20 HALAMAN
NOMOR 58 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
senin Wage, 16 oktober 2017
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Tidak Manusiawi, Aktivitas Gunung Agung Jadi Paket Wisata
Gunung Agung kini masih berstatus awas. Ratusan ribu orang pun harus mengungsi. Mereka cemas akan keselamatannya. Bahkan, mereka rela meninggalkan ternaknya dan tetap tinggal di pengungsian sesuai imbauan pemerintah. Namun di balik keprihatinan itu, muncul wacana untuk membuat paket wisata aktivitas Gunung Agung. Wacana tersebut dikritisi Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., Prof. Dr. Nengah Duija dan Prof. Dr. Putu Gelgel. Ketiganya menilai wacana tersebut tidak memperhatikan nasib rakyat Bali dan hanya memikirkan diri sendiri.
Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si. mengatakan tidak etis menjadikan erupsi Gunung Agung menjadi atraksi paket wisata. Hal itu menandakan tidak adanya rasa empati kalangan pariwisata terhadap pengungsi. Di tengah warga pengungsian yang sedang susah, pelaku pariwisata justru membuat paket wisata yang tujuannya untuk membuat wisatawan bersenang-senang. ‘’Paket wisata itu kan bersenang-senang, sedangkan warga pengungsian sedang susah,’’ tandasnya. Menurutnya, dengan memikirkan paket pariwisata agar orang lebih banyak datang ke Bali, menurutnya, itu egois karena hanya memikirkan diri sendiri. Ia berharap jika paket pariwisata seperti itu ditunda saja. ‘’Sebab, kita saja melarang ke Gunung Agung, pemerintah saja melarang,
kita untuk sembahyang saja ditunda sampai aman, apalagi wisata,’’ pungkasnya. Para pelaku pariwisata harus memahami psikologi warga yang harus meninggalkan rumah, tidak bekerja, rugi materi, bahkan ada yang meninggal. ‘’Mestinya para pelaku wisata berpikir bagaimana menggalang bantuan untuk pengungsi, tidak hanya untuk saat ini saja tetapi juga ke depannya,’’ kata Sudiana, Ketua PHDI Bali ini. Kata dia, semestinya momen ini dijadikan ajang untuk introspeksi diri, memulai babak baru dalam kehidupan manusia Bali. Dengan membaca simbol-simbol yang ada dari tanda-tanda erupsi Gunung Agung ini, dapat dimaknai suatu peringatan dari Tuhan. ‘’Dengan adanya ini, kita diingatkan oleh Beliau bahwa betapapun
Bali Post/gik
BAGIKAN BUKU - Nyonya Bintang Puspayoga saat membagikan buku dan kotak pensil kepada anakanak pengungsi di Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Minggu (15/10) kemarin. Selain buku, juga diserahkan kasur, terpal, dan tabung gas.
Guru Besar IHDN Denpasar Prof. Dr. Nengah Duija mengatakan, fenomena erupsi Gunung Agung mesti dilihat sebagai sebuah kebencanaan terkait dengan ribuan nasib dan kondisi psikologi para pengungsi. Oleh karena itu, gagasan untuk menjadikan peristiwa erupsi itu sebagai paket wisata adalah sangat mengabaikan sisi kemanusiaan. ‘’Ketika pengungsi berjuang melawan ketakutan dan keresahan dalam ketidakpastian, kenapa mengambil keuntungan di balik bencana itu. Siapa sesungguhnya yang diuntungkan dari paket wisata itu. Jangan-jangan nanti muncul ide baru menjadikan pengungsi sebagai paket wisata,’’ ujar Duija, Minggu (15/10) kemarin. Hal. 19 Dosa Besar
Bali Post/ina
KONDISI LEO - Nyonya Bintang Puspayoga didampingi Bupati Bangli Made Gianyar saat menemui Leo di posko pengungsian di Kelurahan Kubu, Bangli, Minggu (15/10) sore kemarin.
Bintang Puspayoga Kunjungi Pengungsi
Setujukah Anda jika Gunung Agung meletus, pilkada serentak di Bali ditunda?
Motivasi Anak-anak, Puji Kreativitas Ibu-ibu
52,78% 43,29% Responden : 640
3,93% Setuju
hebatnya manusia, harus selalu ingat pada Tuhan,’’ ungkapnya. Ia juga berharap tidak ada hal yang mengganggu kesucian Pura Besakih, pura sekitarnya dan Gunung Agung. ‘’Gunung Agung adalah hulunya Bali dan merupakan tempat tertinggi di Bali, sehingga harus dijaga. Maka dari itulah tujuan dari upacara Wana Kertih, pakelem, adalah untuk menyucikan tempat itu dan menjaga lingkungan,’’ jelasnya. Kejadian ini juga bisa dimaknai secara sosial bahwa sudah saatnya manusia bersatu dan bersama-sama menghadapi tantangan dalam kehidupan ini. ‘’Kita diingatkan oleh Beliau jangan hanya memikirkan uang. Karena dengan tanda-tanda erupsi ini semua aktivitas ekonomi mandek, dan lain sebagainya,’’ bebernya.
