20 HALAMAN
NOMOR 173 TAHUN KE 70 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
selasa wage, 13 februari 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Pasangan Calon Pilgub Bali 2018 Ditetapkan PDI-P dan Golkar Sudah Siapkan PAW Semua Berkomitmen Jaga Kesantunan DUA anggota DPRD Bali tercatat ikut bertarung dalam pilkada serentak 2018. Masing-masing Tjokorda Raka Kerthyasa (Cok Ibah) yang maju sebagai calon bupati Gianyar dan I Ketut Mandia sebagai calon wakil bupati Klungkung. Kedua politisi beda partai ini sama-sama bertugas di Komisi IV DPRD Bali. Ketua DPD Partai Golkar Bali I Ketut Sudikerta, Senin (12/2) kemarin mengatakan, PAW Cok Ibah mestinya Tjokorda Gede Budi Suryawan. Namun, Cok Budi mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Dengan demikian, Cok Ibah nantinya akan di-PAW oleh I Made Dauh Wijana. ‘’Sebenarnya kan PAW-nya Cok Budi. Kemarin Cok Budi sudah saya telepon, katanya kondisi kurang bagus. Beliau mengundurkan diri, tapi saya belum teken,’’ ujarnya. Sudikerta mengaku akan memanggil Cok Budi agar mengikuti tes kesehatan. Kalau memang benar sakit dan mengundurkan diri, tentu penggantinya adalah Dauh Wijana. Sementara itu, Ketua DPD PDI-P Bali Wayan Koster mengatakan Mandia sudah mengundurkan diri sebagai anggota DPRD Bali. PAW-nya kini sedang diproses. ‘’Mandia sudah mundur, yang mengganti I Wayan Sutena,’’ ujarnya. (kmb32)
Bali Post/eka
PENETAPAN - Wayan Koster dan Ketut Sudikerta melihat berkas penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2018 di KPU Bali, Senin (12/2) kemarin.
Denpasar (Bali Post) KPU Provinsi Bali menetapkan Wayan Koster-Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-ACE) dan I.B. Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilgub Bali 2018. Penetapan dan pengumuman pasangan calon dilakukan dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU Bali, Senin (12/2) kemarin. Calon gubernur Wayan Koster mengatakan, pengunduran dirinya sebagai anggota DPR-RI saat ini tengah berproses. Tinggal menunggu surat keputusan presiden. Posisi yang ditinggalkan Koster di Komisi X DPR-RI mestinya bisa diisi oleh mantan
Bupati Klungkung I Wayan Candra. Lantaran tersangkut kasus hukum, peluang itu kini mengarah kepada IGA Putri Astrid. ‘’Seharusnya Wayan Candra dari jumlah suara, tapi kan tidak bisa. Jadi yang mengganti adalah Bu Gung Putri Astrid. Itu yang diproses,’’ ujarnya. Selain dirinya, pengunduran diri Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati sebagai dosen (PNS) juga sedang diproses. Setelah resmi menjadi calon gubernur, Koster berharap tahapan berikutnya yakni kampanye bisa dilakukan dengan baik, nyaman, aman, dan damai. Hal. 19 Masa Kampanye
KPK Tahan Bupati Ngada
Pelaku Penyerangan Gereja
PDI-P Cabut Dukungan
Pernah Berencana Pergi ke Suriah
Jakarta (Bali Post) – KPK menahan Bupati Ngada Marianus Sae. Ia telah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana suap proyek pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain Marianus, KPK juga menetapkan Direktur PT Sinar 99 Permai (S99P) Wilhelmus Iwan Ulumbu sebagai tersangka dalam kasus tersebut. ‘’Marianus Sae ditahan di Rutan Klas 1 Jakarta Timur Cabang KPK,’’ kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati, Senin (12/2) kemarin. Marianus yang sudah mengenakan rompi oranye tahanan KPK tidak memberikan komentar apa pun setelah keluar dari gedung KPK dan langsung masuk mobil tahanan KPK yang telah menunggunya. Hal. 19 Bersikap Tegas
Jakarta (Bali Post) – Suliyono, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diduga mendapat pengaruh paham radikal. ‘’Dia pernah tinggal di Poso, Sulawesi Tengah dan Magelang. Ada indikasi kuat yang bersangkutan ini mendapat paham radikal yang pro-kekerasan,’’ kata Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Senin (12/2) kemarin. Tak hanya itu, Suliyono juga diduga pernah berencana untuk pergi ke Suriah, tetapi gagal. Setelah rencananya ke Suriah tidak terealisasi, Suliyono diduga akhirnya melakukan aksi teror terhadap orang-orang yang dianggapnya kafir. ‘’Dia pernah mencoba membuat paspor untuk berangkat ke Suriah tetapi tidak berhasil, akhirnya dia menyerang ‘kafir’ versi dia,’’ katanya. Sementara itu, sejumlah masyarakat di
sekitar Gereja Santa Lidwina, Senin kemarin melakukan pembersihan area gereja pascakejadian penyerangan. ‘’Tadi malam (Minggu 11/2) sekitar pukul 23.00 WIB petugas polisi telah melepas garis polisi, sehingga hari ini kami sudah dapat bersih-bersih gereja,’’ kata Watiyo. Hal. 19 Bercak Darah
Jokowi Pastikan Tak Ada Tempat bagi Pihak Intoleransi
Bali Post/ant
Marianus Sae
Bali Post/ant
BERSIHKAN GEREJA - Anggota TNI, Polri dan warga, Senin (12/2) kemarin membersihkan gereja pascapenyerangan yang dilakukan Suliyono, warga Banyuwangi.
