Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Sabtu Kliwon, 20 mei 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
MEREKA BICARA Konsisten Jaga Tanah Air MEMPERINGATI Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Sabtu (20/5), menurut Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, sebagai inspirasi kebangkitan nasional. Kalau dulu, lanjut Pangdam, kebangkitan bangsa itu mencerminkan bangkitnya semangat. Sedangkan beberapa puluh tahun ke depan harus lebih bangkit karena sumber daya manusia sekarang dibandingkan yang dulu, kualitasnya lebih bagus. ‘’Sekarang banyak profesor, doktor, tentara banyak, pemerintah dan teknologi juga maju. Jadi untuk menciptakan rasa aman itu harus lebih bagus lagi,’’ tegasnya. Hal. 19 Mengguncang Dunia
Harus Rebut Peluang KEPALA BNNP Bali Brigjen Pol. Putu Gede Suastawa mengatakan generasi penerus bangsa harus lebih memaknai hari kebangkitan bangsa. Sebab, ke depan situasi dan kondisi akan banyak tantangan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup agar bisa hidup layak. Dengan demikian akan terjadi persaingan ketat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. ‘’Harus punya pola bagaimana kita berubah dan bangkit agar bisa meraih peluangpeluang tersebut. Hal. 19 Berpikir Strategis
Menjaga Bali, Mengawal Kebinekaan ORANG Bali ke depan harus berpikir strategis dan cerdas dalam menjaga wilayahnya. Sebagai pusat peradaban dan berkembangnya toleransi, komunitas dan kehidupan berbudaya di Bali wajib dijaga semua elemen bangsa, termasuk pemerintah pusat. Aksi-aksi yang ingin menghancurkan peradaban Bali, baik dalam bentuk kebijakan politik maupun pendekatan ekonomi, harus disikapi masyarakat Bali. Ke depan di tengah makin kuatnya ancaman disintegrasi bangsa dan gerakan radikalisme, orang Bali harus mengesampingkan perbedaannya untuk lebih sungguh-sungguh membangun persatuan agar mampu bersama-sama menghadapi berbagai kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi. Sejarah membuktikan bahwa ancaman ekstential terhadap NKRI dan kelompok minoritas pernah beberapa kali terjadi. Ini harus diwaspadai masyarakat Bali. Akan menjadi ancaman serius jika masyarakat Bali menafikan dan meng-underestimate risiko yang bisa terjadi. ‘’Jadi intinya ke dalam orang Bali harus melakukan konsolidasi, ke luar harus membantu dan bekerja sama dengan pemerintah pusat memperkuat ketahanan NKRI dalam menghadapi an-
20 HALAMAN
NOMOR 261 TAHUN KE 69
caman dari agenda kelompok radikal,’’ saran pengamat sosial budaya Dr. Gde Made Sadguna, S.E., MBA., DBA., Jumat (19/5) kemarin. Dr. Sadguna yang juga praktisi perbankan mengatakan NKRI saat ini menghadapi ancaman disintegrasi yang sumber ancamannya justru dari dalam yaitu dari segmen kelompok mayoritas. Sebagai kelompok minoritas maka orang Bali sangat rentan dan potensial menjadi sasaran korban dari gerakan kelompok radikal yang ingin mengganti dasar negara Pancasila dan mendirikan khalifah. Maka untuk mencegah hal tersebut benar-benar terjadi, orang Bali harus lebih sering dan lebih nyaring menyuarakan kekhawatirannya agar pemerintah pusat lebih bersungguh-sungguh dalam melindungi kelompok minoritas beserta kepentingannya di negeri ini. Hal. 19 Kegagalan Pembangunan
’’Bali jangan dihancurkan dengan pendekatan investasi yang hanya mengejar keuntungan ekonomi. Pemerintah pusat harus bersikap cepat mengatasi berbagai persoalan Bali. Sebagai etalase Indonesia, Bali jangan dijadikan tempat berbiaknya keserakahan ekonomi yang akhirnya ingin merusak peradaban Bali. Momentum Kabangkitan Nasional hari ini hendaknya dimaknai oleh semua elemen sebagai langkah untuk menjaga Bali dalam konkteks mengawal NKRI.’’
