12 HALAMAN
NOMOR 97 TAHUN KE 71 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Bali Post
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
SEJAK 1948
Anggota DPR-RI Dinilai Malas
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Pengemban Pengamal Pancasila
Jakarta (Bali Post) Menjelang pileg, kita mesti cerdas menentukan pilihan soal wakil rakyat di daerah hingga pusat. Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai buruknya kinerja DPR-RI tahun ini dikarenakan sebagian besar anggotanya malas. Malas untuk menyelesaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang sudah ditargetkan. Kedua, banyaknya kursi kosong saat rapat paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat diakui sudah menjadi fenomena sejak lama. Fenomena yang disebut sudah berlangsung di setiap periode itu pun mulai menjadi sorotan. Formappi mencatat, dari total 24 RUU yang direncanakan DPR untuk dibahas pada masa sidang I, hanya tiga RUU komulatif terbuka yang berhasil disahkan menjadi undangundang. Sedangkan RUU prolegnas prioritas tak ada satu pun yang diselesaikan. “Saya kira malas faktor utama kenapa banyak sekali pekerjaan
DPR yang mangkrak. Selain itu, tanggung jawab moral sebagai wakil rakyat itu yang tidak ada,” kata peneliti dari Formappi, Lucius Karus. Lucius menambahkan, belum lagi banyak anggota DPR yang seenaknya tidak hadir waktu rapat dan sidang paripurna. “Mereka bebas tidak hadir dalam rapat-rapat. Jika tidak ada tanggung jawab di DPR, kemudian bagaimana menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat,” ucapnya. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PAN, Bara Hasibuan, Sabtu (24/11) kemarin, mengakui bahwa
daftar hadir yang ada bahkan tidak merefleksikan kehadiran secara riil anggota DPR di sidang paripurna. “Memang alasannya macam-macam. Artinya, banyak sekali rapat paripurna itu (dianggap) hanya sebuah formalitas,” kata Bara dalam diskusi bertajuk ‘‘Mengapa Anggota DPR Malas?’’ di Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan, anggota DPR dalam sidang paripurna hanya mendengarkan pandangan dari masing-masing fraksi yang sebetulnya sudah disepakati pada rapat komisi. Hal. 11 Hanya Formalitas
BPM/Tujus
Penganugerahan KPID Bali Awards
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali memberikan Lifetime Achievement Award kepada Satria Naradha pada malam penganugerahan KPID Bali Awards 2018 di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Jumat (23/11) malam. Satria Naradha dinilai sejak 16 tahun lalu sebagai perintis dan pelopor TV lokal dengan lahirnya Bali TV 26 Mei 2002 dengan misi mengajegkan Bali menjadi matahari dari Bali untuk Indonesia. Kehadiran Bali TV ini kemudian mendorong keberadaan TV lokal di tanah air. Dari Bali memang kemudian regulasi penyiaran mengakui keberadaan televisi lokal di Indonesia. Di Bali juga terlahir pertama kali Asosiasi Televisi Lokal Indonesia yang menaungi televisi lokal di Indonesia. Satria Naradha mengungkapkan Lifetime Achievment Award ini bukan saja memberi semangat bagi dunia penyiaran dan TV lokal di Bali tetapi juga memberikan semangat bagi seluruh televisi lokal di Indonesia. Untuk tetap melanjutkan perjuangannya bukan saja mencerdaskan bangsa, juga menjaga kebinekaan, Merah Putih, NKRI, Pancasila, serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan RI. Award diserahkan Gubernur Bali, Wayan Koster. Ketua KPID Bali I Made Sunarsa mengatakan, KPID Bali Awards 2018 mengangkat tema “Mencerdaskan Masyarakat Bali Melalui Penyiaran”. Ada 4 penghargaan untuk kategori radio, 7 penghargaan untuk kategori TV, dan lifetime achievement. Bali TV memenangi kategori program acara hiburan seni dan budaya lewat Samatra Artis Bali. Pada beberapa kategori, program Bali TV masuk nominasi seperti Seputar Bali dalam kategori program acara berita TV, dan Talk Show Merah Putih “Kisruh PPDB” dalam kategori program acara talk show TV.
Ikuti Gala Festival Tahunan
Ribuan Keluarga Besar Yan Lan Xi Berkumpul di Bali YAN LAN XI (Hong Kong) International Group Co., Ltd., yang merupakan produsen produk perawatan kulit, peralatan mandi, dan make up, menggelar pertemuan tahunan, Sabtu (24/11) kemarin di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua. Pertemuan yang dikemas dalam Gala Festival Tahunan Yan Lan Xi ini, diikuti oleh ribuan keluarga besar Yan Lan Xi.
