Edisi 23 Agustus 2017 |Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 136 TAHUN KE 13

E-mail: hariansuarantb@gmail.com

RABU, 23 AGUSTUS 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Tetap Lakukan Seleksi

Dinas PUPR Akui Anggota Dewan Bawa Rekanan Kerjakan Proyek Pokir ‘’Masalah kegiatan-kegiatan ini memang larinya ke penunjukan langsung. Tentunya proses itu, namanya mereka yang membawa aspirasi dan sebagainya, kita hanya meminta referensi saja sifatnya. Kalau memang ada rekanan yang memenuhi syarat, iya ndak apa-apa kita suruh laksanakan,” kata Kepala Dinas PUPR NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M.TP ketika dikonfirmasi Suara NTB, ke-

marin di Mataram. Meskipun Dewan membawa rekanan sendiri, kata Ardhi, penyedia jasa yang dibawa tersebut harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Artinya, rekanan harus mempunyai kemampuan dasar dan lainnya. Bersambung ke hal 15

Wedha Magma Ardhi

(Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB mengakui bahwa ada anggota Dewan yang membawa rekanan untuk mengerjakan proyek pokokpokok pikiran (pokir) yang berasal dari DPRD. Namun, Dinas PUPR mengatakan tetap melakukan verifikasi dan seleksi terhadap rekanan-rekanan yang memenuhi syarat dalam mengerjakan suatu proyek.

Tuntas, Supervisi KPK pada Kasus K2 Dompu Mataram (Suara NTB) Penyidik Polda NTB akhirnya bertolak dari Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka sudah rampung menyelesaikan hasil koordinasi dan supervisi (Korsup) kasus K2 Dompu. ‘’Tim penyidik kan sudah ada di Mataram sekarang. Korsupnya selesai,” kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Dra. Tri Budi Pangastuti MM, Selasa (22/8). Keberangkatan tim penyidik

Subdit III Tipikor ke gedung KPK sebelumnya, untuk bertemu dengan tim Satgas Korsup. Mereka konsultasi terkait penanganan perkara pengangkatan honorer K2 Dompu ke Satgas tersebut. Alasan Korsup karena ada perbedaan persepsi soal perbuatan melawan hukum yang dilakukan tersangka Bupati Dompu Drs.H. Bambang M. Yasin (HBY) , antara penyidik dengan jaksa peneliti berkas. Bersambung ke hal 15

TO K O H Malu Minta Jatah

(Suara NTB/ist)

TERBAKAR - Kondisi jalur pendakian Gunung Rinjani pascaterbakar pada Senin (21/8) malam.

HW. Musyafirin (Suara NTB/nas)

Jalur Pendakian Rinjani Terbakar

(Suara NTB/bul)

SAMPAH RINJANI - Sampah menjadi persoalan yang tak pernah tuntas di Gunung Rinjani. Butuh kesadaran dari semua pihak untuk membebaskan geopark nasional ini dari ‘’belenggu’’ sampah. Tampak beberapa orang pendaki dan porter dengan kesadarannya yang tinggi menurunkan sampah-sampah dari Gunung Rinjani hingga di Pos TNGR.

Mataram (Suara NTB) Pihak TNGR masih mencari penyebab terjadinya kebakaran yang melahap setidaknya 9,7 hektar jalur pendakian ke Gunung Rinjani. Sementara zonasi yang terbakar meliputi zona pemanfaatan seluas 3,8 hektar, zona inti seluas 3,6 hektar dan zona rimba seluas 2,3 hektar. ‘’Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kebakaran,’’ kata Kepala Balai TNGR Agus Budi kepada Suara NTB, di Mataram, Selasa (22/8).

