HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 119 TAHUN KE 13
Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
RABU, 2 AGUSTUS 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/ist).
LADANG GARAM - Pulau Sumbawa, merupakan pulau penghasil garam terbesar di NTB. Kementerian Kalautan Perikanan bahkan telah menjadikan Kabupaten Bima sebagai sentra produksi garam nasional. Belakangan produksi garam turun akibat anomali cuaca. Untuk tetap menjaga produksinya, dibutuhkan teknologi produksi yang memadai.
TPTGR Tagih Perusahaan Asuransi
Kembalikan Denda Proyek RSUD NTB Rp 3,1 Miliar Mataram (Suara NTB) – Tim Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) Pemprov NTB melakukan penagihan kepada salah satu perusahaan asuransi terkait dengan pengembalian denda atas keterlambatan pengerjaan proyek di RSUD NTB senilai Rp 3,1 miliar lebih. Pihak RSUD NTB sudah berkomunikasi dengan Inspektorat terkait dengan temuan tersebut. “Intinya kita tagih, sudah dikomunikasikan pihak RSUD. Sudah ada upaya untuk menagihnya. Itu klaim asuransi yang Rp 3,1 miliar tersebut atas keterlambatan pengerjaan proyek di sana,” terang Inspektur Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH, M.Si ketika dikonfirmasi di Mataram kemarin. Ibnu mengklaim tidak ada
Soroti Kinerja Penyidik
Firli
KAPOLDA NTB, Brigjen Pol. Drs. Firli, M.Si menyoroti berkas perkara yang masih bolak-balik dari dan ke Kejaksaan. Sejumlah kasus korupsi yang ditangani Polda NTB dievaluasi. ‘’Kita ingin agar penanganan kasus korupsi lebih efektif, efisien, lebih bersinergi sehingga berdampak pada penuntasanhukumkasuskorupsi. Berkas tidak sering bolak-balik,’’ ujarnya, kepada Suara NTB. Sejumlah kasus korupsi yang ditangani Polda NTB yang sudah tuntas beberapa diantaranya sudah masuk ke persidangan. Bersambung ke hal 15
Kepala Pasar Sayang-Sayang Tersangka Pungli Mataram (Suara NTB) – Kepala Pasar Sayang-Sayang, HM alias HZ (53) yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Senin (31/7) lalu ditetapkan sebagai tersangka. Penyidik menemukan bukti yang cukup atas dugaan pungli biaya sewa lapak. KetuaPelaksana II Tim SaberPungli Kota Mataram, Kompol I Made Baduarsa mengatakan, tersangka dijerat dengan pasal 12e UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2001 tentang Tipikor. ‘’Tersangka sebagai penyelenggara negara secara melawan hukum memungut uang yang tidak diatur dalam peraturan perundangan, dalam hal ini sewa kios atau lahan pasar,’’ ujarnya, Selasa (1/8). Ancaman hukumannya, pidana penjara minimal empat tahun dan paling lama 20 tahun atau seumur hidup. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
total Rp 3.504.890.950. Temuan ini tahun 2013 lalu, berkaitan dengan pembangunan gedung baru RSUD NTB di Dasan Cermen Mataram. Di mana dalam audit BPK, ada dua paket pekerjaan yang tidak tuntas sesuai ketentuan waktu atau ambang batas kontrak. Sebenarnya sudah ada itikad baik dari pihak RSUD
daklanjut atas rekomendasi BPK atas LKPD 2016, Ibnu mengatakan sudah mencapai 80 persen lebih sampai batas waktu 31 Juli lalu. Ia mengatakan progres pengembalian kerugian negara terus bergerak. ‘’Kalau saya hitung keuangannya, atau dengan pernyataan-pernyataan yang pasti itu sudah 80 persen. Kalau kita hitung pernyataan pembayaran dengan jangka waktu tertentu itu, sudah selesai. Kalau nominalnya memang belum, tapi terus bergerak. Kita kejar termasuk pengembalian dari perusahaan asuransi itu,’’ tandasnya. (nas)
Mantan Bupati Lotim Divonis Bebas Mataram (Suara NTB) Terdakwa kasus dugaan suap dalam investasi PT. iPasar Indonesia, Drs. H. Sukiman Azmi diputus bebas oleh hakim Pengadilan Tipikor Mataram Selasa (1/8). Mantan Bupati Lombok Timur ( Lotim) ini dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari segala hukuman sesuai dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Hakim juga memutus bebas terdakwa kedua, Alexander Gee selaku pe megang saham PT. iPasar Indonesia. JPU Kejati NTB sebelumnya mengajukan tuntutan empat tahun penjara terhadap terdakwa Sukiman Azmi, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
PADAT- Keluarga dan pendukung Sukiman Azmi memadati sekitar ruang sidang di Pengadilan Tipikor, Mataram.
