Edisi 25 Juli 2017 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 323 TAHUN KE 69

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

Selasa umanis, 25 juli 2017

@balipostcom (4.812rb Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Adhyaksa Dukung Kilafah dan HTI

Menpora Minta Pramuka Jangan Dikorbankan Jakarta (Bali Post) – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi akan segera memanggil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault terkait pernyataannya mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). ‘’Makanya nanti akan kami panggil segera,’’ kata Imam Nahrawi, Senin (24/7) kemarin. Ia menyatakan pemerintah pada prinsipnya akan betul-betul teliti mana yang menyangkut individual dan mana organisasi. ‘’Kita tidak mungkin mengorbankan Pramuka secara kelembagaan karena Pramuka ini telah membentuk katakter pemuda, pelajar, mahasiswa yang lebih baik,’’ katanya. Menurutnya, memang ada soal terkait dengan posisi Adhyaksa Dault sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Kemenpora akan mengklarifikasi lebih lanjut, tetapi prinsipnya tidak akan mengorbankan Pramuka, apalagi mereka akan meng-

gelar Raimuna, 14 Agustus 2017. ‘’Yang kita klarifikasi tentang statemen Adhyaksa yang saya dengar dan saya lihat itu mendukung kilafah, mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) meskipun waktunya sudah beberapa waktu yang lalu,’’ katanya. Akibat adanya kasus itu hingga saat ini pemerintah masih menahan dana yang seharusnya disalurkan untuk Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebesar Rp 10 miliar. ‘’Kan tidak mungkin kemudian kita memberikan fasilitas sebelum ada klarifikasi lebih lanjut. Kami sedang mendalami karena

Pramuka itu memerlukan dana secara kelembagaan, tetapi harus ada sikap yang jelas nanti tentang individual yang menolak Pancasila atau secara kelembagaan Pramuka,’’ katanya. Menurutnya, dana itu belum akan dicairkan sebelum pemerintah yakin dengan sikap pimpinan Pramuka. ‘’Kita ingin menyelamatkan Pramuka secara kelembagaan. Klarifikasi atau memanggil akan dilakukan secepatnya. Kami nanti akan koordinasi dengan Kemenko Polhukam,’’ katanya. (ant)

Bali Post/ant

Adhyaksa Dault

KASUS SUAP - Saksi Anggita Ekaputri berjalan meninggalkan ruangan seusai sidang lanjutan kasus suap hakim MK terkait uji materi atas Undangundang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (24/7) kemarin.

Imam Nahrawi

Gerindra Mundur dari Pansus KPK

Sidang Patrialis Akbar

Bahas Perppu Ormas

Presiden Jokowi Bertemu Pimpinan Partai Pendukung

Ada Upaya Lemahkan KPK

Jakarta (Bali Post) – Wakil Fraksi Partai Gerindra DPR-RI Desmond J Mahesa mengatakan fraksinya menarik diri dari Panitia Khusus Hak Angket DPR tentang Tugas dan Wewenang KPK, salah satunya terkait legalitas Pansus. ‘’Fraksi Gerindra tarik diri dari Pansus Hak Angket KPK. Alasan pertama pembentukan Pansus tidak memenuhi syarat yang sesuai Tata Tertib DPR dan UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD,’’ kata Desmond di Jakarta, Senin (24/7) kemarin. Ia mengatakan Pansus Angket harus melibatkan seluruh fraksi, namun nyatanya masih ada fraksi yang belum menyetorkan nama anggotanya ke dalam pansus tersebut. Menurutnya, kalau hal itu dibiarkan dan Fraksi Gerindra tidak bersikap maka itu ada sesuatu yang salah serta rapat Pansus diadakan seolah-olah dadakan. ‘’Misalnya ke Lapas Sukamiskin, kami bilang tidak setuju, namun mereka tetap berangkat. Saya bilang kalau tetap berangkat, Gerindra akan keluar, sehingga ini yang membuat kami tidak bisa ikut,’’ ujarnya. Menurutnya, setelah berangkat dari Sukamiskin, perwakilan Fraksi Partai Gerindra tidak kembali aktif sehingga diputuskan Gerindra keluar dari Pansus. Hal. 19 Harus Keluar

Jakart (Bali Post) – Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah perwakilan partai politik pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/7) sore. Politikus Partai NasDem Jhonny G Plate mengatakan kehadiran mereka untuk membahas peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu). ‘’Diundang Presiden, membahas Perppu Nomor 1 dan Perppu 2,’’ ujar

Jhonny di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Hingga kini, DPR belum menyetujui Perppu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Keterbukaan dan Pertukaran Informasi Keuangan Perbankan dan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Meski belum disetujui DPR, kedua perppu sudah berlaku. Hal. 19 Agenda Dadakan

Bali Post/ant

KOALISI - Perwakilan partai koalisi pemerintah berbincang saat tiba untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/7) kemarin. Pertemuan Presiden dengan perwakilan partai koalisi pemerintah tersebut berlangsung tertutup.