Jakarta (Bali Post) – Penyerangan terhadap gereja dan tokoh agama belakangan ini menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Ia menyatakan bahwa Indonesia menjamin kebebasan bagi tiap-tiap warga negara untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Pernyataan yang juga terkandung dalam konstitusi negara tersebut sekaligus sebagai penegasan bahwa pemerintah tidak memberikan ruang bagi para pihak intoleran di negara Indonesia. ‘’Konstitusi kita menjamin kebebasan beragama. Oleh sebab itu, kita tidak memberikan tempat secuil pun pada orang-orang yang melakukan, mengembangkan, dan menyebarkan intoleransi di negara kita,’’ ujarnya di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta
Pusat, Senin (12/2) kemarin, seperti disampaikan dalam siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden. Menurutnya, masyarakat Indonesia yang majemuk ini sesungguhnya sudah berpuluh tahun hidup berdampingan. Namun, perlu diakui bahwa karena keterbukaan informasi yang juga dialami sebagian besar negara lainnya peristiwa intoleran seperti penyerangan terhadap para pemuka agama yang belakangan ini terjadi dapat terus berulang. ‘’Sekali lagi perlu saya sampaikan, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita, Indonesia. Apalagi dengan caracara kekerasan. Berujar saja tidak, apalagi dengan kekerasan,’’ sambungnya. Hal. 19 Mengusut Tuntas
Pemimpin Bali ke Depan
Harus Mencerdaskan, Bukan Membodohi Rakyat 27 JUNI 2018, krama Bali memilih pemimpin. Dalam proses pemilihan pemimpin tersebut masyarakat diharapkan semakin cerdas. Pasangan calon pemimpin, partai pendukung dan tim sukses diharapkan mampu memberikan pendidikan politik yang baik. Sebab, tantangan Bali ke depan tak sedikit. Bagaimana harusnya pemimpin Bali menjawab tantangan itu?
ROHANIWAN Ida Rsi Acharya Waisnawa Agni Budha Wisesanatha mengatakan, pemimpin Bali harus sadar dengan ke-Bali-annya. Sikap moral yang satya dan jujur serta bakti pada leluhur merupakan pedoman dasar bersikap sebagai pemimpin. Kalau tidak jujur dan satya, maka pemimpin itu tak berguna. Dikatakannya, Bali Dwipa de-
ngan aksaranya sebagai parahyangan jagat, hendaknya membuat para pemimpin tahu diri, sadar diri dan sadar peran. Ini adalah kesempatan sebagai ajang pembuktian, seberapa bobot moral dan kapasitasnya sebagai pemimpin untuk mengoordinasikan dan mengawasi pembangunan di Bali. ‘’Ke depan siapa pun yang
Ida Rsi Acharya Waisnawa
Agung Suryawan Wiranatha
terpilih, harus didukung bersama, sehingga bisa membangun Bali yang sudah banyak tertinggal dari daerah lain,’’ ujar Ida Rsi (walaka Ir. Made Suryawan, M.M., CHA.), Sabtu (10/2). Dosen Unud Ir. Agung Suryawan Wiranatha, Ph.D. menyampaikan ajang pilkada hendaknya jangan sampai mengganggu
kekompakan atau rasa kebersamaan masyarakat. Jangan sampai kekompakan terganggu karena beda pilihan. Karena itu, ia berharap paslon dan para pendukung kedua paslon tetap melaksanakan cara-cara bijak dan etis dalam mendulang suara. Tidak ada pemaksaan dan imingiming yang sifatnya pragmatis, kar-
ena itu tidak mendidik masyarakat dalam berdemokrasi yang baik dan benar. Tentu masyarakat sudah cerdas tentukan pilihan. Karena itu gunakan cara-cara cerdas untuk meyakinkan masyarakat melalui visi dan misi dan rencana program yang jadi unggulan. Hal. 19 Hati Nurani
A.A. Sujana
Vidyawaty
Kadek Adnyana
Bali Post/wan