Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
rabu pon
20 HALAMAN
NOMOR 296 TAHUN KE 68
balipost (141 rb Like) http://facebook.com/balipost
22 Juni 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.195 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Indonesia Harus Tetap Tolak Klaim Tiongkok
Jakarta (Bali Post) – Tiongkok kembali memasalahkan tindakan Indonesia yang menangkap nelayannya di perairan Natuna. Tiongkok mengklaim perairan Natuna yang merupakan wilayah ZEE Indonesia merupakan wilayah tangkapan tradisional nelayan mereka. Namun, Indonesia tetap kukuh bahwa perairan Natuna merupakan ZEE sesuai hukum laut internasional. Atas hal tersebut, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, Indonesia sudah sepatutnya memosisikan diri sebagai negara yang berkeberatan secara konsisten (persistent objector) atas okupasi Tiongkok berdasarkan Sembilan Garis Putus-putus yang mereka ajukan. ‘’Sementara protes oleh Kementerian Luar Negeri pada setiap penangkapan kapal nelayan asal Tiongkok adalah dalam rangka Indonesia tidak
Cristiano Ronaldo
mengakui Sembilan Garis Putusputus berikut wilayah perikanan tradisional mereka,’’ ujar Juwana, Selasa (21/6) kemarin. Menurutnya, penangkapan kapal-kapal nelayan Tiongkok di ZEEI oleh kapal-kapal instansi Indonesia, di antaranya TNI-AL, selain untuk penegakan hukum juga ditujukan untuk penegakan hak berdaulat. Pemerintah Tiongkok pun mendukung tindakan para nelayannya dengan mengistilahkan daerah
yang dimasuki sebagai perairan perikanan tradisionalnya. Tiongkok tidak menandatangani UNCLOS 1982 dan mereka memberlakukan dokumen sepihak yang menyebutkan perairan di utara dan barat laut Kepulauan Natuna sebagai perairan perikanan tradisional mereka. Sementara UNCLOS 1982 dan semua hukum laut internasional tidak mengenal istilah perairan perikanan tradisional. Hal. 19 Melanggar Kedaulatan
Susi Pudjiastuti
Hungaria Vs Portugal
Terorisme
Ronaldo Masih Diberi Kesempatan
Lyon Tidak menghasilkan gol di dua pertandingan tidak membuat Cristiano Ronaldo tidak lagi diperhitungkan di skuad Portugal. Pelatih Fernando Santos tetap menaruh harapan pada Ronaldo untuk mencetak gol pada pertandingan melawan Hungaria, Kamis (23/6) dini hari sekaligus membawa Portugal maju ke babak 16 besar. Ronaldo masih diberi kesempatan pada laga di Stade de Lyon nanti. Meski ini menjadi partai hidup-mati karena yang dihadapi adalah pemimpin sementara klasemen Grup F Hungaria. Hal. 19 Dua Poin
Satu Pengikut Santoso Ditangkap
Bali Post/ant
BURU TERORIS - Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok teroris di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016.
KPK dan PPATK Nilai Rekening Tito Wajar
Palu (Bali Post) – Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto mengatakan di Palu, Selasa (21/6) kemarin, hasil penyelidikan sementara yang dilakukan terhadap Samil alias Nunung (22) menunjukkan dirinya berperan sebagai penutup jejak dalam kelompok Santoso. Samil alias Nunung masuk dalam salah satu daftar pencarian orang (DPO) yang tertangkap Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, pekan lalu. Menurut Hari, Samil alias Nunung bergabung dengan kelompok Santoso sejak tahun 2013. Samil mengakui telah terlibat secara aktif dalam sejumlah aksi teror dan kekerasan selama ini. Hal. 19 Berperan Penting
KPK Periksa La Nyalla di Kejakgung
Jakarta (Bali Post) Tiga lembaga; Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tidak menemukan catatan buruk terhadap calon Kapolri Komisaris Jenderal (Komjen) Tito Karnavian. Pandangan ketiga lembaga tersebut disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/6) kemarin. Hal. 19 Komisi Hukum
Bali Post/ant
DENGAR PENDAPAT - Ketua KPK Agus Rahardjo usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, Selasa (21/6) kemarin.
Bali Post/ant
LA NYALLA - Tersangka La Nyalla Mattalitti dikawal petugas saat menjalani pemeriksaan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (21/6) kemarin.
