Edisi Jumat 26 Juni 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 285 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

Jumat pon, 26 juni 2020 Pertanian Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19 Pertanian menjadi sektor yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Potensinya pun ternyata masih cukup besar di Bali.

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Pasar Galiran Kembali Dibuka

ABK Positif Covid-19

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta akhirnya membuka kembali secara normal Pasar Umum Galiran, Kamis (25/6) kemarin. Sebelumnya Pasar Umum Galiran itu ditutup selama tiga hari.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng menemukan dua tambahan pasien dalam pengawasan (PDP) positif virus Corona. Seorang yang terpapar Covid-19 itu adalah anak buah kapal (ABK) yang sedang berlabuh di Pelabuhan Barang Celukan Bawang.

KLUNGKUNG | HAL. 5 BADUNG | HAL. 3

BULELENG | HAL. 6

GALAKKAN LUMBUNG PANGAN WUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN Denpasar (Bali Post) -

Gubernur Bali Wayan Koster menyerahkan bantuan kegiatan pengembangan Lumbung Pangan untuk cadangan beras masyarakat di Jayasabha, Denpasar, Kamis (25/6) kemarin. Total nilai bantuan yang diserahkan mencapai Rp 1,4 miliar atau setara dengan 1.000 ton beras, bersumber dari dana dekonsentrasi APBN dan APBD provinsi. ‘’Lumbung-lumbung pangan ini harus dihidupkan, direvitalisasi kembali, diberdayakan untuk menampung produk-produk pertanian kita,’’ ujar Koster di sela-sela penyerahan bantuan. Menurut mantan anggota DPR-RI ini, Lumbung Pangan merupakan salah satu unsur penting dalam program ketahanan pangan. Kearifan lokal warisan leluhur inilah yang ke depan akan terus digalakkan menuju kedaulatan pangan. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan, kegiatan pengembangan Lumbung Pangan untuk cadangan beras masyarakat terdiri dari Pengembangan

’’Lumbung-lumbung pangan ini harus dihidupkan, direvitalisasi kembali, diberdayakan untuk menampung produkproduk pertanian kita.’’ Wayan Koster Gubernur Bali Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM), dan Revitalisasi Lumbung Pangan. Untuk PUPM, ada 17 kelompok yang menerima bantuan modal masing-masing Rp 60 juta untuk kerja sama pengolahan gabah menjadi beras dan menjual beras murah. Hal. 7 Revitalisasi Lumbung Pangan

Bali Post/ist

SERAHKAN BANTUAN - Gubernur Bali Wayan Koster menyerahkan bantuan kegiatan pengembangan Lumbung Pangan untuk cadangan beras masyarakat di Jayasabha, Denpasar, Kamis (25/6) kemarin.

OPINI

Peran Kelitbangan Menuju Kenormalan Baru

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 KAMIS, 25 JUNI 2020 Komang Nugraha Jumlah Penerimaan Hari Ini Jumlah Penerimaan Sebelumnya Total Penerimaan

Rp

50.000

Rp 50.000 Rp 58.805.000 Rp 58.855.000

Denpasar (Bali Post) Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose mengaku sangat mendukung kebijakan Gubernur Bali dalam upaya percepatan penanganan Covid-19. Tak kalah pentingnya, ia juga meminta personelnya dan segenap komponen masyarakat Bali disiplin menerapkan protokol kesehatan. Golose mengingatkan, siapa saja bisa terpapar Covid-19, termasuk polisi. Ia mengakui ada personelnya terpapar virus Corona, namun sudah ada yang sembuh. ‘’Ada terpapar (Covid-19), polisi dan PNS. Tapi sudah sembuh dari klaster Sukabumi (siswa Sekolah Inspektur Polisi),’’ tegas Kapolda Golose usai meresmikan Press Room Ghoshal, Kamis (25/6) kemarin. Menurut Golose, sekarang yang bisa terpapar virus ini bukan hanya polisi. Untuk mencegahnya, tiap pukul 07.00 Wita dilakukan sterilisasi. Semua harus disiplin menerapkan protokol kesehatan. ‘’Yang kena itu biasanya yang ikut kegiatan di banjar masing-masing. Yang berisiko ada dua, polisi dan istrinya petugas kesehatan sehingga terpapar. Sebagai Kapolda Bali, saya memberikan sumbangan (APD - red) kepada anggota Bhayangkari yang merupakan petugas kesehatan di puskesmas dan sebagian tidak pakai APD,’’ tegasnya. Saat ini, katanya, hampir 700 istri polisi berprofesi sebagai tenaga kesehatan (nakes). Ada dua risiko terutama terhadap keluarganya. Risiko pertama di mana dalam satu keluarga ada berprofesi sebagai nakes atau polisi. Risiko kedua kalau suami dan istri berprofesi sebagai polisi serta nakes, maka risikonya berbaur jadi satu. ‘’Kapasitas saya sebagai Wakil Ketua Gugus Tugas tetap mengi-

