12 HALAMAN
NOMOR 129 TAHUN KE 71
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
Minggu Wage, 30 desember 2018
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Pengemban Pengamal Pancasila
Gubernur Koster Dapat Dukungan Politis Denpasar (Bali Post) Banyak kalangan menilai langkah Gubernur Wayan Koster dalam beberapa hal tergolong berani. Termasuk berani mengirim surat ke Presiden Jokowi agar mengubah Perpres No.51 tahun 2014. Terlebih, megaproyek tersebut telah menuai penolakan dari masyarakat Bali sejak 5 tahun terakhir. Gubernur Wayan Koster pun mendapat dukungan politis dari DPRD Bali. Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, menyatakan lembaga yang dipimpinnya “satu jalur” dengan gubernur terkait menolak reklamasi Teluk Benoa. Dengan kata lain, dewan mendukung penuh langkah gubernur yang bersurat ke Presiden RI. “Kita sudah satu langkah, satu jalur dengan gubernur. Kita dukung itu,” ujar Adi Wiryatama Sabtu (29/12) kemarin. Sementara ini, lanjut Wiryatama, pihaknya memang tidak lagi mengeluarkan rekomendasi atau sikap dewan terkait reklamasi. Terlebih, dewan sebelumnya sudah beberapa kali menyatakan sikap. Namun, bila surat dari gubernur dirasa kurang cukup untuk menggugah Presiden agar me-review Perpres 51,
pihaknya siap mengeluarkan rekomendasi untuk itu. “Kalau ini (surat gubernur, red) sudah ditanggapi Presiden, kan tidak perlu lagi kita (mengeluarkan rekomendasi, red),” jelas politisi asal Tabanan ini. Wiryatama menambahkan, DPRD Bali akan ikut mengawal surat gubernur sampai direspons oleh Presiden. Masyarakat diharapkan kembali tenang dan tidak lagi berpolemik. “Gubernur dan DPRD itu sudah satu kata dengan rakyat Bali urusan reklamasi,” tegasnya. Sebelumnya, anggota Komisi II DPRD Bali, A.A. Ngurah Adhi Ardhana, menyarankan agar DPRD Bali merumuskan suatu rekomendasi terkait reklamasi Teluk Benoa. Menyusul adanya izin
lokasi baru yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti. Pihaknya tidak menginginkan situasi penolakan yang dilakukan oleh rakyat selama lima tahun terakhir kembali terulang. “Kalau boleh saran, kami minta kepada DPRD untuk merumuskan suatu rekomendasi apa yang sebenarnya dikehendaki oleh masyarakat kita di Bali ini. Seperti yang kita pahami, ada banyak kekeliruan sebenarnya dalam pengeluaran izin lokasi yang baru,” ujarnya dalam rapat terkait perpanjangan pembahasan revisi Perda RTRWP Bali, di gedung dewan, Jumat (28/12) lalu. Hal. 11 DPRD Harus Bersikap
ForBALI Nilai Sedikit Terlambat, Siap Turun ke Jalan Lagi Denpasar (Bali Post) Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) mengapresiasi langkah Gubernur Bali Wayan Koster yang akhirnya bersurat ke Presiden RI. Salah satunya, agar Presiden mengubah Perpres No.51 tahun 2014. Kendati, langkah gubernur dinilai ForBali sejatinya terlambat lantaran sudah lebih dulu terbit izin lokasi baru dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti. “Selain mengapresiasi, saya
perlu tekankan ke Gubernur Koster bahwa sejatinya tindakan bersurat ini terlambat karena lebih dulu terbit izin lokasi dari Menteri Susi. Andai saja (gubernur) dulu tidak banyak ngeles tentang pentingnya review Perpres No.51 tahun 2014, tentu saja usulan ini kan lebih baik karena setidaknya izin lokasi belum terbit,” ujar Koordinator ForBALI, I Wayan Gendo Suardana, saat dikonfirmasi Sabtu (29/12) kemarin. Menurut Gendo, konsekuensi hukum penerbitan izin
lokasi akan menjadi batu kerikil dalam upaya mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi lewat review Perpres 51. Pada titik ini, Gubernur Koster mesti meningkatkan intensitas komunikasi dengan istana negara. Tentunya untuk memastikan Presiden mengubah Perpres 51 sesuai isi surat gubernur, sehingga Teluk Benoa kembali menjadi kawasan konservasi. “Ini kan usulan. Presiden tidak wajib mengikuti usulan gubernur sehingga mengawal
proses usulan ini penting. Kalau tidak, nanti usulan akan tetap sebatas usulan. Kalau seperti itu, jangan sampai tindakan ini dianggap sebagai taktik buying time terkait Pilpres,” jelasnya. Gendo juga menuntut Gubernur Koster agar memperlihatkan surat yang dikirimnya ke Presiden kepada publik. Transparansi gubernur dinilai penting, sebab surat itu bukanlah surat rahasia. Hal. 11 Siap Turun
BPM/dok
Siap Turun - Masa ForBALI siap turun kembali membela tolak reklamasi.
Penyakit pada Musim Hujan
Jangan Remehkan Diare Musim hujan melanda wilayah Bali sejak beberapa bulan terakhir. Cuaca dingin dan lembab pada musim hujan sangat rentan menyebabkan kesehatan seseorang terganggu. Apalagi mereka yang daya tahan tubuhnya sedang lemah atau menurun.
