HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 139 TAHUN KE 13
E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SABTU, 26 AGUSTUS 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
ANGGOTA DPRD NTB mengaku kecewa dengan kinerja SKPD lingkup Pemprov NTB yang dinilai lamban dalam mengeksekusi program. Dewan cukup terkejut mengetahui masih ada ribuan paket proyek non UPL (penunjukan langsung/PL) yang belum dieksekusi. ‘’Padahal laporannya ke kita semua baikbaik saja. Saya tanya, dijawab hanya tersisa ratusan paket yang belum,’’ ujar Ketua Komisi IV DPRD NTB, H. Wahidin HM Noer, SE pada Suara NTB, Jumat (25/8) kemarin. Diketahui, berdasarkan data yang diperoleh Suara NTB, bahwa dari 4.967 jumlah paket proyek non ULP, sampai tanggal 25 Agustus ini, masih tersisa 1.824 paket yang belum dieksekusi. Sementara yang masih dalam proses sebanyak, 652 paket. Menurut, Wahidin, sebelumnya S K P D memberikan lapor a n p a d a pihak Dewa n , haRaihan Anwar
nya menyampaikan hal yang baik-baik saja. Karena beberapa minggu lalu, saat Komisi IV melakukan rapat evaluasi dengan bagian ULP, tidak pernah muncul angka ribuan paket proyek tersebut. ‘’Saya jadi kaget sampai ada ribuan paket ini, kenapa bisa begitu besar? Karena kemarin pas evaluasi ndak ada muncul, saya tanyakan juga, dijawab ada, tapi angkanya ada ratusan. Ndak sampai ribuan. Ini saya baru tahu dari anda. Sampai saya berikan ultimatum, data ini ndak boleh dirubah, maksudnya laporan ini tetap,’’ katanya. Wahidin mengkhawatirkan lambannya serapan anggaran tersebut berpengaruh pada pemotongan DAU. Karena pemerintah pusat sudah memberikan ultimatum pada setiap daerah yang memiliki serapan anggaran rendah, akan dipotong DAU-nya. ‘’Ini soal serapan anggaran, karena akan dipotong DAU kita. Bersambung ke hal 15 H. Wahidin HM Noer
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dok)
Dewan Kecewa
Hingga Agustus, 1.824 Paket Proyek PL Belum Dieksekusi OPD
Mataram (Suara NTB) Pelaksanaan proyek non lelang atau Penunjukan Langsung (PL) masih banyak yang belum dieksekusi Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Data emonev Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) Setda NTB hingga 25 Agustus 2017, sebanyak 1.824 paket proyek PL yang belum diproses. Dari total APBD Murni 2017 yang mencapai Rp 5,008 triliun, jumlah proyek PL yang tersebar di seluruh OPD lingkup Pemprov NTB sebanyak 4.967 paket senilai Rp 412
miliar lebih. Dari jumlah paket PL sebanyak itu, baru dikerjakan atau sudah kontrak sebanyak 2.557 paket senilai Rp 319,6 miliar lebih. Sementara yang masih dalam pros-
es sebanyak 652 paket senilai Rp 91,3 miliar lebih. OPD yang masih banyak belum mengeksekusi proyek PL, antara lain Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dik-
bud) sebanyak 445 paket senilai Rp 8 miliar. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sebnayak 191 paket senilai Rp 4,2 miliar. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) sebanyak 266 paket senilai Rp 11,3 miliar. Sisanya ada OPD yang belum mengeksekusi sebanyak 50 paket, 40 paket dan 2 paket.
