HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 147 TAHUN KE 13
E-mail: hariansuarantb@gmail.com
RABU, 6 SEPTEMBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Bupati Lotim Siap Sediakan Satu Pulau untuk Pengungsi Rohingya
H. Moch Ali Bin Dachlan (Amaq Asrul)
Selong (Suara NTB) Bupati Lombok Timur (Lotim) H. Moch Ali Bin Dachlan alias Amaq Asrul siap menyediakan satu pulau untuk warga-warga korban konflik etnis Rohingya. Salah satu dari belasan pulau yang ada di wilayah administratif Kabupaten Lotim siap disediakan untuk para pengungsi. Pengungsi sebanyak 10 ribu pun siap diterima Lotim. ‘’Ini alasan kemanusiaan, masalah kemanusiaan itu bersifat universal,’’ tegas Ali BD kepada Suara NTB di Selong, Selasa (5/9) kemarin. Sebagai bangsa yang beradab, maka kedatangan para pengungsi yang sakit itu harus diterima dan diberikan pengobatan. Bupati Lotim mempersilakan para pengungsi datang ke Lotim dan dipersislakan juga oleh bupati, lembaga di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), United Nations High
Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk membiayai kehidupan dari para pengungsi tersebut. Ali BD menuturkan, ia juga pernah punya pengalaman membantu pengungsi. Waktu itu sekitar tahun 1983, ada pengungsi 1 kapal dari Vietnam tiba di Lembar. ‘’Kita bantu waktu itu dengan memberikan bahan makanan,’’ tuturnya. Pandangan Ali BD terkait konflik yang berkepanjangan yang menimpa etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar atau dahulu di sebut Burma harus dilihat dari berbagai dimensi. Pertama masalah dalam negeri Myanmar, kedua hubungannya dengan negara-negara sekitar kawasan Asia Tenggara, termasuklah Indonesia. Atau yang tergabung dalam negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Bersambung ke hal 15
Banggar dan TAPD Sisir Belanja ATK dan Perjalanan Dinas Mataram (Suara NTB) – Hasil evaluasi APBD Perubahan (APBD-P) NTB 2017 telah ditandatangani Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada Senin (4/9) lalu. Mendagri memberikan sejumlah catatan yang harus ditindaklanjuti Pemprov NTB, antara lain mengurangi belanja Alat Tulis Kantor (ATK) dan perjalanan dinas. Menindaklanjuti beberapa catatan Mendagri itu, Badan Anggaran (Banggar) DPRD bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) NTB langsung menggelar rapat. Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi, SE, M.Comm mengatakan, catatan mengenai perlunya dilakukan efisiensi atau
TO K O H
KO M E N TTAA R
tahun selalu begitu dan itu biasa. Itu biasa dan wajar dan akan kita lakukan efisiensi. Makanya ini saya mendahului karena kita mau rapat Badan Anggaran bersama teman-teman TAPD dalam rangka menyikapi hasil evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri,” ujarnya ketika dikon-
tahui besar pengurangannya. “Kita belum tahu, karena evaluasi itu baru kemarin ditandatangani oleh Mendagri, langsung Banggar membahas hari ini juga. Jadi, baru kemarin sore ditandatangani. Jadi kita tak perlu menunggu hari, langsung kita rapat hari ini bersama TAPD,” imbuhnya. Ketika ditanya berapa lama akan dibahas tindaklanjut hasil evaluasi Mendagri itu? Mori mengatakan tergantung hasil evaluasinya. Jika hasil evaluasi itu menyangkut banyak hal, Bersambung ke hal 15
Dugaan Korupsi UP Dikpora
Serahkan ke Proses Hukum PENYELIDIKAN proyek pengadaan bibit bawang merah Kabupaten Bima yang nilainya mencapai miliaran rupiah masih bergulir di Polda NTB. Terakhir, rekanan asal Surabaya yang memenangkan tender pengadaan bibit sudah diklarifikasi. Namun mengenai proses hukum di kepolisian, Pemkab Bima tak akan terganggu. Proses hukum akan tetap diikuti sesuai prosedur, namun pengembangan sentra bawang merah akan terus berlanjut. ‘’Yang pasti, kami serahkan semuanya ke proses hukum. Kami dari Pemkab Bima mengikuti saja,’’ kata Wakil Bupati Bima, Bersambung ke hal 15
pengurangan belanja ATK dan perjalanan dinas itu saja yang diminta tiap tahun oleh Kemendagri. Untuk itu, pihaknya bersama TAPD sedang membahas untuk dilakukan penyisiran belanja ATK dan perjalanan dinas, baik Dewan maupun OPD. “Itu rutin, dari tahun ke
firmasi Suara NTB diselasela menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Provinsi NTB, Selasa ( 5/9) siang kemarin. Pada kesempatan tersebut, Mori mengaku lebih awal keluar meninggalkan rakor penanggulangan kemiskinan tersebut lantaran harus segera membahas hasil evaluasi Mendagri atas APBD-P 2017. Ditanya, seberapa besar belanja ATK dan perjanalan dinas yang akan dikurangi, Mori mengatakan belum menge-
Dahlan M Noer (Suara NTB/dok)
