KOTA
Rabu Kliwon, 27 April 2011
3
Perampokan di Indoplastikk
Diotaki Oknum Polisi Desersi Denpasar (Bali Post) -
Keberhasilan pasukan Dit. Reskrim Polda Bali yang dipimpin Kasat I Dit. Reskrim Polda Bali AKBP Beny Arjanto mengungkap kasus perampokan di pabrik distributor Indoplastik, Jalan By-pass Ida Bagus Mantra No. 99 X, Sukawati, Gianyar, terus didalami. Empat tersangka yang dibekuk yakni Lucky Chrisdianto alias Kris (32), Made Suardana alias Saolin (31), Miftahul Zaenak alias Zaenal (26) dan Alek Ismail alias Roni (31) hingga kini masih diperiksa intensif. Hasil sementara, tersangka Kris yang juga oknum polisi Polres Mataram sebagai otak pelaku perampokan. ‘’Tersangka yang diketahui desersi tiga bulan ini merupakan penyandang dana dan memberikan fasilitas seperti pedang, linggis dan hamer. Begitu juga, dia sebagai pencetus ide untuk melakukan aksi perampokan. Bahkan, perampokan yang mengakibatkan korbannya mengalami kerugian Rp 15 juta itu sudah dirancang secara matang. ‘’Tersangka Kris ini anggota Sabhara di Polres Mataram. Dia desersi karena tidak pernah dinas dan juga tersangkut kasus penggelapan uang Rp 65 juta di Lombok,’’ kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Hariadi, Selasa (26/4) kemarin. Didampingi mantan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Gde Sugianyar, Kombes Hariadi menjelaskan, pengungkapan kasus perampokan ini berkat kerja keras tim buser Polda Bali. Polisi menerima laporan bahwa ada kejadian perampokan di TKP. Tim di bawah kendali Kompol Bambang Wirawan melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksisaksi. Belum sehari melakukan lidik, pasukan berhasil melacak pelakunya. ‘’Kami
melakukan lidik ke dalam terlebih dahulu. Hasilnya cukup fantastis,’’ terangnya kepada awak media di Mapolda Bali. Satu tersangka berhasil terlacak yakni tersangka Zaenal. Zaenal merupakan mantan karyawan Indoplastik yang bekerja hanya tiga bulan. Dia sebagai sopir truk, sedangkan Zaenal mengundurkan diri satu minggu sebelum kejadian. Tersangka Zaenal ini ditangkap di tempat kosnya di pertigaan Jagung I, Sanur, Jalan Padanggalak, Denpasar. ‘’Penangkapan dilakukan Jumat (22/4) pukul 22.00 wita. Kami pun melakukan pengembangan dengan menginterogasi tersangka Zaenal. Dia mengaku tidak sendirian beraksi,’’ ungkapnya. Tersangka Zaenal mengaku beraksi bersama tiga rekannya yang salah satunya oknum polisi (tersangka Kris - red). Polda pun membentuk dua tim. Satu tim melakukan lidik ke Pasuruan dan Denpasar, sedangkan tim dua ke Lombok. Tim satu akhirnya berhasil menangkap tersangka Kris di seputaran Jalan Cokroaminoto, Denpasar. Selanjutnya,
Kombes Hariadi
Jabat Kabid Humas Polda Bali
Hariadi
BP/eka
Denpasar (Bali Post) Serah terima jabatan (sertijab) sejumlah pejabat utama dan Kasatwil dilaksanakan di Gedung Kemala Hikmah Polda Bali, Selasa (26/4) kemarin. Sertijab langsung dipimpin Kapolda Irjen Pol. Hadiatmoko. Salah satunya Kabid Humas Polda Bali. Kini, posisi Kabid Humas Polda resmi dijabat Kombes Pol. Hariadi menggantikan Kombes Pol. Gde Sugianyar. Kombes Hariadi sebelumnya menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Sulteng. Sementara Kombes Sugianyar dipercaya menjabat sebagai Dir. Lantas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT). Kombes Hariadi mengatakan, jabatan Kabid Humas merupakan pertama kalinya sejak menjadi anggota Polri. Meski demikian, tugas yang baru ini merupakan tantangan. Apalagi, bidang kehumasan ini bersentuhan langsung dengan masyarakat. ‘’Saya baru pertama kali menjabat sebagai Kabid Humas, namun saya rasa jabatan ini sebagai sebuah tantangan bagi saya,’’ ujarnya usai setijab, ke-
marin. Untuk itu, ia berharap dukungan dari semua pihak untuk membantu kelancaran tugasnya. Begitu juga dukungan wartawan, sangat diharapkan kerja samanya. Sebab, tanpa adanya media sebagai penyalur informasi kepada masyarakat, kinerja polisi tidak akan diketahui. Selain sertijab Kabid Humas, juga Dir. Intelkam Polda Bali yang sebelumnya dijabat Kombes Pol. I Ketut Argawa kini digantikan Kombes Pol. Oman Sunarya. Sementara sejumlah Kapolres juga mengalami pergantian. Kapolres Buleleng dari AKBP Muchamad Yudi Hartanto kini dipercayakan kepada AKBP Thomas Widodo Rahino yang sebelumnya menjabat Kapolres Klungkung. AKBP Yudi Hartanto kini menjabat Dirtahti Polda Bali. Sementara Kapolres Klungkung dipercayakan kepada AKBP Tri Wahyudi yang sebelumnya menjabat Kasubdit III Dit Intelkam Polda Bali. Untuk jabatan Kapolres Bangli, kini diemban oleh AKBP Sakeus Ginting. Sedangkan AKBP Ramdani Hidayat kembali ditugaskan sebagai Wakasat Brimob Polda Bali. Tak hanya itu, AKBP I Ketut Onik Suirawan yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Karangasem, kini menduduki kursi Kabag RBP Rorena Polda Bali. Selaku penggantinya adalah AKBP Jefry Yanus Endolemba Torunde yang sebelumnya menjabat Kasat Demlat Bag Jarlat Dit. Akademika Akpol. (kmb21)
Bali Post/edi
SIDAK - Untuk memastikan tidak terjadinya kekurangan LJK dan tertukarnya soal UN, anggota Komisi D DPRD Denpasar, Selasa (26/4) kemarin melakukan sidak ke beberapa SMP di Denpasar untuk memantau pelaksanaan UN hari ke-2.
