Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
ran Lapo r Akhi n Tahu
20 HALAMAN
NOMOR 129 TAHUN KE 68
balipost (99rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
minggu kliwon, 27 desember 2015
@balipostcom (3,8rb Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
BUDAYA
Nilai-nilai Budaya Bali Alami Distorsi
Identitas yang melekat pada manusia Bali selalu mengalami dekonstruksi, konstruksi, dan rekonstruksi dari waktu ke waktu. Karakteristik yang dilekatkan pada manusia Bali di antaranya pekerja keras, jujur, mempunyai jiwa seni yang tinggi, memiliki semangat multikulturalisme (manyama braya) dan religius.
KENYATAANNYA, nilai-nilai budaya tersebut kini mengalami distorsi, baik yang disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam. Faktor luar misalnya dibukanya Bali secara luas sebagai daerah tujuan wisata, yang secara langsung maupun tak langsung akan memengaruhi nilai-nilai budaya Bali. ‘’Dari dalam diri orang Bali sendiri, memang berubah karena Bali bukanlah museum. Manusia Bali selalu melakukan penafsiran
ulang nilai-nilai budaya yang diwarisinya,’’ ujar akademisi Dr. Wayan Budi Utama, M.Si. Sabtu (26/12) kemarin. Lanjut Budi Utama yang Asdir I Program Pascasarjana Unhi, permasalahannya sekarang adalah tantangan dari ideologi kapitalis dan ideologi pasar demikian kuatnya menerjang Bali, sehingga terjadi pergulatan secara internal pada manusia Bali. Memang perubahan tak mungkin
dihindari namun perlu dilakukan pula upaya-upaya memperkuat jati diri orang Bali dengan identitas yang dilekatkan kepadanya sebagai manusia yang suka kerja keras, jujur, dan menjunjung semangat multikultur. Dengan demikian, hedonisme, individualisme, serta kapitalisme tidak merobohkan sendi-sendi budaya krama Bali, ujarnya. Hal. 19 Modal Sosial
Putu Sarjana
Selat Bali Waspada Teroris
Banyuwangi (Bali Post) Menjelang tahun baru 2016, Selat Bali waspada teroris. Mabes Polri memberi atensi khusus pengamanan di penyeberangan Selat Bali dari masuknya pelaku terorisme.
Mabes Polri menerjunkan sebuah kapal patroli KP Perkutut untuk memantau aktivitas penyeberangan di KetapangGilimanuk. Sasarannya, mengantisipasi kemungkinan masuknya teroris ke Bali. “Selat Bali menjadi jalur padat saat tahun baru. Ditpolair Mabes Polri mengerahkan satu kapal cepat untuk pengamanan penyeberangan,” kata Kapolres Banyu-
wangi AKBP Bastoni Purnama usai patroli Selat Bali, Sabtu (26/12) kemarin. Kapal patroli ini, kata Kapolres, akan siaga di Selat Bali hingga 2 Januari 2016. Polres juga mendapatkan bantuan pengamanan dari Brimob Polda Jatim. Pasukan elite Polri ini tak hanya siaga di Ketapang, namun sejumlah objek vital di Banyuwangi. Selain siaga teroris, kata Kapolres, patroli laut ini juga mengawasi keselamatan pelayaran kapal. Sebab, sejak sebelum Natal hingga Sabtu kemarin, arus kendaraan daru Ketapang dan sebaliknya terus mengalami peningkatan, diprediksi akan terus berlanjut hingga H-2 tahun baru. “Meski padat, sejauh ini penyeberangan masih lancar,”
Gagal Atasi Macet
jelas Kapolres. Mengantisipasi antrean kendaraan jelang tahun baru, Polres meminta pengelola pelabuhan menunda jadwal penghentian operasional kapal LCT di Selat Bali. Sehingga, antrean kendaraan tak terlalu mengular di Ketapang. “Kita meminta kapal LCT tetap beroperasi hingga malam tahun baru, sehingga antrean tak terjadi di Ketapang,” tegas Kapolres. Pihaknya juga meminta tujuh dermaga di Ketapang seluruhnya dioperasikan. Selama operasi Lilin 2015, hanya angkutan sembako yang diprioritaskan menyeberang ke Bali. “Untuk angkutan selain sembako, kita minta minggir dulu. Ini antisipasi antrean panjang di Ketapang,” ujar Kapolres. (kmb30) PATROLI - Kapal Mabes Polri menggelar patroli di Selat Bali, Sabtu (26/12) kemarin.
