Edisi 29 Januari 2016 | Balipost.com

Page 5

Jumat Pon, 29 Januari 2016

A K T I V I T A S S E R E M O N I A L C E R I T A S U K S E S S T R A T E G I P R O F I L E S E J A R A H D I C A T A T D I S I N I

ISTANA – Senator RI Arya Wedakarna menyerahkan medali Istana kepada Direktur BI disaksikan jajaran Manajemen BI, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mahendradatta dan LPD Reseach Center Unmar di Istana Mancawarna Tampaksiring.

Pimpinan Bank Indonesia Kunjungi Istana Mancawarna

Gusti Wedakarna Minta BI Dukung LPD dan Moratorium Bank Syariah di Bali SAAT ini kedudukan Bank Indonesia (BI) tidak kuat seperti sebelum pemberlakuan UU No.21 Tahun 2011 tentang OJK. Dengan adanya UU ini, maka tugas pengawasan lembaga keuangan di Indonesia kini ada di tangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Walau begitu BI sebagai lembaga sentral keuangan republik diharapkan tetap mendukung upaya Bali dalam melestarikan sistem keuangannya. Terlebih adanya UU No.1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang mana negara memberi amanat dan pengecualian pada Provinsi Bali terkait pengawasan keuangan LPD yang dianggap bagian dari adat. Sudah saatnya orang Bali khususnya para ekonom untuk memikirkan strategi agar Bali mendapatkan manfaat dari produk perundang– udangan. Demikian diungkapkan Senator DPDRI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III usai memediasi permasalahan valuta asing dan pembahasan Pararem Desa Adat Kuta dengan Pimpinan BI. “Saya tetap berprinsip bahwa jika Bali ini ingin bertahan, maka satu–satunya cara adalah dengan menyiapkan strategi ekonomi. Ini cara yang paling efektif, dan tentu harus ada upaya di hulu dan di hilir untuk bisa menjaga kedaulatan Bali. Perjuangan di hulu misalnya bagaimana agar LPD di Bali mendapatkan perhatian dan pembinaan sesuai UU LKM, juga adanya aspirasi masyarakat terkait usulan moratorium keberadaan bank syariah di Bali, karena Bali harus lebih mengedepankan ekonomi Pancasila seperti koperasi dan LPD. Bagi bank syariah yang sudah beroperasi silakan saja di Bali, tetapi tentu ada batas kebutuhannya, apalagi kemarin Bali sudah resmi menolak desa syariah. Lainnya menyiapkan solusi atas adanya sejumlah lembaga pembina LPD baik LKS LPD, PP LPD dan Dewan LPD. Nanti kita tuntaskan dengan pemprov. Untuk di hilir tentu adanya pemberdayaan LPD yang kini asetnya sudah mencapai Rp 16,5 triliun di seluruh Bali, termasuk harapan agar Kementerian UKM dan Koperasi bisa memberdayakan Bank Pembangunan Daerah (BPD) kita untuk menyalurkan KUR. Ini akan sangat banyak membantu pelaku ekonomi orang Bali. Di samping itu, ya… harus melahirkan wirausaha, melahirkan doktor–doktor ekonomi muda Hindu dan para ahli keuangan. Ini akan saya siapkan di masa jabatan ini tentu dengan sinergi bersama– sama dengan stakeholder Bali,’’ ungkap Senator Gusti Wedakarna. Terkait dengan kunjungan Pimpinan BI ke Istana Mancawarna, beberapa waktu lalu, Gusti Wedakarna menyampaikan apresiasinya. “Ini jadi pelajaran untuk para direktur, manajer, kepala cabang dan pemimpin cabang kantor pemerintah apakah itu kanwil, perwakilan dan BUMN. Bahwa Bali ini membutuhkan pemimpin yang baik komunikasinya. Saya apresiasi, Ibu Dewi Setiowati sebagai Direktur BI Bali sudah menerapkan komunikasi yang baik dengan kami, baik pribadi maupun DPD-RI dan beradat. Sangat cair dan Njawani. Ada saatnya kita mendengar, ada saatnya kita berbicara. Saya senang dengan kunjungan seperti ini, jadi tidak hanya di tataran bertemu di seremonial saja. BI akan menjadi partner strategis kami ke depan untuk membantu Bali,” pungkas Senator Gusti Wedakarna. Atas saran DPD-RI, BI akan segera menindaklanjuti permohonan Desa Adat Kuta untuk membuat MoU terkait sosialisasi dan penertiban KUPVA berizin yang diduga melakukan penipuan di wilayah Kuta serta penggunaan rupiah di seluruh elemen pariwisata di Bali untuk mendukung Nawacita Presiden RI Joko Widodo. “Rencana 16 Februari 2016 akan kita kumpulkan semua, termasuk seluruh desa adat di Bali yang memiliki jalur pariwisata dan berkepentingan terhadap money changer. Kita selesaikan satu sengkarut masalah Bali, by system dan tidak sporadis. Saya kawal nanti,” pungkas Shri Gusti Wedakarna. (ad1457)

info seremoniAL

5 Martha, Doktor Ke-28 Lulusan Program Pascasarjana Unhi

PROGRAM Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar melahirkan doktor ke-28 atas nama Drs. I Wayan Martha, S.H., M.Si. dalam Rapat Senat Terbatas dengan agenda Ujian Terbuka Promosi Doktor yang dipimpin Rektor Unhi Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A., Kamis (28/1) kemarin. Wayan Martha yang dosen STAHN Gde Pudja Mataram DPK Unhi dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Martha yang kini menjabat Kaprodi Ilmu Filsafat Hindu Fakultas Ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi mempertahankan disertasi berjudul “Sistem Religi Kelompok Masyarakat Buddha Dharmanegara di Desa Dauh Waru Kabupaten Jembrana”. Ia berhadapan dengan tim penguji beranggotakan Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha, Prof. Dr. I Ketut Suda, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa, Prof. Dr. Ida Ayu Yadnyawati, Dr. Wayan Paramartha, Dr. A.A. Ngurah Gde Sadiartha, Dr.

