Edisi Rabu 28 Oktober 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

8 HALAMAN

NOMOR 60 TAHUN KE 73 Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

rabu paing, 28 oktober 2020

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Lagi, Tim Yustisi Jaring 19 Pelanggar Prokes

Banyak WNA Terjaring Operasi Masker

Bupati Jembrana Panen Raya Jagung Betras 7

Sebanyak 19 orang ditemukan melakukan pelanggaran protokol kesehatan (prokes). Semua pelanggar prokes tersebut terjaring saat Tim Gabungan Yustisi Denpasar melakukan operasi penertiban di Desa Ubung Kaja, Selasa (27/10) kemarin.

Operasi prokes gencar dilakukan Polsek Kuta Utara bersama instansi terkait. Dari operasi yang dilakukan sejak pandemi Covid-19, banyak warga negara asing (WNA) terjaring karena tidak pakai masker. BADUNG | HAL. 3

Upaya mendukung dan mewujudkan gerakan ketahanan pangan di Jembrana mulai menunjukkan hasil. Pemkab Jembrana, Selasa (27/10) kemarin melakukan panen raya jagung Betras 7 di Desa Nusasari, Kecamatan Melaya.

DENPASAR | HAL. 2

Wisatawan Perlu Jaminan Prokes PROTOKOL kesehatan menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menikmati libur panjang akhir pekan ini. Mereka akan tertarik berlibur di hotel, tempat wisata, dan restoran yang aman dari penularan Covid-19. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menegaskan hal itu pada talkshow ‘’Dialog Covid-19: Penerapan Protokol Kesehatan di UMKM’’ di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Senin (26/10). Menurut Teten Masduki, sangat wajar jika wisatawan perlu jaminan protokol kesehatan (prokes) di tempat wisata yang dikunjunginya. ‘’Mereka yang mau makan di warung, tidur di hotel, yang menerapkan protokol kesehatan akan merasa aman. Ini penting untuk kita yang akan merencanakan liburan,’’ ujarnya. Teten Masduki menambahkan, bagi konsumen atau turis bukan harga murah atau diskon barang semata yang diperlukan. Melainkan jaminan prokes seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,

dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir. Penerapan prokes untuk perhotelan, pesawat terbang, restoran, dan kafe itu bisa meyakinkan turis yang sadar pentingnya prokes. ‘’Turis yang bepergian itu punya uang dan berpendidikan. Kalau disadarkan dengan protokol kesehatan memakai masker, makanan higienis, saya kira semua orang tidak takut untuk liburan,’’ tegasnya. Sementara itu, Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, pelaku UMKM yang menerapkan prokes bisa mendatangkan keuntungan. UMKM kalau disiplin prokes akan menambah keyakinan bagi konsumen untuk membelinya. ‘’Ini saling menguntungkan,’’ ujarnya. Wiku Adisasmito menegaskan, ekonomi bisa berjalan dengan menerapkan prokes secara disiplin. Namun kalau indikator ekonomi berjalan dan kasusnya naik berarti ada yang tidak disiplin. ‘’Entah itu dari konsumen atau UMKM-nya. Makanya harus gotong royong menjadi satu,’’ katanya mengingatkan. (kmb13)

Edukasi Prokes dari Hulu ke Hilir

UPAYA mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Badung gencar melakukan edukasi. Bahkan, penerapan protokol kesehatan (prokes) kepada masyarakat serta melakukan penyemprotan disinfektan dilakukan dari hulu ke hilir. Pjs. Bupati Badung I Ketut Lihadnyana mengatakan, untuk mencegah serta memutus rantai penyebaran virus Corona di Kabupaten Badung, pihaknya melakukan bersama semua stakeholder lainnya termasuk TNI/ Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama,

pemuda, serta organisasi masyarakat. ‘’Efektif atau tidaknya program ini kembali kepada kesadaran bersama serta kepatuhan masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya memerangi Covid-19 di Kabupaten Badung dilakukan dari hulu ke hilir,’’ ujar Lihadnyana, Selasa (27/10) kemarin. Menurut Lihadnyana, kegiatan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 akan terus dilakukan secara masif, sehingga wabah ini tidak menyebar. Hal. 7 “Role Model” Penanganan Covid-19

’’Badung harus menjadi role model dan terdepan dalam hal penanganan dan penanggulangan Covid-19.’’ I Ketut Lihadnyana Pjs. Bupati Badung

