terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
12 HALAMAN
NOMOR 159 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Minggu Umanis, 26 Januari 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Usaba Muhu Muhu Diamankan
Siwaratri
Sanghyang Dedari “Masolah”
Polisi dan pecalang bersinergi mengamankan upacara “Ngusaba Muhu Muhu” di Desa Adat Timbrah, Karangasem. Mengapa?
Banyak pemahaman berbeda soal Siwaratri. Apa hakikat hari suci ini sebenarnya? Bali Orti | HAL. 7
Salah satu event menarik yang dinanti-nanti fotografer adalah Sanghyang Dedari saat masolah. Ikuti caranya biar hasil jepretannya bagus.
Daerah | HAL. 3
Fotografi | HAL. 8
12 Negara Terinfeksi Virus Corona WuhanBegitu cepat penyebaran virus Corona. Korban meninggal akibat wabah virus Corona mematikan di Tiongkok kini mencapai 41 orang hingga Sabtu (25/1) kemarin. Sementara itu jumlah kasus korban terinfeksi sudah melonjak nyaris mendekati 1.300 kasus. Sementara itu 12 negara dinyatakan positif terinfeksi virus ini. Salah satu dokter yang merawat pasien virus Corona, Liang Wudong, seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, meninggal Sabtu kemarin. Dokter ini bertugas di garis terdepan dalam memerangi wabah virus corona di Wu-
han, Provinsi Hubei. Komisi Kesehatan Hubei, Sabtu kemarin mengungkapkan bahwa di Wuhan sendiri korban meninggal mencapai 26 orang. Selain itu Komisi Kesehatan Nasional dalam pernyataan terpisah mengungkapkan bahwa setidaknya ada 444 kasus baru virus telah ditemukan dan
membuat jumlah korban menjadi 1.287 kasus. Penyakit ini telah menyebar ke-30 provinsi, daerah otonom dan kota. Wuhan dan 13 kota lainnya di Hubei telah diisolasi dan dikarantina untuk menahan penularan penyakit pernapasan yang mematikan. Akibat penutupan tersebut, banyak warga yang tidak
bisa mudik saat perayaan Tahun Baru. Perayaan di Wuhan pun jadi tak semeriah biasanya. Wabah virus Corona yang dimulai di Wuhan, kini menjadi perhatian seluruh dunia. Sejak wabah terjadi, Wuhan kini dijuluki sebagai ‘zombieland’ oleh para warga lokal yang ketakutan terjebak di dalam kota itu setelah pemerintah China menetapkan untuk menutup kota tersebut. Hal. 11 Korban Berjatuhan
Bali Nihil Jakarta ( Bali Post)Meski sudah merebak ke beberapa negara, Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan status wabah virus Corona sebagai darurat kesehatan global. Meski demikian, pemerintah Indonesia mengklaim sudah bersiap siaga. Vensya Sitohang, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, Indonesia siap hadapi virus Corona. Sebanyak 100 rumah sakit disiapkan untuk rujukan penyakit infeksi emerging. “Agar masyarakat tenang, diedukasi, jangan sampai ada masuk ke Indonesia meski ada mobilitas tinggi. Kepanikan malah menimbulkan masalah, penyakit enggak ada malah panik,” kata Vensya kepada wartawan. Untuk menghadapi berbagai masalah ini, beberapa rumah sakit di Indonesia sudah disiagakan. Di Jakarta misalnya, ada beberapa rumah sakit pelayanan paru yang bisa dijadikan rujukan ketika ditemukan gejala-gejala penyakit tersebut. Tiga rumah sakit di Jakarta yang dijadikan rujukan nasional yakni, RSPAD Gatot Subroto, RSUP Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso. Saat ini, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso mengisolasi satu pasien terduga terjangkit Virus Corona.
BPM/edi
PANTAU-Petugas Bandara I Gusti Ngurah Rai memantau suhu tubuh penumpang menggunakan alat pemindai suhu tubuh di Terminal Kedatangan Internasional.
Delapan Penerbangan Denpasar-Wuhan Dibatalkan Mangupura (Bali Post)Sebanyak delapan penerbangan yang menghubungkan Wuhan, China, dengan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dibatalkan sebagai langkah antisipasi terhadap penye-
baran virus Corona melalui jalur penerbangan. “Penutupan rute penerbangan ini dilakukan mulai 23 Januari lalu pukul 11.00 UTC sampai 2 Februari pukul 15.59 UTC mendatang,” ujar Communication and
Tradisi ’’Ngejot’’ dengan Kue Penuh Makna TRA D ISI ngejot masih dilaksanakan masyarakat di Bali, tidak saja oleh umat Hindu, namun juga umat Budha etnis Tionghoa saat hari raya Imlek. Seperti yang dilaksanakan beberapa warga keturunan Tionghoa di Kintamani. Dua hari sebelum Imlek mereka membagikan bingkisan makanan kepada tetangga/umat lain di sekitar rumahnya. Isi bingkisannya terdiri dari kue dan buah. “Tradisi ini sudah kami lakukan secara turun temurun,” ungkap I Made Suardana atau Khu Bok Sun, salah seorang warga Tionghoa di Kintamani yang merayakan Imlek. Selain memasang pernak-pernik Imlek, warga Tionghoa di Kintamani juga menyiapkan aneka jenis kue. Suardana mengatakan beberapa kue yang wajib ada saat Imlek, yaitu kue keranjang, kue ku dan lapis. Ada juga tambahannya seperti kue bakpao, wajik dan lainnya. Hal. 11 Kue Mangkok
KUE Inilah jenisjenis kue yang dijadikan materi ngejot menjelang Imlek.
Nihil Sementara itu hasil laboratorium ketiga wisatawan asing yang dicurigai terinfeksi Corona di Bali telah keluar. Hasilnya semua negatif terinfeksi virus Corona. Sebelumnya, hasil laboratorium wisatawan asal Meksiko telah lebih dulu keluar, hasilnya negatif. Pada Sabtu (25/1), Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM., menegaskan bahwa kedua wisatawan lain juga negatif. Hal. 11 Hasil Negatif
Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, di Mangupura, Sabtu. Hal. 11 Dua Maskapai
Harmonisasi Warga Tionghoa dengan Krama Bali
Hari raya Imlek 2571 dikenal dengan shio Tikus Logam dirayakan dengan penuh suka cita oleh umat Budha keturunan Tionghoa di Bali, Sabtu (25/1) kemarin. Perayaan tahun baru China diisi dengan bersembahyang di kongco dan berkumpul bersama keluarga. Jika kita ingin melihat contoh harmonisasi hubungan warga Tionghoa sejak zaman lampau hingga sekarang dengan krama Bali kita bisa melihat di Kintamani. Bahkan sejumlah nama desa di Kintamani asal muasal dari Tionghoa seperti Langgahan, Kintamani, Pinggan, dll.
BPM/ina
SEMBAHYANG - Umat Tionghoa di Kintamani melaksanakan persembahyangan di Kongco.
Di Kintamani, keberadaan warga Tionghoa jumlahnya cukup banyak. Mereka tersebar di beberapa desa di Kecamatan Kintamani. Selama bertahuntahun mereka hidup berbaur secara harmonis dengan krama Bali dalam berbagai aktivitas. Desa Langgahan, merupakan salah satu Desa di Kintamani yang banyak dihuni warga keturunan Tionghoa. Ada sekitar 55 KK warga Tionghoa yang hidup di desa yang
berbatasan dengan Kabupaten Gianyar itu. Nama Desa Langgahan konon berasal dari bahasa China, yakni Loang An, yang merupakan nama salah satu desa di China. “Menurut sejarah, dulu leluhur kami ditempatkan di perbatasan oleh Raja Balingkang untuk menjaga perbatasan dan keamanan wilayah. Awalnya di desa kami hanya ada tiga KK. Hal. 11 Dusun Lampu
Mengenal Brahmavihara Arama Desa Banjar
Menjadi Cikal Bakal Toleransi dan Pluralisme di Tanah Air
SAAT Imlek warga Tionghoa selain ke konco juga ada yang ke vihara. Brahamavihara Arama di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng tergolong vihara tua di Bali. Ini karena vihara di Banjar Dinas Tegeha berdiri pertama kali di Bali setelah masa Kemerdekaan RI, juga simbol cikal bakal lahirnya budaya
toleransi dan pluralisme di Tanah Air. Brahmavihara Arama ini dibangun oleh Ida Ketut Jelantik yang dikenal sebagai sastrawan yang bertugas di Kementerian Agama. Dia menyukai meditasi hingga membentuk kelompok kebatinan di desanya. Tahun 1956, Ida Bagus Jelantik diundang ke
Watugong, Semarang menghadiri acara Budha Jayanti yang merupakan acara kebatinan dan spiritual. Saat itu Ida Ketut Jelantik berhalangan hadir hingga diutus keponakannya, Ida Bagus Giri, yang tak lain adalah ayah dari Ida Bagus Rahoela. Hal. 11 Metode Meditasi
BPM/mud
VIHARA- Brahmavihara Arama Desa Banjar selain menjadi tempat persembahyangan juga sebagai simbol toleransi beragama.