20 HALAMAN
NOMOR 12 TAHUN KE 70 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost
Selasa umanis, 29 agustus 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.812rb Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Dana Parpol Naik 10 Kali Lipat
Mendagri Tak Jamin Cegah Korupsi Jakarta (Bali Post) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah telah memutuskan menaikkan dana bantuan untuk partai politik (parpol) dari Rp 108 menjadi Rp 1.000 per suara sah. Alokasi APBN untuk parpol ini mengalami kenaikan hampir 10 kali lipat dari bantuan anggaran negara untuk parpol sebelumnya.
Jusuf Kalla
Dua Kesalahan Besar Ekonomi Indonesia Jakarta (Bali Post) – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah telah melakukan dua kesalahan besar di bidang ekonomi yang membuat Indonesia lebih lambat maju dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. ‘’Kenapa terjadi? Karena kita punya dua kesalahan pokok dalam ekonomi selama 20 tahun terakhir. Pada krisis 97 kita menghabiskan energi, kita menjaga, menggaransi bank-bank yang rusak. Yang kedua kita menyubsidi BBM begitu besar dalam waktu sepuluh tahun,’’ katanya di Istana Wakil Presiden, di Jakarta, Senin (28/8) kemarin. Dalam kuliah umum bagi Peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) ke-56 dan Peserta Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) ke-21 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) itu, Wakil Presiden juga mengatakan bahwa saat krisis ekonomi 1997, pemerintah mengucurkan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) hingga hampir Rp 600 triliun dalam dua tahun. Dan untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM), ia mengatakan, pemerintah telah mengeluarkan Rp 400 triliun untuk subsidi pada 2004 yang sebagian besar salah sasaran atau dinikmati masyarakat mampu. Hal. 19 Punya Mobil
Bali Post/ant
DAERAH OTONOM - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kanan) menghadiri rapat kerja dengan Komisi II DPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/8) kemarin. Raker tersebut membahas daerah otonom baru dan penyelesaian kasus Kabupaten Mimika.
Mengenai pertanggungjawaban uang negara tersebut, Tjahjo menjelaskan, tidak ada keharusan anggaran negara tersebut digunakan untuk kegiatan tertentu oleh partai, karena nantinya terserah digunakan untuk kegiatan apa pun oleh parpol. Namun, dia memastikan ada pertanggungjawaban oleh parpol atas penggunaan anggaran negara tersebut. ‘’Bisa dipakai rutin bisa dipakai untuk kaderisasi atau apa-apa yang saya kira pertanggungjawabannya ada,’’ kata Tjahjo Kumolo di Jakarta, Senin (28/8) kemarin. Menurutnya, bantuan kepada parpol dari negara merupakan bagian dari konsolidasi demokrasi. Oleh karenanya, setiap tahun pemerintah akan mengevaluasi alokasi dana untuk parpol ini. ‘’Tiap tahun akan dievaluasi apakah naik atau tidak. Tapi ini sekadar bantuan, karena kebutuhan parpol bersumber dari iuran anggota, bantuan pihak ketiga yang tak mengikat,’’ ujarnya. Pemerintah menyerahkan penggunaan dana tersebut sebaik mungkin kepada tiap parpol asalkan untuk keperluan partai. Untuk tahun
ini, bantuan ini disetujui karena pemerintah menganggap perekonomian negara sudah relatif stabil. ‘’Karena saat 2015, 2016 enggak memungkinkan. Baru Bu Sri Mulyani pertumbuhan stabil kembalikan Rp 108 ke Rp 1.000,’’ kata Tjahjo. Mengenai salah satu pertimbangan dari kenaikan dana parpol ini untuk mencegah praktik korupsi para politisi, Tjahjo mengaku tidak bisa menjamin kenaikan dana parpol akan mampu menutup celah terjadinya praktik korupsi di Indonesia. Dari sejumlah diskusi yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti ICW, KPK, BPK dan BPKP, Tjahjo mengungkap kenaikan dana parpol tidak menjamin korupsi para politisi parpol bisa dicegah. ‘’Korupsi tergantung pada masing-masing individu, sekarang meningkat korupsinya, OTT semakin ketat mulai dari Rp 500.000, Rp 5 juta sampai Rp 20 miliar ketangkep semua, toh meningkat, aparatur penegak hukum kena juga, itu kembali kepada diri kita,’’ ujarnya. Hal. 19 Ubah Mental
Tontowi/Liliyana Juara Dunia
PASANGAN ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mendapatkan gelar kedua Kejuaraan Dunia-nya setelah meraih hasil positif dalam partai final turnamen edisi 2017 yang dilangsungkan di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia, Senin (28/8) dini hari WIB. Dengan hasil ini Tontowi/ Liliyana berhasil memberikan satu-satunya gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017 bagi Indonesia, sekaligus menjadi yang kedua bagi mereka setelah sebelumnya diraih di Guangzhou, Cina pada 2013 lalu. Adapun di nomor lainnya, pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Rian Saputro harus puas menjadi peringkat kedua selepas ditundukkan wakil Cina Liu Cheng/Zhang Nan dalam pertarungan selama 37 menit yang berakhir dengan skor 10-21, 17-21. Hal. 19 Tiga Poin TUMBANGKAN CINA - Pemain bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meluapkan kegembiraan usai menumbangkan wakil Cina peringkat satu dunia Zheng Siwei/Chen Qinchen.
