HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 140 TAHUN KE 13
Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SENIN, 28 AGUSTUS 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan (Suara NTB/rus)
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang berkumpul di halaman Kantor Camat Sikur, Sabtu lalu.
Bansos Kemensos Terbesar ke Lotim
Bupati Lotim : Itu karena Lotim Banyak Penduduknya PROGRAM Keluarga Harapan (PKH) dan beberapa program strategis pemerintah lainnya dinilai Bupati Lombok Timur (Lotim) Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan sebagai terbaik pemerintah di era Presiden Jokowi. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Lotim
untuk PKH 45.594 dengan total bantuan Rp 86,17 miliar. Selain PKH, bantuan sosial lainnya berupa beras sejahtera diterima Lotim untuk 138.363 KPM dengan pagu anggaran Rp 189 miliar. Bantuan sosial untuk lansia sebanyak 136 jiwa dengan total
dana Rp 272 juta, bantuan sosial disabilitas untuk 316 jiwa dengan anggaran Rp 948 juta. Dari data-data tersebut Lotim terlihat paling banyak dibandingkan seluruh kabupaten/kota se NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/why)
TIMBA AIR - Warga Desa Labuan Tereng menimba air dari sumur-sumur yang mengering.
TO K O H Remaja dan Ancaman Tramadol TRAMADOL benar-benar jadi ancaman baru bagi generasi. Di Badan Narkotika Nasional (BNN) NTB, tercatat 255 orang kecanduan obat yang daya rusaknya sama dengan sabu ini. ‘’Kasus tramadol di NTB sudah cukup meresahkan masyarakat. Karena penyalahgunanya sudah merambah kepada para remaja dan anak anak sekolah,” ungkap Kepala BNN NTB, Brigjen Pol. Drs. Sukisto kepada Suara NTB akhir pekan kemarin. Bersambung ke hal 15
Hujan Sehari Tak Menghapus Dampak Kekeringan Dahaga Setahun dan Kemiskinan Baru Puluhan desa di Lombok Barat (Lobar) ditetapkan darurat kekeringan. Salah satunya yang menimpa ratusan warga Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar. Alih-alih untuk mandi, untuk kebutuhan minum saja kurang. AKHIR pekan lalu, Kartini (23) masih dengan kesibukan seperti biasa, mengambil air. Warga Dusun Embung Kolah, Desa Labuan Tereng itu membawa sebuah jeriken yang tampak berlumut. Pertanda seringnya benda itu digunakan. ‘’Mana ini sampai sehari. Nanti juga ambil lagi,’’ ujarnya dengan aksen Bahasa
Sukisto
Kades Labuan Tereng, Humaidi (tengah) mengecek sumur di Dusun Pancor Mas bersama warga. Desa Labuan Tereng mengalami kekeringan sepanjang tahun.
Sasak. Ia yang tinggal bersama dua anaknya dan suami itu sehari dua kali mengambil air sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Satu titik mata air yang didatangi Kartini Sabtu (26/8) pagi itu muncul dari sumur buatan warga. Sumur itu satu-satunya harapan pelepas dahaga warga dusun. Sailah (46), warga Embung Kolah lainnya bahkan harus membeli air. ‘’Kita beli di bawah Rp 70 ribu. Paling untuk empat hari,’’ ungkapnya. Rupiah yang dikeluarkan Sailah membeli air untuk masak, minum, dan berwudhu. Sementara sanitasi warga di bukit dengan ketinggian 100 mdpl di tepi Teluk Lembar itu ala kadarnya. Bersambung ke hal 15
ADA 1,6 juta penduduk NTB dalam kondisi rentan miskin. Mereka akan jatuh miskin ketika biaya hidup sehari-hari yang serba kurang, dikeluarkan untuk mengatasi dahaga. Waktu dan energi yang seharusnya untuk mencari nafkah, terkuras untuk mencari air bersih. Data yang sebelumnya dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, sebanyak 318 desa pada 71 kecamatan dilanda kekeringan. Warga yang terdampak sebanyak 127.940 Ke-
pala Keluarga (KK) atau 640.048 jiwa. Jika sebaran penduduk miskin dan rentan miskin ada di wilayah kekeringan, maka tidak saja penduduk rentan miskin akan menjadi miskin, mereka yang sudah hidup pada garis kemiskinan kondisinya semakin memprihatinkan. Jumlah jiwa terdampak kekeringan sementara hampir sama dengan angka kemiskinan di NTB mencapai 16,07 persen atau 793.780 jiwa pada posisi Maret 2017. Bersambung ke hal 15
Biro APP dan TGP2D Panggil Khusus Dinas PUPR Mataram (Suara NTB) – Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Daerah (TGP2D) bersama Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) memanggil khusus
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Pemanggilan ini kaitannya dengan progres penyerapan anggaran yang dinilai masih rendah. Kepala Biro APP dan LPBJP Setda NTB, Ir. Swahip, MT yang dikonfirmasi Suara NTB
di Mataram pekan kemarin menyatakan dari sisi serapan anggaran, Dinas PUPR masuk kategori hijau. Namun, progresnya kelihatan relatif rendah, padahal sudah menjelang akhir triwulan III. “Serapannya tidak kuning,
tetap hijau dia. Khusus Dinas PU saja dipanggil. Karena kita melihat, progres fisik dan keuangannya sesuai dengan targetnya. Targetnya juga rendah, progresnya juga mengikuti targetnya. Sehingga, kita melihatnya secara makro,
bukan mikro,” kata Swahip. Berdasarkan data e-monev Biro APP dan LPBJP per 27 Agustus 2017, dari pagu anggaran Rp 682 miliar lebih, realisasi keuangan mencapai 35,18 persen dari target 39,42 persen. Bersambung ke hal 15
600 Peserta Ikuti ’’Mandalika Color Run’’ Praya (Suara NTB) – Sekitar 600 orang peserta termasuk puluhan orang wisatawan asing dari sejumlah negara, ikut meramaikan ‘’Mandalika Color Run’’, Minggu (27/8) sore di KEK Mandalika, Lombok Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu event Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017. Terlihat para peserta sangat menikmati
(Suara NTB/ist)
COLOR RUN - Para peserta Color Run yang dilaksanakan di Mandalika, Lombok Tengah (atas). Kadispar NTB, H.Moh.Faozal bersama peserta Color Run.
kegiatan itu, karena melintasi destinasi wisata yang ada di Kawasan Mandalika. Ini merupakan salah satu program untuk mempromosikan wisata olahraga di NTB. ‘’Tahun lalu ‘’Color Run’’ kita gelar di Gili Trawangan dan tahun ini kita geser ke Mandalika. Sebab di Mandalika potensi sport tourism-nya sangat bagus. Bersambung ke hal 15