Edisi 23 Juli 2016 | Balipost.com

Page 6

OPINI

6

Sabtu Wage, 23 Juli 2016

Harian untuk Umum

Bali Post

Pengemban Pengamal Pancasila

Terbit Sejak 16 Agustus 1948

Tajuk Rencana Membangun Kesadaran Tanggap Bencana ALAM tak lagi bersahabat dengan manusia. Kuasa alam jauh melampaui kehendak manusia. Kalimat-kalimat ini makin sering terdengar ketika intensitas bencana di negeri ini makin meningkat. Bencana telah membuat menusia betekuk lutut terhadap alam dan menyerah. Sayang, tingginya intensitas bencana dan banyaknya korban yang terkubur akibat bencana tak membuat kita sadar untuk menjaga alam secara arif. Keserakahan dan keinginan untuk hidup sejahtera dengan gelimangan materi membuat sebagian manusia menghancurkan alam dengan dalih investasi. Ini juga yang membuat kita harus mengurut dada, bahwa keserakahan ternyata bisa menjadi ancaman bagi kehidupan dan berpotensi menyulut bencana lingkungan. Dalam konteks lainnya, bencana yang kerap terjadi juga selalu gagal kita antisipasi. Tingginya aktivitas politik dan perjuangan menjaga stabilitas ekonomi membuat kita lupa melakukan pemetaan terhadap potensi bencana. Patut diakui, manusia layak dinilai gagal membangun sistem penanggulangan bencana yang tersistem dan efektif. Faktanya, alam selalu bisa membuat manusia menderita ketika ‘’persahabatan’’ dengan alam dikhianati dengan keserakahan manusia. Dalam mengantisipasi bencana, kegagalan langkah kita dimungkinkan oleh banyak faktor. Selain karena bentangan geografis alam, pelanggaran tata ruang dan kegagalan kita mengelola ramalan cuaca juga menjadi faktor dominan. Kita gagal membaca potensi bencana meteorologis. Kita mengabaikan ramalan cuaca bahkan di banyak tempat justru ramalan cuaca dilanggar dengan dalih tuntutan ekonomi. Tanggap bencana semestinya tak hanya menjadi tanggung jawab jajaran Basarnas atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tanggap bencana mestinya menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah kepatuhan kita terhadap aturan pengelolaan ruang, sehingga fungsifungsi alam tetap seimbang. Sering kali bencana juga muncul akibat manusia salah mengelola alam. Sebagai ruang kita untuk hidup, sering kali kita teramat serakah dalam mengeksploitasi alam untuk kehidupan. Ambisi untuk hidup kaya membuat banyak penguasa dan investor melakukan kesepakatan yang berpotensi mengubah bentangan alam. Bencana yang muncul akibat keserakahan kita terhadap alam patut kita catat sebagai kejahatan lingkungan. Ini menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia di atasnya. Kejahatan semacam ini harus dihentikan dan pelakunya harus dipenjarakan. Saat ini, fakta bahwa masyarakat Indonesia dihadapkan pada fenomena La Nina, mestinya juga sudah menjadi kesadaran umum. Setidaknya sebagian besar masyarakat mestinya mulai tanggap atas potensi bencana yang berpeluang muncul dalam masa kini. Ramalan dan berbagai kajian tentang cuaca ini, mestinya juga menjadi bahan bagi petugas di bagian tanggap bencana untuk melakukan sosialisasi. Ini merupakan informasi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di wilayah yang berpotensi terjadi cuaca buruk, untuk dapat menjadi perhatian dalam rangka mitigasi bencana meteorologis. Alangkah bijaknya jika seluruh elemen masyarakat dapat lebih peduli dengan informasi cuaca yang telah disediakan BMKG sebagai langkah pengurangan dampak risiko bencana meteorologis yang saat ini jauh lebih dinamis dibandingkan 10 tahun yang lalu. Untuk itu, bagi daerah yang rawan bencana pendekatan ilmiah dan terbangunnya kesadaran menjaga alam diharapkan bisa menjadi kekuatan dalam mengatasi dampak bencana. Dengan cara ini pula diharapkan tanggap bencana menjadi budaya masyarakat. Ini penting digaungkan, agar kita tak selalu terlambat mengantisipasi bencana.