BPKP Kantongi Kerugian Negara Kasus Taman Sembalun
(Suara NTB/why)
PUNGLI - Wakapolres Mataram, I Made Baduarsa (kanan) didampingi Kasatreskrim, Kiki Firmansyah Effendi (kiri) menunjukkan barang bukti dan tersangka dugaan pungli sewa lapak Pasar Sayang-sayang, Selasa (1/8).
Mataram (Suara NTB) Setelah cukup lama bekerja, akhirnya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB merampungkan hasil audit investigasi proyek Taman Wisata Pusuk Sembalun, Lombok Timur. Kerugian negara dari total pekerjaan senilai Rp 1,6 miliar lebih itu sudah dikantongi. Korwas Investigasi BPKP NTB, Ngatno, SE menyebut, angka kerugian negara sudah
ditemukan dan hasilnya telah disampaikan ke penyidik Polres Lombok Timur. “Hasilnya (kerugian negara) sudah ada. Sudah saya koordinasikan dengan penyidik,” kata Ngatno di Mataram, Selasa (1/8) kemarin. Tidak disebutkan jumlah kerugian negara yang ditemukan timnya, meskipun angkanya sudah dikantongi. Alasannya tidak ada kewenangan pihaknya menyampaikan ke publik, karena audit atas per-
mintaan instansi lain, dalam kasus ini permohonan audit diminta oleh penyidik Sat Reskrim Polres Lotim. ‘’Nanti hasil hitungannya tanyakan ke penyidik saja. Yang jelas sudah ada (kerugian, red),” jelas Ngatno. Kerugian negara itu muncul berdasarkan metoda perhitungan volume pekerjaan pada beberapa item. Seperti anjungan, gapura, dan ornamen pendukung lainnya. Bersambung ke hal 15
Ada Ego Sektoral SKPD Entaskan Kemiskinan Mataram (Suara NTB) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.Sc, M.TP menyatakan, pihaknya terus melakukan sinkronisasi programprogram pengentasan kemiskinan yang ada di SKPD. Diakui, memang masih ada ego sektoral antar-SKPD dalam program pengentasan kemiskinan tersebut. Meskipun mengakui masih ada ego sektoral yang ditemukan di SKPD, namun Ridwan Syah, melihat program-program SKPD yang terkait dengan pengentasan kemiskinan tidak terjadi tumpang tindih. Ia mengatakan program-program yang ada di masing-masing SKPD tidak boleh tumpang tindih
‘’
Capaiannya harus terukur, sasarannya jelas. Kita punya data yang sama. Memang tidak mudah mengintegrasikan, ego-ego sektoral itu masih ada. H. Ridwan Syah dan hasilnya harus terukur. ‘’Justru di Bappeda lah disinkronkan program-program SKPD. Capaiannya harus terukur, sasarannya jelas. Kita punya data yang sama. Memang tidak mudah mengintegrasikan, ego-ego sektoral itu masih ada,” kata Ridwan ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (1/8) siang kemarin.
Tahun 206 lalu, Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp 800 miliar lebih untuk program pengentasan kemiskinan yang tersebar di sejumlah SKPD. Kemudian, pada tahun 2017 ini, alokasi anggaran untuk program pengentasan kemiskinan meningkat menjadi Rp 1,3 triliun. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
TO K O H
kerugian negara atas pengerjaan proyek di RSUD tersebut. Temuan BPK itu bentuknya asuransi atas keterlambatan pengerjaan proyek yang tidak tuntas sesuai batas waktu yang ditentukan. Hasil audit BPK, tercatat kerugian negara yang jadi temuan pada rumah sakit milik Pemprov NTB itu mencapai
untuk mengembalikan kerugian Negara. Itu dibuktikan dengan kehadiran perwakilan instansi saat diundang Asdatun Kejati NTB Juni lalu. Wujud komitmen manajemen, dengan mencicil pengembalian. Pada tahap pertama, dikembalikan sebesar Rp 360.064.050. Namun memang relatif kecil dibanding akumulasi temuan. Akan tetapi ada sikap kooperatif untuk proses penyelesaian. Sehingga untuk kelebihan yang harus dilunasi, mencapai Rp 3.144.826.500. Terkait dengan progres tin-