Edisi 07 Agustus 2017 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 336 TAHUN KE 69

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

Senin Wage, 7 agustus 2017

@balipostcom (4.812rb Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Pemerintah Belum Memihak Petani Garam

Jajak Pendapat

Harus Ditindak, Tokoh Penyebar Intoleransi

WACANA penindakan terhadap ormas anti-Pancasila dan cenderung radikal berulang kali disuarakan Presiden Jokowi. Langkah tegas dalam tataran wacana ini tentu memberikan inspirasi bagi banyak kalangan

Palu (Bali Post) –

Garam kini mengalami kelangkaan. Selain langka, harganya juga melambung. Bisa mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya. Pengamat perikanan dan kelautan di Sulawesi Tengah, Fadly Y Tantu, kemarin, menyatakan kebijakan pemerintah saat ini belum berpihak kepada petani garam. Juga belum berpihak pada potensi pengembangan daerah untuk pengembangan produksi garam. Menurutnya, pertanyaan yang sederhana yakni apakah pemerintah memiliki rencana strategis untuk pengembangan garam, dengan melihat potensi yang begitu besar tersebut. Padahal, banyak daerah yang bisa dikembangkan seperti di sepanjang garis pantai Kabupaten Donggala menuju Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Parigi Moutong hingga Kabupaten Banggai. Dia mencontohkan di Kota Palu, orangtua dahulu telah mengembangkan tambak garam di Teluk Palu, khususnya di sekitar Pantai Talise. Itu merupakan pemikiran yang sangat baik karena mereka telah memikirkan masa depan. Namun, upaya itu tidak pernah dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dan berharga dalam menjaga kearifan lokal tersebut. Hal itu terlihat dengan pembangunan rumah toko di depan lokasi tambak garam masyarakat. Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bambang

untuk berbuat. Wacana penindakan ini hendaknya dijabarkan secara lebih riil, mengingat ancaman terhadap stabilitas kebangsaan dan NKRI menguat. Tak hanya ormas antiPancasila, tokoh-tokoh anti-Pancasila pun harus ditindak. Selain itu, pemerintah harus segera mengatasi potensi pelemahan ekonomi rakyat. Jika ini gagal diatasi, provokasi terhadap rakyat akan mudah dikondisikan. Hal. 19 Gebuk Ormas Yakinkah Anda dengan Perppu Ormas dan gerakan bela negara pemerintah mengatasi gangguan stabilitas kebangsaan ? 81,23% Yakin

s Perppu Orma

Marc Marquez

14,57% Tidak Yakin 4,20% Tidak Tahu responden : 655 grafis: tomik cahya

Dukung Jokowi Jangan Orientasi Jangka Pendek Jakarta (Bali Post) Sejumlah partai politik telah secara tegas menyatakan dukungannya untuk pencalonan kembali Presiden Joko Widodo pada pemilu serentak 2019 termasuk hasil Rapimnas Partai Hanura di Bali, Minggu (6/8) kemarin. Menyikapi dukungan sejumlah parpol tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pada dasarnya partainya menyambut baik semua dukungan dari partai politik dan menilai bahwa dukungan itu positif. Sebab, dukungan yang diberikan sejumlah parpol telah banyak membantu program-program Presiden Jokowi. ‘’Tapi yang penting dukungan itu jangan sebagai motif kekuasaan, motif-motif kepentingan jangka pendek,’’ kata Hasto Kristiyanto, Minggu (6/8) kemarin. Hasto menegaskan, dukungan yang diberikan parpol harusnya benar-benar didasarkan pada kesadaran organisasi yaitu memahami bahwa kinerja Presiden Jokowi baik. Ia mengakui dukungan partai politik lain sangat positif dalam membangun konsolidasi ke depan apabila semua pihak dapat menjaga komitmennya. Terutama dukungan kader-kader parpol lain yang memiliki wakilnya di DPR. ‘’Kalau sudah memberikan dukungan kami harapkan di tingkat implementasinya juga dijabarkan baik melalui DPR, maupun dukungan di tengah rakyat,’’ kata Hasto. Selain Partai Hanura, keputusan mengejutkan disampaikan Ketua umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibdjo juga dukung Jokowi. Selama ini publik menilai Hary Tanoe berseberangan dengan Jokowi. (kmb4)

Bali Post/ap

Keputusan Tepat Marquez Republik Ceko Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, menjuarai balap MotoGP 2017 seri ke-10 di Sirkuit Brno, Republik Ceko, Minggu (6/8) kemarin. Marquez yang memulai dari posisi terdepan, sukses menuntaskan balapan dengan catatan waktu 44 menit 15,974 detik, disusul rekan setimnya Dani Pedrosa yang terpaut 12,438 detik. Keputusan tepat Marquez dengan mengganti motor lebih awal, sukses membuatnya menjadi pemenang di seri ke-10 ini. Di awal balapan, Marquez berhasil menjadi yang terdepan. Sedangkan Valentino Rossi yang start di posisi kedua, turun ke posisi kelima usai disalip oleh Duo Ducati.