S URAT PEMBACA Persyaratan : Sertakan Fotokopi KTP atau SIM

Perbaikan Jaringan Telepon Sudah hampir 9 bulan lebih jaringan telepon saya nomor (0361) 428688, (0361) 435879 dan (0361) 410893 di Jalan Setiabudi 65 C Denpasar mati total, sehingga tak dapat digunakan sama sekali. Bersamaan dengan itu pula kami sudah bolak-balik menghubungi call centre pengaduan Telkom bahkan datang langsung ke Ubung. Jawaban yang kami terima hanya bersabar. Dalam hati kami bertanya apakah pihak Telkom masih melayani jaringan komunikasi telepon atau teknisinya masih training, sehingga tak bisa melayani perbaikan jaringan? Mohon beri tahu kami entah sampai kapan kami harus sabar menunggu mengingat telepon kami pakai usaha. Mohon pihak terkait merespons keluhan kami ini. Kurang lebihnya kami mohon maaf dan terima kasih. Sudar, S.H. Griya Tansa Trisika, Kuta Utara

Perbaikan Jalan dan Trotoar Belakangan ini sejumlah ruas jalan di wilayah Gianyar, khususnya di wilayah Mas dan Ubud, ada proyek perbaikan jalan dan pemasangan trotoar. Saya mohon proyek ini benar-benar diawasi mengingat dilakukan saat musim hujan. Khusus untuk pemasangan trotoar di Jalan Raya Mas agar diawasi benar agar kedalaman dan lebar got yang dibuat sesuai bestek. Jangan sampai ada saluran yang tak diperbaiki karena ada negosiasi dengan pemilik lahan atau bangunan di jalur pembuatan got. Saya juga usul agar ke depan pembuatan trotoar dan got meniru sistem yang diterapkan di Kota Denpasar dengan menggunakan pelat jadi. Dengan sistem ini kedalamam dan lebar got simetris karena sudah sesuai blok got yang tercetak. DPRD Gianyar tampaknya perlu melihat sistem pembuatan drainase di Kota Denpasar agar pembuatan got di kawasan wisata tak terkesan tambal sulam. Made Jana Ubud, Bali

Bencana, Informasi Cuaca yang Terabaikan Bulan Juli yang biasanya menjadi bulan kering bagi tanah Indonesia, untuk tahun ini hal tersebut tak lagi sama. Pasalnya, beberapa daearah saat ini masih saja diguyur hujan bahkan dengan intensitas yang lebat. Di beberapa lokasi, bahkan pada bulan Juli 2016 ini dilanda angin kencang yang disertai hujan lebat.

Oleh Nanda Alfuadi alah satu wilayah yang ‘’disambangi’’ oleh fenomena puting beliung adalah Dusun IX Sukadame, Desa Beruam, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tentu yang menjadi pertanyaan besar bagi kita adalah, apakah tidak ada peringatan dini sebelumnya dari pihak pemerintah, bahwa ada potensi bencana meteorologis tersebut, sehingga tampaknya masyarakat tidak siap ketika fenomena alam tersebut terjadi? Padahal berdasarkan pantauan satelit cuaca Himawari-8 yang menjadi dasar pemantauan kondisi tutupan awan oleh BMKG awan tebal sudah terpantau sejak satu jam sebelum kejadian, yang merupakan tanda bahwa pada lokasi tersebut terdapat awan Comulunimbus yang berpotensi hujan lebat, angin kencang dan petir. Tentu ada informasi yang terputus di sini, karena tugas utama BMKG hanyalah memberikan informasi potensi, bukan untuk make a decision. Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar pada Senin (11/7) lalu sekitar pukul 14.00 WIB, juga dilanda bencana puting beliung. Kejadian tersebut diawali dengan hujan dengan intensitas lebat, seperti pada kejadian puting beliung di Langkat. Saat hujan reda, tiba-tiba ada angin bertiup kencang yang berlangsung sekitar 5-15 menit. Akibat kejadian tersebut, banyak pohon tumbang menutup sejumlah ruas jalan, sempat terputus seperti jalur Blitar menuju Malang di kawasan Wlingi. Selain itu, sejumlah atap rumah juga rusak. Setelah kejadian puting beliung di Blitar, keesokan harinya wilayah Kabupaten Langkat juga dilanda pusaran angin