Kepala Biro APP dan LPBJP Setda NTB, Ir. Swahip, MT yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (25/8) siang kemarin menjelaskan untuk proyek yang dilelang melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) semuanya sudah tuntas dari OPD. Dari 302 paket yang dilelang senilai Rp 774 miliar lebih, sebanyak 268 paket senilai Rp 719 miliar lebih yang selesai lelang. Bersambung ke hal 15
TO K O H Tekan Pernikahan Dini BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan NTB menggandeng Pondok Pesantren (Ponpes) untuk menekan angka pernikahan dini di daerah ini. Kepala BKKBN Perwakilan NTB, Dr. H. Makripudin, M.Si menyatakan, selama ini Ponpes memang sudah terlibat dalam upaya mencegah pernikahan dini. Namun, pelibatan itu tidak tidak dilakukan secara penuh. “Selama ini memang Ponpes sudah terlibat tapi hit and run. Artinya kita datang ke Ponpes, setelah itu pergi, ndak ada tindaklanjut,” katanya ketika dikonfirmasi Suara NTB di Mataram, Jumat (25/8) siang kemarin. Bersambung ke hal 15 H. Makripudin (Suara NTB/nas)
(Suara NTB/bul)
SENTRA STROBERI - Wilayah Sembalun, Lombok Timur merupakan sentra perkebunan stroberi terbesar di NTB. Saat ini, sedang berlangsung musim panen dan menjadi destinasi wisata yang diminati pengunjung. Menyadari tingginya peminat, pemilik kebun stroberi memberi kesempatan wisatawan untuk ikut memetik buah stroberi dengan membayar tiket Rp 10.000, pengunjung sudah bisa memetik buah segar ini.
Digagalkan, Penyelundupan Kayu Sonokeling ke Cina Mataram (Suara NTB) Tim Satgas Pencegahan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H) berhasil menggagalkan penyelundupan kayu sonokeling (dalbergia latifolia) Jumat (25/8) kemarin. Jenis kayu olahan yang habitatnya semakin sedikit karena diburu negara negara Eropa itu, rencananya akan diselundupkan ke Cina. Kini barang bukti dan kendaraan pengangkutnya masih ditahan di Makodim 1614/Dompu. ‘’Barang bukti tersebut diduga hasil penebangan liar, diambil secara tidak sah atau tidak menggunakan dokumen sesuai peraturan,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
DISITA - Satgas P3H menunjukkan truk pengangkut kayu sonokeling yang disita Jumat kemarin.
Kasus ”Fiberglass” Bima
1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 dari perbuatan rekanan. Mataram (Suara NTB) 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 Sementara ini, penyidik DiDugaan mark up pada 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 pengadaan sampan fiber- treskrimsus Polda NTB sudah 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 glass pada Dinas PU Kabu- menetapkan tersangka dug1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 paten Bima baru menetap- aan korupsi pengadaan sam1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 kan satu tersangka. Kasus pan fiberglass Kabupaten 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 ini sempat jadi sorotan pi- Bima tahun 2012 ini hanya 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 hak DPRD Kabupaten Bima kepada TR yang diketahui 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 soal tak disentuhnya rekan- aktif sebagai Kepala BPBD 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 an. Padahal proyek ini bisa Kabupaten Bima. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 menyimpang, tidak lepas Bersambung ke hal 15 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012
Polda NTB Bantah Selamatkan Rekanan
Penanganan Kekeringan di NTB Ibarat Menumpah Air di Atas Pasir Mataram (Suara NTB) Kalangan pimpinan DPRD NTB mengaku prihatin dengan bencana kekeringan yang berakibat kekurangan air bersih di daerah ini. Dewan menilai, penanganan kekeringan yang dilakukan selama ini ibarat menumpah air di atas pasir. Sudah banyak langkah dan upaya penanganan yang dilakukan seperti membangunn sumur bor. Namun, penanganan yang dilakukan tersebut belum membuahkan hasil. ‘’Kita seperti menumpah air
di atas pasir. Menurut saya yang paling penting adalah penyebab kekeringan ini kita selesaikan. Hujan tak turun itu kalau dosa manusia sudah banyak. Termasuk rusaknya hutan,’’ kata Wakil Ketua DPRD NTB, TGH. Mahalli Fikri dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (25/8) siang kemarin. Ia mengatakan, gubernur bersama aparatur pemerintahan sudah melakukan kajian dan berpikir menangani kekeringan ini. Bersambung ke hal 15
Pembangunan Sumur Bor APBD dan APBN di Provinsi NTB 2009-2016