Harga Tebu Rendah

Bupati Dompu Tak Bisa Cegah Petani Beralih Tanam Jagung Mataram (Suara NTB) – Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin mengungkapkan, ia sudah mendengar keluhan petani tebu di kawasan pabrik gula PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) mengenai rendahnya harga tebu. Di sisi yang lain, bupati mengaku tak bisa mencegah para petani akan beralih menanam jagung jika harga tebu masih rendah. “Saya pikir di sisi pemerintah. Kalau saya konsepnya pemerintah itu hebat jika dia bisa menyediakan pilihan-pilihan untuk rakyatnya. Sekarang, misalnya mau namam tebu, nanam jagung, itu haknya rakyat. Pilihan yang mana? Pilih yang banyak duitnya,” kata Bambang dikonfirmasi Suara NTB usai mengklarifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Kantor Gubernur, Selasa (22/ 8) siang kemarin. Jika suatu saat petani tebu di Kecamatan

’’

Pekat, Kabupaten Dompu, tidak mau lagi menanam tebu karena persoalan harga tersebut. Serta lebih memilih menanam jagung yang harganya sudah terjamin, maka pihaknya tidak bisa menyalahkan petani. Ia mengatakan, jika perusahaan gula itu mau mendapatkan bahan baku berupa tebu, maka diharapkan membelinya dengan harga yang bagus. Bambang mengatakan, budidaya tanaman tebu untuk memenuhi bahan baku pabrik gula PT. SMS merupakan barang baru bagi petani di sana. Bersambung ke hal 15

Kalau saya konsepnya pemerintah itu hebat jika dia bisa menyediakan pilihan-pilihan untuk rakyatnya. Sekarang, misalnya mau nanam tebu, nanam jagung, itu haknya rakyat

H. Bambang M. Yasin

Kronologis terjadinya kebakaran disampaikan Agus Budi bahwa pada hari Senin (21/ 8) sekitar pukul 17.30 Wita telah dilaporkan terjadi kebakaran hutan di sekitar jalur pendakian. Berlokasi di Jalur Sembalun lokasi Bukit Penyesalan atas pos ekstra Kawasan TNGR. Sebagai upaya mengatasi kebakaran tersebut Tim Kebakaran Hutan Resort Sembalun segera melakukan tindakan dengan menyiapkan regu pemadam kebakaran (MPA) untuk melakukan pemadaman. Bersambung ke hal 15

KPK Dalami Hasil Klarifikasi LHKPN Kepala Daerah NTB dengan PPATK

(Suara NTB/nas)

BUPATI Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr. HW. Musyafirin, MM menegaskan, pihaknya setuju dengan merger atau penggabungan PD. Bank BPR menjadi PT. Bank BPR NTB. Hal tersebut ditegaskan bupati ketika dikonfirmasi usai memberikan klarifikasi atas Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara LHKPN) yang dilaksanakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Gubernur, Selasa (22/8) siang kemarin. Bersambung ke hal 15

Mataram (Suara NTB) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mendalami hasil klarifikasi Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) seluruh kepala daerah yang ada di NTB dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Selama lima hari, KPK melakukan klarifikasi LHKPN seluruh kepala daerah yang ada di NTB mulai dari gubernur, wakil gubernur, Sekda, Ketua DPRD NTB, Wakil Ketua DPRD NTB, bupati, wakil bupati, walikota dan wakil walikota. Kepala Satgas Pendaftaran dan Pelaporan LHKPN KPK, Airin Martanti mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menemukan ketidakwajaran

dalam penyampaian LHKPN kepala daerah di NTB. Namun, hasil klarifikasi LHKPN yang dilakukan Tim KPK kepada gubernur sampai bupati/ walikota akan diperdalam lagi. ‘’Karena memang harus diperdalam lagi. Kita tidak bisa hanya administrasi saja. Kalau kita lihat fisiknya saja, ndak kelihatan (yang lain). Kita juga nanti kerjasama dengan pihak terkait seperti BPN dan PPATK. Jadi harus ada lebih dalam lagi,” ujar Airin dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Selasa (22/8) siang kemarin. Ia mengatakan, hasil klarifikasi yang dilakukan belum ada laporan harta kekayaan kepala daerah yang di luar kewajaran. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.