HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 161 TAHUN KE 13
Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantbnews@gmail.com
SABTU, 23 SEPTEMBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Dugaan Penyimpangan Bansos
Pimpinan Dewan Serahkan pada Kejaksaan
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Pimpinan DPRD NTB menyerahkan sepenuhnya persoalan dugaan penyimpangan bantuan sosial (Bansos) pada hasil penyelidikan yang dilakukan Kejaksaan Negeri (Kejari) Lombok Timur (Lotim). Hal tersebut disampaikan, Wakil Ketua DPRD NTB, TGH. Mahalli Fikri, kepada Suara NTB, Jumat (22/9).
TO K O H Harus Tegas dan Humanis KABUPATEN Bima dan Kota Bima berganti pimpinan keamanan kewilayahan. Kerawanannya masih sama, yakni konflik antarkampung serta kelompok garis keras. Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs Firli MSi menegaskan hal itu saat melantik Kapolres Bima Kota dan Kapolres Bima, di Bima Jumat (22/9). Telah dilantik Kapolres Bima, AKBP Bagus Satrio Wibowo dan Kapolres Bima Kota, AKBP Ida Bagus Made Winarta. Pejabat sebelumnya, AKBP Ahmad Nurman Is(Suara NTB/dok) mail yang berdinas sebagai Firli Kapolres Bima Kota selama dua tahun tiga bulan dimutasi menjadi Wakil Komandan Resimen II Paspelopor Koorbrimob Polri. Bersambung ke hal 15
Menurut Mahalli, dugaan penyimpangan Bansos pada dua SKPD Pemprov NTB yakni Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) yang dilaporkan masyarakat ke Kejari Lotim, masih merupakan isu. ‘’Kita kan belum punya kesimpulan. Yang namanya isu atau berita, bisa benar atau tidak. Kita tunggu saja hasil penyelidikan dari Kejaksaan Negeri,’’ kata Mahalli ketika dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, Jumat (22/9) siang kemarin. Mahalli menyatakan, persoalan Bansos yang sedang diusut Kej a r i Lotim itu bel u m diketa h u i p e r soalannya. ApaMahalli Fikri kah di
SKPD atau masyarakat penerima bantuan. ‘’Dugaan saya, permasalahannya tidak ada di SKPD. Bisa jadi di masyarakat dan oknum. Kalau kita dengar beritanya yang diterima saat ini diduga ada Bansos yang salah alamat,’’ katanya. Ketika penerima salah alamat maka, kata Mahalli, seolah-olah ada penyimpangan. Apakah hal itu benar atau tidak, pihaknya menyerahkan kepada hasil penyelidikan yang sedang dilakukan aparat penegak hukum. Mahalli berkeyakinan SKPD yang menyalurkan Bansos itu sudah melakukannya sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ada. Pasalnya, SKPD sudah punya banyak pengalaman sebelumnya. Bahkan, kata Mahalli, ada pejabat di Disnakeswan NTB yang pernah terhukum. ‘’Itu cukup menjadi pelajaran bagi mereka pada masa lalu,’’ katanya. Mahalli berpesan supaya semua melaksanakan tugas sebagaimana mestinya sehingga terhindar dari persoalan-persoalan hukum. Baik itu anggota Dewan, SKPD maupun masyarakat. ‘’Kita wajib, dinas, masyarakat penerima maupun kita yang punya pokir (program aspirasi) supaya taat menjalankan sesuai dengan Perda yang kita buat itu,’’ harapnya. Ia menambahkan, semua sudah berkomitmen mewujudkan zero korupsi atau zero penyalahgunaan anggaran. Sehingga, mulai 2018 mendatang, sistem penganggaran sudah menggunakan sistem elektronik atau entebe plan, salah satunya e-pokir. Bersambung ke hal 15
Kekeringan di NTB Semakin Ekstrem Mataram (Suara NTB) Kondisi kekeringan di NTB semakin mengkhawatirkan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kekeringan kian ekstrem dan akan berlangsung lebih dari 60 hari ke depan. Ini tertuang dalam informasi monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) dan distribusi curah hujan Bulan September dasarian II (durasi 10 hari) di Provinsi NTB, update 20 September 2017 lalu. Dari peta distribusi curah hujan dasarian II September 2017 di NTB, Bersambung ke hal 15
Pemulangan Perdana Jemaah Haji NTB
Sembilan Sakit, Satu Orang Masih Dirawat di Arab Saudi
KO M E N TTAA R LIA Status Siaga GENERAL Manajer Angkasa Pura (AP) Lombok International Airport (LIA), I Gusti Ngurah Ardhita menegaskan saat ini LIA statusnya siaga. Menyusul terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung di Bali yang saat ini statusnya siaga. Di sekitar kawasan Gunung Agung, pemerintah daerah setempat telah mengungsikan ribuan warganya untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya letusan. Ngurah Ardhita mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan (Suara NTB/dok) dan berkoordinasi dengan Ngurah Ardhita BMKG. Kendati hingga Jumat pagi (22/9) kemarin, aktivitas di LIA masih berjalan normal. ‘’Belum ada penundaan jadwal penerbangan. Pesawat masih lalu lalang, sambil kita terus memantau dan tetap siaga,’’ katanya. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
Wakodim
(Suara NTB/nas)
PEMULANGAN PERDANA - Jemaah haji kloter I Embarkasi Lombok tiba di Asrama Haji NTB, Jumat (22/9) siang kemarin.
Mataram (Suara NTB) Sebanyak 448 jemaah haji kloter I Embarkasi Lombok dipulangkan dari Arab Saudi tiba di Lombok International Airport (LIA) pukul 11.50 Wita, Jumat (22/9) kemarin. Dari jumlah itu sebanyak sembilan jemaah dinyatakan sakit dan langsung dibawa menggunakan ambulans dari LIA menuju klinik kesehatan Asrama Haji NTB. Sementara itu, satu jemaah haji kloter I asal Kota Mataram ini masih belum bisa dipulangkan lantaran masih dirawat di Rumah Sakit King Faisal Jeddah. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram, Drs. H. Burhanul Islam ditemui disela-sela penyambutan kedatangan jemaah haji kloter I Embarkasi Lombok di Asrama Haji NTB, Jumat (22/9). ‘’Total jemaah haji 448 orang, satu orang masih di Arab Saudi dirawat di Rumah Sakit King Faisal Jeddah atas nama Hj. Sri Kuati masih dalam pemeriksaan rumah sakit di sana. Jadi yang pulang 448 jemaah haji ditambah lima petugas haji,’’ sebutnya. Bersambung ke hal 15
Cegah Petani Beralih Tanam Jagung
PT. SMS Naikkan Harga Pembelian Tebu Mataram (Suara NTB) Mencegah petani tebu beralih menanam jagung, perusahaan gula PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) akhirnya menaikkan harga pembelian tebu di Kabupaten Dompu. Semula, tebu petani dibeli dengan harga Rp 380 per kg, termasuk ongkos tebang dan angkut. Sekarang, perusahaan gula terbesar di Indonesia Timur ini menaikkan harga pembelian tebu menjadi Rp 400 per kg. ‘’Harga yang dilepas perusahaan sekarang sudah naik dari Rp 380 per Kg menjadi Rp 400 per kg,’’ kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Disbun) NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si dikonfirmasi Suara NTB di kantornya, Jumat (22/9) siang kemarin. Menurut Husnul, kenaikan harga
pembelian tebu petani ini sudah maksimal. Artinya, mereka tidak akan membeli di atas harga Rp 400 per Kg. Ia menjelaskan, harga pembelian tebu sebesar Rp 400 per kg atas berbagai pertimbangan perusahaan, seperti rendemen dan lainnya. Pemprov, kata Husnul menginginkan harga pembelian tebu sebesar Rp 400 per Kg itu dinikmati langsung oleh petani. Dulu, dengan harga pembelian Rp 380 per Kg, harga tebu di tingkat petani sebesar Rp 200 per kg. Sisanya sebesar Rp 180 merupakan biaya potong tebu dan biaya angkut. Sekarang dengan harga pembelian perusahaan sebesar Rp 400 per Kg, Pemprov menginginkan supaya harga tebu di tingkat petani sebesar Rp 310 per Kg. Sisanya sebesar Rp 90 per Kg merupakan biaya potong
‘’
dan angkut tebu. ‘’Hal ini untuk bisa mengurangi pergantian dari tanaman tebu menjadi tanaman jagung,’’ ujarnya. Dengan harga tebu sebesar Rp 310 per Kg, menurut Husnul petani tidak akan beralih menanam jagung. Dalam satu hektare tanaman tebu dengan produksi sebesar 60 ton, maka petani tebu dapat keuntungan sekitar Rp 21 juta. Bersambung ke hal 15
Jangan sampai harga tebu itu lebih kecil daripada hasil dari menanam jagung. Sehingga mereka beralih ke tanaman jagung. Itu yang tidak kita inginkan. (Suara NTB/dok)
Husnul Fauzi