Edisi 16 Agustus 2017 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost

Rabu Pon, 16 agustus 2017

NOMOR 345 TAHUN KE 69

Pengemban Pengamal Pancasila

@balipostcom (4.812rb Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Bali Terancam ’’Sekala-Niskala’’

BERSATU MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI KRAMA BALI Ketersisihan krama Bali dalam merebut peluang ekonomi selama bertahun-tahun terkondisikan karena krama Bali gagal mengakses pasar. Krama Bali cenderung berjuang sendiri-sendiri, bahkan berkonflik. Kekuatan Bali belum bersatu. Bali mestinya membentuk leadership di semua sektor, bukan hanya di tataran politis, jika ingin menuju ketahahan ekonomi.

KEMANDIRIAN ekonomi Bali sudah sejak lama seharusnya diwujudkan. Bali memiliki sebagian besar resources untuk mewujudkan hal itu. Yang kurang justru kesadaran, kemauan dan usaha nyata untuk mewujudkan kemandirian itu. Yang terjadi justru sebaliknya, Bali semakin tergantung kepada daerah lain dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Bahkan untuk bahan pokok saja sepertinya Bali sudah tidak mandiri lagi. Belum lagi kebutuhan untuk upacara adat, sampai semat pun sudah mendatangkan dari Jawa. ‘’Dibutuhkan kesadaran kolektif pihak eksekutif, legislatif,

akademisi, swasta dan masyarakat untuk mengurangi ketegantungan ini. Melalui kerja sama kolaboratif harus mulai disusun strategi dan rencana untuk merealisasi berbagai potensi yang dimiliki Bali,’’ kata mantan praktisi perbankan Dr. Gede Made Sadguna, S.E., MBA., Selasa (15/8) kemarin. Ia menegaskan hal ini harus menjadi prioritas program, terutama bagi pihak eksekutif dan legislatif. Membangun ketahanan dan kemandirian ekonomi Bali harus menjadi komitmen bersama masyarakat Bali. Ia pun mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap kega-

galan orang Bali menjadi pelaku utama di tengah pasar internasional yang terbangun di Bali. ‘’Kita secara kolektivitas harus melakukan evaluasi atas kondisi ini. Pemetaan ulang terhadap kekuatan kita mungkin bisa menjadi solusi. Namun, langkah riil yang segera perlu dilakukan adalah bersatu dan menyatukan semua kekuatan yang ada dengan bersinergi. Di sini diperlukan keikhlasan sebagai bentuk swadharma dan bakti terhadap Bali,’’ ujarnya. Hal. 19 Kekuatan Dasar

JAJAK PENDAPAT

Ekonomi Lemah, Krama Bali Terancam Termarginalkan PENGELOLAAN kependudukan Bali perlu mendapat perhatian serius. Kegagalan dalam melakukan pemetaan, pengendalian dan pengawasan terhadap aliran urban berpotensi menjadi bencana lingkungan, sosial dan budaya bagi kehidupan di Bali, termasuk dalam penguatan ekonomi. Ke depan, urban management diharapkan menjadi salah satu program strategis bagi Bali jika ingin mengawal budaya dan tradisinya secara berkelanjutan. Manajemen urban juga diharapkan bisa menjadikan krama Bali sebagai pendukung budaya Bali yang kuat secara ekonomi. Kemandirian ekonomi krama Bali juga mendesak diwujudkan. Hal. 19 Pengawal Tradisi Setujukah Anda jika pemerintah Bali melakukan pengendalian penduduk pendatang (urban management) secara optimal untuk penguatan ekonomi Bali? 76,89% Setuju