Anggita Ekaputri Akui Dikasi Uang dan Mobil Jakarta (Bali Post) – Mantan hakim Konstitusi Patrialis Akbar memberikan uang 500 dolar AS dan mobil Nissan March kepada seorang perempuan bernama Anggita Ekaputri. ‘’Menerima uang 500 dolar AS,’’ kata Anggita dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (24/7) kemarin. Anggita adalah perempuan yang diamankan oleh penyidik KPK saat operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Patrialis pada 25 Januari 2017. Kata Anggita, pemberian uang dan mobil itu sebelum Patrialis umroh. ‘’Pemberian uang sebelum Pak Patrialis umroh, tapi tidak mepet sih waktunya,’’ tambah Anggita yang lahir pada 12 Juli 1992. Patrialis menjalankan umroh pada Desember 2016. ‘’Diberikan sekaligus, persisnya saya lupa, seminggu sebelum umroh mungkin,’’ ungkap Anggita. Uang 500 dolar AS itu ditemukan di dompet Anggita saat dilakukan OTT terhadap Patrialis dan dirinya serta tiga orang lain di pusat perbelanjaan Grand Indonesia pada 25 Januari 2017. ‘’Betul uang 500 dolar AS di dompet saudara yang diamankan pada 25 Januari 2017 itu dari Patrialis?’’ tanya jaksa penuntut umum KPK Lie Putra Setiawan. ‘’Betul

dan sudah disita KPK,’’ jawab Anggita. Anggita mengaku kenal dengan Patrialis saat ia masih bekerja di salah satu tempat bermain golf. ‘’Kenal Pak Patrialis saat di kantor aku sebelumnya, pas aku lagi kerja. Aku diminta salah satu teman kerja ada yang mau membuat member lalu aku samperin terus bicarakan tentang member itu,’’ ungkap Anggita. Peristiwa itu terjadi pada September 2016. Selain uang, Anggita pun mengaku mendapatkan pemberian lain dari Patrialis termasuk mobil. ‘’Pernah terima sesuatu berupa pakaian, uang dan mobil,’’ kata Anggita. Mobil merek Nissan March itu diberikan pada sekitar November atau Desember 2016, tepat sebelum Patrialis menjalankan umroh. ‘’Mobil diberikan sebelum umroh, mungkin bulan November akhir,’’ ungkap Anggita. Ia pun mengklarifikasi pemberitaan yang sempat beredar mengenai hubungan dirinya dan Patrialis. ‘’Saat penangkapan saya bersama mama saya, anak saya, sepupu saya dan Bapak Patrialis, jadi lima orang, bukan berdua, bukan di hotel dan bukan di kos-kosan,’’ tegas Anggita. Hal. 19 Tidak Relevan

Yulianis Dipanggil Pansus

Sebut Nazar Diistimewakan KPK Jakarta (Bali Post) Mantan anak buah Muhammad Nazaruddin (Nazar), Yulianis, memberikan keterangan kepada Pansus Hak Angket KPK DPR-RI, Senin (24/7) kemarin. Mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group ini mengungkap sejumlah hal antara lain Nazaruddin masih mengendalikan perusahaan dan asetnya dari dalam penjara. Selain itu, Nazaruddin juga disebut bisa bebas melakukan intervensi dan intimidasi terhadap para mantan karyawannya yang menjadi saksi di KPK, dan sejumlah penyimpangan yang terjadi di KPK berkaitan dengan mantan bosnya itu. ‘’Tujuan saya bicara ini bukan untuk menjelekkan KPK, melemahkan KPK dan menjatuhkan KPK. Tapi berhenti mengistimewakan Nazaruddin. Tolong perhatikan korban dan teman-teman karena ulah Nazaruddin. Jangan orang kecil kayak kami jadi tumbal,’’ kata Yulianis. Pamanggilan Yulianis, dinilai Pan-

sus, perlu mengingat selama ini, sejumlah perkara yang ditangani KPK berawal dari ocehan Nazaruddin termasuk kasus megaproyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Adapun teman-teman yang dimaksud adalah mereka yang namanya dipakai di perusahaan Nazar. Beberapa di antaranya Mindo Rosalina Manulang (Rosa), Manager Marketing Permai Group, dan terseret kasus proyek Wisma Atlet. Juga Direktur Utama PT Sanjico Abadi, Asep Aan Priandi, yang dijerat pidana kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Murjani Sampit, Kalimantan Tengah. Ada juga Devi Reza Raya yang dulunya hanya tukang fotokopi tetapi dijadikan Direktur PT Bina Inti Sejahtera dan dihukum pidana karena proyek RSUD Keraton, Solo, Jawa tengah. Begitu juga, Direktur Utama PT Mahkota Negara, Marisi Matondang, yang terseret kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Ru-

mah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi dan Pariwisata di Universitas Udayana tahun anggaran 2009. ‘’Pak Marisi dijadikan tersangka karena awalnya tidak mau bekerja sama dengan KPK untuk ungkap Nazaruddin. Saya tidak menyalahkan Pak Marisi karena dia ikut Nazaruddin dari tahun 1999. Dia tahu perangai Pak Nazar karena sering dapat kekerasan fisik,’’ ungkap Yulianis. Terkait kesaksian BAP Marisi, Yulianis mengungkapkan dirinya kerap memperoleh keluhan dari Marisi terkait sepak terjang Nazaruddin dalam proses BAP di KPK. ‘’Pernah dalam satu penyidik, Pak Marisi mengungkapkan kepada saya, ketika dia sedang diperiksa penyidik KPK, tiba-tiba Nazaruddin datang. Kemudian BAP yang ditulis penyidik, bukan mencatat keterangan Pak Marisi tetapi keterangan dari Nazaruddin,’’ kata Yulianis. Hal. 19 BAP Karyawan

Bali Post/ant

YULIANIS - Ketua Pansus Angket KPK Agun Gunanjar (kiri) didampingi Wakil Ketua Pansus Taufiqulhadi dan Masinton Pasaribu berjabat tangan dengan mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group Yulianis sebelum rapat dengar pendapat umum (RDPU) di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7) kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.