S

tersebut. Mencermati kajian cuaca, puting beliung biasa terjadi ketika awan Comulunimbus atau CB sesaat sebelum mencapai fase matang dan pada waktu sore atau menjelang malam hari. Hal ini karena pada waktu tersebut awan dari proses konveksi akibat pemanasan di permukaan bumi paling intensif terbentuk. Pada mekanisme tersebut, pusaran angin pembentuk kolom pusaran terbentuk akibat adanya zona pertemuan angin (kovergensi) di bawah pertumbuhan awan CB yang dalam fase cumulus/tumbuh. Perbendaan arah angin horizontal lapisan bawah ini membentuk pola pusaran udara pada udara yang naik menuju dasar awan, sehingga terbentuklah pola ‘’corong’’ ketika puting beliung terjadi. Tidak seperti tornado di Benua Amerika, kejadian puting beliung di Indonesia masih sangat sulit diprakirakan dengan akurasi di atas 80 persen. Hal ini karena puting beliung terjadi dalam skala yang sangat lokal dengan diameter kolom pusaran tidak lebih dari 100 m dan durasi rata-rata tidak lebih dari 10 menit. Namun untuk potensi pembentukan awan CB yang berpotensi menghasilkan puting beliung, potensi hujan dan petir saat ini sudah dapat diprakirakan dengan baik oleh BMKG. Informasi prakiraan ini juga sudah didikseminasikan dengan baik melalui website resmi www.bmkg.go.id atau website resmi stasiun-stasiun meteorologi di daerah. Lalu apakah yang menyebabkan kerugian material, korban luka dan korban jiwa hampir selalu ada ketika puting beliung atau bencana meteorologis lain terjadi! Bukankah ini merupa-

kan indikasi, bahwa masyarakat masih awam informasi meteorologis yang telah disediakan BMKG? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada bagaimana solusi berupa sistem mitigasi yang ada di Indonesia. Jika diperhatikan, Indonesia lebih menitikberatkan pada rehabilitasi pasca kejadian bencana, bukan pada mitigasi pra-bencana. Inilah yang menyebabkan kerugian selalu ada ketika terjadi bencana meteorologis. Tentu sistem mitigasi yang baik tidak dapat dibebankan pada salah satu pihak saja. Karena prinsip dari sistem mitigasi bencana yang baik adalah adanya informasi prakiraan yang akurat, adanya diseminasi informasi yang baik, dan adanya aksi respons yang efektif, cepat, dan efisien, sehingga seluruh elemen masyarakat harus turut berperan dalam pembuatan sistem mitigasi yang dapat diandalkan. Potensi Bencana Meteorologis Saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan pada fenomena La Nina yang merupakan imbas dari fenomena El Nino kuat pada 2015 lalu. Berdasarkan data historis, ketika periode El Nino dengan intensitas sedang hingga kuat usai, akan diikuti dengan fenomena La Nina pada periode berikutnya yang ditandai dengan menghangatnya suhu muka laut Indonesia dan mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian timur dekat Peru. Dampak dari La Nina ini adalah suplai uap air dari Samudera Pasifik menuju ke wilayah Indonesia akan mengalami pertambahan, sehingga potensi untuk terbentuknya awan yang dapat menghasilkan cuaca buruk semakin besar, terutama pada Indonesia Bagian Timur. Salah

