Edisi 25 Agustus 2017 |Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 138 TAHUN KE 13

E-mail: hariansuarantb@gmail.com

JUMAT, 25 AGUSTUS 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

NTB Butuh Pemimpin Berkarakter

Amaq Asrul: Bukan Orang yang Minta Bantuan Dukun PROVINSI NTB membutuhkan pemimpin yang berkarakter. NTB memerlukan pemimpin yang kuat. Pemimpin yang bekerja keras. Sosok calon-calon pemimpin harus berpikir keras dan logis. Calon pemimpin NTB bukanlah orang yang mintaminta bantuan perdukunan dan tukang ramal. Demikian disampaikan, Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan yang lebih akrab dipanggil Amaq Asrul kepada Suara NTB, Kamis (24/8) kemarin. Amaq Asrul menyatakan, untuk memajukan NTB harus dengan pendekatan yang logis dan kritis. Disinyalir, ada calon pemimpin dan yang sudah memimpin sendiri masih suka mengunjungi tempat-tempat perdukunan. Apalagi menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah

(Suara NTB/dok)

H. Moch Ali Bin Dachlan (Amaq Asrul) (Pilkada). Mengikuti ritual mandi menjelang persiapan pencalonan dan dibumbui pembacaan mantra-mantra. Kehadiran pemimpin NTB

yang akan menghadapi segudang masalah harus dicarikan solusi pemecahannya dengan pikiran-pikiran cerdas dan logis. Bukan dengan pendekatan ramalan. Di tengah masyarakat modern, tidak bisa menggunakan praktik ramal meramal. Rakyat yang maju itu menggunakan logika dalam berpikir. ‘’Rakyat modern dan maju itu menggunakan logical frame work yakni kerangka kerja yang logis,’’ katanya. Menurutnya, menjelang Pilkada praktik perdukunan ini menjadi lahan bisnis. Bisnis yang cenderung mengarah ke praktik penipuan. Muncul para tukang ramal. Ditanya apa tidak mencoba ikut menggunakan dukun untuk memuluskan jalannya menuju NTB 1? Bersambung ke hal 15

Tiga Kabupaten Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB segera akan menetapkan status siaga darurat kekeringan. Status siaga darurat kekeringan ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) kepala daerah dalam hal ini gubernur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sedang menyiapkan draf SK penetapan status siaga darurat kekeringan tersebut.

‘’ (Suara NTB/dok)

Bahkan, kekeringan ini sudah dianggap bencana laten di NTB, lantaran terjadi tiap tahun. Penanganan yang dilakukan selama ini hanya bersifat jangka pendek

TO K O H

Buru Peletak Bom PIPA mencurigakan di Kantor Bupati Sumbawa dipastikan bom. Polisi semakin gencar memburu siapa pelaku di belakangnya. Namun, ciri-ciri pelaku belum terungkap. ‘’Rekaman CCTV pada dini hari waktu kejadian sudah diambil,” ungkap Kapolres Sumbawa, AKBP Yusuf Sutejo ditemui di Mataram, Rabu (24/8). Ia mengatakan, rekaman CCTV tersebut ditelaah dengan kordinasi Ditreskrimum Polda NTB. Jika rekaman tidak menunjukkan cukup petunjuk mengenai orang yang diduga pelaku, maka dikoordinasikan dengan forensik digital Mabes Polri. ‘’Kita bersama Polda NTB, untuk hasil pengungkapan rekaman yang lebih baik nanti dikoordinasikan dengan jajaran yang di atasnya,’’ terang dia. Bersambung ke hal 15 Yusuf Sutejo (Suara NTB/dok)

H.Mohammad Rum

Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. H.Mohammad Rum, MT yang dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (24/8) siang kemarin mengatakan saat ini baru tiga kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat kekeringan di NTB. Yakni Kabupaten Bima, Lombok Tengah dan Lombok Barat. “Tiga

kabupaten sudah menetapkan siaga darurat kekeringan. Kita akan kembangkan siaga darurat untuk provinsi,” ujarnya. Ia mengatakan, ada dua kabupaten yang akan menyusul untuk menetapkan status siaga darurat kekeringan. Yakni Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Jika sudah ada lima kabupaten yang sudah menetapkan siaga darurat kekeringan, maka Pemprov dapat menetapkan siaga darurat kekeringan dalam lingkup provinsi. Bersambung ke hal 15

Wabup KSB Bisa Jadi Tersangka Kasus UP Sumbawa Besar (Suara NTB) Kasus dugaan korupsi dana Uang Persediaan (UP) Dikbudpora Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Mataram. Dalam persidangan beberapa waktu lalu, terdakwa Elisa Wartini secara terang-terangan menyebutkan Wakil Bupati (Wabup) Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST (terindikasi) menerima aliran dana mencapai Rp 500 juta. Kajari Sumbawa, Paryono, SH yang dikonfirmasi Kamis (24/8) kemarin mengakui adanya keterangan terdakwa dalam persidangan yang menyebutkan saksi (Wabup KSB) menerima aliran dana UP Dikbudpora KSB. Namun hingga ini belum ada bukti kuat terkait keterangan tersebut. Ditambah lagi, saat persidangan saksi meringankan dari terdakwa tidak dihadirkan yakni suami dan orang tuanya. Dimana saat menyerahkan uang kepada saksi, terdakwa diantar oleh suaminya. Meskipun tidak melihat secara langsung penyerahan uang dimaksud. Namun, hingga kini belum ada bukti kuat terhadap keterlibatan orang nomor dua di KSB tersebut. ‘’Sekarang ini masalahnya belum ada buktinya. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

