem-
perluas areal produksi. Untuk areal yang luasnya hampir 2 ribu hektar ini, maka dipastikan akan menghadirkan investasi yang besar bagi Lotim. Wabup menilai investasi awal di Sembalun ini saja akan menembus nilai Rp 200 miliar. Bersambung ke hal 15
GNE Ajukan Tambahan Modal Rp 75 Miliar Mataram (Suara NTB) – Perusahaan daerah milik Pemprov NTB, PT. Gerbang NTB Emas (GNE) mengajukan tambahan modal sebesar Rp 75 miliar dalam RAPBD Perubahan 2017. Sementara itu, kontribusi perusahaan daerah ini untuk Penerimaan Asli daerah (PAD) sejak 2010 hingga sekarang baru Rp 3,1 miliar. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT. GNE, Drs. H. Syahdan Ilyas, MM ketika dikonfirmasi di selasela pembahasan RAPBD Perubahan 2017 di Kantor DPRD NTB, Selasa (8/8) siang kemarin. Untuk tambahan modal sebesar Rp 75 miliar itu se-
dang dibahas bersama Komisi III DPRD NTB yang membidangi perbankan dan BUMD. “Ada pengajuan tambahan modal tapi sedang dibahas. Yang diajukan tambahan penyertaan modal sekitar Rp 75 miliar. Untuk tujuh unit usaha,” sebut Syahdan. Tambahan penyertaan modal itu akan dipergunakan untuk tujuh usaha bisnis yang berada di bawah GNE. Antara lain, GNE Beton membutuhkan modal sekitar Rp 22 miliar. Kemudian GNE Perbengkelan sekitar puluhan miliar di samping unit-unit usaha lainnya. Ia menjelaskan, khusus untuk unit usaha per-
bengkelan sekarang akan mengarah ke perbengkelan modern. “Akan mengarah ke perbengkelan modern tapi modalnya masih kurang,” ucapnya. Bahkan, kata Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) NTB ini, pihaknya sudah melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Bandar Kayangan Internasional yang akan mengembangkan Global Hub Kayangan di Lombok Utara. Terkait dengan jumlah penyertaan modal, hingga saat ini sudah mencapai Rp 20 miliar. Namun, kata Syahdan, Bersambung ke hal 15
Evaluasi Partai Pengusung
PDI-P Kritisi Kebijakan Pemprov NTB Mataram (Suara NTB) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sebagai salah satu partai pengusung pasangan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur, H.Muh. Amin, SH.M.Si (TGBAmin), mengkritisi kebijakan Pemprov NTB . Langkah ini dilakukan PDI-P sebagai bentuk pertanggungjawaban partai berlambang banteng moncong putih dalam lingkaran itu yang telah mendukung pemerintahan TGB-Amin. ‘’Selama ini kita melihat, memantau dan mengoreksi bagaimana perjalanan sejarah kepemimpinan TGB-Amin se-
lama empat tahun terakhir. Dari semua indikator, PDI-P menilai masih banyak yang belum tuntas,’’ tegas Ketua DPD PDI-P NTB, H. Rachmat Hidayat, SH dalam jumpa persnya, Selasa (8/8) kemarin. Evaluasi tersebut dibahas langsung dalam Rapat Kerja (Rakerda) PDI-P, kemarin di Kantor DPD PDI-P NTB. Beberapa rekomendasi hasil evaluasi PDI-P, yakni menyoroti berbagai capaian programprogram pemerintah daerah yang belum mencapai hasil sesuai yang ditargetkan. Disebutkan Rachmat Hidayat, beberapa persoalan yang sampai saat ini belum
clear yakni soal penjualan saham PT DMB yang diduga tidak transparan. Sehingga melalui fraksinya di DPRD NTB, PDI-P dengan tegas menolak penjualan saham ini. Selain itu, PDI-P juga sangat menyayangkan pelepasan aset daerah di Lombok International Airport yang harganya ditentukan pihak Angkasa Pura. ‘’Padahal dulu tujuan awal kenapa kita ngotot harus punya aset di dalam dua perusahaan, supaya kita bisa ikut mengontrol. Jangan sampai di daerah sendiri kita tidak bisa apa-apa atas operasional mereka,’’ terangnya. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ndi)
KETERANGAN PERS - Ketua DPD PDI-P NTB, H. Rachmat Hiddayat, bersama para petinggi PDI-P NTB lainnya memberikan keterangan terkait hasil Rakerda PDI-P yang mengevaluasi kinerja pemerintahan TGB-Amin.