JEMBRANA | HAL. 4

Pengadaan Vaksin Dianggarkan Pusat

Denpasar (Bali Post) Pemprov Bali hingga saat ini masih menunggu datangnya vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat. Sesuai informasi dari pusat, vaksin akan tiba sekitar akhir November atau awal Desember mendatang. Perkiraan datangnya vaksin ini pun masih bisa berubah tergantung situasi. saat ini termasuk 10 provinsi di Indonesia yang menjadi prioritas pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19. Termasuk di dalamnya vaksinasi. Sebagai destinasi pariwisata dunia, pihaknya berharap masyarakat Bali sehat dan sektor pariwisata dapat segera kembali dibuka. Sembari

menunggu vaksin datang, Pemprov Bali kini melakukan upaya tracing dan testing secara lebih masif. Tujuannya untuk menjaring semua OTG (orang tanpa gejala) agar bisa diisolasi di tempat karantina/hotel, sehingga virus tidak semakin menyebar. Hal ini akan mempercepat proses penanganan Covid-19 di

‘’Kami menunggu saja sifatnya karena semua pengadaan vaksin itu dianggarkan dari pusat,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, Senin (26/10). Menurut Suarjaya, pusat juga akan memberikan pedoman terkait vaksinasi. Antara lain mencakup sasaran vaksinasi, berapa kali vaksin diberikan, kapan waktunya, dan siapa yang diprioritaskan. Sementara ini berdasarkan informasi dari pusat, vaksin terlebih dulu akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Kemudian, tenaga tracing contact dan TNI/Polri yang langsung berhadapan dengan pasien Covid-19 atau memiliki risiko tinggi penularan. ‘’Setelah itu baru yang lain,’’ imbuhnya. Suarjaya menambahkan, Bali

Waspadai Klaster Upacara Adat

Denpasar (Bali Post) Selama sepekan ini, Bali akan mendapat ancaman besar dalam menurunkan angka kasus Covid-19. Pertama, Bali akan diserbu wisatawan domistik di libur panjang ini lewat tiga pintu masuk Bali yakni Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padangbai. Kedua, selama libur panjang ini, krama Bali banyak menggelar hajatan adat dan agama. Umumnya setelah Buda Kliwon Pegatuwakan adalah hari baik untuk upacara pernikahan karena dewasa ayu sudah distop sebelum Galungan. Inilah yang dikhawatirkan oleh pengamat. Jika tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) akan muncul kasus baru klaster upacara. Pengamat agama dan sosial yang juga Dosen Filsafat Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar I Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H. mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 tidak perlu melakukan upacara yadnya secara besar-besaran yang melibatkan banyak orang (Rajasika Yadnya). Yadnya sebai-

knya dilakukan sesuai upakara inti. Apalagi, keutamaan yadnya bukan tergantung pada besar-kecil dari upacara ritualnya, tetapi bagaimana upacara yadnya yang dilakukan menghasilkan kebaikan. ‘’Pandemi Covid-19 mengajarkan kita agar kembali kepada kualitas yadnya, bukan kuantitas yadnya. Artinya, pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk melakukan satwika yadnya, bukan tamasika dan rajasika yadnya,’’ tegasnya. Satria menegaskan, upacara atau yadnya itu harus menghargai dan memanfaatkan apa yang kita miliki dan ada di lingkungan kita. Di samping juga harus merawat dan membangun empati pada semua jejaring hidup. Selain juga harus menyadarkan dan mengajarkan kita untuk selalu dermawan. ‘’Yadnya itu mesti mengantarkan kita naik kelas, dari kesadaran biasa ke kesadaran lebih supra,’’ ungkapnya. Dikatakannya, dalam melakukan upacara yadnya tidak meski dilakukan secara besar-besaran, namun dilakukan dengan pikiran,

perkataan, dan perilaku yang mulia. Terlebih pada masa pandemi Covid-19, upacara yadnya mestinya dilakukan sesederhana mungkin untuk menghindari kerumunan, dan selalu taat pada prokes Covid-19. Sehingga tidak ada lagi klaster upacara sebagai penyebaran Covid-19 di Bali. Wakil Bendesa Adat Kesiman Wayan Sukana juga mewanti-wanti

Bali Post/sue

Wayan Sukana

Hadapi Pandemi Covid-19

Pemuda Mesti Jadi ’’Agent of Change’’

Denpasar (Bali Post) Setiap 28 Oktober bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Namun, Hari Sumpah Pemuda kali ini diperingati dengan cara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, saat ini bangsa Indonesia, bahkan dunia masih berjibaku menghadapi pandemi Co-

Bali Post/win

I Made Yudi Dwipayana

vid-19. Namun bagi generasi muda, memaknai Hari Sumpah Pemuda sangat penting dilakukan. Apalagi, pemuda Indonesia sebagai generasi milenial merupakan salah satu tonggak yang paling kuat dalam fondasi pembangunan Indonesia. Hal. 7 Pemuda Mesti Siap

Bali Post/win

Wayan Darmayasa, S.Pd.