19,65% Tidak Setuju 3,46% Tidak Tahu grafis: tomik cahya

Tidak Terbit

Krama Bali Terlena pada ’’Zona Nyaman’’ SAAT ini, ketika pariwisata di Bali berkembang sangat pesat, ada satu hal yang mesti diingat semua pihak, yakni ‘’hulu’’. Hulu yang berarti kepala, awal dan sebagainya yang dalam konteks pariwisata adalah budaya. ‘’Budaya adalah rohnya pariwisata Bali,’’ tandas Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha. Hal ini menjadi sangat penting meskipun seringkali diulang-ulang atau diingatkan kembali agar semua pihak tidak salah arah. Pariwisata Bali adalah pariwisata budaya. Titik. Meskipun ada karakteristik daerah atau tujuan wisata tetapi budaya tetaplah dikedepankan. Kalaupun Kuta, misalnya, wisatawan ke sana tidak mencari budaya tetapi budaya di tempat itu harus tetap tumbuh subur dan berkembang. ‘’Ada perbedaan ciri yang ada di masing-masing tujuan wisata. Kuta, Ubud, Sanur dan sebagainya,’’ ujar Prof. Dr. Wayan Ardika dari Universitas Udayana. Hal-hal semacam ini harus ditekankan lagi, tidak hanya kepada pelaku pariwisata tetapi

juga para pengambil kebijakan. Agar semua keputusan politik tidak saja berdampak positif terhadap iklim ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan, tetapi bagaimana hal itu bisa menciptakan iklim agar budaya ini tambah subur. Bukan sebaliknya. Kalau sebaliknya terjadi maka hal itu tentu sudah berbahaya. Seperti saat ini, sudah sangat benderang budaya permisif terhadap semua pelanggaran hukum yang terjadi. Baik terhadap peraturan daerah maupun kebiasaan yang sudah menjadi budaya di satu daerah. Hal. 19 Sangat Betah

Terkait dengan peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI yang juga merupakan hari libur nasional, maka Bali Post pada Kamis (17/8) besok tidak terbit. Bali Post terbit kembali seperti biasa pada Jumat (18/8) lusa. Untuk itu kepada para pelanggan dan relasi iklan mohon maklum. Penerbit

Bangkitkan Ekonomi Kerakyatan EKONOMI kerakyatan terus digalakkan pemerintah. Hal tersebut diharapkan sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, di tengah itu, masih ada beberapa persoalan yang membelit. Salah satunya sumber daya manusia (SDM). PERTUMBUHAN EKONOMI BALI 6,65%

6,05%

6,72%

2012 2013 2014

6,04% 6,24% 5,81%

2015

2016 2017

Semester I

grafis: tomik cahya

Kondisi demikian tak dimungkiri I Nyoman Suwirta. Bupati Klungkung ini menyatakan persoalan itu menjadi wajib dan harus dituntaskan. Langkah pemberdayaan dipandang penting untuk terus digulirkan. ‘’Saya terus terang saja, saya berani mengatakan secara terukur kita masih bias terkait bagaimana cara mengukur target pemberdayaan masyarakat. Kalau angka mungkin ada, tetapi masih begitu normatif,’’ terangnya. Suwirta pun menyampaikan pemberdayaan ini akan dilakukan dengan kemasan yang berbeda. Salah satunya pemkab telah merancang program sarjana pendamping desa. Tak hanya memantau dan melaporkan secara rutin perkembangan kondisi masyarakat, juga memiliki keahlian sebagai motivator, sehingga mereka yang sebelumnya tak bekerja menjadi mau bekerja. Selain itu, Bupati yang sebelumnya bergelut di dunia perkoperasian ini menyatakan Pemkab Klungkung juga berkomitmen untuk mempertahankan dan membangkitkan sek-

tor pertanian yang kini potensinya masih cukup besar. Tak dimungkiri, belakangan telah terjadi sebuah fenomena yang cukup menyedihkan. Animo masyarakat, terutama generasi muda menggeluti sektor agraris ini terbilang kecil. Yang bertahan hanya yang berusia tua dan sudah uzur. ‘’Untuk meningkatkan pendapatan petani, saya terapkan program beli mahal jual murah. Orang pasti bingung maksudnya apa,’’ ucapnya. Program itu, jelasnya, melibatkan sejumlah koperasi. Itu membeli gabah petani dengan harga yang lebih mahal dari yang ditetapkan pemerintah dan berasnya dijual lebih murah ke masyarakat dari harga pasaran. ‘’Misalnya harga gabah di pasar Rp 3.700 per kilo, KUD bisa beli Rp 4.200. Kemudian beras dijual dengan harga Rp 9.600, lebih murah dari pasaran Rp 10 ribu. Di sini koperasi tidak rugi. Dia bermain pada volume pembelian. Hal. 19 Cari Untung


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.