Edisi Kamis 19 Juli 2018 | balipost.com

Page 6

TABANAN

Kamis Kliwon, 19 Juli 2018

Ngaben Massal

Pertahankan Tradisi dan Budaya Tabanan (Bali Post) Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya menghadiri ngaben massal di Banjar Pakraman Manusmrtti Dauh Pala Pengabetan, Desa Dauh Peken Tabanan, Rabu (18/7) kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Sanjaya mengatakan ngaben massal sangat populer di kalangan masyarakat Bali, khususnya di Tabanan. Hal itu menandakan, pemahaman masyarakat tentang ngaben massal sudah sangat bagus. ”Melalui upacara ini diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat tanpa mengurangi tradisi adat dan budaya warisan leluhur kita,“ ujar Sanjaya. Ia melanjutkan, saat ini kebutuhan maupun permasalahan sangat kompleks. Namun, masyarakat harus tetap bisa mempertahankan tradisi, adat, dan budaya. ‘’Pelaksanaan ngaben massal ini adalah salah satu cara mempertahankan tradisi, adat, dan budaya,’’ ujarnya. Oleh karenanya, pemerintah akan selalu men-support dan mengapresiasi kegiatan yang mengutamakan kelestarian tradisi adat dan budaya. Sementara itu, Ketua Panitia I Nyoman Sarjana, Rabu (18/7)

Tekan Lakalantas

Sopir Truk Dicek Kesehatannya Tabanan (Bali Post) -

Mengurangi angka lakalantas akibat human error, Polres Tabanan dan Dinas Perhubungan mengecek kesehatan puluhan sopir truk yang memasuki wilayah Kabupaten Tabanan. Mereka diberhentikan di Rest Area Warung Pantai Banjar Dinas Wanasari, Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, Rabu (18/7) kemarin.

Bali Post/kmb24

NGABEN MASSAL - Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya saat menghadiri upacara ngaben massal di Banjar Pakraman Manusmrtti Dauh Pala Pengabetan, Desa Dauh Peken Tabanan, Rabu (18/7) kemarin. kemarin, mengatakan krama Banjar Pakraman Manusmrtti sebanyak 780 KK. Menurutnya, sudah menjadi kesepakatan masyarakat bahwa karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya tersebut dilaksanakan setiap lima tahun sekali. “Pelaksanaan upacara ini telah terkonsep dan rutin dilaksanakan. Den-

gan diselenggarakannya upacara Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya ini diharapkan semakin mempererat persatuan dan kebersamaan masyarakat kami,’’ ujarnya. Ngaben massal tahun ini diikuti 19 sawa, serta Manusa Yadnya yaitu nyambutin 35 orang, dan matatah 22 orang. (kmb24)

Penuhi Permintaan Beras Merah

PDDS Kerja Sama dengan Subak Blangkunang Tabanan (Bali Post) Untuk memenuhi permintaan pasar di tengah keterbatasan produksi beras merah cendana, Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) Tabanan melakukan kerja sama dengan Subak Blangkunang, Desa Babahan Penebel. Kerja sama ini berupa penanaman padi beras merah cendana seluas sepuluh hektar di subak tersebut. Kepala Bagian Perencanaan PDDS Tabanan I Made Pasek Dharma, Rabu (18/7) kemarin mengatakan, serapan beras merah cendana di PDDS Tabanan mencapai 400 kilogram hingga 500 kilogram per bulan. Selama ini, PDDS membeli gabah kering dari petani Rp 10.500 per kilogram. ‘’Beras merah cendana saat ini masih kita dapatkan dari petani di Desa Mengesta maupun Desa Jatiluwih,’’ ujarnya. Diakuinya, produksi beras merah saat ini di tingkat

7

petani tidak hanya diserap oleh PDDS. Terlebih produk beras merah cendana Tabanan sudah dilirik pasar luar sehingga stoknya akan semakin sulit didapatkan. Karenanya, untuk bisa memenuhi permintaan pasar, PDDS melakukan kerja sama dengan Subak Blangkunang seluas sepuluh hektar. ‘’Penanamannya sudah dimulai. Diharapkan, hasilnya bisa memenuhi permintaan beras merah cendana,’’ ujarnya. Made Pasek menjelaskan, penanaman padi pada lahan sepuluh hektar itu nanti setidaknya bisa menghasilkan 40 ton gabah kering giling dan semuanya dipastikan akan dibeli oleh PDDS Tabanan. ‘’Satu hektar ditaksir menghasilkan empat ton gabah kering giling. Jadi, kalau 10 hektar dihasilkan 40 ton. Dari 40 ton ini diperkirakan menghasilkan 20 ton beras merah cendana,’’ jelas Pasek. Sebagai bantuan awal, PDDS

memberikan dana DP pascapanen untuk biaya ongkos panen Rp 10 juta. Penjualan beras merah ini kata Pasek sudah pasti. PDDS telah melakukan kerja sama dengan 190 toko di daerah Sarbagita. Beras merah ini akan disalurkan secara bertahap. Sebab, beras merah cendana akan memberikan tampilan yang maksimal dengan penyimpanan terlebih dahulu selama tiga bulan hingga enam bulan. Dengan adanya kepastian stok dari beras merah cendana lewat kerja sama dengan Subak Blangkunang menurut Pasek, permintaan beras merah yang disalurkan lewat PDDS dipastikan aman dan bisa lebih ditingkatkan sesuai dengan permintaan. ‘’Selama ini, 400 kg hingga 500 kg itu masih kurang. Dengan kerja sama ini diharapkan, bisa memenuhi permintaan yang sempat tidak terpenuhi,’’ ujarnya. (kmb24)