Nyoman Dhamantra
Jadi ’’Pejuang’’ Budaya di Era Teknologi GENERASI muda Bali diingatkan tak larut dengan era modern dan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pewaris budaya dan lingkungan Bali. Sebagai generasi pengawal Bali, generasi Bali harus bangkit. Terjun dalam berbagai sektor kehidupan hendaknya dilakukan. Potensi ini harus dipetakan sedini mungkin. ‘’Generasi muda Bali jangan hanya berpikir menjadi pegawai negeri sipil. Melakoni sektor usaha dan terjun ke dunia politik juga menjadi hal strategis,’’ ujar Ketua LVRI Kota Denpasar Djro Wiladja. Ia mengatakan peran generasi muda Bali di era mordernisasi dan keterbukaan informasi justru harus lebih jelas. Mereka harus diarahkan dan dibentuk untuk tetap menjadi pengawal budaya Bali. Bersamaan dengan itu mereka harus disiapkan akses untuk membangun daya saing pribadi, sehingga siap menjadi ‘’pejuang’’ budaya di era teknologi. Untuk itu, kata Djro Wiladja, Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) harus dijadikan momen kebangkitan bagi generasi muda untuk kemajuan bangsa. Hal. 19 Harus Jeli
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Bali Jangan Pernah Menyerah RAKYAT Bali jangan pernah menyerah menghadapi dinamika zaman dan pergerakan kebangsaan. Perjuangan menjaga dan mengawal peradaban Bali harus terus digemakan jika Bali tak ingin tenggelam. Bali juga berpotensi menjadi korban kebijakan ekonomi dan kebijakan politis ketika tokoh Bali dan pemimpin Bali tak berpihak pada aspirasi rakyat Bali. Pandangan ini dilontarkan I Gede Ari Astina yang akrab disapa Jerinx. Personel Supermen is Dead (SID) ini dalam perbincangannya dengan Bali Post mengingatkan, rakyat Bali jangan sampai putus asa menuntut hak-hak adatnya. Bali harus melakukan terobosan nyata untuk mengawal wilayah ini. Hal. 19 Makin Meluas
’’...pemimpin Bali, tokoh Bali jangan diam.’’ JerinxSID
Kebangkitan Nasional di Mata Bupati Badung Berdaulat Dalam Politik, Berdikari Dalam Ekonomi dan Berkepribadian Dalam Kebudayaan Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pula Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) terus menjadi cambuk bagi pemerintahan, bahkan sejak kemerdekaan yang dipimpin Presiden Soekarno hingga tahun 1965. Lantas bagaimana pandangan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, S.Sos.? Putra Badung asal Desa Pelaga, Petang ini mengatakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional mempunyai makna bahwa kita harus bisa lebih bangkit lagi, sehingga bisa mengedepankan cara-cara berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. ‘’Dan jika hal tersebut mampu dilaksanakan maka kita pasti akan bisa mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan, akses kesehatan, akses pendidikan, jaminan tenaga kerja serta adat dan budaya sebagai pengejawantahan dari Hari Kebangkitan Nasional ini,’’ tegasnya. Hal. 19 Zaman Dulu
I Nyoman Giri Prasta
Bangkit Jaga Peradaban Bali
KEBANGKITAN Nasional hendaknya bukan sebatas hari-hari penting bagi perjalanan bangsa. Dewasa ini Kabangkitan Nasional harus menjadi vibrasi dan menguatkan keyakinan terhadap Pancasila dan membangkitkan spirit kebersamaan mengawal keutuhan berbangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks ini, mahasiswa termasuk pelajar Bali harus memiliki identitas kuat. ‘’Pelajar dan mahasiswa Bali harus bergerak menjaga dan mengawal kebangkitan Bali. Bali juga harus bangkit dalam hal menjaga peradaban, budaya dan tradisinya. Namun dalam konteks dunia modern, generasi Bali juga harus bergerak untuk bangkit menjadi orang profesional dan mandiri. Ini harus menjadi identitas generasi Bali,’’ ujar Rektor Unud Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.-KEMD., Jumat (19/5) kemarin. Prof. Suastika mengakui Kebangkitan Nasional saat ini memang mulai memudar, terutama di kalangan anak muda. Karena mereka tidak merasakan, dan sudah jauh dengan apa yang terjadi terhadap Kebangkitan Nasional pada zaman dahulu. Sekarang ini ada momen yang baik sekali untuk mengingatkan kembali. Bahkan, adanya peristiwa-peristiwa belakangan ini yang sangat ‘’menakutkan’’ yang bisa menodai keutuhan NKRI. ‘’Saya rasa ini bisa dijadikan momen yang sangat penting untuk mengingatkan kembali pada generasi muda. Karena 20 Mei zaman dulu, kebangkitan nasional digerakkan oleh orangorang terpelajar dan anak-anak muda. Saya kira bagus sekali momentum ini. Semoga semua masyarakat, terutama anak-anak muda generasi penerus bisa menjadikan sebagai pegangan, bahwa nasionalisme dan keutuhan berbangsa merupakan harga mati,’’ ujarnya. (edi)