terbit sejak 16 agustus 1948
u g g n Mi
perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Minggu Pon, 24 Desember 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
Mahagotra Catur Sanak Bali Mula Kini Dipimpin Ketut Mardjana
DOKTOR Ir. Ketut Mardjana terpilih sebagai Ketua Umum Mahagotra Catur Sanak Bali Mula (MCSBM) Provinsi Bali periode 2017-2022. Keputusan ini diambil setelah digelar Mahasabha III MCSBM yang dibuka Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Wantilan Pura Samuantiga Desa Bedulu, Blahbatuh, belum lama ini. “Saya terpilih sebagai ketua umum untuk lima tahun ke depan,” ucap Ketut Mardjana yang juga mantan Direktur Utama PT Pos Indonesia itu.
Ketut Mardjana
Selama memimpin pasemetonan, Ketut Mardjana akan didampingi Wakil Ketua MCSBM, Jero Kubayan, yang merupakan pemangku Pura Puseh Bali Aga, Desa Melinggih Kelod, Payangan. “Untuk sekretaris dan kepengurusan lainnya akan dirapatkan lagi,” imbuh Ketut Mardjana. Dikatakannya, saat ini pasemetonan MCSBM sudah terbentuk di lima kabupaten meliputi Gianyar, Bangli, Klunkung, Singaraja, dan Karangasem. Sementara yang belum terbentuk di Kabupaten Tabanan, Badung, Negara, dan Kota Denpasar. “Padahal, warga di empat kabupaten- kota sangat banyak yang hadir dalam Mahasabha III di wantilan Pura Samuantiga ini,“ ucapnya. Ketut Mardjana juga mengingatkan dalam Bhisama Kayu Selem, Kayuan, Celagi ataupun Trunyan tertulis selain ingat kepada kawitan juga wajib untuk ingat kepada semeton. “Jadi, kita sedang mewujudkan bhisama leluhur, terutama eling kepada semeton ini yang cakupannya luas, terlebih setelah eling harus ada yang kita perbuat untuk semeton,“ jelasnya. Hal senada disampaikan Ketua Panitia Mahasabha III MCSBM, Ketut Mandia. Dia menjelaskan Mahasabha III ini merupakan karya agung pasemetonan MCSBM, di mana karya agung sebagai pertemuan seluruh semeton CSBM ini dilaksanakan setiap lima tahun sekali. “Mahasabha ini juga merupakan karya ngenteg linggih, dalam arti ngenteg linggihan semeton dan Batara kawitan, agar Batara kawitan itu terus diingat,“ ujarnya. Sementara itu, Ketua Umum MCSBM Provinsi Bali priode 2012-2017, Made Sukarana, berharap Ketua Umum MCSBM yang baru dapat lebih baik lagi mengarahkan pasemetonan untuk lima tahun ke depan, khususnya agar lebih harmonis dan selalu ingat dengan kawitan. “Harapan kita meningkatkan sradha bhakti terhadap leluhur, kawitan, dan semakin hari agar pasemetonan ini tambah rumaket. Misalnya melalui sembahyang bersama, ngaben bersama, mudah-mudahan pengurus ke depan dapat lebih berbuat maksimal lagi,“ ujarnya. Jero Gede Kayu Selem mengatakan semeton Bali mula sebagai keturunan dari Mpu Kamareka sudah ada di Bali sebelum kedatangan Maharsi Markandeya. Kedatangan Maharsi Markandeya kedua kalinya bersama orang Aga, bertemu dengan orang Bali mula diajak melakukan upacara ala Bali, karena Markandeya kan dari India. Markandeya menyesuaikan upacaranya secara Bali, salah satunya upacaranya menanam panca datu, yang sekarang disebut pedagingan. (ad1184)
Komit Satukan ’’Semeton’’ MCSBM Se-Nusantara USAI mengabdi kepada negara Indonesia selama 30 tahun lebih, Ketut Mardjana kini komit untuk ngayah sebagai Ketua Umum Mahagotra Catur Sanak Bali Mula (MCSBM) Provinsi Bali periode 20172022. “Ya sekarang saya memang ingin lebih fokus dalam kehidupan sosial dan spiritual, tentunya saya juga masih perlu belajar lagi,“ ucap Ketut Mardjana yang merupakan mantan Direktur Utama PT Pos Indonesia itu. Ketut Mardjana menekankan pengabdian yang ia maksud untuk membawa paikatan MCSBM ke arah yang lebih baik, terlebih sampai saat ini para semeton MCSBM masih tersebar di berbagai wilayah di Bali bahkan di Nusantara. “Nanti yang masih tersebar ini kita satukan visi dan misinya sebagai Catur Sanak
Bali Mula,” ucap Ketut Mardjana. Mardjana mengakui tanggung jawab ini bukanlah tugas yang mudah. Namun, ia optimis dengan tekad dan tujuan yang baik, kepemimpinan ini akan berjalan dengan baik. “Tujuanya memang lebih mensolidasikan, merekatkan pasemetonan, hingga bagaimana membuat Bali itu ajeg. Jadi, ajeg itu bukan berarti sempit, tetapi ajeg mengikuti perkembangan dengan nilai budaya sejarahnya tetap kita pegang,” jelasnya. Menurut Ketut Mardjana, paiketan ini sudah cukup besar karena ada ribuan dadya Kayu Selem, Celagi, Kayuan dan Terunyan yang tercatat. Belum lagi para semeton yang ada di luar Bali, akan disosialisasikan sehingga dapat menyatukan umat. “Sekarang kan
masih mempunyai persepsi masingmasing, bagaimana sekarang menyatukan papinehan, pemikiran menjadi satu visi yang betul-betul disepakati bersama ini yang akan kita lakukan,” katanya. Disinggung pemberdayaan sumber daya manusia di MCSBM, Ketut Mardjana dari segi ekonomi memang masih banyak semeton yang berada pada garis menengah ke bawah. Sebab itu, pihaknya akan membuatkan kelembagaan yang terstruktur dan diakui pemerintah. “Nah di sini kita bisa arahkan pemerintah dalam program mencerdaskan anak bangsa, kita tinggal membuat program yang bisa diberdayakan, salah satunya beasiswa. Kita dorong anak-anak yang masih pelajar dan kurang mampu agar mendapat beasiswa,” tegasnya. (ad1184)
MAHASABHA - Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat membuka Mahasabha III Mahagotra Catur Sanak Bali Mula di Wantilan Pura Samuan Tiga.
20 HALAMAN
NOMOR 124 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418