Bali Post/kmb36

PRG - Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose saat berada di ruang Press Room Ghoshal (PRG). kuti prosedur yang ada. Jadi, sesuai dengan kebijakan Bapak Gubernur sebagai Ketua Gugus Tugas, Bali mulai dibuka tanggal 9 Juli. Kita ikuti. Bersama Gugus Tugas, kami tetap menjaga suasana kondusif dalam bidang keamanan,’’ tegasnya. Golose mengaku menyayangkan pengendara sepeda motor bermasker tetapi tidak pakai helm. Padahal, tingkat kematian kecelakaan lalu lintas (lakalantas) lebih tinggi daripada Covid-19. Jadi, disiplin ini juga jangan sampai beralih, jangan hanya memikirkan dampak virus ini tetapi mengabaikan keselamatkan diri sendiri. Hal. 7 Tingkat Kepercayaan Masyarakat

Gotong Royong Jaga Bali

Oleh: Cokorda Gde Bayu Putra PEMERINTAH pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam kurun waktu empat bulan terakhir disibukkan dengan kegiatan penyelamatan dan penanggulangan pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 tidak saja berkaitan dengan dampak kesehatan, namun juga berhubungan dengan masalah ekonomi. Terbukti geliat ekonomi di beberapa daerah terlihat lesu, termasuk di Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata. Dampak penutupan bandara dan meluasnya penyebaran Covid-19 di hampir seluruh negara tempat market wisatawan asing potensial yang biasanya selalu berkunjung ke Bali, menyebabkan banyak hotel dan restoran yang memutuskan untuk menutup sementara operasional usahanya. Tentu penutupan sementara tersebut juga dibarengi dengan penurunan pajak hotel dan restoran yang disetorkan ke kas daerah. Alhasil, beberapa agenda pembangunan strategis pemerintah daerah tertunda dan anggaran dialoksikan sebesar-besarnya untuk kegiatan penanggulangan Covid-19, termasuk salah satunya pemberian bantuan perlindungan sosial bagi masyarakat. Situasi tak menentu ini tentu akan berdampak signifikan terhadap kestabilan keuangan daerah. Dan jika berkepanjangan bagi kepariwisataan Bali, tentu akan melumpuhkan hampir semua sektor pendukung pariwisata Bali. Harapan untuk segera memulihkan situasi normal sepertinya menuju sebuah jalan terang, sejak Presiden Republik Indonesia pada pertengahan Mei menyatakan sebuah optimisme bersama menuju tatanan baru masyarakat produktif yang aman dari Covid-19. Maka dengan cepat bermunculan sebuah perencanaan, gagasan dan protokol dalam menatap dunia baru yang dikenal dengan era kenormalan baru.Dengan menerapakan sebuah protokol ketat yang berorientasi pada kesehatan, kebersihan, dan keselamatan, rasa-rasanya muncul sebuah harapan menuju bangkitnya kembali ekonomi kepariwisataan di Bali. Hal. 7 Menatap Kehidupan

Kapolda Minta Masyarakat Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan

DAMPAK pandemi diprediksi lama dan sulit dalam pemulihan. Sepanjang masa pandemi, kepedulian dan rasa gotong royong harus tetap hidup. Penguatan kepedulian sosial juga harus dibangun untuk memastikan keberlanjutan cadangan pangan. Untuk itu, gotong royong haruslah menjadi model penyelamatan manusia Bali dan alam Bali ke depan. Hal itu dilontarkan Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Udayana Prof. Nyoman Darma Putra saat diwawancarai Bali Post, Kamis (25/6) kemarin. Darma Putra mengatakan, pandemi Covid-19 sangat besar dampaknya secara ekonomi. Beberapa bulan pandemik menggila di Indonesia, sudah banyak yang mengeluh. Beberapa kalangan masyarakat mengatakan semangat gotong royong harus dibangkitkan

dalam situasi ini. Namun, ada juga yang mengatakan sikap gotong royong hanya dilaksanakan saat melakukan ritual, tidak ketika ada sesama yang mengalami kesulitan ekonomi. Bali punya modal kuat untuk bertahan dan bangkit. Menurut Darma Putra, Bali memiliki modal sosial melakukan gotong royong untuk membantu sesama. Dari sisi tataran ideal berdasarkan nilai atau ajaran agama, orang Bali yang dominan beragama Hindu memiliki ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu berpikir, berkata dan berbuat baik. Rasa kegotongroyongan itu ada dalam ketiga bagian Tri Kaya Parisudha terutama pada bagian berbuat yang baik. ‘’Kalau tetangga sakit, dikatakan berbuat baik kalau memberikan simpati dan bantuan. Kalau desa memerlukan, Anda berbuat baik baru tampak kalau Anda memberikan perhatian. Jadi, nilai-nilai kebersamaan kegotongroyongan itu secara ideal sudah diajarkan lewat Tri Kaya Parisudha,’’ ujarnya. Begitu juga dilihat dari tataran faktual (fakta di lapangan), katanya, juga ada rasa kegotongroyongan yang timbul dan dilakukan. Dalam penelitiannya di media massa di Bali yang terbit tahun 1920–1930-an, ia kagum melihat perempuan Bali berusaha untuk