BEREBUT DENGAN HEWAN - Herman, warga Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, mengisi jeriken pada kubangan air di sungai yang berjarak sekitar 2 Km dari rumahnya. Air di kubangan itu, satu-satunya sumber mata air yang bisa diambilnya untuk kebutuhan sehari-hari. Meski air itu kondisinya keruh dan agak berbau karena di tempat itu ternak (sapi) biasa melepas dahaga. Kesulitan air di daerah ini setiap tahun terjadi akibat kemarau berkepanjangan .

Persoalan Hukum BPR NTB Dikhawatirkan Gerus Kepercayaan Nasabah

Firmansyah

Mataram (Suara NTB) – Persoalan hukum mengenai merger PD. BPR menjadi PT. Bank BPR NTB diharapkan tak mempengaruhi kepercayaan nasabah terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut. Untuk itu, para pemegang saham harus mampu menjamin BPR NTB tetap eksis dan profesional. ‘’Mudah-mudahan lah ya. Biarlah berjalan itu proses hukumnya. Itu khawatirnya. Mudah-mudahan kepercayaan nasa-

bah ndak tergerus. Karena sekarang ini banyak alternatif. Apalagi perekonomian kian sulit. Banyak juga lembaga keuangan lainnya,” kata Pemerhati Ekonomi Universitas Mataram, Dr. Firmansyah, M.Si ketika diminta tanggapannya terkait persoalan hukum yang menimpa BPR milik daerah tersebut, Kamis (24/8) siang kemarin. Menurutnya, para pemegang saham yakni pemerintah provinsi dan kabupaten/kota harus mampu menjamin BPR NTB tetap eksis dan profesional dalam situasi seperti ini. Bersambung ke hal 15

Dua JCH NTB Meninggal, Satu Korban Tabrakan di Arab Saudi Mataram (Suara NTB) – Dua orang Jemaah Calon Haji (JCH) NTB meninggal dunia di Arab Saudi. Dua orang JCH tersebut berasal dari kloter 5 dan kloter 8 Embarkasi Lombok. Salah satu dari dua JCH yang meninggal tersebut merupakan korban tabrakan di Arab Saudi. Kepala Bidang Haji dan Umrah Kanwil Kemenag NTB, Drs. H. Maad Umar, M.Pd yang bertugas sebagai petugas haji di Mekkah dikonfirmasi via Whatsapp, Kamis (24/8) siang kemarin membenarkan dua JCH NTB yang meninggal dunia di Tanah Suci. JCH Kloter 5 yang meninggal dunia di Arab Saudi itu atas nama Amaq Marhan bin H. Pahrudin umur 72 tahun dari Lombok Timur (Lotim). Almarhum meninggal akibat penyakit circulatory disease dan sudah dimakamkan

di Saharayya Mekkah pada 19 Agustus 2017 lalu. Sementara itu, satu JCH yang meninggal merupakan korban tabrakan. Maad menceritakan kronologi kejadian yang menimpa JCH atas nama Usman bin Ismail dari Desa Mangge, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima yang tergabung dalam kloter 8 Embarkasi Lombok. Informasinya, menjelang subuh, dikabarkan ada jemaah yang ditabrak di jalan raya dekat hotel kawasan Al Raudhah, yang termasuk dalam wilayah sektor 8 Raudlah Mekkah. “Lalu dengan tergesa-gesa saya minta diantar sopir. Kemudian dari kejauhan saya melihat ada mobil polisi dan disampingnya ada bungkusan plastik besar. Ternyata setelah saya mendekat isinya ad-

alah mayat,” tuturnya. Maad mengatakan, semula dia mengira mayat tersebut dari Afrika karena tampak kehitaman. Namun, setelah dilihat tas kecil milik korban, ternyata JCH Indonesia. “Setelah itu saya minta polisi memeriksa gelangnya. Alangkah terkejutnya saya, ternyata jemaah haji NTB kloter 8,” ungkapnya. Pada saat bertanya kepada polisi, Maad mengatakan di depan polisi ada saksi mata yang melihat almarhum ditabrak. Namun, saksi mata tersebut menyaksikan dari jarak jauh dan tidak dapat memastikan nomor plat bus yang menabrak JCH asal Bima tersebut. ‘’Almarhum diproses dulu dan divisum di Rumah Sakit Arab Saudi. Kemudian diserahkan ke maktabnya untuk kemudian dimakamkan,” katanya. (nas)

(Suara NTB/ist)

MENINGGAL - JCH NTB kloter 8 asal Bima ditemukan meninggal tertabrak bus di Mekkah.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.