Tidak Tidak Setuju Tahu grafis: tomik cahya
JAJAK PENDAPAT
Jalankan Tahapan Pilkada Serentak PILKADA serentak di Bali akan digulirkan sekitar pertengahan tahun 2018. Tahapan pilkada yang dibayangi oleh peningkatan aktivitas Gunung Agung ini tentu harus diantisipasi secara maksimal. Tak hanya dari sisi keamanan, sosial, budaya dan ekonomi, potensi terjadi bencana yang bisa menghambat pilkada serentak juga layak diantisipasi. Mencermati potensi terjadinya ancaman terhadap pelaksanaan Pilkada Bali 2018, Pusat Data Bali Post melakukan jajak pendapat terkait dengan setuju atau tidaknya masyarakat Bali jika pilkada serentak ditunda jika Gunung Agung benar-benar meletus. Jajak dilakukan selama sepekan terakhir dengan tujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat Bali terkait dengan pilkada serentak 2018. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, 52,78 responden mengatakan tidak setuju dilakukan penundaan pilkada. Pilkada untuk regenerasi kepemimpinan Bali dan di Kabupaten Gianyar dan Klungkung harus tetap dijalankan. Caranya lakukan pemetaan masalah lebih dini sebagai antisipasi jika Gunung Agung meletus. Untuk itu, KPU Bali dan kabupaten/kota harus lebih awal melakukan pendataan pemilih dengan berkoordinasi dengan kepala dusun setempat. Sebaran pengungsi harus didata secara valid. Penduduk Karangasem yang kini tersebar di mana-mana bukanlah alasan untuk menunda pilkada. Pilkada serentak tetap bisa dijalankan, sepanjang ada koordinasi dan upaya antisipasi secara cermat. Penempatan Tempat Pemungutan Suara (TPS) bisa saja disesuaikan dengan posko pengungsi. Untuk kepentingan pencoblosan, masyarakat pemilih dari satu zona agar difasilitasi berada dalam satu lokasi pengungsian. Untuk itulah posko pengungsian harus terkoordinasikan secara baik. Responden juga beralasan, penundaan pilkada hanya akan menghambat upaya-upaya pemulihan jika terjadi bencana karena tak adanya gubernur yang definitif atau bupati definitif. Hal. 19 Sangat Kecil
BINTANG Puspayoga, Minggu (15/10) kemarin mengunjungi pengungsi di Bangli. Tak hanya menyerahkan sejumlah bantuan untuk pengungsi, ia juga memotivasi anak-anak pengungsi untuk giat belajar. Di tengah kunjungannya itu, ia juga melihat ibu-ibu pengungsi yang sedang menganyam. Ia mengaku bangga melihat wanita Bali yang tetap beraktivitas walaupun berada di pengungsian. ‘’Saya sendiri sebagai warga Bali, wanita Bali dan istri Menteri Koperasi, saya cukup bangga. Itulah contoh riil dari semangat wanita Bali yang pekerja keras,’’ ujar istri Menteri Koperasi dan UKM RI itu. Bintang Puspayoga bersama rombongan yang mengunjungi Posko Penanganan Bencana Gunung Agung di Kelurahan Kubu, Bangli disambut Bupati Bangli I Made Gianyar dan Komandan Posko yang juga Dandim 1626 Bangli Letkol Cpn. Andy Pranoto. Usai menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Komandan Posko, Bintang Puspayoga menyampaikan bantuan tali kasih yang diberikan untuk para pengungsi. Dari sekian bantuan yang diberikan, pihaknya memprioritaskan bantuan untuk anak-anak berupa buku tulis dan kotak pensil lengkap dengan isinya. ‘’Kita memberikan motivasi kepada anak-anak walaupun mereka di pe-
ngungsian, mereka harus tetap semangat untuk belajar. Karena mereka adalah aset bangsa,’’ jelasnya. Dalam kesempatan itu, Bintang Puspayoga juga mengungkapkan rasa bangganya melihat pengungsi wanita yang kreatif dalam mengisi waktu di pengungsian. Seperti yang ditemukannya saat berkunjung ke pos pengungsian Sidemen, Karangasem pagi kemarin. Di mana dia melihat sejumlah pengungsi wanita ada yang mengisi waktunya dengan membuat besek. ‘’Saya sendiri sebagai warga Bali, wanita Bali, dan istri Menteri Koperasi, saya cukup bangga. Itulah contoh riil dari semangat wanita Bali yang pekerja keras,’’ ujarnya. Bintang Puspayoga meminta Dekranasda yang ada di setiap kabupaten bisa memberikan pembinaan agar professional, baik dari segi kualitas maupun profesional dalam jiwa entrepreneur. ‘’Semua stakeholder harus bergandengan tangan untuk membantu dan memberikan semangat kepada warga kita yang ada di pengungsian. Walaupun ada di pengungsian jangan patah semangat, harus tetap berkarya,’’ kata Bintang. Sementara itu, usai menyerahkan bantuan, Bintang Puspayoga menyempatkan diri menengok langsung kondisi sejumlah pengungsi yang tengah berada di tenda.
