Edisi 28 Nopember 2017 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 99 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

selasa paing, 28 november 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Bali Post/edi/wan/gik

BANJIR LAHAR - Lahar dingin mengaliri sungai di Desa Ban, Karangasem, Senin (27/11) kemarin. Lahar berwarna cokelat keabu-abuan ini mengeluarkan bau belerang yang sangat menyengat. Aliran lahar juga menimbun jalan yang selama ini digunakan warga untuk menuju desa tetangga. Sementara arus pengungsian juga semakin banyak, menyusul naiknya status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas.

10.000 Ternak Belum Dievakuasi SEKITAR 10 ribu ekor ternak milik warga kini masih berada di kawasan rawan bencana. Tentu ini situasi pelik yang dihadapi Satgas PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan). Dulu, Satgas PKH bisa leluasa menjemput ternak warga. Tetapi kali ini ancaman debu vulkanik dan ancaman erupsi material batu dan pasir membuat tim harus memutar otak untuk mencari opsi lain guna mengevakuasi ternak warga. Ketua Satgas Bidang PKH Kementerian Pertanian RI Drh. Nata Kusuma, M.MA., Senin (27/11) malam, mengatakan sesuai target awal pihaknya rencananya mengevakuasi 12.000 ternak warga. Sebelumnya sebanyak 1.667 ekor ternak sudah di pengungsian. Data tersebut didapat setelah bertambah lagi pascadilakukan evakuasi setelah erupsi sejak 26 sampai 27 November, sejumlah 382 ekor ternak. Sekarang masih ada sekitar 10.000, atau tepatnya 10.333 ternak sapi, kambing dan babi milik warga yang belum terselamatkan. Sementara situasi di lapangan sudah tidak memungkinkan melakukan evakuasi, lantaran berisiko terhadap kesehatan. Sebab, hujan abu di zona rawan bencana sudah sangat tebal. Hal. 19 Sangat Berbahaya

Lahar Dingin Terjang Selat, Bebandem dan Kubu

Amlapura (Bali Post) Pascaletusan magmatik dan naiknya status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas, sudah turun lahar dingin yang mengalir ke banyak sungai di Karangasem, Senin (27/11) kemarin. BNPB membenarkan itu adalah lahar dingin. Tetapi, Camat Selat Nengah Danu dan Wakil Bupati Karangasem Artha Dipa membantah itu lahar dingin. Keduanya menyebut efek dari besarnya hujan abu sehari sebelumnya yang tergerus air hujan. Walaupun terjadi hujan abu dan banjir lahar, ratusan warga memilih tetap bertahan di rumah. Bahkan mereka menonton banjir lahar yang meluap di sungai sekitar rumahnya. Selain masuk ke daerah aliran sungai, material banjir lahar dingin ada yang tertahan di lubang-lubang bekas aktivitas galian C seperti di wilayah Desa Sebudi. Warga juga datang menonton. Mereka menganggap itu peristiwa langka yang sepertinya sayang untuk dilewatkan. Bahkan banyak yang berswafoto dengan latar belakang banjir lahar dingin. Banjir lumpur menerjang semua aliran sungai mulai dari perbatasan Desa Duda

dengan Duda Timur ke barat sampai Sungai Telaga Waja. Di daerah Bambangbiaung, banjir lumpur naik sampai ke jalan raya Amlapura-Selat. Banjir lumpur mulai menerjang perkampungan sekitar pukul 04.30. Namun sebelum itu, banjir lumpur abu vulkanik Gunung Agung itu telah menerjang dua sungai besar di barat Desa Muncan yaitu Sungai Telaga Waja dan Sungai Yeh Sah. Kedua ‘’sungai rafting’’ itu berhulu di Gunung Agung. Di wilayah Desa Selat sampai ke Desa Duda Utara, warga dikejutkan dengan banjir serupa di aliran Tukad Panti yang

berhulu di wilayah Yeh Kori. Banjir Sungai Panti menerjang beberapa perkampungan di antaranya Banjar Geriana Kangin dan Tukad Sabuh. Banjir lahar dingin tak sampai merenggut korban jiwa, karena sejak malam warga di wilayah barat daya kaki Gunung Agung itu sudah siaga. Pengalaman erupsi 1963 telah menyadarkan warga bahwa erupsi yang disertai hujan sangat membahayakan. Minggu (26/11) malam, warga seperti di Banjar Geriana Kangin, Desa Duda, begadang di balai banjar setempat. ‘’Malam sekitar pukul 21.00 terdengar gemuruh dari arah gunung.

Mereka yang di balai banjar pada bubar, bahkan ada yang langsung mengungsi,’’ ungkap Wayan Suriasa. Banjar Geriana Kangin dan banjarbanjar lain di Desa Duda Utara kini masuk zona awas karena berada radius 8 – 10 km sesuai perkembangan status Gunung Agung yang sejak pagi kemarin menjadi Level IV (Awas). ‘’Malamnya hujan debu lumayan pekat. Ada gemuruh. Paginya baru tahu itu gemuruh aliran lumpur,’’ ungkap I Wayan Putra (45), juga asal Geriana Kangin. Hal. 19 Terjang Pekarangan

Suara Dentuman Berkali-kali

PEREMAJAAN SAWIT - Menteri Puspayoga memberikan sambutan pada acara Program Peremajaan Sawit Rakyat yang juga dihadiri Presiden Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja. Pada acara tersebut juga diresmikan KUR skema khusus dengan bunga 7 persen yang mulai dilaksanakan 1 Januari 2018. Acara ini berlangsung di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin (27/11) kemarin.

MINGGU malam hingga Senin (27/11) pagi suasana di Pura Besakih sangat sepi. Hanya ada empat orang yang lalu-lalang. Mereka mengecek situasi termasuk kondisi areal pura. Wartawan Bali Post, Wawan, ikut dengan mereka majagra di areal pura. Awalnya dipilih wantilan untuk ‘’melepas’’ malam. Karena udara sangat dingin, akhirnya pindah ke bangunan yang difungsikan sebagai pewaregan (dapur). Letaknya di sebelah barat Pura Penataran Agung. Selama majagra, arah perbincangan tetap pada situasi terkini; Gunung Agung erupsi. Sesekali menyinggung situasi 1963. Sama juga terkait erupsi kala itu. Lewat tengah malam, udara pun semakin dingin. Langit di atas Pura Besakih juga semakin gelap. Bintang-gemintang bersembunyi di balik pekatnya kepulan asap Gunung Agung. Suasana semakin mencekam, ketika kembali terdengar suara dentuman. Selain dentuman, juga disertai suara gemuruh. Suara gemuruh tersebut seperti suara terjangan air yang menerabas hutan di kaki Gunung Agung. Letaknya persis di belakang Pura Besakih. Sementara asap terus-menerus membubung ke udara disertai hujan abu yang tercium bau belerang. Saat pagi menjelang, tiga turis asing bergegas menuju areal pura. Mereka langsung membidikkan kameranya mengambil gambar kepulan asap Gunung Agung. Hal. 19 Bercampur Lumpur

Bali Post/wan

PURA BESAKIH - Asap yang mengepul di puncak Gunung Agung terlihat dari kawasan Pura Besakih, Senin (27/11) pagi kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.