Suara Mahasiswa Gempa Membayangi Proyek Reklamasi Jakarta PROYEK reklamasi Jakarta memang sudah seharusnya dihentikan sebelum memakan korban jiwa. Kondisi geologis Jakarta yang rawan terdampak gempa bumi merupakan ancaman besar yang patut diwaspadai. Riset terbaru oleh Saygin, et al. (2016) dari Australian National University menemukan bahwa Jakarta terletak di atas lapisan sedimen tebal yang berpotensi terkena dampak aktivitas seismik saat subduksi terjadi di sepanjang lempeng Pasifik. Dengan kata lain, gempa-gempa berkekuatan besar yang terjadi di luar Jakarta (terutama dari pesisir selatan Pulau Jawa) sangat mungkin berimbas ke Jakarta. Studi yang dilakukan oleh LIPI menyebutkan bahwa gempa raksasa pada tahun 1699 pernah memporak-porandakan Jakarta. Berdasarkan fakta tersebut, membangun tembok raksasa di Teluk Jakarta cukup berisiko. Selain itu, potensi gempa dengan tambahan beban bangunan yang sangat besar di atas material dasar laut yang belum terkonsolidasi dapat menimbulkan

Oleh Hero Marhaento dan Edwin Sutanudjaja liquifaksi. Hal ini terjadi di Bandara Kansai, Jepang yang saat ini nyaris tenggelam, karena pulau reklamasi tidak kuat menanggung besarnya beban infrastruktur dan liquifaksi akibat gempa. Kami tidak menemukan satu pun dokumen pendukung NCICD yang membahas toleransi tanggul raksasa terhadap gempa bumi. Bisa dikatakan, pembangunan megainfrastruktur tidak selalu menjadi pilihan terbaik, bahkan di Belanda dan negara-negara maju lainnya. Pengembangan berbasis alam saat ini mulai menjadi alternatif untuk memitigasi banjir dan pertahanan pesisir laut. Pengembangan berbasis alam mempertimbangkan perlindungan keanekaragaman hayati, serta tingginya biaya investasi dan pemeliharaan megainfrastruktur. Ini merupakan pergeseran paradigma yang sedang

terjadi dan kerap disampaikan para akademisi dunia. Karenanya, walaupun Belanda memiliki kemampuan dan pengalaman dalam membuat megainfrastruktur penanggulangan banjir dan pertahanan pesisir, saat ini Belanda juga mulai mempertimbangkan solusi berbasis alam. Misalnya, Belanda menjalankan proyek room for the river, yakni menambah daya tampung sungai dengan memindahkan tanggul yang sudah ada ke jarak yang lebih jauh. Pemerintah Indonesia sebaiknya memikirkan solusi bagi Jakarta dari hulu permasalahan. Menganggarkan uang dalam jumlah yang sangat besar tanpa memperbaiki akar permasalahan hanya akan menjadi bencana bagi warga Jakarta dan bagi negara kita. Peneulis, mahasiswa Indonesia di Belanda Hero Marhaento, Ph.D., Candidate/Researcher at Unite University of Twente Edwin Sutanudjaja, Post-doctoral Fellow at Universiteit Utrecht

satu imbas dari hal tersebut adalah atmosfer lapisan atas akan lebih basah dari normalnya, sehingga ketika terdapat sistem konvektif udara yang kuat akan dengan cukup mudah dapat terkondensasi menjadi awan-awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan, petir, atau bahkan puting beliung. Untuk kondisi saat ini, adanya tekanan rendah di Samudera Pasifik sebelah utara Papua, adanya sirkulasi udara tertutup (eddy) di wilayah Kalimantan Barat dan Samudera Hindia, sebelah barat Bengkulu dan didukung dengan kondisi kelembaban udara yang tinggi di beberapa wilayah di Indonesia Bagian Timur sangat mendukung untuk terbentuknya zona-zona pertumbuhan awan yang berpotensi menghasilkan hujan, bahkan bencana hidrometeorologis. Berdasarkan informasi prospek cuaca BMKG yang dirilis pada 16 Juli 2016, untuk kondisi cuaca tanggal 16-19 Juli 2016 hujan lebat masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, yakni di wilayah Aceh, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Bali, Sulawesi Tenggara, dan Papua bagian Tengah. Bahkan di beberapa wilayah diprakirakan akan terjadi fenomena hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang/puting beliung. Wilayah-wilayah tersebut adalah Jawa Barat bagian Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Tentu ini merupakan informasi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di wilayah yang berpotensi terjadi cuaca buruk tersebut untuk dapat menjadi perhatian dalam rangka mitigasi bencana meteorologis. Alangkah lebih baik jika seluruh elemen masyarakat dapat lebih peduli dengan informasi cuaca yang telah disediakan BMKG sebagai langkah pengurangan dampak risiko bencana meteorologis yang saat ini jauh lebih dinamis dibandingkan 10 tahun yang lalu. Penulis, Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

