terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Minggu umanis, 25 februari 2018
u g g n Mi Pengemban Pengamal Pancasila
BPM/kmb
BERSAMA - Calon Wakil Gubernur Bali Cok Ace berfoto bersama Ni Putu Putri Suastini Koster dan istri Gubernur Bali Ny. Ayu Pastika di sela-sela menghadiri Rakornas KPPI di Denpasar.
Perempuan Punya Peran Kuat sebagai Penentu Kebijakan Putri Suastini Koster: Politik Perlu Kelembutan dan Kasih Sayang
C
alon Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), mengungkapkan bahwa kaum perempuan khususnya di Bali mempunyai peran yang kuat dalam memengaruhi arah kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kepentingan publik. “Meski jumlahnya di ranah politik praktis masih cukup terbatas, tapi perannya di belakang layar sangat besar dalam ikut menentukan arah kebijakan-kebijakan publik,” ujarnya usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Hotel Aston, Denpasar, Sabtu (24/2) kemarin. Pasalnya, lanjut pendamping calon Gubernur Bali Wayan Koster ini, karena kaum perempuan secara naluriah memiliki kepekaan yang lebih tinggi dalam merasakan segala persoalan sosial yang terjadi di masyarakat. “Seperti jika terjadi kenaikan harga-harga. Kan ibu-ibu yang lebih dulu merasakan dampaknya bagi belanja rumah tangga. Jadi, kaum perempuan dari ranah privat hingga publik sangat paham dengan yang apa terjadi,” jelasnya. Untuk itu, kaum perempuan harus diberikan peran yang lebih besar, supaya dalam ranah politik terjadi saling melengkapi serta sinergisitas antarakaum perempuan dan lakilaki. Alhasil, kebijakan-kebijakan publik yang dihasilkan akan lebih terkena sentuhan kelembutan dan kepekaan terhadap masyarakat. “Bukan berarti kebijakan-kebijakan sekarang tidak ada kepekaan. Namun kalau kaum
perempuan diberikan porsi yang sama, maka hasilnya tentu akan lebih baik lagi,” sebutnya. Mantan Bupati Gianyar ini sangat mengapresiasi perjuangan KPPI agar kaum perempuan diberikan kesempatan yang lebih besar lagi dalam ranah politik praktis di segala tingkatan. “Mereka (kaum perempuan) sangat mampu seperti lakilaki. Hanya, seperti sambutan Pak Gubernur (Made Mangku Pastika) tidak diberikan kesempatan yang sama,” ungkapnya. Terkait dengan hal itu, pihaknya bersama Wayan Koster, apabila terpilih nanti sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 akan mendorong dan memberikan peluang yang lebih bagi kaum perempuan Bali dalam keterlibatan politik serta pengambilan kebijakan publik. “Kami (Koster -Ace) dari awal sudah mempersiapkan segala program pemberdayaan perempuan khususnya kaum perempuan Bali. Bukan hanya di ranah politik, tapi di segala sektor. Mulai dari usaha, seni budaya juga pendidikan,” ujarnya. Sementara itu, anggota Dewan Kehormatan KPPI Provinsi Bali Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster mengatakan perempuan dalam kancah politik bukan lagi hal yang tabu. Keterwakilan 30 persen perempuan dalam politik, khususnya dalam proses penetapan calon anggota legislatif (pencalegan) di semua tingkatan harus dikawal dengan sebaikbaiknya. Di sinilah, peranan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk memastikan keterwakilan perempuan tersebut benar-benar diimplementasikan, bukan hanya di tataran proses pencalegan, namun
dikawal dan diperjuangkan hingga bisa terwujud keterwakilan 30 persen di parlemen. Istri Calon Gubernur Bali Wayan Koster ini mengapresiasi sepak terjang KPPI yang telah mampu menjadi wadah bagi perempuan-perempuan yang ingin dan sudah terjun di dunia politik. “KPPI menjadi ajang penggodokan dan mendapatkan ilmu politik bagi para wanita yang terjun ke kancah politik, sehingga memiliki bekal dan kemampuan yang mumpuni, untuk maju di ajang pemilihan legistatif hingga pemilihan kepala daerah,” katanya. Seniman teater yang gemar menulis serta membaca puisi ini mengibaratkan KPPI sebagai kawah Candradimuka untuk menggembleng, dan memberikan pendidikan politik bagi perempuan. Diakuinya, dunia politik asing bagi perempuan, karena memiliki kesan yang keras, dan cenderung didominasi oleh kaum pria. Akibatnya, sangat sedikit perempuan yang tertarik untuk berkiprah di dalamnya. Padahal kalau perempuan masuk di dalam dunia politik, maka ada unsur kelembutan atau kasih sayang sehingga terjadi keseimbangan. Padahal, menurutnya, perempuan memiliki peran tersendiri jika terjun ke bidang politik, supaya ada yang menyuarakan kepentingan perempuan, anak dan keluarga agar menjadi lebih baik. “Maka KPPI ini menyerukan pada pemerintah untuk memerhatikan dan memfasilitasi implementasi kebijakan keterwakilan 30% perempuan dalam politik, terutama dalam proses pencalegan pada Pemilu 2019 di setiap tingkatan,” tegasnya.(kmb)
BPM/kmb
RAKORNAS - Calon Wakil Gubernur Bali Cok Ace dan Ni Putu Putri Suastini Koster bersama peserta Rakornas KPPI di Denpasar.
20 HALAMAN
NOMOR 184 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418