HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 137 TAHUN KE 13
Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
KAMIS, 24 AGUSTUS 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Relawan Amaq Asrul Tetap Solid Selong (Suara NTB) Relawan pejuang kemenangan untuk H. Moch. Ali Bin Dachlan alias Amaq Asrul menuju NTB 1 tetap solid. Semua relawan siap memenangkan Bupati Lombok Timur (Lotim) yang akan maju dalam pemilihan Gubernur NTB tahun 2018 mendatang. Demikian disampaikan Koordinator Relawan Wilayah Lotim Bagian Utara, H. Rumiling. Relawan Amaq Asrul ini siap tempur dalam pertarungan politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) NTB 2018 mendatang. H. Rumiling yang didampingi sejumlah relawan lainnya yang berkumpul di kediamannya Rabu (23/8) menuturkan, Relawan Amaq Asrul yang terbentuk secara sukarela tanpa ada komando.
(Suara NTB/rus)
RELAWAN -Para Relawan H. Moch. Ali Bin Dachlan alias Amaq Asrul yang siap berkompetisi berjuang di Pilkada NTB. Sejumlah pihak yang menyebut diri sebelumnya pejuang Ali BD lalu berpindah mendukung kandidat lain dibantah
koordinator relawan ini masuk menjadi bagian dari relawanrelawan Amaq Asrul. Bersambung ke hal 15
Satelit Deteksi Tujuh Titik Kebakaran Hutan dan Lahan di NTB
Kasus Merger BPR Naik ke Penyidikan
Mataram (Suara NTB) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis ada tujuh titik api (hotspot) kebakaran hutan dan lahan di NTB berdasarkan pantauan satelit Terra, Aqua dan SNPP pada Selasa (22/8) pukul 08.00 WIB. Seluruh Indonesia terdeteksi 538 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M.Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (23/8) siang kemarin
mengaku telah mendapatkan informasi tersebut. Madani mengatakan, sudah mengontak seluruh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang ada di NTB.
Mataram (Suara NTB) Kasus merger PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menjadi PT. Bank BPR NTB yang diusut Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB akhirnya naik status menjadi penyidikan. Selanjutnya penyidik Kejati NTB yang menangani kasus
Dari tujuh titik kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi oleh satelit itu, dua titik terjadi di kawasan hutan. Bersambung ke hal 15
ini akan berlanjut ke penetapan tersangka. Proses penetapan tersangka setelah melalui gelar perkara di Pidsus Selasa (22/8) lalu. Dua alat bukti sudah cukup sehingga memenuhi syarat untuk naik penyidikan. Bersambung ke hal 15
Dampak Kekeringan
Bupati KLU Khawatir Beban Warga Miskin Bertambah, Bupati Lotim Andalkan Pandanduri Naikkan Harga Tebu GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) menaikkan harga pembelian tebu petani. Saat ini, harga pembelian tebu di tingkat petani hanya Rp 200 per Kg. ‘’Iya, naikkan lah (harganya),’’ kata gubernur ketika dikonfirmasi usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank NTB di Mataram, Rabu (23/8) siang kemarin. Gubernur tak berkomentar banyak ketika ditanya terkait rendahnya harga pembelian tebu yang menjadi bahan baku pabrik gula PT. SMS tersebut. Yang jelas gubernur berharap agar harga pembelian tebu dinaikkan. Sebelumnya, Pemprov NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Bersambung TGH.M.Zainul Majdi ke hal 15
bersih ini. Pasalnya, ada juga warga yang terpaksa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ‘’Iya betul. Itu khawatir kita (beban warga miskin bertambah). Bahkan ada yang membeli air itu dijarak 3 Km. Itu kan luar biasa,’’ kata Najmul. Untuk itu, pihaknya melalui SKPD terkait terus melakukan droping air bersih ke titik-titik yang mengalami krisis air bersih. Mobil tangki air bersih yang ada di BPBD, PDAM dan Dinas Lingkungan Hidup terus mendrop air bersih setiap hari ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan. “Kita mengerahkan kekuatan di BPBD untuk membawakan air bersih terutama di daerah Selengen dan daerahdaerah di Kayangan di beberapa tempat, seperti Salut. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/kir)
KERING - Lahan kering yang tak bisa digarap karena tidak ada air. Petani di daerah Pujut, Lombok Tengah, banyak yang membiarkan lahannya kosong, tidak ditanami menyusul kondisi debit air yang minim pada musim kemarau tahun ini.
Jatuh Tempo Masa Kerja Tiga Direksi Bank NTB Diperpanjang
(Suara NTB/ist)
(Suara NTB/ist)
FOTO BERSAMA - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi foto bersama dengan para pemegang saham dan Direktur Utama Bank NTB, H.Komari Subakir serta pejabat Bank NTB lainnya.
