20 HALAMAN
NOMOR 36 TAHUN KE 70 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158 rb Like) http://facebook.com/balipost
minggu paing, 24 september 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Pura Besakih Simbol Kepala dan Jiwa Bali
PURA Agung Besakih merupakan pusat kegiatan upacara agama bagi umat Hindu. Di Pura ini setiap tahun dilangsungkan Karya Ida Batara Turun Kabeh, setiap sepuluh tahun sekali dilangsungkan upacara Panca Bali Krama, dan setiap seratus tahun diselenggarakan upacara Eka Dasa Rudra. Pura Agung Besakih secara spiritual adalah sumber kesucian dan sumber kerahayuan bagi umat Hindu. Kini Susana Pura Besakih tampak sepi pascaditetapkannya Gunung Agung dalam level awas. Para pemangku dan warga sekitarnya sedang mengungsi. Umat Hindu menyebut Pura Besakih adalah kawasan suci, namun belakangan objek wisata ini dikelola dengan berbagai cara untuk meningkatkan PAD. Bangunan yang utama di Pura Besakih adalah palinggih Padma (Padmasana) Tiga. Letaknya di Pura Penataran Agung Besakih. Menurut berbagai sumber, bangunan suci Padma Tiga yang berada di Pura Agung Besakih adalah tempat pemujaan Tri Purusa yakni Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa (Tuhan Yang Mahaesa). Padmasana lambang kesucian dengan astadala atau delapan helai daun bunga teratai. Praktisi pendidikan Hindu mengatakan Pura Besakih sebagai huluning Bali Rajya, hulu-nya daerah Bali. Pura Besakih sebagai kepala atau jiwanya Pulau Bali. Hal ini sesuai dengan letak Pura Besakih di bagian timur laut Pulau Bali. Hal. 19 Timur Laut
BPM/nyoman sedana
SEPI - Pura Besakih tampak sepi, sementara Gunung Agung ditutupi awan tebal, Sabtu (23/9) kemarin. Para pemangku dan warga sekitar Pura Besakih kini mengungsi pasca-Gunung Agung berstatus awas.
Gunung Agung
’’Mandala Suci’’, Sumber Kehidupan Jagat Bali Gunung bagi umat Hindu di Bali sangat disucikan atau disakralkan. Demikian juga Gunung Agung di Karangasem yang saat ini berstatus awas, sangat disucikan sebagai stana Ida Batara Lingsir Tolangkir. Makanya gunung tertinggi di Bali itu juga dikenal dengan sebutan Giri Tolangkir. Bagaimana pandangan umat Hindu terhadap gunung, utamanya Gunung Agung?
GUNUNG bagi umat Hindu adalah mandala suci. Bagi umat Hindu, gunung merupakan pusat orientasi kosmologi. ‘’Gunung adalah mandala suci yang disebut sebagai lingga bhuwana atau linggacala, pusat atau hulunya kesucian. Dalam beberapa catatan teks disebutkan sebagai stana Bhatara Ciwa (Raja Gunung), pusat dan sumber kehidupan umat manusia di bumi ini,’’ ujar Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. Nengah Duija, Sabtu (23/9) kemarin. Dikatakannya, dalam kosmologi Hindu, Gunung Agung merupakan stana Ida Bhatara Lingsir Tolang-
kir, sebagai unsur purusanya jagat Bali. Kiblat Gunung Agung sebagai mandala suci, dikuatkan dengan keberadaan pura terbesar di Pulau Bali yakni Pura Besakih. Dalam teori Mircea Eliade, Pura Penataran Besakih ini sebagai poros semesta yang disebut dengan axismundi, mandala yang menjadi pusat naik dan turunnya energi semesta. ‘’Semoga saja beliau yang berstana di Giri Tolangkir tetap memberikan kerahayuan kepada kita semua,’’ ujarnya. Ditegaskan, kesakralan gunung tidak hanya Gunung Agung, tetapi semua gunung. Sebab, dalam Usana Bali,
gunung-gunung itu disebut pinaka giing Bali Dwipa atau tulang punggung Pulau Bali. Karena itu secara sekala harus ada tindakan pemeliharaan ekologinya, pohonnya, binatangnya dan seluruh komponennya. Secara niskala kesucian itu dijaga dengan tidak memberikan mandala suci itu sebagai objek pencarian keuntungan material. Hal senada disampaikan dosen IHDN Denpasar, Prof. Dr. Made Surada, bahwa gunung merupakan simbol linggacala (lingga besar yang tak bergerak). Hal. 19 Stana Leluhur
Gas Fluida Makin Naik Mengarah ke Letusan Amlapura (Bali Post) Dalam status awas, intensitas gempa bumi terus menunjukkan peningkatan. Gas fluida terus naik dari kantong magma Gunung Agung mengarah terjadinya letusan.
