Edisi 30 Nopember 2017 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 101 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

kamis wage, 30 november 2017

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Gunung Agung Masih Fase Kritis

Ketinggian Asap Menurun

Amlapura (Bali Post) Pascaterjadinya tremor overscale pada Selasa (28/11) sore, aktivitas vulkanik Gunung Agung hingga Rabu (29/11) siang kemarin masih tinggi. Gunung Agung masih mengalami erupsi magmatik. Sementara asap abu vulkanik yang terlontar menurun dibandingkan hari sebelumnya. Hal itu diungkapkan Kepala PVMBG Kasbani, Rabu kemarin. Kata dia, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. Artinya Gunung Agung masih dalam fase kritis. Tremor juga masih terekam. Tetapi embusan asap abu vulkaniknya menurun. Jika kemarin sampai 3.000 meter lebih dari puncak kawah, Rabu ini teramati setinggi 2.000 meter. Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Kamil Devy Syahbana mengungkapkan,

hasil pengukuran pada Selasa pukul 10.00 Wita sebelum terjadinya letusan, gas magmatik SO2 terekam antara 2.000-3.000 ton per hari. Sebelumnya alat juga merekam SO2 yang cukup tinggi hampir 6.000 ton per hari. Jadi SO2 ini mengindikasikan magma sudah berada di kedalaman dangkal, sehingga masih memungkinkan erupsi ke depan masih tetap ada. Hal. 19 Terjadi Letusan

Lagi, Muncul Tremor Overscale

Durasi Hampir Satu Jam

Amlapura (Bali Post) Gempa tremor overscale kembali terjadi Rabu (29/11) sore kemarin. Durasinya pun semakin panjang. Sehari sebelumnya tremor overscale hanya berlangsung 30 menit. Namun kemarin berlangsung hampir satu jam atau tepatnya 52 menit. Gempa tremor overscale mulai terjadi mulai pukul 17.25 Wita. Kepala PVMBG Kasbani membenarkan kembali ter-

jadi tremor everscale. ‘’Gempa tremor overscale durasinya memang lebih lama dari sebelumnya. Kalau pada Selasa (28/11) tremor durasinya 30 menit, tetapi sekarang durasinya lebih panjang mencapai 52 menit dengan amplitudonya 1-24 mm. Sekarang masih ada tremor. Tapi tidak tremor overscale. Karena tremornya mulai kecil lagi,’’ ungkap Kasbani. Hal. 19 Semakin Besar

Bali Post/rtr

PAKAI MASKER - Anak-anak sekolah memakai masker saat mereka berjalan menuju sekolah, Rabu (29/11) kemarin. Kini abu vulkanik Gunung Agung menyelimuti daerah Karangasem.

Ngurah Rai Mulai Normal

Badai Cempaka Tinggalkan Yogya

Yogyakarta (Bali Post) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta menyatakan pergerakan siklon tropis atau Badai Cempaka mulai berangsur meninggalkan perairan DIY. ‘’Pergerakan Badai Cempaka sedikit demi sedikit mulai menjauhi wilayah DIY,’’ kata Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Joko Budiono, Rabu (29/11) kemarin. Menurut Joko, hingga pukul 07.00 WIB pengamatan yang dilakukan di Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta menunjukkan pergerakan Badai Cempaka ke arah selatan Samudera Hindia. Tren pergerakan siklon tropis itu, katanya, berdampak pada penurunan curah hujan saat ini. Berdasarkan data Stasiun Klimatologi BMKG curah hujan di DIY pada Rabu (29/11) mulai pukul 07.30-13.00 WIB tercatat 2.6 milimeter (mm) atau menurun dibandingkan curah hujan Selasa (28/11) yang mencapai 68 mm. Hal. 19 Korban Meninggal

Tidak Terbit Terkait dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan hari libur nasional maka pada hari Jumat (1/12) Bali Post tidak terbit. Bali Post terbit kembali seperti biasa mulai Sabtu (2/12). Untuk itu kepada para pelanggan dan relasi iklan mohon maklum. Penerbit

Mangupura (Bali Post) Operasional Bandara Ngurah Rai, Rabu (29/11) sore kemarin kembali normal. Pesawat pertama yang berangkat pada pukul 16.16 Wita yaitu Wings Air tujuan Malang dan AirAsia QZ-7511 tujuan Jakarta pada pukul 17.10 Wita. Sementara pesawat yang tiba pertama pada pukul 18.07 Wita yaitu LionAir dari Surabaya. Kepala Otban Wilayah IV, Kelas I PASCADIBUKA - Sejumlah penumpang sedang registrasi pascadibukanya kembali Bandara Ngurah Rai, Rabu (29/11) kemarin. Bali Post/edi

Ngurah Rai Denpasar, Herson, mengatakan pukul 13.00 Wita sudah dilakukan evaluasi terhadap data fakta yang ada dari pihak BMKG, VAAC Darwin, laporan dari pilot, cuaca, kondisi dan debu vulkanik yang ada di sekitar Bandara Ngurah Rai, serta data paper test di selatan dan di barat landasan Bandara Ngurah Rai. Dari beberapa sumber tersebut, disimpulkan, untuk wilayah Bandara Ngurah Rai dari Otoritas Bandara (Otban) mewakili Dirjen Perhubungan Udara, Notam close dinyatakan dicabut pada pukul 15.00 Wita, Rabu (29/11). Hal. 19 Abu Vulkanik