Selain menggelar malam apresiasi, rangkaian kegiatan juga diisi dengan liburan selama lima hari dari tanggal 23-27 November. Menurut CEO Yan Lan Xi, Liu Hai Long, yang hadir bersama Nyonya Ta Mei, perusahaan yang didirikan pada Maret 2015, saat ini memiliki sejumlah produk, dari produk kesehatan hingga produk perawatan kulit dan make-up. Seluruh produk tersebut memang
BERSAMA - Wakil Gubernur Bali, Cokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (tengah) bersama CEO Yan Lan Xi, Liu Hai Long (kanan) didampingi Nyonya Ta Mei saat menghadiri Gala Festival Tahunan Yan Lan Xi, di BNDCC Nusa Dua, Sabtu (24/11) kemarin.
Cerita Guru di Terunyan
Sampai Nginap di Rumah Penduduk
MELINTASI jarak puluhan kilometer dengan medan yang sulit dan terjal, menjadi keseharian yang dijalani I Ketut Sutrisna, S.Pd., salah seorang guru di SD 3 Terunyan. Meski sulit, namun hal itu tak membuat pria 57 tahun ini patah semangat untuk mengajar, demi mencerdaskan anak bangsa khususnya yang berada di wilayah di Banjar Bunut, Desa Terunyan, Kintamani. Sutrisna adalah guru yang berasal dari Banjar/ Kelurahan, Kubu, Bangli. Dia mulai bertugas di SD 3 Terunyan sejak 2012. Sebelumnya guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dia sempat bertugas di SD 2 Kawan, Bangli. Selama menjalani tugas sebagai guru di SD 3 Terunyan, Sutrisna harus rela bolak-balik menempuh jarak yang sangat jauh menggunakan sepeda motor. Tak hanya itu, medan yang harus dilaluinya pun tak semudah guru-guru lainnya yang mendapat tugas mengajar di wilayah kota. Untuk bisa tepat waktu mengajar di SD 3 Terunyan, Sutrisna selama ini harus berangkat dari rumahnya di Kelurahan Kubu, Bangli
pukul 05.45 wita. Ada dua jalur yang selama ini biasa dilaluinya untuk menuju sekolah, yakni melalui jalur Karangasem atau jalur Buleleng. Dua jalur itu dipilih karena lokasi sekolah yang berada di balik bukit, tidak bisa dijangkau dari pusat Desa Terunyan. Dia mengatakan jika melalui jalur Karangasem, dia menghabiskan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam. Itu pun jika dalam perjalanan tidak menemui macet. Sementara jika melalui jalur Buleleng dia menghabiskan waktu 2,5 jam. Biasanya jalur Buleleng akan dipilihnya saat musim hujan untuk menghindari banjir. Sutrisna mengatakan, untuk menuju lokasi sekolah, medan yang dilalui di wilayah Banjar Bunut cukup sulit dan terjal. Tak hanya kecil, banyak tikungan dan tanjakan yang harus ditaklukannya. Selama bertugas sebagai guru di SD 3 Terunyan, tak jarang dia harus menginap di sekolah dengan beralaskan karpet atau di rumahrumah penduduk. Biasanya itu dilakukannya dengan beberapa guru lainnya saat masa ujian sekolah. Hal. 11 Ujian Sekolah
didedikasikan untuk perawatan kulit dan kecantikan. Pada tahun 2018 ini, tanpa disadari, Yan Lan Xi telah mengalami kemajuan pesat selama empat tahun. Diungkapkannya, Yan Lan Xi dalam melakukan produksi, memiliki banyak tim peneliti ilmiah berkualitas tinggi dengan kekuatan teknis yang solid. Selain itu, Yan Lan Xi juga telah memperkenalkan produk kelas satu ke seluruh dunia. Bahkan, produk yang dihasilkan sudah jauh meninggalkan pesaing lain dalam teknologi penelitian ilmiah dan khasiat produk. Tidak hanya itu, Yan Lan Xi juga terus memperluas
pasar internasional, serta dalam beberapa tahun terakhir, Yan Lan Xi juga terus berinovasi dan berkembang. Ke depan kata Liu Hai Long, Yan Lan Xi akan terus menerapkan konsep untuk kualitas hidup yang lebih baik yaitu “Negara hemat, rendah hati dan ekspresif”. Ini diharapkan akan menjadi tren pengembangan Yan Lan Xi ke depannya untuk bisa terus meningkatkan kualitas perawatan. Baik itu perawatan kulit dan industri make-up, serta terus berinovasi dan mencakup seluruh lini produk. Hal. 11 Lebih Cemerlang
Masih Ada Guru PAUD Bergaji Rp 10 Ribu Sehari
Sebagian guru kini sudah sejahtera. Hal itu baru dinikmati guru PNS dan sekolah swasta favorit. Namun, nasib guru PAUD dan TK di desa dan banjar di Bali ternyata masih menyedihkan. Masih ada guru PAUD dan TK di Bali yang bergaji di bawah Rp 300 ribu/bulan. Ini artinya, mereka menerima honor hanya Rp 10.000 per hari. ANGKA ini jauh dari gaji tukang angkut pasir dan batu yakni Rp 75.000 per hari. Padahal, mereka menjalankan tugas kemanusiaan yang sangat mulai yakni membentuk anak yang sehat, cerdas, dan ceria. Apalagi menurut Jokowi, pendampingan anak usia dini, 0-6 tahun, sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini patut menjadi renungan ketika jajaran guru dan PGRI Minggu ini (25/11) merayakan HUT ke-73 dan Hari Guru Nasional (HGN).