Jakarta (Bali Post) – Tidak hanya Kejaksaan, ternyata KPK juga membidik La Nyalla Mattalitti. KPK membidik kasus yang berkaitan dengan Unair. Sementara Kejaksaan telah menetapkan La Nyalla sebagai tersangka kasus pembelian IPO. Penyidik KPK memeriksa La Nyalla sebagai saksi. Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur itu diperiksa di Kejaksaan Agung (Kejakgung). Pemeriksaan tersebut untuk kasus dugaan tindak pidana korupsi pembangunan RS Pendidikan Universitas Airlangga tahun anggaran 2007-2010 dan peningkatan sarana dan prasarana RS Pendidikan Unair 2009. ‘’Secara teknis lebih mudah jika penyidik yang ke sana ketimbang membawa tersangka ke KPK,’’ kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di Jakarta, Selasa (21/6) kemarin. Sebelumnya Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Arminsyah datang ke gedung KPK untuk mengoordinasikan pemeriksaan tersebut. ‘’(La Nyalla) itu juga, oh iya besok akan diperiksa, La Nyalla oleh KPK besok. Saya serahkan ke KPK, apa KPK akan bawa ke sini, kita persilakan, apakah akan memeriksa di Kejaksaan Agung, kita akan fasilitasi rencana besok,’’ kata Arminsyah, Senin (20/6). La Nyalla sebelumnya pernah dimintai keterangan oleh KPK pada 11 Maret 2015 saat kasus ini masih dalam tingkat penyelidikan. Perusahaan La Nyalla, PT Airlangga Tama Nusantara Sakti bersama dengan PT Pembangunan Perumahan (PP) adalah pemenang tender pembangunan proyek RS Unair tersebut. RS Pendidikan Unair dibangun dengan dana lebih dari Rp 300 miliar dan mulai beroperasi pada pertengahan 2010. Hal. 19 Mantan Rektor
Komitmen Menteri Puspayoga Diapresiasi
Bukti Keberpihakan terhadap Alam dalam Mengelola Kekuasaan Mendedikasikan kebijakan pengelolaan pemerintahan termasuk yang bersinggungan dengan dunia usaha, kita semestinya tak bisa lepas dari keberpihakan terhadap alam. Sebagai ruang penyangga kehidupan, manusia wajib menjabarkan swadharmanya menjaga keberlanjutan keseimbangan ekosistem alam. Ini mestinya menjadi tanggung jawab semua elemen ketika dunia berhadapan dengan anomali musim dan anjloknya fondasi ekonomi global.
DEMIKIAN rangkuman pendapat Guru Besar Unud Prof. Rahyuda, praktisi perbankan IB Kade Perdana dan Ketua DPD Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Nyoman Astama, Selasa (21/6) kemarin. Prof. Rahyuda bahkan sangat mengapresiasi semua kebijakan yang berorientasi pada lingkungan. ‘’Dunia usaha tak bisa mengabaikan lingkungan. Itu kata kuncinya. Bahkan, bagi Bali kebijakan berbasis lingkungan akan menguatkan kesadaran untuk mengelola bisnis dengan pendekatan budaya dan alam. Bali itu butuh sosial bisnis, bukan kapitalis,’’ tegasnya. Prof. Rahyuda mengatakan pidato Menkop Puspayoga di PBB juga akan menjadi mementum bagi Bali, bahwa ada putra Bali yang bisa menyuarakan
kepentingan-kepentingan pengelolaan alam walaupun itu dalam konteks membangun dunia usaha. ‘’Ini sangat positif bagi saya. Putra Bali bicara di forum PBB dan menyuarakan lingkungan. Berpihak pada lingkungan itu berarti mengakomodasi semua ke-
’’Ini sangat positif bagi saya. Putra Bali bicara di forum PBB dan menyuarakan lingkungan. Berpihak pada lingkungan itu berarti mengakomodasi semua kepentingan yang bersinggungan dengan hak-hak rakyat.’’ Prof. Rahyuda
pentingan yang bersinggungan dengan hak-hak rakyat,’’ tegasnya. Guru Besar Fakultas Ekonomi Unud ini mengingatkan ke depan keberpihakan terhadap lingkungan harus menjadi roh pembangunan nasional. Kekuasaan tak bisa mengabaikan suara rakyatnya hanya demi mengelola kepentingan kapitalis. Sementara itu, IB Kade Perdana dan I Nyoman Astama juga mengatakan sangat mengapresiasi langkah strategis Menteri Koperasi dan UKM A.A. Puspayoga dalam menjabarkan tugasnya dalam membangun sektor usaha namun tetap konsisten menguatkan keberpihakan terhadap lingkungan. Hal. 19 Dunia Usaha
A.A. Puspayoga