BPM/udi
Tabanan Kurang Penjaga Lapas SEPERTI umumnya kondisi Lapas di Bali, Lapas Tabanan juga mengalami kelebihan kapasitas dari standar yang ditentukan. Kapasitas Lapas Tabanan adalah 47 orang dan saat ini terisi 118 orang. Tidak hanya itu, dengan jumlah yang melebihi kapasitas ideal ini, jumlah petugas jaga lapas juga masih kurang dari ideal. Hal ini dipaparkan Kalapas Kelas II B Tabanan, Ida Bagus Ardana, Sabtu (26/12) kemarin. ‘’Kalau dari jumlah penghuni lapas saat ini, jumlah penjaga masih kurang,’’ ujarnya. Saat ini, penjagaan dalam satu shift di Lapas Tabanan berjumlah tujuh orang yang idealnya 8 orang per shift. Pihak Lapas Tabanan tidak bisa mengangkat tenaga kontrak dan tergantung perekrutan dari pusat. ‘’Soalnya status penjaga lapas itu harus jelas karena berisiko,’’ ujarnya. Meski masih kekurangan penjaga, namun lanjut Ardana, keamanan dan ketertiban di lapas masih bisa dijaga dengan menjalin hubungan baik antara penghuni lapas dan pihak petugas. Lanjut Ardana, petugas Lapas Tabanan ditekankan untuk selalu berintgeritas dan berkomitmen dengan tugasnya. Selain kekurangan petugas jaga, kapasitas yang melebihi ideal menjadi permasalahan sendiri meski menurut Ardana untuk Lapas Tabanan masih bisa menampung dan para penghuni bisa tinggal dan tidur di bloknya dengan manusiawi. Hal. 19 Standar Ideal
Kapasitas
Gianyar Tabanan Karangasem Negara Klungkung Singaraja Kerobokan Bangli
37 47 149 90 38 78 300 117
Jakarta (Bali Post) Kemacetan hari raya Natal dan menjelang tahun baru di Jakarta membawa korban. Akibat tak bisa mengatasi kemacetan, Direktur Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Djoko Saksono, mundur dari jabatannya. Hal tersebut disebutnya sebagai bentuk tanggung jawab atas kemacetan panjang yang terjadi saat liburan akhir tahun, tahun ini. “Angkutan Natal tahun 2015 dan tahun baru 2016 memberikan kepada kami pengalaman yang baik, dan tentunya dengan adanya kejadian-kejadian kemarin, masyarakat tentu merasa tidak nyaman,” kata Djoko saat menggelar jumpa pers di Kantor Kemenhub, Jl. Medan Merdeka Barat, Sabtu (26/12) malam kemarin. “Sebagai bentuk tanggung jawab saya, dengan ini saya menyatakan berhenti sebagai Dirjen Perhubungan Darat. Ini adalah tanggung jawab saya terhadap tugas-tugas saya,” lanjut Djoko. Hal. 19 Bertanggung Jawab
Rutan di Bali Makin ’’Overload’’ Pascaterjadinya bentrok berdarah antardua ormas di Lapas Kerobokan, Denpasar Kamis (17/12) lalu, rumah rahanan (rutan) di Bali overload. Akibat kiriman napi tambahan tersebut rutan dan lapas di Gianyar, Tabanan, Karangasem, Negara, Klungkung, Singaraja, dan Kerobokan overkapasitas. RUTAN Kelas II B Bangli serta Lapas Narkotika Bangli mendapat kiriman napi tambahan, dengan jumlah masingmasing 11 orang dan 48 orang. Adanya kiriman napi tersebut ternyata cukup membuat kondisi Rutan Bangli overkapasitas.