BPM/edi
RELAWAN - Relawan dari SMA 1 Sidemen mempersiapkan masakan untuk para pengungsi di Wantilan Tebola, Sidemen, Sabtu (23/9) kemarin.
‘’Seluruh rangkaian peristiwa yang merupakan hasil dari analisis Badan Geologi menunjukkan ini mengarah terjadinya peristiwa letusan,’’ tegas Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani, Sabtu (23/9) kemarin. Dia mengatakan seiring dengan gempa yang terus meningkat, gas-gas fluida ini juga semakin banyak naik ke permukaan kawah. Sementara, hasil analisis Badan Geologi, kemunculan gas fluida ini terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Tetapi, berdasarkan kajian karakteristik Gunung Agung, aktivitas kantong magma yang terus mengeluarkan gas fluida tidak bisa diprediksi. “Sekarang memang terus meningkat. Tetapi, suatu saat juga bisa turun. Ini memang sulit dipastikan. Tidak ada yang bisa menebak kapan kantong magma ini berhenti
mengeluarkan gas fluida atau kapan akan terjadi letusan,” tegas Kasbani usai melakukan rapat dengan BNPB dan jajaran terkait di pemerintah pusat, pascapenepatan status aktivitas vulkanik Gunung Agung menjadi awas, di Wantilan Pemkab Karangasem, Sabtu (23/9) kemarin. Pada prinsipnya, Kasbani menegaskan kalau status awas ini harus disikapi dengan serius dengan upaya pengosongan wilayah di radius 9 km dari permukaan kawah Gunung Agung. Melihat perkembangan intensitas gempa Gunung Agung, pihaknya hanya bisa melakukan pendekatan-pendekatan terhadap peristiwa lain yang terjadi. Untuk bisa memahami Gunung Agung, pertama pihaknya sudah mempelajari betul karakter Gunung Agung. Hal. 19 Letusan Dahsyat
Gunung Agung Awas Warga Batal ”Matatah Massal” Kota Amlapura Mati Suri, Pasien
CERITA warga Karangasem yang mengungsi ke Kabupaten Klungkung tak hanya terbatas pada berpisah dengan keluarga. Tak pula harus meninggalkan ternak atau dijual dengan harga sangat murah. Namun, saat ditelusuri, masih ada yang lain. Beberapa ada yang batal melangsungkan upacara matatah dan resepsi pernikahan. Pengalaman itu dialami warga Desa Sebudi, Komang Duwarni. Dalam waktu dekat, ia berencana mengikuti upacara matatah massal untuk kedua anaknya. Biaya sebesar Rp 1 juta sudah dibayarkan, tinggal menunggu hari H. Namun, itu tiba-tiba sirna. Gunung Agung level awas, menyebabkan itu harus terkubur dalamdalam. “Dua anak saya maunya matatah. Sudah bayar, tapi upacaranya batal,” tuturnya Sabtu (23/9) kemarin. Ia tak menyesali hal itu. Yang diinginkan hanya sebuah keselamatan bersama keluarganya. Diceritakan pula, kerabatnya di Dusun Sogra juga terpaksa membatalkan resepsi pernikahan yang rencananya digelar 25 September. Padahal, ratusan undangan sudah disebar. Hal senada juga disampaikan warga Muncan, Kecamatan Selat, Gusti Ngurah Sutama. Upacara matatah dan pernikahan ponakannya yang hendak berlangsung Oktober mendatang terancam batal. “Banten sudah mulai buat dari tiga hari lalu. Sekarang mengungsi. Jadinya tidak bisa buat apa lagi,” tandasnya. (sos)
dan Penghuni Lapas Ketakutan
Naiknya level aktivitas vulkanik Gunung Agung dari siaga menjadi awas, menimbulkan kepanikan luar biasa di Karangasem. Setelah warga ramai-ramai mengungsi Jumat (22/9) malam kemarin, suasana Kabupaten Karangasem mencekam. Jalanan sepi, toko-toko tutup, aktivitas perkantoran maupun sekolah negeri dan swasta semuanya juga diliburkan. Itu terlihat di Kota Amlapura, yang membuat kesan Kota Amlapura mati suri di tengah hujan lebat.