POJOK Sejumlah siswi SMA/SMK di Bali jadi pengguna dan pengedar narkoba. - Pejabat jangan ikut ‘’teler’’. *** Anggota dewan berkeinginan jumlah partai di DPR akan menyusut. - Rakyat ingin partai berbuat untuk rakyat. *** Wakil Bupati Jembrana larang PNS buka ‘’game’’ saat kerja. - Ikut ‘’pockemon go’’ rupanya.

 Perintis : K.Nadha,  Pemimpin Umum: ABG Satria Naradha Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Wirata Redaktur Pelaksana : Made Sueca, Dira Arsana Sekretaris Redaksi: Sugiartha Redaktur Eksekutif: Parwata Redaksi: Daniel Fajry, Mawa, Yudi Winanto, Subrata, Diah Dewi, Giriana Saputra Anggota Redaksi Denpasar: Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Sumatika, Asmara Putra, Dedy Sumartana, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Parwata, Rindra, Agustoni, Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan, Made Miasa, Agung Dharmada. Bangli: IA Swasrina, Sosiawan, Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta. Gianyar: Manik Astajaya, . Karangasem: Budana, Bagiarta, Klungkung: Dewa Dedy Farendra, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Dewi Puspawati,Wira Sanjiwani. Jakarta: Nikson, Hardianto, Ade Irawan. NTB: Agus Talino, Izzul Khairi, Raka Akriyani. Surabaya: Bambang Wiliarto. Banyuwangi: Budi Wiriyanto Kantor Redaksi: Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon (0361)225764, Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001. Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602, Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Manajer Sirkulasi: Budiarta, Manajer Percetakan: Tri Iriana, Marketing/Pengaduan Pelanggan: K. Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A, Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00, Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan : Iklan Mini: minimal 2 baris maksimal 10 baris, Minggu s.d. Jumat Rp 49.500,- per baris, Sabtu Rp 64.350,- per baris Iklan Umum: < 100 mmk Rp 50.000 per mmk, >100 mmk Rp 55.000 per mmk. Iklan Keluarga/Duka Cita: Rp 40.000 per mmk. Advertorial Rp 25.000 per mmk. Iklan Warna: 2 warna Rp 55.000, 4 warna Rp 75.000 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 18.00. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jl.Kepundung 67A Denpasar 80232 Tel: 225764, Facsimile: 227418. Harga Langganan: Rp 90.000 sebulan, Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.000. Terbit 7 kali seminggu. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP, Penerbit: PT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an Pt.Bali Post. Sumbangan untuk orang sakit Rek. BPD Capem Kamboja, Denpasar No. 037.02.02.00016-8 A/n Simpati Anda,BCA Cabang Denpasar No.040.3555000 A/n Simpati Anda, Dana Punia Pura Rek.BPD Capem Kamboja, Denpasar No. 037.02.02.00017-1 A/n Dana Punia Pura, BCA Cabang Denpasar No. 040.3966000 A/n Dana Punia Pura, BCA Cabang Denpasar No. 040.3277000 A/n Dompet Beasiswa, BCA Cabang Denpasar No. 040.3688000 A/n Dompet Lingkungan.  WARTAWAN BALI POST SELALU MEMBAWA TANDA PENGENAL, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARA SUMBER


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 23 Juli 2016 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu