20 HALAMAN
NOMOR 135 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
sabtu umanis, 6 januari 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Bali Post/eka
ANUGERAH PERS - Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha foto bersama dengan para penerima Anugerah Pers Ketut Nadha Nugraha, Jumat (5/1) kemarin. Pada penganugerahan ke-17 ini diberikan kepada Desak Putu Kari (alm), I Wayan Gatha, I Ketut Jati, Subak Mambal, pers kampus Visi Undiksha, dan pers kampus Akademika Universitas Udayana. Upacara penyerahan dilangsungkan di Gedung Pers Bali Ketut Nadha yang dihadiri Bupati, anggota DPRD, tokoh Bali, akademisi, pengusaha dan mahasiswa.
Bali ’’Restart’’
Bali harus dibangun ulang dari akar masalahnya yakni pariwisata. Sebab, pariwisata belum memberi manfaat maksimal pada masyarakat Bali. Bali harus kembali menyeimbangkan pembangunan di bidang pariwisata, pertanian dan industri kecil. Caranya, sektor pariwisata harus menyerap produk pertanian Bali. Selain itu perlu dikembalikan high quality tourism berbasis community. Pembentukan desa wisata harus menjadi prioritas. Sebab, dari jumlah akomodasi pariwisata saat ini, hanya maksimal 8 persen yang dimiliki orang Bali dan itu pun warisan di wilayah Sanur, Ubud, dan sebagian kecil di Kuta. Demikian terungkap dalam diskusi ‘’Bali Restart’’ serangkaian Penganugerahan Anugerah Pers K. Nadha Nugraha Ke-17 di Wantilan Gedung Pers Bali Ketut Nadha, Denpasar, Jumat (5/1) kemarin. Praktisi ekonomi Dr. I Gde Made Sadguna mengatakan, penyeimbangan pariwisata, pertanian dan ekonomi kreatif membutuhkan perubahan mindset dan membutuhkan cara berpikir out of the box. Perlu ada strategi reorientasi dan inklusif growth. Reorientasi pertama di bidang pariwisata, perlu dikembalikan high quality tourism berbasis community. Bentuk komitmennya nanti adalah desa wisata, dan harus dominan di pariwisata. Kemudian, perlu dikembangkan pembangunan agribisnis yang diintegrasikan dengan agrotourism berlokasi di desa. ‘’Di situlah bisa pertanian diintegrasikan dengan sektor pariwisata,’’ jelasnya. Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan, sebetulnya ada
tiga sektor yang selama ini menggerakkan perekonomian Bali. Yakni, pariwisata, pertanian dalam arti luas, dan industri kreatif atau UMKM. Pariwisata yang sangat rentan dengan isu-isu kebencanaan, keamanan, dan lainnya, justru lahir dari pertanian. Ketika sekarang pariwisata terpuruk karena erupsi Gunung Agung, bisa jadi karena sektor pariwisata telah alpaka guru dengan ‘’ibu’’ yang melahirkannya. Untuk keluar dari keterpurukan, pemerintah kini mengupayakan peningkatan daya saing dan mengatasi kesenjangan. ‘’Saat ini pemerintah fokus pada pola-pola pembangunan yang holistik, terintegrasi, dan memperhatikan lingkungan untuk mengatasi kesenjangan, meningkatkan daya saing dan nilai tambah
Bali,’’ ujarnya. Ketua Kadin Bali A.A. Ngurah Alit Wiraputra mengatakan, Bali harus dibangun ulang dari akar masalahnya yakni pariwisata. Pasalnya, ada lebih dari 400 ribu orang yang bekerja di sektor pariwisata. Bila sektor pariwisata mengalami penurunan, akan sangat sulit untuk menyalurkan tenaga kerja itu ke sektor lain. Kemudian dari jumlah akomodasi pariwisata, hanya maksimal 8 persen yang dimiliki orang Bali dan itu pun warisan di wilayah Sanur, Ubud, dan sebagian kecil di Kuta. ‘’Kita harus membangun pariwisata kerakyatan yang berbasis di desa-desa,’’ ujarnya. Hal. 19 Status Awas
Pariwisata Harus Memberi Manfaat pada Masyarakat