BPM/kmb31
SEPI - Suasana jalanan Kota Amlapura terlihat sepi.
PUSAT Kota Amlapura, seperti di Jalan Sudirman, Untung Surapati, Ngurah Rai dan sekitarnya sudah sepi dari aktivitas warga Sabtu pagi. Hanya ada beberapa sepeda motor yang masih melintas untuk mengangkut berkas-berkas penting dan benda-benda berharga lainnya ke lokasi pengungsian dan rumah kerabat yang dirasa lebih aman. Aktivitas itu masih terlihat di sekitar SMPN 2 Amlapura. Kepala sekolah setempat, I Wayan Gede Suastika, S.Pd., M.Si., yang dihubungi Sabtu (23/9) kemarin, mengatakan dia belum sempat mengamankan itu dari sekolahnya, Jumat (22/9) malam. Sebab, setelah menjadi status awas, dia lebih dulu mengevakuasi anggota keluarganya ke Denpasar dan Klungkung dalam situasi panik. Tumben perjalanan ke Denpasar memakan waktu hingga delapan jam, karena macet total. “Dari malam evakuasi keluarga ke Denpasar, jalanan macet total. Bayangkan jam sembilan malam mengungsikan keluarga, jam lima pagi baru sampai,” kata Suastika. Hal. 19 Berkas Penting
BPM/sos
PRATIMA - Pratima berupa barong, rangda, lenda-lensi, dititipkan di Pura Pajenengan Kawitan Arya Tauman, Desa Tojan.
’’Pratima’’ Turut Diboyong WARGA Karangasem yang mengungsi ke Kabupaten Klungkung, Sabtu (23/9) dini hari kemarin, bertepatan dengan naiknya status Gunung Agung dari level siaga ke awas tak hanya membawa pakaian maupun perlengkapan istirahat. Pratima yang di-sungsung secara turun-temurun juga turut diboyong. Hal tersebut dilakukan warga Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat. Pratima berupa barong, rangda, lenda-lensi, bawi swati, jaran guyang dan lain sebagainya dititipkan di Pura Pajenengan Kawitan Arya Tauman, Desa Tojan. Jero Mangku Ketut Resa Liu Jati Tuhu menuturkan langkah pemindahan pratima yang sebelumnya malinggih di Pura Pesanggrahan Agung itu karena khawatir terkena dampak jika Gunung Agung erupsi. “Biar aman, makanya dititipkan di sini. Bawanya pakai truk,” tuturnya. Secara histori, pratima yang memancarkan nuansa magis itu telah ada sebelum Gunung Agung meletus 1963 silam. Bahkan saat kejadian dahsyat itu, sempat dipindahkan, hanya lokasinya masih di wilayah Banjar Pegubugan. Hal. 19 Tujuh Turunan
Peduli Pengungsi Gunung Agung Bali Post Jumat (22/9) kemarin menerima titipan sumbangan untuk disalurkan kepada para pengungsi Gunung Agung. Bagi masyarakat yang peduli dan ingin membantu saudara kita yang kini berada di pengungsian, bisa menitipkan sumbangan ke Bali Post. Sumbangan bisa langsung diserahkan ke Sekretariat Bali Post Jl. Kepundung 67 A Denpasar, telepon (0361) 225764 atau melalui dompet simpati Anda Bali Post BCA Cabang Denpasar NO: 040-3555000. Rp 10.000.000 IGK Manila SD Negeri 8 Dauh Puri Rp 4.720.000 Model Rias & Busana Rp 1.000.000 Ibu - ibu Arisan 45 Rp 1.000.000 Arisan MISS Rp 300.000 Ida Bagus Gede Suparta (Gria Sanur) Rp 100.000 Hal. 19 Peduli Pengungsi