I Wayan Subrata dan Dr. Euis Dewi Yuliana. Direktur Program Pascasarjana Unhi Prof. Dr. I Putu Gelgel selaku promotornya dan Asdir I Dr. I Wayan Budi Utama, kopromotor. Dalam disertasinya, Martha menyampaikan pada 2003 lalu, sebanyak 41 KK warga Hindu dari sejumlah daerah di Bali konversi agama ke Buddha. Mereka menjadi kelompok masyarakat Buddha Dahramanegara, menetap di LC Srimandala Desa Dauh Waru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Menariknya, kendati mereka sudah memeluk agama Buddha, sistem upacara keagamaannya mensinergikan ajaran Buddha, ajaran Hindu dan tradisi masyarakat lokal. ‘’Kontekstualitas fenomena lahirnya sistem religi yang baru akibat konversi agama ini menarik dikaji dengan pendekatan kajian agama dan kebudayaan,’’ ujar suami dari Ni Made Seken dan ayah dari I Nyoman Adi Wijaya, S.T. tersebut. Dikatakan, konversi agama

pada masyarakat Buddha Dharmanegara ini tak lepas dari aktivitas seorang tokoh yang bergelar Hyang Putus. Tokoh ini mengalami pahit getir kehidupan. Dalam situasi hampir putus asa, tibatiba didatangi oleh leluhurnya yang berbusana serba putih, kemudian memberi petuah agar dia menyebarkan ajaran cinta kasih terhadap sesama melalui ajaran ahimsa. Setelah mendapat wahyu itu, ia memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit. Akhirnya, makin banyak yang datang minta bantuannya. Masyarakat yang disembuhkan itu kemudian menjadi pengikut Hyang Putus. Sementara itu masyarakat sekitar belum menerima praktik keagamaan yang dikembangkan Hyang Putus. Tekanan sosial pun dialami kelompok ini, mengharuskan Hyang Putus mengatur strategi untuk bergabung dengan agama Buddha agar mendapat legalitas formal sebagai penganut agama. Direktur Program Pascasarjana Unhi yang sekaligus promotor Prof. Putu Gelgel

menyampaikan, salah satu temuan disertasi promovendus adalah sistem religi yang dianut kelompok masyarakat Buddha Dharmanegara. Sebelum mereka melakukan konversi agama, sistem religinya dipandang berbeda dan menyimpang dari ajaran agama formal (Hindu). Kelompok ini mendapat tekanan-tekanan sosial. Karena tekanan itu mereka melakukan konversi agama ke agama Buddha. Ada suatu catatan penting yang dapat kita petik dari hasil penelitian Dr. Wayan Martha. Ketika kelompok/aliran yang

ada mendapat tekanan dari agama formal karena dipandang aktivitas keagamaannya menyimpang atau bertentangan maka mereka melakukan perlawanan dengan keluar dari agama formalnya dan pindah ke agama lain. Analog dengan kasus ini adalah kasus kelompok Gafatar. ‘’Sebagai promotor saya berpesan kepada Dr. Wayan Martha, sebagai seorang intelektual hendaknya jangan pernah bosan memburu kebenaran. Sebab, ilmuwan adalah musafir pemburu kebenaran,’’ ujarnya. (ad3200)

DOKTOR - Dr. Wayan Martha foto bersama promotor dan tim penguji, seusai promosi doktor di Unhi, Kamis (28/1) kemarin.

BERITA DUKA CITA Telah meninggal dunia dengan tenang dan damai, pada hari Sabtu, 23 Januari 2016, Pukul 04.30 wita di rumah kediaman Jl. I Gusti Ngurah Rai No.73 Gianyar. Ibu, Ibu Mertua, Nenek kami tercinta :

Ni Wayan Nurparini Kaya Usia 75 Tahun Upacara Nyiramin pada hari Senin, 1 Februari 2016 dan Pengabenan / Pitra Yadnya dilaksanakan pada Hari Selasa, 2 Februari 2016, Kami yang mengasihi : Anak : Menantu : Hj. Luh Yenny Kaya H. Djasmadi Kadek Erti Kaya,SE. R. Harry Purwoko Komang Try Kaya, ST Siluh Rai Wirawati Ketut Ary Kaya Nyoman Sulistyowati Putu Ermy Kaya, SE. Ketut Arya Adiguna, SH. Cucu : Adi Kaya Agast Yuditya Aris Kaya Astrid Ayuditya Andika Kaya Aziz Triditya Dede Mahotama Jaya Terry Hartantio Aprilia Putri Adiguna Tonny Hartiadi K.0002905-rpa

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan usaha/lembaga, csr, kegiatan public relations, promosi usaha, dll hub bag iklan: 0361-225764 atau sekretariat @ balipost.com Naskah maksimum 2000karakter + foto (jpg/tiff) diterima paling lambat pkl. 17.30 wita.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 29 Januari 2016 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu