20 HALAMAN
NOMOR 187 TAHUN KE 69
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158 rb Like) http://facebook.com/balipost
minggu Paing, 26 februari 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Tiga Tewas, Puluhan Rumah Dibakar
Bali Post sejak Sabtu (11/2) menerima titipan sumbangan untuk disalurkan kepada para pengungsi bencana longsor di Bali. Bagi masyarakat yang peduli dan ingin membantu saudara kita yang sedang tertimpa bencana sumbangan bisa langsung diserahkan ke Sekretariat Bali Post Jl. Kepundung 67 A Denpasar, telepon (0361) 225764 atau melalui dompet simpati Anda Bali Post BCA Cabang Denpasar NO: 040-3555000
Papua (Bali Post) Bentrok antara kubu pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Intan Jaya, Papua sejak Jumat lalu berlanjut hingga Sabtu (25/2) kemarin. Bentrok pilkada ini menelan korban tiga orang tewas serta puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Jenis Sumbangan
Umat Hindu Tangerang Banten Rp 29.150.000 Keluarga Hindu Mitrais Denpasar Rp 1.900.000 Guru dan Siswa SDN 14 Padangsambian Rp 1.866.000 I Gst Ngr Putra Suastika & Klg Rp 1.000.000 Enjoy Tennis Club Rp 1.000.000 NN 0142 (24 Februari) Rp 500.000 I Made Gde Dharmen Rp 500.000 WR. Gula Bali the Joglo Rp 500.000 NN 6700 (24 februari) Rp 442.000 I Made Gede Sudiat Rp 300.000 Ni Kd Sugiant Rp 200.000 Putri Rahayu Wijan Rp 200.000 NN 62859313593 Rp 100.000 Ni Nyoman Narawati Rp 100.000 Wiryanta Thias Rp 100.000 Jumlah penerimaan hari ini Rp 37.858.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 383.510.779 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 421.368.779
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
Bentrok Pilkada Intan Jaya
Sumbangan untuk Korban Longsor
Nama
@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom
BPM/ant
RUSUH - Pilkada di Sorong dan Intan Jaya rawan kerusuhan. Tampak massa menuntut pilkada ulang di Kabupaten Sorong.
Kuala Lumpur (Bali Post) Satu dari dua tersangka pembunuh Kim Jong-nam dengan menggunakan racun saraf sangat berbahaya, terkena dampak dari bahan kimia berjuluk VX itu, kata kepala polisi Malaysia, Sabtu (25/2) kemarin. “Dia muntah-muntah,” kata Khalid Abu Bakar menjawab pertanyaan mengenai gejala perempuan terkena VX itu, yang dinyatakan sebagai senjata pembunuh massal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal. 19 Tak Dirinci
AIR kini menjadi barang langka di Bali. Dulu, semua warga di Bali memiliki sumur di tiap rumah, namun kini mereka bergantungan air dari aliran air PDAM. Mirisnya ketika warga ketergantungan dengan air PDAM, saat terlambat membayar sebulan pihak PDAM sudah melakukan penyegelan. Namun, apabila PDAM yang melakukan kesalahan karena tidak mengalirkan air, PDAM cuek alias tidak mau ganti rugi. Hal. 19 Diatur UU
Prioritaskan Penyelamatan di Hulu KERUSAKAN hutan, kerusakan daerah aliran sungai (DAS), dan kerusakan lainnya di daerah hulu selama ini sangat minim perhatian. Padahal, sumber daya alam air terbentuk di daerah hulu. Bisa dikatakan, daerah hulu berfungsi sebagai kantong tempat air itu akan ditampung dan disimpan. Tak salah bila kemudian ada peringatan bahwa Bali akan mengalami krisis air pada tahun 2034. “Setelah terjadi bencana, baru kita tergopoh-gopoh,” ujar Kepala PPLH Universitas Udayana, Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. Kalau daerah hulu sampai rusak, lanjut Sudarma, maka tidak akan ada air yang bisa dialirkan pada musim kemarau. Begitu pun saat hujan turun, air akan meluber sia-sia bahkan menjadi banjir yang menghancurkan lingkungan sebelum air itu akhirnya kembali ke laut. Padahal, alam sudah memberikan air secara gratis bagi manusia. Tapi manusia justru berpikir untuk membuat air baku dari air laut dengan teknologi reverse osmosis. “Kita selalu berpikir pada teknologi, teknologi, dan teknologi. Padahal alam sudah begitu menyediakan teknologi yang murah, tinggal kita bagaimana menjaganya,” jelasnya. Hal. 19 Konservasi Air
Papua, dan Panwas Provinsi. Kedatangan Kapolda dan Pangdam ke Sugapa, dalam rangka melakukan pengecekan ke TKP pembakaran rumah, perusakan kantor KPU dan pendukung calon yang bertikai. Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw meminta masing-masing pihak menahan diri agar situasi kondusif. “Jangan lagi ada penyerangan dan pembakaran. Semua harus menahan diri, itu imbauan Kapolda,” ujar Mustofa Kamal. Guna menjaga keamanan dan ketertiban, Polda Papua mengerahkan satu peleton personelnya untuk membantu pengamanan di Kabupaten Intan Jaya. Hal. 19 Kerahkan Pasukan
Aisyah Ngaku Dibayar Rp 1,2 Juta
Seorang Pelaku Terkena Racun VX
Wajib Penuhi Hak Konsumen
Bentrok pendukung pasangan calon memang sempat membuat situasi di Sugapa, Ibu Kota Intan Jaya, mencekam sebab massa juga membakar sejumlah rumah warga kedua pendukung. “Tadi terjadi pembakaran beberapa rumah dan pembunuhan yang dipicu adanya seorang meninggal pagi dini hari. Jadi, korban tewas total sudah tiga orang sedangkan rumah yang dibakar 14 unit,” ujar Juru Bicara Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal, dalam keterangan persnya. Selain korban tewas, insiden tersebut juga menyebabkan 18 orang luka berat, 30 luka ringan, dan 30 orang terpaksa harus dievakuasi ke Nabire dengan pesawat yang ditumpangi Kapolda Papua, Pangdam Cendrawasih, KPU
Siti Aisyah
Kuala Lumpur (Bali Post) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia akhirnya diizinkan menemui Siti Aisyah yang ditahan terkait dugaan pembunuhan Kim Jong-nam. Dalam pertemuan itu, Siti Aisyah mengaku ‘’ditipu’’ karena dia direkrut hanya untuk acara reality show. Siti disebut mendapat perlakuan baik selama ditahan dan dalam keadaan sehat. ‘’Dalam pertemuan tersebut, Siti Aisyah
mengaku dalam kondisi sehat dan mendapatkan perlakuan yang baik selama masa penahanan,’’ kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu M. Iqbal, Sabtu (25/2) kemarin. Saat itu pihak KBRI mengetahui kondisi Siti dan menanyakan jika terdapat kondisi kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius. Kedua, meminta persetujuan Aisyah untuk memperoleh pendampingan hukum dari pengacara yang
ditunjuk. Kemudian menjelaskan hak-hak hukum Aisyah, meminta informasi awal untuk proses pendampingan hukum, dan menanyakan jika ada hal yang ingin disampaikan kepada keluarga. Pihak Kemenlu tidak menyebut isi pesan dari Siti kepada keluarganya di Serang, Banten. Siti Aisyah juga menyetujui pendampingan oleh pengacara yang ditunjuk oleh pihak KBRI. Hal. 19 Dibayar
Air Macet
PDAM Hanya Minta Maaf
Bencana alam seperti longsor dan banjir yang melanda Bali sejak dua bulan terakhir cukup membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di daerah kelimpungan. Warga selama beberapa hari tak kebagian air, sementara PDAM hanya minta maaf.
DI Denpasar, air PDAM juga macet beberapa hari. Air Sungai Ayung yang menjadi sumber PDAM keruh. Akibatnya, distribusi ke pelanggan terganggu cukup lama. Selain air keruh, saluran intake juga tersumbat sampah dan ranting pohon yang terbawa arus sungai. Kondisi ini mengakibatkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Ayung Blusung dan IPA Waribang tidak bisa berproduksi. Karena tingkat kekeruhan
yang sangat tinggi yakni mencapai 18000 NTU sehingga air tidak bisa diolah. Kondisi ini tak ayal membuat pelanggannya kelimpungan. “Kalau hanya satu hari masih bisa mencari alternatif, namun saat itu hampir lima hari tidak ngalir. Bagiamana ini PDAM,” ujar Komang Alit Adinata, salah seorang pelanggan dari Denpasar Utara, Jumat (24/2) lalu. Hal. 19 Dikeluhkan Pelanggan
PDAM Buleleng Rugi Rp 1,1 Miliar SEDERET bencana alam di Buleleng tidak saja menimbulkan kerusakan infrastruktur jalan dan rumah warga, juga merusak jaringan pipa air bersih di daerah ini. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buleleng mencatat kerugian jaringan pipa air bersih mencapai Rp 1,1 miliar. Hal. 19 Data Kerusakan
Masyarakat Masih Boros Air Sejumlah ahli dari Jepang pernah mengatakan bahwa Bali dalam kurun waktu sepuluh tahun lagi akan kehabisan air. Ini akibat pembangunan di Bali terutama pariwisata memang rakus dengan air. Makanya jangan heran kini hampir semua air PDAM seret.
PENGAMAT lingungan yang juga Dekan FT Unmas, Ir. I Made Letra, M.Si., mengatakan selain faktor bencana alam, perilaku masyarakat kita juga sangat boros dengan air bersih. Pemerintah (PDAM), kata dia, terlalu rengke alias rakus dengan air bersih. Coba saja lihat, pipa PDAM dipasang tak lagi di hilir namun di kaki gunung. Akhirnya, daya resapan air di Bali tak ada lagi. Beda dengan dulu, air dari gunung untuk bisa mengalir ke laut memerlukan waktu enam bulan. Ini artinya, sebelum ke laut, air hujan meresap dulu
melewati akar pohon kemudian mengaliri sawah, sungai, kemudian ke lembah serta ke lokasi lain baru ke laut. ‘’Nah, sekarang pipa PDAM yang duluan di hulu, petani kita wajar tak kebagian air,’’ ujarnya. Ini semua, kata dia, dikalahkan oleh unsur bisnis PDAM, yang bukan pro petani dan lingkungan. ‘‘Ketika kita memaksa kehendak terhadap alam, maka alam akan membalasnya. Jadilah banjir karena tak lagi ada resapan air,’’ ujarnya. Hal. 19 Bertambah Parah
I Made Letra
Sastra Wibawa