Menurut Murjana Yasa, pertanyaan itulah yang wajib dipikirkan dan dijawab oleh segenap komponen masyarakat Bali khususnya para decision maker di Bali. Ditegaskan, ekonomi yang inklusi secara makro adalah pertumbuhan yang stabil dan meningkat serta diikuti oleh penurunan kemiskinan dan kesenjangan serta penurunan angka pengangguran. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang benar-benar dinikmati oleh masyarakatnya. ‘’Bali harus menuju ke situ. Mewujudkan ekonomi yang inklusi itu,’’ tegasnya. Selama ini, ada kesan Bali begitu mengagung-agungkan pariwisata. Namun, Murjana Yasa justru mempertanyakan apakah pariwisata itu sudah menyejahterakan rakyat Bali? Hal. 19 Adat Budaya
PERTUMBUHAN ekonomi Bali selalu diagung-agungkan. Wajar, karena selalu di atas rata-rata nasional. Begitu juga dalam keberhasilan penanganan masalah kemiskinan dan pengangguran, prestasi Bali juga disebut-sebut di atas rata-rata nasional. Namun, ada satu pertanyaan yang menggelitik, apakah ekonomi Bali itu sudah dinikmati secara maksimal oleh masyarakat Bali? Pertanyaan itulah yang dilontarkan pengamat sosial dan pembangunan SDM Universitas Udayana Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si. pada diskusi ‘’Bali Restart’’, Jumat (5/1) kemarin.
Murjana Yasa
Alit Wiraputra
Causa Iman Karana
Gde Pitana
Putu Astawa
Gde Made Sadguna
Adi Nugroho
Direkomendasi Jadi Cawagub Bali
Sudikerta Berlapang Dada
Bali Post/ant
REKOMENDASI - Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta menerima rekomendasi dari Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto.
PAKET Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra - I Ketut Sudikerta akhirnya final. Menyusul telah diserahkannya rekomendasi baru oleh DPP Partai Golkar di Jakarta, Jumat (5/1) kemarin. Rekomendasi itu langsung diterima Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta. Rekomendasi diserahkan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto. Sudikerta menyatakan berlapang dada rekomendasinya sebagai calon gubernur dicabut, berganti menjadi calon wakil gubernur dari partai beringin. ‘’Keputusan tim pilkada partai melalui ketua umum menugaskan saya sebagai wakil gubernur Bali melanjutkan pembangunan Bali ke depan. Saya menerima dengan lapang dada penugasan yang diberikan oleh partai demi masyarakat Bali,’’ ujar Sudikerta yang juga Ketua
DPD I Partai Golkar Bali ini dikonfirmasi via telepon. Sebelum penyerahan rekomendasi baru, Sudikerta menyatakan sudah meminta agar penugasan sebagai calon wakil gubernur Bali kepada tiga nama untuk dipilih salah satunya. Mereka; Gde Sumarjaya Linggih (Demer), A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi), dan I Wayan Geredeg. Namun, DPP justru menegaskan jika dirinya tidak boleh melempar penugasan itu kepada kader yang lain. Kalau tidak, sama saja dengan melanggar AD/ART partai dan wajib dikenakan sanksi. ‘’Sanksi tentu pemecatan. Persoalannya kalau saya dipecat, saya indisipliner seperti itu, saya tidak memiliki etika, moral, dan tidak menunjukkan loyalitas saya kepada partai. Sehingga saya berpikir, merenung, apa pun yang menjadi
penugasan partai untuk tetap selalu patuh, tunduk dan setia dalam menjalankan tugas-tugas tersebut,’’ imbuh Wakil Gubernur Bali ini. Menurut Sudikerta, keluarga pun awalnya prihatin dan sedih saat mengetahui dirinya akan dicalonkan sebagai wakil gubernur, bukan gubernur seperti rekomendasi awal. Akan tetapi, keluarga lantas menyerahkan penuh kepada dirinya untuk memutuskan yang terbaik. Utamanya untuk tetap bisa melakukan pengabdian membangun daerah Bali. ‘’Tentu sebagai kader partai, kami sangat berkomitmen menjalankan soliditas partai, menjalankan amanah partai dan juga taat dan tunduk pada aturan partai,’’ tandas mantan Wakil Bupati Badung ini. Hal. 19 Pasangan Calon