Pemeriksaan kesehatan para sopir truk dimulai pukul 11.00 Wita, dipimpin langsung Kapolres Tabanan AKBP Made Sinar Subawa. Setelah dihentikan, para sopir kemudian dicek kesehatan mulai dari cek tensi dan pemberian vitamin. Bahkan di sela-sela pemeriksaan juga diisi pemberian edukasi agar mereka bisa mengemudi dalam kondisi sehat. “Langkah ini dilakukan setelah adanya evaluasi, seringnya terjadi kecelakaan akibat kelebihan muatan, akibat keteledoran para sopir yang terkadang menyebabkan truk mogok di jalan tanjakan,” ucap Kapolres Tabanan. Lewat kegiatan semacam ini, minimal bisa mengevaluasi kesehatan para sopir. “Apakah mereka layak mengemudi. Sebab, kesehatan prima sangat

penting dalam mengemudi,” ujarnya. Dalam kegiatan kali ini setidaknya ada 90 orang sopir yang diperiksa. Hasilnya, ada yang ditemukan dengan kondisi tensi tinggi, yang kemudian oleh Dinas Kesehatan Tabanan langsung diberikan obat dan disarankan untuk istirahat. “Jadi, ketika para sopir sudah mengetahui kesehatan mereka, human error bisa diturunkan,” tegasnya. Dikatakan, kondisi jalur Denpasar - Gilimanuk berliku dan menanjak, sering terjadi truk mogok akibat kelebihan muatan sehingga memengaruhi human error para sopir. Bahkan rencananya, cek kesehatan serupa akan dilakukan berkala yakni seminggu sekali. AKBP Sinar Subawa juga

Bali Post/ist

SOPIR - Para sopir dicek kesehatannya oleh dokter di Rest Area Warung Pantai, Banjar Dinas Wanasari, Desa Selabih, Selemadeg Barat. mengimbau perusahaan ekspedisi agar membatasi muatan yang dibawa terutama masuk Bali. Karena kalau sudah berhadapan dengan jalan tanjakan apalagi sopir terlambat oper gigi maka truk tersebut akan mundur dan bisa terguling sehingga menyebabkan kemacetan panjang.

Sementara itu, salah satu sopir, I Made Rai Merta (52) asal Banjar Kutuh Desa Suraberata, Tabanan mengaku senang adanya cek kesehatan ini. “Pada dasarnya senang adanya cek kesehatan ini, tetapi tensi saya dikatakan tinggi namun tidak sampai mengganggu pekerjaan,” ujarnya. (kmb28)

I.B. Raka Wiryanatha Tutup Usia Getol Suarakan Aspirasi Petani

Bali Post/bit

FOTO - Ida Ayu Suartini memperlihatkan foto almarhum suaminya, I.B. Raka Wiryanatha.

TOKOH yang getol menyuarakan aspirasi petani, I.B. Raka Wiryanatha (70), tutup usia. Pengusaha vanili asal Geria Taman Sari, Desa Perean, Baturiti itu mengembuskan napas terakhirnya, Rabu (18/7) kemarin pukul 04.15 Wita. Rencananya, almarhum di-palebon pada 30 Juli 2018, diawali dengan upacara nyiramin pada 21 Juli. Ida Ayu Suartini (64), istri almarhum, mengaku tidak memiliki firasat apa pun atas kepergian suami tercinta. I.B. Raka Wiryanatha meninggal saat hendak dilarikan ke rumah sakit lantaran kondisinya drop. “Memang Tuaji sakit gula sejak awal September tahun lalu. Belakangan, tensinya tinggi. Bahkan kemarin, sempat dilarikan ke rumah sakit, namun Tuhan berkehendak lain,” ucapnya. Dengan raut wajah sedih, Ida Ayu Suartini menuturkan, hari Minggu sebelumnya,

suaminya masih terlihat dalam kondisi sehat, bahkan sempat bertamasya ke Bedugul. “Kita serahkan sepenuhnya pada Tuhan, saat ini yang penting upacara bisa berjalan lancar, dan mohon maaf jika ada kesalahan Tuaji semasa hidupnya,” tuturnya. Di mata Ida Ayu Suartini, suaminya merupakan sosok yang tidak pernah mundur dengan tekad kuatnya. Apalagi almarhum memang sangat cinta dengan petani. Segala macam program maupun gagasan terus dilahirkan agar petani bisa terus maju. Terakhir bahkan almarhum membuat pasar tradisional Geria Taman Sari Sanggulan, Tabanan untuk memberikan ruang bagi para petani memasarkan produk komoditas yang mereka hasilkan. Namun sayang, sebelum bisa beroperasi maksimal, sang penggagas pasar tradisional yang juga duduk sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Se-

luruh Indonesia (APPSI) ini berpulang. Bahkan, ia mengaku sempat protes terhadap banyaknya aktivitas yang dilakukan suaminya pada usianya yang tidak lagi muda. “Suami saya adalah pribadi yang kuat, dia sangat cinta mati dengan petani, jadi meski sempat mendapat keluhan dari saya, Tuaji tetap dengan pendiriannya,” katanya. Ida Bagus Raka Wiryanatha mulai berkecimpung di bisnis vanili sejak tahun 1981. Mulai ekspor tahun 1984 secara bertahap. Selama ini, Amerika menjadi salah satu negara yang memiliki jalinan kerja sama yang erat dengan almarhum. Kabar meninggalnya tokoh yang getol menyuarakan aspirasi petani ini juga telah banyak diketahui oleh rekan dan kerabat. Bahkan sejak Rabu kemarin, sejumlah kerabat pun mulai berdatangan ke rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa. (bit)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Kamis 19 Juli 2018 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu