Edisi 11 mei 2018 | Balipost.com

Page 1

16 HALAMAN

NOMOR 250 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (170 rb Like) http://facebook.com/balipost

JUMAT UMANIS, 11 mei 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

Alasan Rai Mantra Sejak 2014 Tolak Reklamasi Teluk Benoa (3-Habis)

@balipostcom (6.000 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Koster-Ace Bertekad Perkuat Desa Adat

Urug Campuhan Agung, Langgar Tingkatkan Bantuan, Bangun Wantilan Se-Bali Keyakinan Masyarakat Bali SELAIN akan mengubah bentang alam secara signifikan yang akan berdampak pada keseimbangan ekosistem dan biota, dari aspek sosial budaya, reklamasi Teluk Benoa bertabrakan dengan keyakinan masyarakat Bali yang menempatkan kawasan Teluk Benoa sebagai kawasan suci. ‘’Pasalnya, teluk tersebut merupakan campuhan agung (muara besar) dari lima alur sungai yang kerap disebut sebagai Pandawa Lima. Kawasan ini merupakan kawasan penting dalam upacara Segara Kertih untuk menjaga keseimbangan alam,’’ ujar calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (Rai Mantra), di Denpasar, Kamis (10/5) kemarin. Itulah satu dari beberapa alasan kenapa Rai Mantra menolak rencana reklamasi Teluk Benoa sedari awal proyek pengurukan seluas 700 hektar itu dicanangkan. Alasan tersebut menjadi salah satu pertimbangan penting yang termaktub dalam surat kepada Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir

dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan nomor surat 500/2478/Ek tertanggal 4 Juli 2014. ‘’Atas pertimbangan tersebut, masyarakat Bali menolaknya. Sebagai wali kota pada saat itu juga kami menyampaikannya kepada pemerintah pusat melalui tata cara dan saluran

birokrasi yang ada,’’ ucap Rai Mantra yang kini berpasangan dengan Cawagub I Ketut Sudikerta. Rai Mantra menegaskan, pertimbangan keyakinan sama pentingnya dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang ia sampaikan sebelumnya. Hal. 15 Aspek Legalitas

CALON Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster, Rabu (9/5) menggelar kampanye bersama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Klungkung nomor urut 1, Cokorda Bagus Oka-I Ketut Mandia (BAGIA). Simakrama pasangan satu jalur ini digelar di sejumlah desa di Kabupaten Klungkung. Salah satunya di Desa Pakraman Tusan, Kecamatan Banjarangkan. Salah satu kebijakan yang digadang-gadang pasangan Koster-Ace adalah memperkuat kedudukan dan fungsi desa adat. Di hadapan sekitar seribu warga, Koster berkomitmen memperkuat kedudukan desa adat di Bali. Langkah awal yang akan dilakukannya adalah merevisi Perda tentang Desa Pakraman. Ia ingin desa pakraman yang nantinya akan diubah menjadi desa adat memiliki peran vital dalam membangun karakter, jati diri dan integritas moral orang Bali sejak dini. Desa adat nantinya berperan menempa warganya. Untuk itu, desa adat akan menjalankan empat fungsi utama. yakni pertama, menjalankan fugsi parahyangan, pawongan dan palemahan dengan awig-awig

dan pararem-nya. Kedua, melaksanakan fungsi pendidikan berbasis agama Hindu seperti PAUD dan TK. Ketiga, menjalankan pelestarian adat, budaya, seni tradisi dan kearifan lokal. Keempat, membangun perekonomian kerakyatan. ‘’Soal penganggaran, sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Provinsi Bali,’’ kata Koster di Wantilan Desa Adat Tusan. Untuk melaksanakan hal itu, maka wantilan desa adat harus bagus dan memadai. Koster akan melakukan pendataan terhadap wantilan milik desa adat se-Bali. ‘’Semua desa adat harus punya wantilan yang bagus. Yang

sudah punya dan bagus ya… tinggal jalankan saja programnya. Yang sudah punya tapi kecil dan ingin membangun yang lebih besar, ayo kita bangun. Yang sudah rusak, mari kita renovasi menjadi bagus dan representatif,’’ tegas dia. Hal. 15 Kepentingan Adat

36 Jam Mencekam di Mako Brimob

Kerusuhan yang berlanjut penyanderaan di Mako Brimob, Kelapa Dua, berlangsung selama 36 jam. Penyanderaan baru berakhir Kamis (10/5) dini hari pukul 02.30 WIB. Bripka Iwan Sarjana yang disandera napi teroris berhasil dibebaskan. Belum diperoleh keterangan kondisi kesehatan Bripka Iwan Sarjana pascadibebaskan, termasuk tempatnya dirawat. Dalam insiden kerusuhan yang terjadi sejak Selasa (8/5) malam pukul 23.20 WIB, lima anggota Densus 88 gugur. Sementara napi teroris yang tewas satu orang. Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin menyatakan operasi penanggulangan penyanderaan yang dilakukan narapidana teroris di Rumah Tahanan Cabang Salemba Kelapa Dua Depok, Jawa Barat selesai selama 36 jam. ‘’Operasi penanggulangan berlangsung 36 jam selesai pada Kamis pukul 07.15 WIB,’’ kata Syafruddin, Kamis pagi kemarin. Syafruddin mengungkapan, narapidana teroris sebanyak 156 orang terlibat menyanderaan terhadap sembilan anggota Polri. Dari sembilan anggota

Polri yang menjadi korban penyanderaan itu, lima anggota gugur dan empat anggota mengalami luka. Diungkapan Syafruddin, operasi penanggulangan penyanderaan itu tidak memakan korban tewas dari pihak narapidana teroris. Operasi penanggulangan tersebut tidak terjadi negosiasi, kesepakatan maupun tawar-menawar antara petugas kepolisian dengan kelompok penyandera. Syafruddin memimpin langsung operasi tersebut dengan melibatkan seluruh personel dari jajaran Polri. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan sebanyak 155 tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat telah menyerahkan diri

ke pihak kepolisian. ‘’Di lokasi ada 156 tahanan. Satu tewas dan 155 yang akhirnya menyerahkan diri,’’ kata Wiranto dalam jumpa pers di Mako Brimob Kelapa Dua, Kamis pagi kemarin. Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, pada Kamis menjelang fajar, pihak kepolisian menyerbu lokasi tahanan berkumpul. ‘’Dalam penyerbuan itu, baru 145 tahanan yang menyerahkan diri. Kemudian 10 tahanan teroris itu kembali diserbu aparat, baru kemudian mereka menyerah,’’ jelas Menko Polhukam. Kini 145 napi tersebut sudah tiba di Nusakambangan. Sementara 10 napi masih menjalani pemeriksaan di Mako Brimob. (kmb/ant)

Rampas Senjata Aparat

Jakarta (Bali Post) –

Bali Post/ant

SERAHKAN DIRI - Napi kasus terorisme keluar dari rutan saat menyerahkan diri di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5) kemarin.

Selasa (8/5) malam sekitar pukul 23.20 WIB, awal dari kerusuhan di Mako Brimob. Ketika itu napi teroris menjebol sel Blok C dan B. Setelah berhasil menjebol pintu pengaman, mereka pun merebut senjata aparat dan menyerbu tempat penyimpanan barang bukti. Di antaranya senjata api dan berbagai senjata tajam. Mereka juga menyandera enam anggota polisi dan membunuh lima orang di antaranya. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal M. Iqbal di Depok, Kamis (10/5) kemarin, menduga senjata yang digunakan para narapidana terorisme dalam insiden Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat merupakan hasil rampasan dari polisi. ‘’Senjata itu diduga kuat hasil rampasan dari rekan-rekan terbaik kami yang gugur,’’ ujarnya. Mantan Kapolrestabes Surabaya itu juga menduga bahwa sejumlah senjata lainnya diperoleh para narapidana terorisme dari hasil menjebol ruang penyimpanan barang bukti. ‘’Ini akan kami pastikan, bisa saja besok sudah tahu, atau faktanya bisa sampai seminggu baru terlihat,’’ katanya. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan saat menyerahkan diri kepada pihak kepolisian pada Kamis pagi, 155 tahanan itu meninggalkan 30 senjata yang kemudian diselidiki polisi. Menurutnya, senjatasenjata itu berupa pistol, benda tajam dan senjata laras panjang. ‘’Kurang lebih ada 30 pucuk. Bukan senjata organik dari kepolisian, tapi senjata sitaan dari aparat keamanan pada saat melaksanakan operasi lawan terorisme sebelumnya,’’ ungkapnya.(ant)

Bali Post/afp

KERUSUHAN - Puluhan senjata api, amunisi, dan perlengkapan antipeluru yang digunakan tahanan selama kerusuhan di Mako Brimob.