tim buser kembali menangkap tersangka Alek di Pasuruan, Jawa Timur. Sementara tim dua yang dipimpin Panit AKP A.A. Gede Arka berhasil menangkap tersangka Saolin di Lombok. Empat tersangka berhasil diringkus. Mereka didalami dan mengaku nekat melakukan perampokan di TKP karena dinilai banyak uang yang tersimpan di kantor Indoplastik tersebut. Wajar saja, tersangka Zaenal sudah mengetahui tempat penyimpanan uang diperkirakan uangnya puluhan juta. Ternyata, bidikan para tersangka ini meleset. Mereka hanya mendapatkan uang Rp 15 juta. Modusnya, mereka masuk salah satu kamar karyawan yang dihuni empat wanita. Keempat wani-
ta itu diancam dengan pedang dan disekap di dalam kamar. Salah satu korban Icha mengaku keempat pelaku masuk kamar sekitar pukul 01.00 wita. Mereka menggunakan senjata berupa pedang panjang. Para pelaku tidak menggunakan cadar. Korban tidak bisa mengenali para pelaku karena lampunya mati. Bahkan, saat melakukan pengancaman itu, para korban diminta untuk memejamkan mata. ‘’Saya tidur berempat di dalam kamar. Tiba-tiba datang pelaku langsung mengancam kami. Jika kami berteriak, mereka akan membunuh kami,’’ akunya didampingi penanggung jawab di kantor Distriburor Indoplastik yang juga kebetulan dihadirkan di Polda Bali, kemarin. (kmb21)
Bali Post/eka
PERAMPOKAN - Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Hariadi bersama Kombes Pol. Gede Sugianyar menunjukkan barang bukti beserta empat tersangka perampokan pabrik plastik, di Mapolda Bali, Selasa (26/4) kemarin.
Sidang
Nurjaya Dituntut Empat Tahun
Bali Post/eka
SIDANG - Terdakwa Gede Nurjaya (kiri) mendengarkan pembacaan tuntutan dalam sidang di PN Denpasar, Selasa (26/4) kemarin. Mantan Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Bali ini dituntut 4 tahun penjara atas dugaan korupsi dana promosi senilai Rp 97 juta ketika menjabat sebagai Kadisparda Bali tahun 2008.
Denpasar (Bali Post)Tuntutan berbeda diajukan jaksa penuntut umum (JPU) Haris, S.H. dkk. untuk dua terdakwa kasus dugaan korupsi dana promosi pariwisata di Disparda Bali yakni Gede Nurjaya dan Gusti Putu Putra Ambara. Dalam sidang yang digelar secara terpisah ini, terdakwa Nurjaya dituntut hukuman empat tahun penjara, dikurangi masa tahanan, plus denda Rp 100 juta, subsider enam bulan kurungan. Tak hanya itu, mantan Kepala Disparda Bali itu dituntut membayar uang pengganti sebesar Rp 48.870.852, dengan ketentuan, jika dalam waktu satu bulan setelah putusan dinyatakan memiliki kekuatan hukum tetap, terdakwa tak mampu mengemba-
likannya, maka hukumannya ditambah dua tahun lagi. Sejumlah keterangan saksi yang meringankan Nurjaya diabaikan jaksa. Sebaliknya, jaksa fokus pada keterangan Ambara yang menyebutkan seluruh penganggaran WTM London sudah sepengetahuan Nurjaya. Di depan majelis hakim yang diketuai Posma P. Nainggolan, S.H., jaksa menyatakan terdakwa Nurjaya terbukti bersalah melanggar pasal 3 jo pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi (tipikor) jo UU No.20 Tahun 2001 tentang perubahan UU No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tipikor jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Salah satu pertimbangan mem-
beratkan yang disampaikan jaksa yakni terdakwa tidak mengakui perbuatannya. Sedangkan yang meringankan, terdakwa bersikap sopan dan belum pernah dihukum. Atas tuntutan tersebut, terdakwa Nurjaya menyatakan akan mengajukan pledoi (pembelaan). Berikutnya, masih dengan majelis hakim yang sama, jaksa menuntut terdakwa Ambara dengan hukuman satu tahun enam bulan (1,5 tahun) penjara, denda Rp 100 juta, subsider 6 bulan kurungan. Sama halnya dengan Nurjaya, Ambara pun dituntut membayar uang pengganti sebesar Rp 48.870.852. Bila terdakwa tidak sanggup membayarnya dalam kurun waktu satu bulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap, maka hukumannya ditambah satu tahun penjara. (kmb)