Edisi 25 September 2017 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 162 TAHUN KE 13

Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantbnews@gmail.com

SENIN, 25 SEPTEMBER 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Ancaman Merkuri Tambang Liar Sekotong Masyarakat Sekotong, Lombok Barat (Lobar), masih menikmati hasil dari aktivitas penambangan emas tanpa izin. Saat bersamaan, disadari atau tidak, bahaya senyap mengancam dari penggunaan merkuri (Hg) berlebihan untuk memisahkan kandungan logam emas. Dampak paling nyata pencemaran air. Jangka panjang, manusia yang menanggung beban dampak merkuri pada tubuh, mengancam kerusakan otak dan gangguan ginjal. PENELITI menyebut aktivitas tambang emas tanpa izin alias liar di Sekotong sebagai Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). Fakta ditemukan, tambang liar di sana menghasilkan beban merkuri yang tinggi pada perempuan. Kesimpulan itu didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh International POPs Elimination Network (IPEN), Biodiversity Research Institute (BRI), dan BaliFokus. Khrisna Zaki dari BaliFokus, dihubungi Suara NTB dari Mataram pekan kemarin menjelaskan, hasil pengambilan sampel dari perempuan yang terlibat langsung di PESK. Mereka menemukan tingkat merkuri yang secara signifikan di rambut mereka. Pada data yang ditampilkan, di Sekotong, Indonesia, di atas 0,58 ppm sebanyak 100 persen, dan di atas 1 ppm sebanyak 94 persen. “Kedekatan dengan daerah industri besar atau area dengan hotspot yang disebabkan oleh aktivitas industri juga menyebabkan tingkat beban tubuh merkuri tinggi,” katanya. “Pada tingkat tinggi paparan merkuri ini dapat menyebabkan kerusakan otak, keterbelakangan mental, kebutaan, kejang dan ketidakmampuan berbicara,” katanya. Didasarkan konvensi Minamata tentang Merkuri, BaliFokus meminta pemerintah mengambil tindakan dengan melarang impor dan ekspor merkuri dan disiplin untuk menghilangkan pencemaran merkuri dalam negeri sesegera mungkin. Bersambung ke hal 15

TO K O H SKPD Belum Bergerak HASIL studi yang dilakukan IPEN, sebuah jaringan kesehatan masyarakat dan lingkungan global menemukan kadar merkuri yang tinggi di semua wilayah global pada perempuan usia subur. Penelitian di Indonesia, salah satunya berlokasi di Sekotong, Lombok Barat (Lobar). Belum lama ini juga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB juga menemukan sumur warga yang diduga tercemar merkuri di Dusun Longlongan, Sekotong, Lobar. Mengenai ancaman warga yang terpapar merkuri ini, Bersambung ke hal 15

KO M E N TTAA R

Madani Mukarom

(Suara NTB/ars)

TIRISKAN AIR - Seorang penambang di Sekotong Barat, Lombok Barat sedang meniriskan air yang bercampur logam dengan merkuri dari alat gelondongan.

Pemerintah Jangan Diam

Merkuri Menebar Bahaya pada Perempuan dan Anak TAMBANG emas liar skala kecil menghiasi bukit-bukit di wilayah barat Pulau Lombok. Pun demikian industri turunannya, yakni lapak penggelondongan beserta limbah merkuri ke lingkungan di sekitarnya. Mesin dinamo sederhana meraung di pelataran rumah warga Kampung Mendorot, Desa Tembowong, Sekotong Barat, Lombok Barat, menggerakkan tabung silinder berisi bebatuan dicampur raksa. Di sebelahnya, anak-anak setempat baru usai mengaji di Kamis (21/9) sore yang kering sebab kemarau. Zaskia (6)

tampak lusuh pulang tanpa alas kaki. Selesai mencium tangan neneknya, Inaq Mar, Putri kedua Zubaedah (25) itu lalu menggelanyut manja di pangkuan ibunya. “Kalau jalan pergi sekolah, dia cuma saya pakaikan kos kaki. Ndak bisa pakai sepatu,” ujar Zubaedah sambil menggenggam lembut kaki kiri putrinya yang tak sempurna itu. Putri keduanya yang tahun depan mulai masuk SD itu menyandang disabilitas, yang kerap harus pulang menangis lantaran di-bully kawan sepermainannya. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

KELOMPOK Sadar Wisata (Pokdarwis) di Sekotong, Lombok Barat (Lobar) mengkhawatirkan dampak dari aktivitas pertambangan ilegal di kawasan itu. Dampaknya pencemaran laut yang bersumber dari cairan merkuri. Dalam jangka panjang, dikhawatirkan terjadi pencemaran lingkungan. Sehingga pemerintah diminta tidak tinggal diam melakukan antisipasi. ‘’Kami Pokdarwis khawatir keberadaan aktivitas tambang liar ini mengganggu parwisata, sejumlah gejala dan kejadian mengarah ke sana sud-

ah terjadi,” kata Ketua Pokdarwis, Gili Gede, Farhan. Menurutnya, sejauh ini Pemda belum mampu membuat kebijakan yang mengelola dengan baik antara pertambangan dengan pariwisata, Bersambung ke hal 15

Nurhandini Eka Dewi (Suara NTB/dok)

Kurang Armada Mobil NTB sudah menjadi daerah langganan bencana kekeringan tiap tahun. Tahun ini saja, jumlah masyarakat yang terdampak krisis air bersih akibat bencana kekeringan mencapai 127.940 KK atau 640.048 jiwa. Kepala Dinas Sosial (Disos) NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos mengakui pihaknya masih kekurangan banyak armada untuk mendistribusikan air kepada masyarakat yang terdampak kekeringan. Bersambung ke hal 15 H. Ahsanul Khalik (Suara NTB/dok)

(Suara NTB/ron)

Diah Fatmawati

Gunung Agung Status Awas

Warga Karangasem Ada yang Eksodus ke Lombok Giri Menang (suara NTB) – Menyusul ditetapkannya Gunung Agung status Awas (level 4) oleh PVMBG Badan Geologi, memaksa ribuan warga yang berada di radius berbahaya harus meninggalkan tempat tinggalnya. Sebagian dari warga Karangasem, Bali yang mengungsi, ada yang memilih eksodus ke Lombok. Informasi yang diperoleh Suara NTB, warga eksodus melalui Pelabuhan Padangbai tujuan Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Kedatangan pengungsi ini mulai terlihat sejak Sabtu (23/9) pagi. Ratarata mereka menggunakan kendaraan (roda dua dan mobil) dan ada juga yang menumpang kendaraan umum. Warga yang eksodus tiba di Pelabuhan Lembar mulai pukul 09.00 Wita. Mereka tiba dengan KMP Portlink dan kapal lain yang menyeberang dari

(Suara NTB/her)

DIPERIKSA - Pemeriksaan kendaraan yang baru tiba dari Bali melalui Pelabuhan Lembar, kemarin. Padangbai-Lembar. Kedatangan mereka secara bertahap, karena mereka antre di Pelabuhan Padangbai menunggu pemberangkatan. Para penumpang terlihat membawa barang bawaan berupa tas berukuran besar dan lainnya. Menurut petugas Mustamin dan Gozali yang standby

di Pelabuhan Lembar, kedatangan warga dari Karangasem melalui Pelabuhan Lembar sekitar 80 orang. ‘’Ada yang mengendarai sepeda motor ada yang membawa mobil,’’ kata petugas yang mencatat kedatangan kendaraan bermotor ini. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.