Memasuki akhir lap kedua, Marquez mengganti motor karena kondisi lintasan yang mengering. Sementara pembalap lainnya masih saling mengejar di lintasan. Pada lap ketiga, Rossi mengambil alih pimpinan balapan dari Jorge Lorenzo. Marquez akhirnya berhasil kembali menjadi di depan, usai para pembalap lainnya ikut mengganti motor. Namun perlahan, Rossi merangsek ke posisi enam ketika balapan tinggal menyisakan 8 putaran lagi. Sedangkan di posisi kedua ditempati Pedrosa, disusul oleh Maverick Vinales dan Rossi di posisi ke-4. Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso meraih posisi keenam, dan Lorenzo harus puas berada di peringkat ke-15. (ant)

Soesatyo menyebutkan lahan menjadi kendala produksi garam di Indonesia. ‘’Produksi garam memerlukan lahan luas. Di Australia banyak lahan. Kita susah cari lahan, kecuali di luar Pulau Jawa,’’ katanya. Ia berujar sudah banyak kementerian yang meneliti garam. Pun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mampu membuat garam farmasi. Menurutnya, mengolah garam tidak sulit, tinggal menjemurnya. Namun yang menjadi masalah adalah area menjemur. Namun, ia tidak menjabarkan berapa area ideal untuk memproduksi garam. Apabila mengintervensi teknologi, bergantung pada ketertarikan investor. Selain itu, ia menyebut tidak banyak peneliti yang tertarik meneliti garam. Dia mengatakan, LIPI menargetkan penelitian garam tepat guna. Artinya, tidak mungkin Indonesia sebagai negara tropis harus mengimpor garam. (ant)

Kasus Victor Laiskodat

Umat Jangan Diseret-seret

Jakarta (Bali Post) Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin meminta pihak-pihak yang mempermasalahkan video politisi Partai NasDem Victor Laiskodat yang menyebutkan PKS, PAN, Gerindra dan Demokrat sebagai partai intoleran dan pendukung gerakan sistem pemerintahan khilafah, tidak membawa-bawa umat beragama dalam pusaran persoalan ini. ‘’Umat itu kan bagian terbesar dari bangsa. Jadi jangan sampai umat ikut diseret-seret terhadap masalah-masalah seperti ini. Jangan terprovokasi ya,’’ kata

KH Ma’rif Amin, Minggu (6/8) kemarin. Dia mempersilakan persoalan ini dibawa ke ranah hukum, sehingga penyelesaiannya murni dalam proses hukum. ‘’Umat jangan dibawa, kalau dibawa ke umat itu jadi masalah besar itu. Kalau mau diproses (hukum), ya… proses saja,’’ imbuhnya. Saat ini, menurutnya, bangsa Indonesia sedang berupaya membangun ke arah situasi dan kondisi yang kondusif untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Hal. 19 Tidak Fitnah

Bali Post/ant

BUKA LAHAN - Api membesar dari lahan yang terbakar di Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, beberapa hari lalu. Kebakaran lahan tersebut diduga bertujuan membuka lahan untuk ditanami pada musim hujan mendatang. (Beritanya di halaman 19)

Diskusi Budaya

Kearifan Lokal Ajarkan Hidup Harmonis

Rasa nasionalisme dan keberagaman menarik didiskusikan ketika bangsa kita diterpa erosi nasionalisme, terutama erosi terhadap empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Demikian juga pada saat menurunnya rasa militansi dan jati diri bangsa. Lalu adakah nilai-nilai kearifan lokal Bali bisa dimaknai untuk memperkokoh nasionalisme dan keberagaman?

DIREKTUR Program Pascasarjana Unhi Prof. Dr. I Putu Gelgel mengatakan, revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam memperkokoh nasionalisme dan keberagaman penting dilakukan. Pandangan itu disampaikan saat diskusi budaya serangkaian HUT ke-69 Bali Post di Kampus ISI Denpasar. Diskusi ini digelar Bali Post bekerja sama dengan ISI Denpasar, di kampus setempat, Jumat (4/8) lalu. Prof. Gelgel menyampaikan, Indo-

nesia pernah dijadikan model dalam kehidupan kerukunan antarumat beragama oleh masyarakat internasional. Namun, sekarang banyak konflik terjadi justru dipicu oleh persoalan-persoalan agama. Memang tidak mudah mengurai penyebab terjadinya kekerasan dan ketidakrukunan antaragama ini. Tetapi kondisi ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Harus dicari jalan keluarnya. Setidaknya kita masih memiliki kearifan lokal yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. ‘’Tidak mustahil kalau dalam kearifan lokal itu kita temukan mutiara-mutiara terpendam yang dapat memberi kontribusi dalam mengantisipasi kekerasan atas nama agama dan menciptakan kerukunan antarumat beragama di negeri tercinta ini,’’ ujarnya. Lanjut Prof. Gelgel, dalam kehidupan

masyarakat Bali terdapat seperangkat kearifan lokal yang sangat potensial dimaknai dalam memelihara dan menjaga kerukunan dan perdamaian antaraagama. Di antaranya Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, hukum Karma Phala, Desa Kala Patra, Tat Twan Asi, dan Rwa Bhineda. Tri Hita Karana merupakan suatu konsep keselarasan dalam kehidupan masyarakat Bali yang terdiri atas parahyangan, palemahan dan pawongan. Konsepsi Tri Hita Karana tidak saja diterapkan dalam kehidupan desa adat, tetapi juga telah melembaga dalam unitunit kesatuan hidup dan penghidupan lainnya, termasuk dalam menjaga keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal. 19 Pengendalian Diri

I Putu Gelgel

Bali Post/eka

Suryawan Wiranatha


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.