mengumpulkan dana bergotong royong membantu perempuan– perempuan lain yang buta huruf. ‘’Jadi, tataran ideal nilai dan pelaksanaannya itu ada. Dulu orang membangun tidak ada kontraktor, tidak ada tender, tetapi dilakukan secara gotong royong, menggali lubang untuk fondasi juga dilakukan gotong royong. Jadi, tataran nilai dan tataran praktis kita memiliki modal itu tetapi dalam perjalanannya teori sikon menentukan,’’ tandasnya. Selain makhluk sosial, manusia itu juga memiliki rasa iri hati, cemburu yang kadang-kadang dipersepsikan dua hal. Iri hati atau cemburu yang dipersepsikan positif dalam rangka peningkatan kualitas diri karena melihat orang lain lebih baik dan iri hati atau cemburu yang dipersepsikan negatif yang menimbulkan kebencian dan merugikan keduanya. ‘’Kegotongroyongan baik dari segi nilai dan praktis bisa diancam oleh rasa iri hati ini. Ini pentingnya manusia menyadari rasa iri hati negatif diminimalisir, positif diutamakan,’’ tegasnya. Dalam situasi normal, katanya, membantu orang secara gotong royong juga bisa menimbulkan ketersinggungan, namun dalam kondisi tidak normal seperti sekarang, membantu itu sudah merupakan panggilan. (may)

’’Jadi, tataran ideal nilai dan pelaksanaannya itu ada. Dulu orang membangun tidak ada kontraktor, tidak ada tender, tetapi dilakukan secara gotong royong, menggali lubang untuk fondasi juga dilakukan gotong royong. Jadi, tataran nilai dan tataran praktis kita memiliki modal itu tetapi dalam perjalanannya teori sikon menentukan.’’ Prof. Nyoman Darma Putra

Fokus Tangani Klaster Covid-19 di Pasar Tradisional

Denpasar (Bali Post) Bertambahnya kasus positif Covid-19 di Bali menunjukkan bahwa wabah ini masih masif di Bali. Ditemukannya klaster baru penyebaran Covid-19 di pasar tradisional juga menunjukkan masih banyak orang tanpa gejala (OTG) yang bertransaksi baik aktif maupun pasif di pasar-pasar tradisional. Sebaiknya pemerintah serius dan fokus memperhatikan dan menangani klaster baru ini. Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan (Itekes) Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kep. M.Ng., Ph.D. mengatakan hal itu usai acara Bali Post Talk di kampus setempat, Rabu (24/6).

Darma Suyasa menambahkan, klaster baru penyebaran Covid-19 ini harus ditangani segera demi menyelamatkan pasar dan komunitas krama Bali di dalamnya. Caranya dengan fokus melakukan rapid test massal di semua pasar tradisional di kota dan pedesaan. ‘’Sekalipun mengeluarkan dana besar, namun klaster ini fokus ditangani dan dikendalikan,’’ ujarnya. Jika tak segera ditangani, katanya, masyarakat tak mau lagi berbelanja di pasar tradisional kemudian beralih ke toko/pasar modern. ‘’Jadi, hilanglah peluang usaha dan pendapatan keluarga terhadap orang banyak. Makanya, pedagang dan pembeli tak perlu takut rapid test,’’ tegasnya. Darma Suyasa mengakui dampak pandemi Covid-19 sudah merambah ke lapisan ketiga dan keempat yakni pendidikan dan kesehatan, akibat ambruknya sektor pariwisata, dunia usaha dan industri. Pandemi ini secara nyata dipastikan berpengaruh pada daya beli masyarakat untuk melanjutkan studi anak-anaknya. Makanya, ia meminta elite dan pemimpin Bali jangan takut agresif melakukan rapid test di klaster pasar tradisional kepada pedagang dan pembeli serta rumah sakit yang

SDM-nya terpapar Covid-19, dengan hasil terjelek sekalipun. Itu artinya tindakan cerdas dan cepat demi kepentingan bersama. Justru makin dibiarkan dengan alasan takut angka kasus positif Covid-19 melonjak, itu artinya kita melakukan pembiaran karena toh akhirnya angka kasus akan bertambah. Darma Suyasa sepakat pasar tradisional menerapkan satu pintu masuk agar petugas mudah mengawasi dan menindak. Pasar wajib menyiapkan hand sanitizer dan mencuci tangan, melarang manusia lanjut usia dan anak-anak masuk pasar serta tetap menjaga jarak. Inilah yang disebutnya disiplin diri sebagai esensi menerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Menurut Darma Suyasa, Itekes Bali bersama PTS lainnya segera terjun ke pasar dan klaster penyebaran Covid-19 dengan memberi sumbangan masker dan mengedukasi masyarakat menggunakan masker. Sebab, selama ini masyarakat hanya memakai, bukan menggunakan. Alasannya masyarakat sering menempatkan masker di leher dan tak menutupi hidung. Ini salah satu upaya membuat pasar tradisional itu nyaman dan aman dari Covid-19. (kk)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.