Ketua IGTKI Provinsi Bali, Dra. Tjok. Istri Mas Mingguwati, M.M., mengakui selama ini, nasib guru TK dan PAUD di Bali terbilang paling menyedihkan. Masalah utama yang dihadapi guru PAUD dan TK adalah soal kesejahteraan. Terutama bagi guru PAUD dan TK di banjar atau milik desa yang minim siswa dan minim anggaran. Tidak itu saja, guru TK dan PAUD saat ini sesuai UU disyaratkan minimal S-1 PGPAUD sedangkan sebagian
besar dari 6.500 guru PAUD dan TK di Bali belum sarjana. Mereka pun wajib melanjutkan studi S-1 dengan biaya sendiri pula. ‘’Saya kasihan dengan guru-guru kami, bergaji kecil, harus swadaya melanjutkan studi,’’ tegasnya. Dia mengatakan selama ini IGTKI Bali sudah mendorong pemkab memerhatikan nasib guru PAUD untuk diberikan insentif dan tunjangan, namun belum semua berhasil. Hal. 11 Studi Lanjut
GUBERNUR Bali Wayan Koster mengakui bila masih ada guru TK/PAUD yang gajinya di bawah standar Upah Minimum Regional (UMR). Terutama, guru TK/PAUD yang mengajar di pelosok-pelosok desa. Menyikapi masalah ini, pihaknya sudah membuat program pengembangan TK/ PAUD Hindu berbahasa Bali.
Selanjutnya, desa adat juga akan berperan dalam menjamin penghasilan guru TK/PAUD. “Kalau guru PAUD dan TK memang betul demikian karena memang belum mendapatkan program prioritas dari kementerian, maupun juga pemerintah daerah,” ujar Koster di sela-sela malam penganugerahan KPID Bali Awards 2018 di Gedung
Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Jumat (23/11) malam. Lanjut Koster, pengembangan PAUD/TK Hindu berbahasa Bali akan diprogramkan di seluruh desa adat. Anggarannya dialokasikan langsung melalui desa adat, dan sudah dihitung. Hal. 11 Perhatian Serius
Gubernur Ikut Prihatin
MENGAJAR - Guru sedang mengajar anak-anak di TK Sila Dharma, Busung Yeh Kauh, Denpasar.
Ketika Guru Hadapi Revolusi Industri 4.0
Mengajarlah dengan Hati dan Perlunya Perlindungan Hukum Sudahkah guru profesional? Hal ini masih menjadi pertanyaan besar ketika jajaran PGRI, Minggu ini (25/11) merayakan HUT ke-73 dan Hari Guru Nasional (HGN). Pada seminar yang digelar Provinsi PGRI Bali belum lama ini, masalah profesionalisme dan perlindungan hukum bagi guru hangat dibicarakan.
PEMBICARA Prof. Nyoman Dantes membahas soal tuntutan profesi guru dan model pembelajaran pada abad ke-21. Ketua KPPAD Bali, A.A. Sagung Anie Asmoro, memaparkan soal kasus siswa dan guru di Bali serta pemecahannya dan Mawardi, S.H., M.H., dari Kajati Bali membahas perlindungan profesi guru dalam menjalankan tugas profesionalnya untuk mewujudkan pendidikan bermutu. Tema ini diangkat menurut Gede Wenten Aryasuda karena saat ini guru menjalankan tugas masih dibayang-bayangi ketakutan terkena pemida-
naan saat menjalankan penegakan disiplin di sekolah. Sangat penting bagi guru diberikan wawasan kategori tindakan mana yang diperkenankan dalam koridor mendidik. Sebab, jika guru terus diteror dengan ancaman hukuman fisik, dia khawatir guru apatis menjalankan tugasnya. ‘’Mau siswa mengerti atau tidak, guru cuek saja, itu risikonya,’’ tegasnya. Prof. Dantes menekankan menjadi guru harus mengajar dengan hati, bukan menjadi guru cenceng kebes (GCK). Hal. 11 Berpikir Kritis
Prof. Nyoman Dantes
A.A. Sagung Anie Asmoro
Gede Wenten Aryasuda
Mawardi, S.H., M.H.