Edisi 25 Juli 2017 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 112 TAHUN KE 13

E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SELASA, 25 JULI 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

NW Deklarasi Bakal Cagub dan Cabup

Amaq Asrul : Itu Wajar, Jangan Ditanggapi Berlebihan MENJELANG pemilihan kepala daerah (Pilkada) di NTB serentak 2018 mendatang, sejumlah pihak mulai pasang strategi. Ada pula yang sudah menghadirkan para kandidat terbaik. Tidak saja dari kalangan partai politik, namun juga dari non partai politik. Tak ketinggalan, organisasi Nahdlatul Wathan (NW) yang diketahui sudah mendeklarasikan kader-kader terbaiknya untuk turut memainkan genderang politik. Merebut kursi kekuasaan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati.

Diketahui, sebelumnya organisasi NW di bawah komando Dr. TGH. M. Zainul Majdi, yang berpusat di Pancor mendeklarasikan Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah, MPd untuk bakal calon Gubernur NTB, H. M. Syamsul Luthfi sebagai bakal calon Bupati Lotim, TGH. Hasanain di Lombok Barat. Menyusul deklarasi dari organisasi NW yang berpusat di Anjani yang mendeklarasikan Lalu Gede Sakti sebagai bakal calon Gubernur NTB dan Lale Yaqutunnafis sebagai bakal calon Bupati Lotim. Menyikapi deklarasi para

kandidat dari kalangan organisasi NW itu, kandidat dari calon perorangan Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan alias Amaq Asrul mengatakan hal itu sahsah saja. Apa yang dilakukan organisasi NW itu dianggapnya sangat baik dan wajar. Dijelaskan, syarat untuk bisa maju menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati dalam proses Pilkada itu menggunakan dua jalur kendaraan politik. Yakni dari jalur partai politik dan non partai atau jalur perorangan. NW untuk bisa mencalonkan

kandidat terbaiknya, maka harus menggunakan salah satu dari dua cara memainkan perebutan kursi politik tersebut. Deklarasi dari organisasi masyarakat (ormas) NW itu dianggap Ali BD sah-sah karena setelah itu dimungkinkan akan disusul dengan melakukan lobi politik ke partai-partai yang akan dijadikan kendaraan politik. Atau sudah ada partai politik yang sudah dekati. Atau, setelah itu juga bisa langsung mencari foto copy KTP Elektronik. Kumpulkan sebanyak yang disyaratkan sebagai calon perorangan. Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan Bersambung ke hal 15

Temuan BPK Rp 8,4 Miliar Didorong Diproses Hukum ‘’Pertama, akan terjadi pengulangan perbuatan yang menimbulkan kerugian negara di SKPD itu. Kedua kerugian negara akan jadi akumulatif sehingga semakin besar,” kata pemerhati masalah hukum dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram, Syahrul, SH,MH menjawab Suara NTB, Senin (24/7). Salah satu cara efektif menurutnya adalah rekomendasi ke Aparat Penegak Hukum (APH). Dengan jalur itu, dia yakin tidak akan ada pengulangan perbuatan mengarah ke pidana atau pun administrasi yang memicu potensi kerugian negara. Tapi untuk mengarah ke pidana, akan tergantung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai pemilik temuan. Kemudian Inspektorat sebagai wakil pemerintah yang mendapat mandat penagihan. Intinya menurut dia, rekomendasi ada ditangan BPK atau Inspektorat.

TO K O H Segera Harus Tuntas WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si memerintahkan pimpinan SKPD segera menuntaskan tunggakan pengembalian kerugian negara sesuai hasil rekomendasi BPK RI. Jumlah kerugian negara yang masih tertunggak mencapai Rp 8,4 miliar lebih, akibat penggunaan anggaran yang tidak dilengkapi surat pertanggungjawaban serta denda pekerjaan yang melibatkan rekanan atau pihak ketiga. “Saya minta kepada SKPD terkait, pimpinan SKPD segera menyelesaikan kewajiban-kewajibannya. Ada 12 SKPD, nanti saya panggil dia semua untuk segera menuntaskan,” kata Wagub dikonfirmasi di Mataram, Senin (24/7) siang kemarin. Bersambung ke hal 15 H. Muh. Amin

relatif kecil, sehingga tunggakan masih banyak yang belum terselesaikan mencapai Rp 7.466.500.687,55. Dikonfirmasi soal dorongan ini, Pimpinan BPK maupun Inspektorat memastikan belum berpikir sejauh itu. Proses non litigasi sedang berlangsung di Datun Kejati NTB. Menurut Kepala BPK NTB Wahyu Priyono, S.E., M.M., CA., Ak, rekomendasi ke APH akan berpulang pada kewenangan pihak Pemprov NTB. “Terserah Pemda yang bersangkutan,” ujarnya singkat. Dalam uraian temuan kerugian negara ini menurutnya, masih bersifat administrasi, sehingga penyelesaian pun administrasi. Tidak cukup menurutnya dengan dasar temuan ini, pihaknya menggunakan kewenangan rekomendasi ke penegak hukum jika ditemukan unsur pidana dari hasil audit yang diperoleh. “Tidak bisa (rekom APH), Bersambung ke hal 15