Dalam kunjungannya itu, perhatian Bintang Puspayoga sempat tersita saat melihat kondisi Kadek Leo (10) pengungsi asal Desa Menanga yang duduk di atas kursi roda. Bintang Puspayoga sempat menanyai langsung kondisi Leo ke ibunya, Wayan Marini. Dikatakan Marini bahwa putra keduanya itu tidak bisa berjalan layaknya anak normal seusianya sejak lahir. Selain mengalami lumpuh, Leo juga mengalami benjolan pada punggungnya yang ukurannya terus membesar. Sejak mengungsi di Pos Pengungsian Kubu, Bangli, Leo tidak mau bersekolah meski lokasi pengungsiannya jaraknya cukup dekat dengan SD 4 Kubu. Marini mengaku Leo mau bersekolah kalau diterima di SD 1 Kubu. ‘’Karena teman-temannya sekolah di sana. Kalau di sini (SD 4 Kubu) karena tidak ada yang diajak dia tidak mau,’’ ungkapnya. Mendengar penjelasan Marini, Bintang Puspayoga pun meminta Bupati Bangli I Made Gianyar untuk mencari solusi agar Leo tetap bisa melanjutkan sekolahnya. Bintang juga memotivasi langsung Leo untuk mau kembali bersekolah dan selalu semangat belajar. Selain ke Bangli, Bintang Puspayoga juga mengunjungi pengungsi di Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen. Untuk meringankan beban para pengungsi, Kementerian Kop-
erasi dan UKM, Minggu (15/10) kemarin menyerahkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti kasur, terpal tabung gas hingga ratusan paket buku untuk anak-anak. Bantuan ini diserahkan istri Menteri Koperasi dan UKM RI, Bintang Puspayoga. Bantuan ini diserahkan di salah satu pusat pengungsian di Gedung Pasar Sinduwati. Total diserahkan bantuan 25 kasur, 10 terpal, 10 tabung gas 3 kilogram dan 200 buku tulis sekaligus alat tulis dan kotak pensil. Bintang Puspayoga mengatakan para pengungsi harus tetap hidup layak. Beban hidup mereka harus diringankan. Dia berharap kasur dan tabung gas ini bisa membantu meringankan beban pengungsi. Terlebih kebutuhan tabung gas selalu kurang di tempat pengungsian ini. Dia juga mengapresiasi semangat para pengungsi, khususnya ibu-ibu bertahan di pengungsian dengan membuat berbagai kerajinan. Meski berada di tempat pengungsian, mereka tetap kreatif, untuk menghilangkan rasa jenuh di pengungsian. Sebelum meninggalkan pos pengungsian, Bintang Puspayoga memborong kerajinan warga di pengungsian, untuk memotivasi mereka terus semangat berkarya. (gik)
Akibat Benturan, Kiper Persela Choirul Huda Meninggal Dunia
Choirul Huda
Lamongan (Bali Post) Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia usai laga melawan Semen Padang yang berakhir 2-0 untuk tuan rumah pada lanjutan Liga 1 yang digelar di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10) kemarin. Pada laga itu, Huda yang merupakan penjaga gawang andalan tim berjuluk ‘’Laskar Joko Tingkir’’ itu mengalami cedera pada menit ke-44, setelah berbenturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues dan penyerang Semen Padang Marcel Sacramento. Choirul Huda sempat pingsan dan mendapat perawatan dari petugas sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sugiri, Kabupaten Lamongan. Huda sempat mendapat pertolongan darurat oleh tim rumah sakit, namun nyawanya tidak
tertolong dan akhirnya meninggal dunia pada pukul 17.15 WIB. ‘’Telah meninggal dunia Choirul Huda di RSUD Dr. Soegiri Lamongan tanggal 15 Oktober 2017 pukul 17.15 WIB,’’ ucap pesan singkat Media Officer Persela Lamongan Andika Hangga melalui pesan berantai kepada sejumlah wartawan di Lamongan, Minggu kemarin. Website PSSI juga melaporkan tentang meninggalnya Choirul Huda yang diikuti pesan dukacita dari klub dan fans sepak bola. Pertandingan yang dihadiri Bupati Lamongan Fadeli, Ketua DPRD Lamongan Khairodin, Sekda Lamongan Dr. Yuhronur Efendi, dan Wakapolres Lamongan Kompol Imara Utama itu disaksikan sekitar 9.710 penonton, yang sebagian besar ‘’LA Mania’’ -- sebutan suporter Persela Lamongan. (ant)