Ini Contoh yang Baik ADA pemandangan yang berbeda dalam rapat koordinasi (Rakor) penanggulangan kemiskinan tingkat provinsi tahun ini. Dimana, Wakil Bupati/Wakil Walikota se – Pulau Lombok kompak tak menghadiri undangan. Sementara itu, Wakil Bupati/Wakil Walikota se – Pulau Sumbawa tampak kompak menghadiri kegiatan tersebut mulai dari pembukaan hingga akhir. Rakor penanggulangan kemiskinan itu dibuka Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si yang juga Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). Hadir juga sebagai pembicara, Ketua Unit Advokasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Dr. M. Arif Tasrif. Pantauan Suara NTB, dari 10 wakil kepala daerah yang diundang pada Rakor tersebut, Bersambung H. Ridwan Syah ke hal 15
Wabup KSB Sebut Aliran Dana Rp 500 Juta Mengada-ada Mataram (Suara NTB) Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) H. Fud Syaifuddin, ST mengklarifikasi soal aliran dana Rp 500 juta yang disebut- sebut diterimanya. Dana yang sumbernya dari Uang Persediaan (UP) Dikpora itu dibantah dengan tegas, tidak ada sepeserpun masuk kantongnya. Tuduhan itu dianggap mengada- ada. Meski diterpa terus dengan isu ini, dia tetap lapang dada. Baginya ini cobaan sebagai pemimpin dan harus tetap menjaga emosional agar tetap stabil. Walau sebelumnya di depan persidangan Pengadilan Tipikor Mataram, terdakwa Elisa Wartini dengan terang menyebut namanya disebut menerima uang hasil tindak pidana korupsinya itu saat menjabat sebagai Bendahara Dikpora KSB. Soal konfrontir di persidangan bagi dia tidak jadi soal. ‘’Kapan saja saya akan hadir penuhi panggilan.’’ Meski kewajiban sebagai saksi atas panggilan JPU sudah dipenuhi beberapa pekan lalu. Bersambung H. Fud Syaifuddin ke hal 15
. (Suara NTB/her)
WARGA MISKIN - Pemprov NTB menggelar Rakor bersama dengan 10 pemerintah kabupaten/kota untuk memperkuat sinergi dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Harus diakui bahwa jumlah penduduk miskin di NTB masih tinggi. Papuq Mehran warga Sekotong, Lombok Barat, adalah salah seorang dari sekian banyak warga NTB yang harus dientaskan dari kemiskinan.
(Suara NTB/ars)
NTB Perkuat Sinergi, Melawan Kemiskinan dari Desa
(Suara NTB/nas)
FOTO BERSAMA - Foto bersama Wagub, H.Muh.Amin dengan Kepala Bappeda NTB, H. Ridwan Syah bersama wakil kepala daerah dan utusan kabupaten/kota yang mengikuti Rakor kemarin.
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/nas)
TANDA TANGAN - Wagub NTB, H. Muh. Amin menandatangani kesepakatan dalam Rakor penanggulangan kemiskinan di Hotel Lombok Raya, kemarin.
Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB kembali menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama dengan 10 pemerintah kabupaten/kota untuk memperkuat sinergi dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Mulai tahun ini dan selanjutnya, Pemprov melakukan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis desa. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.Sc, M.TP menyatakan, Rakor kali ini agak berbeda dari tahuntahun sebelumnya. Tema Rakor kali ini “Melawan Kemiskinan dari Desa”. “Temanya memang agak sedikit spesifik dibandingkan tema Rakor sebelumnya. Karena, kita ingin fokus soal kemiskinan ini,” terang Ridwan pada Pembukaan Rakor Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Provinsi NTB, Selasa (5/9) di Hotel Lombok Raya, Mataram. Hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, Sh, M.Si, Ketua Unit Advokasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Dr. M. Arif Tasrif, Sekda NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc, Ph.D dan seluruh Wakil Bu-
pati/Wakil Walikota se- Pulau Sumbawa, Pimpinan OPD lingkup Pemprov NTB dan pimpinan instansi vertikal yang ada di NTB. Ridwan menjelaskan, alasan pihaknya menjadikan desa sebagai ujung tombak melawan kemiskinan. Ia mengatakan., berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) yang dikeluarkan TNP2K, sekitar 40 persen atau 2,4 juta jiwa masyarakat NTB masuk dalam kategori miskin dan hampir miskin. Data tersebut telah dipegang dan dimiliki by name by address untuk seluruh desa se – NTB. Berdasarkan diskusi dengan para pakar dari perguruan tinggi dan OPD dalam Musrenbang beberapa waktu lalu, kara Ridwan, penanganan kemiskinan harus diparsialkan, berbasis kawasan. “Kita sinergikan programprogram yang ada di pemerintah provinsi. Termasuk program-program yang ada di kabupaten/kota dan juga program yang ada di desa,” katanya. Meskipun NTB termasuk provinsi yang cukup progresif dalam penurunan angka kemiskinan, kata Ridwan. Diakuinya penurunan kemiskikan di NTB selama tiga tahun terakhir mengalami perlambatan. Bersambung ke hal 15