PIHAK Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB akan berkoordinasi dengan Inspektorat terkait dengan temuan kerugian negara sebesar Rp 3,1 miliar yang belum dilunasi. Direktur RSUD NTB, dr. H. L. Hamzi Fikri, MM yang dikonfirmasi Suara NTB, Senin (24/7) siang kemarin menyatakan itu merupakan temuan yang sudah lama. “Saya masih koordinasi dengan Inspektorat. KewaH. L. Hamzi Fikri jiban kita mengkoordinasikan, memfasilitasi. Saya koordinasi dulu dengan Inspektorat. Kan ini kejadiannya lama,” kata Hamzi ketika dikonfirmasi usai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD NTB, Senin (24/7) siang kemarin. Ia mengatakan, perlu berkoordinasi dengan Inspektorat terkait dengan temuan kerugian negara sebesar Rp 3,1 miliar yang masih belum dilunasi tersebut. Pasalnya, itu merupakan temuan lama, 2013 lalu. Ia menegaskan, jika ditaya terkait dengan progres pengembalian kerugian negara hasil LHP BPK 2016 lalu, maka dirinya akan bisa menjawab. Bersambung ke hal 15

Kasus K2 Dompu dan Bima

Penyidik Periksa Pejabat BKN Mataram (Suara NTB) Penyidik kepolisian lingkup Polda NTB masih memproses dua kasus honorer K2 sekaligus. Terkait kasus K2 Dompu, kasus yang ditangani Subdit III Tipikor tengan konsen merampungkan berkas. Sementara kasus K2 Kota Bima, masih koordinasi internal. Perkembangan kasus K2 Dompu sebelumnya jaksa peneliti Kejati NTB mengembalikan berkas disertai petunjuk. Poinnya, penyidik diminta mendalami mensrea (niat jahat) yang berujung perbuatan melawan hukum dilakukan tersangka utama, Bupati Dompu Drs. H. Bambang M. Yasin (HBY). Proses pemenuhan petunjuk itu sudah dilakukan penyidik Subdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda NTB. ‘’Penyidik baru pulang dari Bali untuk pemeriksaan pejabat BKN Denpasar,” kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Dra.Hj. Tri Budi Pangastuti, MM ditanya terkait perkembangan kasus tersebut. Tak dijelaskan siapa saja pejabat yang sudah diperiksa tersebut. Tapi hasil pemeriksaan BKN itu dirampungkan dengan hasil permintaan keterangan ke beberapa pihak lainnya. Diantaranya BKD Dompu dan para honorer K2 yang diangkat sebagai CPNS. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R ”Hadang” Retail Modern

PEMPROV NTB “menghadang” retail modern masuk ke Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan Kabupaten Dompu. Pasalnya, dua kabupaten ini masih belum mengeluarkan perizinan terkait dengan pendirian retail modern. Sebagai solusinya, Pemprov akan membangun dua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mart sebagai percontohan. “Kami ingin tampilkan retail modern ala desa, namanya BUMDes Mart. Saya ingin hadirkan bahwa jenis usaha retail modern ala desa itu bisa bersaing,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

ANTRE - Wisatawan asing antre di Pelabuhan Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, Minggu (23/7). Mereka mengakhiri kunjungan di pulau yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Ramainya kunjungan wisatawan di Gili Trawangan, termasuk objek wisata lainnya belum diimbangi dengan target retribusi yang memadai.

Menuju Rumah Sakit Unggul

RSUD Provinsi NTB Dilengkapi CT-Scan 128 Slice

(Suara NTB/ist)

H. Rusman

Belum Sampai APH Dirilis sebelumnya, total nilai kerugian negara itu mencapai Rp 8.457.995.202,09. Dominan tunggakan itu muncul akibat penggunaan anggaran yang tidak dilengkapi SPJ. Ada juga denda pekerjaan yang melibatkan rekanan. Munculnya tunggakan itu dari kegiatan operasional yang membebankan biaya dari APBD masing masing SKPD, ada juga muncul akibat denda keterlambatan proyek. Munculnya kerugian negara ini, mulai dari tahun 2004 sampai 2016 lalu sesuai temuan BPK yang ditindaklanjuti oleh Majelis Tuntutan Pembendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) dan melibatkan Kejaksaan dalam proses penagihan. Dari kerugian negara Rp 8,457 miliar, sudah ada proses mencicil dari semua instansi dengan akumulasi mencapai Rp 591.494.514,54. Namun demikian nilainya masih

RSUD Koordinasikan dengan Inspektorat (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Angka kerugian negara sebesar Rp 8,4 miliar yang harus dikembalikan ke kas negara oleh 12 SKPD lingkup Pemprov NTB adalah nilai yang cukup besar. Penagihan melalui beberapa pendekatan telah dilakukan untuk pemulihan kerugian Negara. Namun hasilnya belum maksimal, sehingga perlu langkah represif yakni penegakan hukum. Sebab jika tidak diproses hukum, dua kesalahan akan berpotensi terjadi.

RUMAH Sakit Umum Daerah Provinsi NusaTenggara Barat (RSUD Provinsi NTB) baru saja berhasil meraih akreditasi paripurna atau bintang lima dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Dengan demikian dituntut untuk terus meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Akreditasi paripurna itu tidak hanya menuntut peningkatan mutu pelayanan. Tetapi juga harus diiringi semakin profesionalnya para dokter dan paramedis serta ketersediaan peralatan kedokteran yang canggih dan modern sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bersambung ke hal 15 Alat radiologi yang ada di RSUD Provinsi NTB


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.