Bali Post/Humas PBSI
Sebut Sejumlah Tokoh
Kasus Agen Ujaran Kebencian
Didalami, Keterangan Tersangka Saracen
Polisi Telusuri Transaksi Keuangan Saracen
Jakarta (Bali Post) – Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri mendalami kebenaran keterangan para tersangka pengelola grup penyebar konten ujaran kebencian di jejaring sosial Facebook, Saracen, mengenai orang-orang dalam struktur organisasi Saracen. ‘’Akan didalami kebenaran keterangan tersangka sejauh mana,’’ kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol. Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/8) kemarin. Selain itu penyidik juga mencari fakta hukum untuk memastikan kebenaran informasi mengenai nama-nama pengurus Saracen yang beredar luas di internet. Polisi menangkap tiga tersangka pengelola grup Saracen yang berinisial MFT, SRN dan JAS. Tak lama setelah penangkapan ketiga orang itu, beredar informasi mengenai struktur organisasi
Saracen dan pengurusnya. Dalam struktur organisasi yang beredar di internet, sejumlah tokoh nasional disebut dalam jajaran pengurus. Selain mendalami keterangan tersangka, polisi juga akan berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana yang masuk ke sejumlah rekening pengelola grup Saracen, yang menyebar konten ujaran kebencian di jejaring sosial Facebook. ‘’Kami koordinasi dengan PPATK terkait upaya penelusuran aliran dana,’’ katanya. Penyidik masih menelusuri transaksi keuangan yang pernah dilakukan kelompok Saracen serta pihakpihak yang diduga menggunakan jasa tersangka. ‘’Ada beberapa rekening yang masih dianalisis agar bisa diketahui aliran dananya, berapa jumlah dananya, apa ada pemesanan berita menyesatkan,’’ kata Martinus. (ant)
Martinus Sitompul
Jakarta (Bali Post) – Penyidik Bareskrim masih meneliti data yang diambil dari harddisk dan flashdisk milik tersangka pengelola grup yang berisi konten ujaran kebencian di jejaring sosial Facebook, Saracen. ‘’Puluhan gigabyte diekstraksi penyidik. Masih ada pendalaman info-info dalam data yang sudah disita penyidik,’’ kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol. Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/8) kemarin. Selain itu, penyidik masih menelusuri berbagai transaksi keuangan yang pernah dilakukan kelompok ini, termasuk dugaan adanya pihak-pihak yang menggunakan jasa tersangka. ‘’Ada beberapa rekening yang masih dianalisis agar bisa diketahui aliran dananya, berapa jumlah dananya, apa ada pemesanan berita menyesatkan,’’ katanya. Sebelumnya Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri meringkus tiga tersangka pengelola grup yang berisi konten ujaran kebencian di jejaring sosial Facebook, Saracen. Tiga tersangka yang ditangkap adalah MFT, SRN dan JAS.
Kepala Subdirektorat 1 Tindak Pidana Siber Bareskrim Kombes Pol. Irwan Anwar mengatakan, Grup Saracen membuat sejumlah akun Facebook di antaranya Saracen News, Saracen Cyber Team dan Saracennewscom. Jumlah pengikut yang tergabung dalam beberapa grup Saracen tersebut berjumlah sekitar 800 ribu akun. Menurut Irwan, sejumlah akun Saracen ini selalu menyebarkan konten berisi ujaran kebencian yang bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Saracen telah dikelola oleh kelompok ini sejak November 2015. Tiga tersangka memiliki perannya masing-masing. JAS berperan sebagai Ketua Grup Saracen yang berperan mengunggah postingan provokatif yang mengandung isu SARA. ‘’Unggahan tersebut berupa kata-kata, narasi, maupun meme yang mengarahkan opini pembaca agar berpandangan negatif kepada kelompok masyarakat lainnya,’’ ungkap Kombes Irwan. Selain itu, JAS juga berperan melakukan pemulihan terhadap akun anggotanya yang diblokir oleh Facebook. Hal. 19 Grup FB