Pasca-OTT, Empat Pejabat Jambi Dibawa ke Jakarta Jambi (Bali Post) – Empat pejabat di Provinsi Jambi yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK (BP, 29/11), Rabu (29/11) kemarin dibawa langsung ke Jakarta. Pantauan di lapangan, setelah terjaring OTT oleh penyidik KPK di Jambi dan menjalani pemeriksaan selama 20 jam lebih di Mapolda Jambi, keempat pejabat tersebut diberangkatkan menggunakan pe-

Diskusi Problematika Pendidikan

sawat menuju gedung KPK di Jakarta untuk penyidikan lebih lanjut. Awalnya yang menjalani pemeriksaan di gedung Mapolda Jambi ada delapan orang dan yang diberangkatkan menuju gedung KPK di Jakarta hanya empat orang dan mereka semua adalah pejabat daerah. Hal. 19 Tim Penindakan

Bali Post/ade

DIKAWAL - Ketua Harian DPW PAN Provinsi Jambi Supriyono dikawal petugas saat tiba di gedung KPK, Rabu (29/11) kemarin.

1

Waktu Habis untuk Mengajar, Guru Kesulitan Berinovasi Ada anomali dalam pendidikan di Indonesia. Di satu sisi, peningkatan kualitas pendidikan untuk mengejar ketertinggalan, terutama di Asia Tenggara, dibebankan kepada guru. Di sisi lain, pemerintah sampai saat ini tak kunjung mengangkat guru sesuai kebutuhan seharusnya. Imbasnya, guru yang ada dimaksimalkan untuk mengajar. Belum lagi tugas lain seperti mengajar ekstrakurikuler, mendampingi siswa dalam lomba, mengoreksi ulangan siswa yang jumlahnya tidak sedikit, hingga kewajiban membuat karya tulis untuk kenaikan pangkat.

Made Suarta

Wayan Citrawan

Ketut Yarsama

SOSOK yang layak digugu dan ditiru, dialah guru. Bukan berarti bebas menjejali mereka dengan beban jam mengajar. Apalagi sampai meniadakan kesempatan untuk mengikuti perkembangan zaman. Sebab, imbasnya guru menjadi kesulitan berinovasi dan akhirnya menimbulkan stagnasi dalam pendidikan. Demikian terungkap dalam Diskusi Problematika Pendidikan yang digelar Bali Post bekerja sama dengan IKIP PGRI Bali, di Warung 63 Jalan Veteran, Denpasar, Rabu (29/11) kemarin. Diskusi dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional ke-23 dan HUT ke-72 PGRI itu dihadiri Rektor IKIP PGRI Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum., Wakil Rektor II Drs. I Dewa Putu Juwana, M.Hum., Wakil Rektor III Dr. Drs. I Wayan Citrawan, M.Pd., Dekan FPBS Dr. Ketut Yarsama, M.Hum., Dekan FIP Drs. I Nyoman Waga, M.Si., Dekan FPIPS Drs. Dewa Made Alit, M.Pd. dan Dekan FPOK Dr. Drs. I Wayan Adnyana, M.M., M.Erg. ‘’Ada satu anomali di sini. Di satu sisi, peningkatan kualitas pendidikan untuk mengejar ketertinggalan kita terutama di

Asia Tenggara, dibebankan kepada guru. Di sisi lain kita kekurangan guru,’’ ujar Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. mengawali diskusi. Menurut Suarta, pemerintah sampai saat ini tak kunjung mengangkat guru sesuai kebutuhan seharusnya. Imbasnya, guru yang ada mau tak mau dimaksimalkan untuk mengajar. Guru-guru dari tingkat sekolah dasar hingga menengah yang sudah dibebani minimal 24 jam mengajar, akhirnya ada yang harus bekerja hingga 40 jam mengajar. Belum lagi bicara tugas-tugas guru yang lain seperti mengajar ekstrakurikuler, mendampingi siswa dalam lomba, mengoreksi ulangan siswa yang jumlahnya tidak sedikit, hingga kewajiban membuat karya tulis untuk kenaikan pangkat. ‘’Sehebat-hebatnya seorang guru, dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki, saya meyakini tidak akan bisa melahirkan hasil yang maksimal. Bayangkan seorang guru mengajar 40 jam. Ada keterbatasan tenaga, keterbatasan dalam belajar materi-materi baru. Ada kesan stagnasi di situ karena

waktunya habis untuk mengajar saja,’’ jelasnya. Suarta menambahkan, guru juga perlu diberi ruang untuk mengikuti perkembangan materi yang diajarkan. Dengan begitu, mereka bisa berinovasi dan memunculkan kreativitasnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sebaliknya, saat guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan diri karena beban terlalu tinggi, maka penurunan kualitas pendidikanlah yang menjadi taruhannya. Muaranya tentu saja pada anak didik yang kurang berkualitas pula. ‘’Pemerintah harus konsisten mengangkat guru, kurangi beban guru, sehingga akan ada waktu bagi guru untuk meningkatkan kualitas. Kurangi jam mengajarnya, sehingga guru bisa mengembangkan dirinya,’’ tegasnya. Wakil Rektor III IKIP PGRI Bali Dr. Drs. I Wayan Citrawan, M.Pd. mengatakan, guru tidak hanya dituntut untuk pintar mengajar, tetapi juga bisa melatih, mendidik, dan membimbing peserta didik. Hal. 19 Calon Guru


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.