terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
12 HALAMAN
NOMOR 191 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
sabtu kliwon, 29 Februari 2020
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Polda Bentuk Satgasus
Stage Sidan Rusak Parah
Bau Bangkai Babi, Warga Mengungsi
Maraknya kasus jambret, copet, begal dan pengeroyokan di Jalan Mahendradatta dan Gatot Subroto (Gatsu) Denpasar mendapat perhatian serius Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose. Polda Bali pun membentuk satuan tugas khusus (satgasus), termasuk di Polres-polres.
Kondisi bangunan Stage Sidan, Gianyar semakin memprihatinkan. Kini pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke areal tersebut, lantaran hampir seluruh atap bangunan itu bocor. Di pintu masuk stage juga terpasang tulisan ‘’dilarang masuk, bahaya bangunan rusak’’. GIANYAR | HAL. 6
Menyusul kematian ratusan ekor babi milik PT ABS di Desa Bila, sebanyak 18 KK warga sekitar peternakan terpaksa mengungsi. Mereka mengaku tidak tahan dengan bau busuk yang diduga dari bangkai babi.
DENPASAR | HAL. 2
BULELENG | HAL. 10
ekonomi bali tanpa pariwisata, mungkinkah?
Pariwisata Bali telah dimulai sejak abad ke-19. Namun perkembangan pesat terjadi ketika memasuki akhir tahun 90-an. Artinya, meski pariwisata telah digarap, Bali pernah sangat lama tergantung pada sektor pertanian. Jejak manusia Bali yang beraba-abad hidup dari bertani mestinya dapat menjadikan manusia Bali tangguh, tidak cengeng terutama saat pariwisata tak lagi berpijar terang.
G
uru Besar Fakultas Pertanian Unud Prof. Dr. I Wayan Windia mengatakan, Bali sangat mungkin tetap tangguh tanpa pariwisata karena sebelumnya sangat kuat pertaniannya. ‘’Tiga puluh tahun lalu, 70 persen ekonomi Bali dipengaruhi oleh pertanian,’’ tegasnya, Jumat (28/2) kemarin. Bali mulai dimanjakan oleh pariwisata, karena transformasi ekonomi Bali yang terlalu kencang. ‘’Tiba-tiba saja melompat dari sektor primer ke sektor tersier. Sumbangannya pada PDRB Bali tiba-tiba saja melompat menjadi lebih dari 70%, dalam 25-30 tahun terakhir,’’ katanya. Normalnya, ekonomi bergerak dari sektor primer yakni pertanian ke sektor sekunder (industri pengolahan) baru ke sektor tersier (jasa, dalam konteks Bali adalah pariwisata). Pariwisata itu, kata Windia, sangat rapuh (fragile). Saat pariwisata mengalami masa kolaps seperti saat ini, maka ekonomi Bali juga ikut kolaps. ‘’Menggantungkan ekonomi Bali pada sektor pariwisata, itu yang tidak boleh,’’ kata Windia. Hal. 11 Ekonomi Bali
OPINI
Bali Tanpa PHR Oleh I Wayan Suartana ANCAMAN virus Corona, Covid-19, yang mengglobal saat ini menjadi cobaan baru bagi industri pariwisata Bali. Wisatawan Tiongkok penyumbang nomor 2 terbesar kini turun drastis, malahan dekat dengan angka nol. Bisnis pariwisata terancam dan pasti berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi karena efek pengganda pariwisata masif. Tiongkok sebagai raksasa ekonomi partner dagang dan pemasok wisatawan menghentikan sementara jalur transportasi ke Indonesia. Terbaru Arab Saudi juga melakukan hal serupa. Kebijakan pemerintah pusat untuk meniadakan pungutan PHR (Pajak Hotel dan Restoran) yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota untuk memungutnya selama enam bulan disambut antusias oleh pelaku pariwisata, tetapi di kalangan pemerintah daerah kebijakan ini dipandang bisa mengganggu target kinerja APBD khususnya sektor penerimaan daerah. Alur logikanya, kalau situasi belum normal tanpa dihentikan pun PHR tetap turun, karena karakter pajak yang melekat pada transaksi tergantung pada jumlah dan angka yang dibayarkan. Pemerintah pusat melihat dari sisi dampaknya. Kalau transaksi menurun pajak yang dipungut pun menurun, sehingga untuk menciptakan atmosfer bisnis menggeliat relaksasi PHR dilakukan dengan ‘’meliburkan’’ selama satu semester. Tetap harus diingat pajak yang dipungut bukan berasal dari uang perusahaan, tetapi dari wisatawan yang berkunjung, sehingga fokusnya adalah menggenjot kunjungan dan sementara waktu diharapkan ada yang mengganti arus kunjungan wisatawan Tiongkok dan negara-negara lain yang terkena virus Corona. Hal. 11 Okupansi Terjun
Harian Bisnis Bali Petani Dihadang Ancaman OPT Berhasil lolos dari dampak kemarau ekstrem, kalangan petani padi di Tabanan belum bisa tenang menunggu hasil panen. Hadangan berikutnya pun menunggu. Apa itu? www.bisnisbali.com