Tidak Terbit Sehungan dengan hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW yang merupakan hari libur nasional, maka Bali Post pada Kamis (29/10) tidak terbit. Bali Post kembali terbit seperti biasa Jumat (30/10) lusa. Untuk itu kepada para pelanggan dan pemasang iklan mohon maklum. Berita-berita terkini Bali Post dapat diikuti di portal Balipost.com dan BALI POST NEWS di Bali TV. Penerbit

Bali. ‘’Sebelumnya kan kita punya lima lab, kemampuan awal 1.550 (testing - red). Sekarang kan kita nambah lagi tujuh mesin PCR, sehingga kemampuan sekarang mendekati 3.000 sampel sehari,’’ jelasnya. Hal. 7 Mesin PCR Bantuan BNPB

kepada krama Bali untuk tetap waspada dan hati-hati munculnya kasus baru di klaster upacara adat dan agama. PHDI dan bendesa adat sudah banyak mengeluarkan seruan agar yadnya diadakan secara sederhana dan tidak melibatkan orang banyak. Apalagi sepekan ini banyak dewasa pernikahan. Hal. 7 Wajib Lakukan Cek Suhu Tubuh

Bali Post/win

I Kadek Satria

Sumpah Pemuda dan Memelihara Optimisme DELAPAN bulan sudah energi terkuras dalam penanganan pandemi Covid-19. Hari-hari yang akan datang masih diliputi rasa ketidakpastian. Dalam kondisi normal, banyak yang meramal Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi paling tidak lima besar dunia. Tentu bukan saat yang tepat kita mengumbar rasa optimisme berlebihan, tetapi paling tidak optimisme masih tetap terjaga dan terpelihara. Gambaran profil penduduk usia muda atau disebut bonus demografi menjadi modal dasar untuk melangkah. Keuntungan tersebut tersebut relevan dengan perayaan dan aktualisasi Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2020 ini dalam kerangka memperkuat rasa nasionalisme, persatuan dan kesatuan sebagai syarat utama membangun Indonesia menuju negara yang tidak hanya kuat secara ekonomi tetapi mempunyai karakter dan tangguh dalam berbagai situasi. Nilai-nilai Sumpah Pemuda menjadi optimisme abadi yang harus terus dipupuk dan dipelihara tentang betapa pentingnya bertanah tumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia, berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Meski penuh

tantangan, tak ada yang membantah bahwa aset bangsa inilah menjadi platform kita menuju cita-cita bangsa. Sebuah identitas kebangsaan penting untuk digelorakan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada era kekinian di tengah gempuran arus globalisasi dan terkini malah berbalik arah menjadi deglobalisasi karena ketidakpastian global yang belum ada solusinya. Akan tetapi, deglobalisasi memberi kesempatan untuk berkontemplasi, merenung dan reflektif bahwa kita punya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA). Inilah kapitalisasi kita sekaligus tantangan masa depan. Mengaktualisasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda, Indonesia membutuhkan tingkat pendidikan dan pelayanan kesehatan paripurna untuk menghasilkan manusia produktif menuju negara maju dengan indeks kesejahteraan yang lebih baik. Mulai tahun 2030 dan seterusnya diperkirakan bonus demografi itu akan bisa dirasakan hasilnya dengan asumsi kebijakan pendidikan dan kesehatan tepat, cocok dan sesuai. Covid-19 memberi pelajaran tentang bagaimana domain riset dan pengembangan bekerja

menghasilkan produk atau luaran dalam konteks memelihara rasa optimisme tersebut. Terjadi sedikit pergeseran dari paradigma ekonomi yang hanya mengandalkan sumber daya alam menjadi ekonomi yang berbasis modal intelektual, meskipun saat ini merespons ketidakpastian kita beruntung memiliki kekayaan alam berlimpah dan kesuburan tanah yang tiada duanya. Tantangan ke depan menjaga kekayaan alam kita tentu ada pada aspek tata kelolanya dalam artian dikelola secara optimal menuju masyarakat yang adil dan makmur. Era ekonomi berbasis pengetahuan saat ini menjadikan modal intelektual memampukan kesejahteraan untuk dapat meraih keunggulan bersaing khususnya meramu arah kebijakan ekonomi di mana Indonesia tidak hanya menjadi konsumen saja tetapi juga mengembangkan industri bernilai tambah berdaya saing paling tidak untuk substitusi impor. Efektivitas organisasi apalagi level negara bergantung pada penggunaan pengetahuan yang perlu dikembangkan, ditangkap dan dipertukarkan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan durabilitas tinggi. Kreasi anak mi-

Oleh I Wayan Suartana lineal adalah pengetahuan, inovasi, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang terkadang perlu out of the box. Pada akhirnya, sensitivitas terhadap bonus demografi menjadi tantangan tersendiri dalam mengembangkan regulasi dan kebijakan yang menghasilkan generasi yang tangguh, mandiri dan memiliki kepribadian senapas dengan cita-cita Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Penulis, Guru Besar FEB Universitas Udayana


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.