Generasi Muda Bicara Pemimpin Bali (2-Habis )

Harus Siap Tagih Janji Kampanye

PASTI banyak janji yang terucap saat kampanye calon pemimpin. Tidak sedikit janji yang sekadar lewat. Artinya hanya terucap saat kampanye, setelah itu dilupakan. Dilupakan oleh pemilihnya maupun oleh yang mengucapkan. Ke depan, tentu itu tak boleh terjadi. Generasi muda akan mencatat dan akan menagih apabila janji itu tak terbukti.

Ketua KPU Kabupaten Buleleng Gede Suardana, S.Pd., M.Si. mengatakan, generasi muda, khususnya pemilih pemula, mempunyai peran strategis dalam menentukan pemimpin. Selain mempunyai kecerdasan secara intelektual, pemilih pemula juga mampu memilah dan mimilih pemimpin dari segi rekam jejak, visi-misi dan program kerja yang ditawarkan. Apalagi, suara pemilih pemula persentasenya sangat tinggi. Oleh karena itu, pemilih pemula sangat diharapkan berperan aktifnya. Ia mengatakan perhelatan pemilihan, baik pilkada maupun pemilu, secara umum membutuhkan tenaga dan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu, peran aktif generasi muda harus berkontribusi optimal. Sehingga pemimpin yang dihasilkan berkualitas dan sesuai dengan harapan rakyat. Peran aktif yang dimaksud adalah tidak hanya menjadi pemilih, juga terlibat dalam penyelenggaraan pemilihan. Seperti ikut menjadi relawan demokrasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) di

daerah dan juga ikut aktif menjadi penyelenggara pemilihan di TPS ataupun di PPS daerah setempat. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pemungutan suara yang berkualitas, akurat, dan akuntabel. Apalagi, anak muda lebih peka di dalam penghitungan suara dan peng-input-an data. Sebab, anak muda sekarang lebih melek dan paham akan teknologi informasi (TI). ‘’Kami di Buleleng sengaja merekrut relawan dari anak muda, bahkan dari pemilih pemula. Kami hanya menyampaikan materi kepada relawan muda tersebut. Selanjutnya mereka yang menyosialisasikannya ke masyarakat, khususnya kepada pemuda lainnya untuk ikut memilih pemimpin. Sehingga cara ini dapat meningkatkan peran serta pemilih pemula,’’ tandas mantan jurnalis ini pada diskusi ‘’Memilih Pemimpin Bali’’, Selasa (8/5). Selain aktif sebagai penyelenggara pemilihan di TPS maupun di PPS, pemilih pemula juga harus aktif di dalam mengawal suara hasil pemilihan. Sehingga suara yang telah dihitung

di daerah benar-benar sampai pada penghitungan terakhir. Setelah ditentukan pemenang dari hasil penghitungan, pemilih pemula juga harus berperan aktif di dalam mengawasi dan mengontrol program kerja dan janji-janji yang diucapkan oleh pemimpin terpilih, serta harus bisa mengkritik apabila janji yang dikampanyekan terdahulu tidak dilaksanakan. ‘’Semakin banyak pemilih pemula terlibat langsung dalam pemilu, maka hasil pemilu yang dihasilkan juga semakin bagus. Apabila janji yang dibuat oleh pemenang tidak ditepati. Anak muda berhak membuat petisi atau aspirasi berupa kritikan terhadap pemimpin tersebut,’’ tandasnya. Perwakilan KMHDI Bali Putu Bagus Asdianta Jaya Winangun berharap pemimpin Bali ke depan harus menjalin sinergi dengan pemuda Bali. Sebab, pemuda merupakan sosok yang kuat, sehingga perlu diberikan kesempatan untuk mendampingi pemimpin Bali di dalam menjalankan pemerintahannya, sekaligus menjadi fasilitator di dalam pemerintahan. (win)

Gede Suardana, S.Pd., M.Si.

Asdianta Jaya Winangun


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.