Harian DENPOST Bandara Tampilkan Penari Tunarungu Memperingati hari raya Galungan dan Kuningan, Bandara Ngurah Rai mementaskan kreativitas para penari tunarungu dari Gianyar. Mereka membawakan tarian Cendrawasih. www.denpost.id
Arab Saudi Stop Sementara Kunjungan WNA Jakarta (Bali Post) – Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan kebijakan penangguhan akses masuk bagi warga negara asing (WNA) ke wilayahnya sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Corona baru Covid-19 di Tanah Suci. Larangan masuk ke Arab Saudi juga diberlakukan bagi warga asing dari negara-negara yang terpapar virus Corona Covid-19, yang oleh otoritas kesehatan Saudi dinilai berbahaya. Berdasarkan laporan situasi harian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) per tanggal 25 Februari 2020, beberapa negara di kawasan Timur Tengah mulai menunjukkan peningkatan signifikan kasus Covid-19. Kasus Covid-19 paling banyak di wilayah Timur Tengah dilaporkan terjadi di Iran (95) dengan penambahan 34 kasus baru, Bahrain (26) bertambah 18 kasus baru, Uni Emirat Arab (13), Kuwait (12) bertambah empat kasus baru, Irak (5) bertambah empat kasus, Oman (4) bertambah dua, Afghanistan (1), Lebanon (1), dan Mesir (1). Bahkan tim dari WHO dikirimkan ke Iran untuk memberikan bantuan dukungan bagi negara Islam tersebut untuk mengendalikan virus Covid-19 yang mulai meningkat secara signifikan. Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah melalui keterangan tertulisnya mengatakan, jamaah umroh asal Indonesia yang sedang berada di wilayah Arab Saudi masih bisa melanjutkan kegiatan ibadah seperti biasa termasuk berziarah ke Madinah. Informasi yang diperoleh dari otoritas Bandara Internasional King Abdulazia Jeddah menyebutkan, penangguhan sementara penerbangan jamaah umroh ke Arab Saudi dari seluruh negara. (ant)
Bali Post/ant
BATAL - Sejumlah calon jamaah umroh yang batal berangkat ke Jeddah lewat Malaysia tiba di Terminal Kedatangan Penumpang Pelabuhan Internasional PT Pelindo I Dumai, di Dumai, Riau, Jumat (28/2) kemarin.
Memaknai Hari Raya Kuningan
Mempertahankan Kemenangan Mencapai Kemakmuran HARI raya suci Kuningan sangat terkait dengan rangkaian hari raya suci Galungan. Hari suci Galungan dimaknai sebagai sebuah kemenangan, sedangkan hari suci Kuningan dimaknai sebagai mempertahankan kemenangan itu untuk mencapai kemakmuran yang berlimpah-limpah, abundant. Maka dari itu, untuk mempertahankan kemenangan tersebut diperlukan prisai diri/kesigapan yang tidak boleh dianggap enteng dalam peperangan yang sudah dimenangkan dengan jalan dharma. TAMIANG - Seorang pedagang tengah melayani pembeli tamiang di sekitar Pasar Wangaya, Denpasar. Tamiang merupakan salah satu sarana yang digunakan umat Hindu di Bali dalam merayakan Hari Suci Kuningan.
Apalagi, ‘’peperangan’’ ini akan terus berlanjut dalam kehidupan, sehingga diperlukan pengamanan yang ekstraketat. Oleh karenanya, hari suci Kuningan disimbolkan dengan beragam jejahitan. Sarana jejahitan yang paling khas pada hari suci Kuningan adalah Tamiang, Sampian Gantung, Ter, dan Endongan. Lalu apa makna masing-masing jenis jejahitan tersebut? Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita menjelaskan, tamiang yang bentuknya bulat seperti perisai, dimaknai sebagai simbol perlindungan atau pertahanan diri dalam menghadapi dan mengarungi perputaran cakra roda kehidupan yang amat keras ini. Bentuknya yang bulat dipahami juga sebagai lambang Dewata Nawa Sanga yang merupakan penguasa 9 arah mata angin. Sementara itu, jejaitan berupa sampian gantung merupakan lambang peno-
lak segala rintangan yang merintangi kehidupan untuk mencapai kemakmuran. Di dalam sampian gantung terdapat nasi kuning yang bermakna sebagai lambang kemakmuran. Ter adalah simbol manah/ pikiran di mana manusia hendaknya memfokuskan pikirannya hanya pada satu tujuan, yakni demi mencapai kemakmuran bukan yang lain. Sementara endongan/kompek sebagai lambang wadah kemakmuran yang telah dicapai sebagai bekal yadnya untuk dipersembahkan lagi kepada Hyang para dewata, leluhur/Batara-batari. Endongan juga sebagai tabungan investasi kekayaan bagi para sentana keturunan yang masih hidup dalam mengarungi kehidupan untuk menggapai cita-cita pengetahuan/jnana yang setinggi-tingginya yang bermental ‘’endong’’ dan bermental pemenang. Hal. 11 Berperang Melawan