Mataram (Suara NTB) Pemegang saham sepakat memperpanjang jatuh tempo masa kerja tiga Direksi Bank NTB. Perpanjangan masa kerja dilonggarkan hingga terlaksananya konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini dari bank konvensional ke bank umum syariah. Rabu (23/8) kemarin, seluruh pemegang saham menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel Santika Mataram untuk bersepakat. Tiga Direksi Bank NTB yang mendekati jatuh tempo masa kerjanya itu dua komisaris, yakni H. L. Sulhan dan H. Mansur Afifi pada 29 Agustus 2017 ini. Selanjutnya, Direktur Utama Bank NTB, H. Komari Subakir masa kerjanya juga akan berakhir pada 8 November 2017 ini. ‘’Perpanjangan masa pengurus sela-
ma masa transisi sampai benar-benar berubah Bank NTB menjadi Bank Umum Syariah NTB,’’ kata Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, sekaligus selaku pemegang saham pengendali. Perpanjangan disepakati oleh pemegang saham, mengingat direksi dan direktur utama yang segera berakhir masa kerjanya ini termasuk yang getol mengawal rencana konversi Bank NTB menjadi Bank Umum NTB Syariah. Konversi akan benar-benar dilaksanakan pada Agustus 2018 mendatang, sesuai target paling lambat tim konversi. ‘’Perpanjangan hanya sampai masa transisi saja. Selanjutnya pengurus Bank Umum NTB Syariah, akan ditentukan pada RUPS Bank NTB bulan September (2017) mendatang,’’ demikian gubernur. Bersambung ke hal 15
Lakukan Pertemuan dengan KPK
Fitra Dorong Penindakan Soal Indikasi Bagi-bagi Proyek Pokir di NTB Mataram (Suara NTB) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) NTB, mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penindakan soal adanya indikasi bagi-bagi proyek pokok-pokok pikiran (Pokir) di NTB. Sekjen Fitra NTB, Ervyn Kaffah mengatakan hal itu telah disampaikan pada saat pertemuan dengan KPK di Mataram dua bulan lalu. “Dalam pertemuan dengan KPK dua bulan lalu di Mataram, subjek soal indikasi bagi-bagi proyek dan indikasi favourisme dalam pengadaan. Termasuk dalam kaitannya dengan program Pokir dan atau program aspirasi Dewan,
telah kami koordinasikan untuk menjadi perhatian KPK,’’ kata Ervyn ketika dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (23/8) siang kemarin. Ia berharap KPK mengapresiasi subjek tersebut bukan sekadar dilakukan pencegahan. Melainkan melakukan penindakan. Ia menjelaskan, indikasi adanya bagi-bagi proyek Pokir ini telah menjadi perhatian KPK. Pola pelaksanaan program Pokir yang disampaikan kepada KPK tersebut bukan hanya di Pemprov NTB melainkan juga di kabupaten/ kota di NTB. “Kami sampaikan ke KPK karena indikasinya memang mengarah ke favourisme atau mendahulukan sebagian pi-
hak tertentu daripada yang lainnya dalam pengadaan,” katanya. Mencegah peluang terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan program Pokir ini, kata Ervyn, perlu atensi pimpinan birokrasi untuk memastikan pengadaan barang/jasa bersih dan berintegritas. Menurutnya, perlu dipikirkan untuk memperdalam cakupan pengendalian pengadaan barang jasa. Dari sebelumnya lebih terfokus ke pengadaan melalui proses lelang. Kini juga harus mencakup pengadaan non lelang yang nilainya selalu jauh lebih besar daripada proyek-proyek melalui mekanisme lelang. ‘’Berbagai modus penyim-
pangan dalam pengadaan berpeluang terjadi, baik itu favourisme, pengaturan teknis, maupun penyesuaian administratif dan sebagainya. Sehingga, tidak harus dilihat kasus per kasus, melainkan memajukan solusi sistemik untuk mencegah penyimpangan,’’ katanya. Ervyn menambahkan kasus korupsi biasanya tidak dilakukan sendirian. Tetapi pasti melibatkan banyak pihak lainnya. Meskipun demikian, kalaupun situasinya lebih dekat ke tindakan kolusi dan nepotisme maka pendekatan represif dinilai jauh lebih efektif ketimbang pencegahan. Bersambung ke hal 15 Ervyn Kaffah
(Suara NTB/dok)
TO K O H
Mataram (Suara NTB) Dampak kekeringan sudah mulai terasa di kabupaten/kota di NTB. Bencana kekeringan sudah melanda sembilan kabupaten/kota di NTB. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, sebanyak 318 desa pada 71 kecamatan dilanda kekeringan. Dengan jumlah warga yang terdampak sebanyaj 127.940 KK atau 640.048 jiwa. Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH yang dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (23/ 8) usai klarifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Kantor Gubernur tak dapat memungkiri pihaknya khawatir beban warga miskin akan bertambah dengan kekeringan yang berakibat kekurangan air