Kepala Rutan Kelas II B Bangli Dedy Setiawan mengatakan daya tampung yang dimiliki Rutan Bangli sebanyak 117 orang. Akan tetapi, jumlah warga binaan yang saat ini menghuni Rutan Bangli sudah mencapai 130 orang. “Ya kondisinya me-
mang overkapasitas,” ujarnya. Selain itu, jumlah petugas yang berada di rutan pun diakuinya belum memadai jika dibandingkan dengan jumlah warga binaan yang ada. Hal. 19 Kurang Petugas
BPM/ist
KAPASITAS - Rutan Singaraja yang dulunya nyaman kini termasuk rutan yang jumlah tahanannya melebihi kapasitas.
Lapas Singaraja
Tanpa CCTV dan ’’Metal Detector’’
Tahanan 104 118 195 105 88 131 984 130
Dirjen Perhubungan Darat Mundur
Pascabentrok Ormas
Data Tahanan Lapas di Bali Lapas
Budi Utama
BPM/dok
KIRIM NAPI - Kiriman napi dari Lapas Kerobokan, Badung pascabentrok antarormas membuat rumah tahanan di daerah lainnya di Bali semakin overload.
LAPAS Kelas II B Singaraja juga mengalami nasib serupa dengan rutan lainnya di Bali yakni overload. Saat ini, lapas ini dihuni 131 orang, dari total kapasitas 78 orang narapidana dan tahanan. Saat ini, hanya tersedia untuk 22 kamar berisikan 5 sampai 11 orang. Pengembangan ruangan lapas terkendala lahan sempit. Situasi Lapas Kelas II B Singaraja, sejak pagi mulai tampak silih berganti keluarga napi dan tahanan datang membesuk. Mereka dipanggil bergantian, untuk bisa menemui keluarganya. Maklum kondisi lapas di atas luas lahan 44,30 are dan luas bangunan 3.334 meter persegi, belum maksimal mencakup kebutuhan jumlah penghuni lapas. Hal. 19 Lahan Sempit
Lapas Kerobokan Layak Direlokasi
PERIKSA - Aparat kepolisian saat memeriksa tahanan di Lapas Kerobokan.
BPM/dok
Akhir tahun ini, ingatan masyarakat tertuju pada insiden kekerasan yang melibatkan dua ormas besar. Kejadian tersebut menyebakan empat orang meninggal dunia, salah satunya terjadi di Lapas Kelas II A Denpasar di Kerobokan.
AKIBATNYA banyak tudingan miring yang dialamatkan ke petugas lapas, karena bentrok yang seharusnya bisa dicegah, justru mengakibatkan korban nyawa. Pihak lapas makin terpojok pascadilakukannya sweeping oleh aparat Polda Bali dengan ditemukannya berbagai jenis senjata tajam, baju rompi antipeluru, pohon ganja bahkan hingga jenglot ditemukan di lapas terbesar di Bali itu. Memang, dengan ditemukannya berbagai barang terlarang yang mestinya dilarang masuk ke dalam lapas cukup membingungkan banyak pihak. Pertanyaannya mengapa bisa? Pihak Departemen Hukum dan HAM kemudian bertindak cepat, dengan mencopot Kalapas Kelas II A Denpasar, Sunarto Bondan dan Kepala Pengaman Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Wayan Agus Miarda. Kepala Divisi Pemasyarakat Kanwil Hu-
kum dan HAM Bali, Nyoman Putra Surya Atmaja, mengatakan dihentikannya Kalapas dan KPLP untuk memudahkan pemeriksaan yang bersangkutan, dari buntut adanya rusuh yang berujung tewasnya napi, serta adanya sweeping yang dilakukan Polda Bali dengan ditemukannya berbagai senjata tajam, senjata rakitan, bahkan pohon ganja tersebut. Jika mengamati kasus tersebut, jelas ada kesalahan dari pihak lapas. Namun, di sisi lain, publik semestinya tidak serta merta membebankan persoalan atau kesalahan tersebut pada petugas lapas. Mengapa? Dari data yang diterima Bali Post bahwa kapasitas narapidana (napi) dan atau tahanan di Lapas Kerobokan idealnya adalah 300 orang. Data ini sebanding dengan jumlah petugas di sana. Hal. 19 Selalu Berubah