Filipina dan Nias Diguncang Gempa Manado (Bali Post) Gempa bumi berkekuatan 7,1 skala richter mengguncang Pulau Mindanao, Filipina Selatan. Guncangan gempa ini turut dirasakan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Sabtu (29/12) kemarin, pukul 11.30 wita. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyebutkan bahwa gempa tersebut berpotensi
BATUK, pilek, dan suhu panas badan naik salah satu gejala penyakit pada musim hujan. Perubahan cuaca ini memerlukan kondisi tubuh yang sehat juga. Dokter RSU Bangli, dr. Ari Susanti, mengatakan, ada dua jenis penyakit yang sering mengintai saat musim hujan, yakni infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare. Dibanding dewasa, dua penyakit itu lebih banyak menyerang anak-anak usia di bawah lima tahun. Menurut Ari Susanti, anakanak mudah terkena ISPA dan diare saat musim hujan karena secara umum mereka belum bisa menjaga kondisi tubuhnya sendiri. Di usianya, anak-anak
menimbulkan tsunami kecil di beberapa bagian pantai Filipina, Indonesia, dan Palau. Menurut United States Geological Survey (USGS), gempa tersebut terjadi 193 kilometer di timur kota General Santos, Filipina, pada kedalaman 60 kilometer. Belum ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan dari gempa bumi. Hal. 11 Akhirnya Dicabut
masih senang bermain di tanah dan sembarang tempat lainnya. Anakanak secara umum juga belum bisa melindungi tubuhnya dari cuaca hujan dan dingin. Hal inilah yang menyebabkan kondisi tubuh anak rentan menurun dan mudah terkena infeksi virus maupun bakteri. Makanya dia menyarankan jangan remehkan diare pada anak karena harus segera diobati agat tak menjadi diare akut. “Kalau orang dewasa, lebih bisa menjaga kesehatannya. Saat hujan bisa berteduh, bisa menjaga kebersihan diri,” ungkapnya Sabtu (29/12) kemarin. Untuk menghindari gangguan kesehatan saat musim hujan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, menjaga kebersihan lingkungan. Kedua, menjaga kebersihan tubuh. Hal. 11 Kebersihan Diri
Makanan, Ancaman Kesehatan Generasi Mendatang Virus ISPA Berkembang Cepat INFEKSI Saluran Pernapasan Atas (ISPA) mendominasi penyakit infeksi di Tabanan saat musim hujan dewasa ini. Penyakit yang disebabkan virus dan bakteri ini menyebar lewat droplet penderita melalui udara sehingga penyebaran penyakit ini mudah dan cepat berkembang. Namun, biasanya yang menderita ISPA adalah orang yang imun atau daya tahan tubuhnya sedang turun. Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Nyoman Su-
ratmika, mengatakan jika dilihat dari sepuluh besar penyakit di Tabanan, ISPA termasuk di dalamnya. Selain ISPA, penyakit yang mendominasi adalah hipertensi. “Cukup banyaknya kasus ISPA saat ini karena musim hujan disertai panas. Cuaca ini menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun dan rentan terkena virus ataupun bakteri penyebab ISPA,” ujarnya. Hal. 11 Bisa Menginfeksi
Makanan menjadi ancaman generasi mendatang. Perkembangan teknologi saat ini membuat pengolahan makanan hingga penyediaan makanan berubah menuju pola yang praktis dan efisien. Ini akan berdampak pada status gizi generasi penerus Bali ke depan. PENGAMAT kesehatan yang juga Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Cabang Bali, Made Kerta Duana, mengatakan, pendekatan keluarga dengan mengubah mindset terkait pola makanan dan jenis makanan yang harus dikonsumsi harus menjadi gerakan nyata. Peran sekolah bisa dimaksimalkan dengan pengelolaan kantin sehatnya, dan tantangan terhadap mesin pengolah makanan dan minuman, dan pengelolaan terhadap makanan di luar sekolah. “Pemerintah harus hadir di situ dalam wujud regulasi- regulasi. Dari dulu, masalah konsumsi pada anak ini belum teratasi. Sudah
banyak diperbincangkan namun belum ada aksi nyata,” ungkap Kertha Duana Sabtu (29/12)kemarin. Selama ini, masyarakat hanya fokus pada pencegahan penyakit yang sifatnya jangka pendek. Padahal, gaya hidup memengaruhi kesehatan jangka panjang yang membuat kualitas hidup tidak baik. Utamanya pola makan yang menyebabkan penyakit jangka panjang. Banyak situasi yang mendorong anak masa kini memperoleh asupan makanan yang instan, efisien namun belum tentu sehat. Mulai dari ketersediaan makanan di kantin, di luar kantin, rumah tangga, tersedianya counter-counter
makanan fast food yang mudah, dll. Sementara anak tidak mendapatkan informasi yang benar terkait makanan yang dikonsumsinya. Dengan kemudahan mendapatkan makanan itu menyebabkan pola makan anak terganggu. “Ada perubahan pola makan yang menginginkan efisiensi dan kepraktisan yang diinginkan oleh orang tua dalam pemenuhan gizi anak,” ungkapnya. Contohnya, orang tua menyiapkan makanan yang sifatnya cepat saji seperti sosis, nugget menjadi bekal sekolah. Pemenuhan gizi dipenuhi dengan pemberian suplemen dan vitamin. “Nah itu polanya bisa dilihat seolah-olah itu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Makanan cepat saji jadi pilihan orang tua karena tuntutan waktu, efisiensi dan praktis serta disukai anakanak,” ungkapnya. Hal. 11 Tidak Sehat