Edisi Sabtu 24 Maret 2018 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN

NOMOR 205 TAHUN KE 70

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost

Pengemban Pengamal Pancasila

sabtu pon, 24 maret 2018

@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418

Panelis Tegaskan Koster Layak Jadi Gubernur Bali Paparkan ’’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ di FH Unud PASANGAN Calon GubernurWakil Gubernur nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), tampil sangat meyakinkan pada Uji Publik Pilgub Bali 2018. Uji publik bertajuk ‘’Berebut Tahta Pulau Dewata’’, digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH Unud), Jumat (23/3) kemarin. Selain mendapat pujian atas pemaparan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’, jebolan ITB Bandung ini juga dinilai layak menjadi Gubernur Bali. Uji Publik dibuka Wakil Dekan III Dr. I Gede Yusa mewakili Dekan Fakultas Unud. Hadir tiga panelis; Prof. Dr. Drs. Yohanes Usfunan, S.H., M.Hum. (Guru Besar Hukum Tata Negara), Prof. Dr. Made Subawa, S.H., M.S. (Guru Besar Hukum

Tata Negara) dan Prof. Dr. I Wayan P Windia, S.H., M.Si. (Guru Besar Hukum Adat). Tak hanya dihadiri oleh mahasiswa Hukum Unud, uji publik ini juga dihadiri mahasiswa dari sejumlah universitas yang memenuhi aula Kampus Fakultas Hukum Unud. Secara gamlang Koster memaparkan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’, yang disusunnya selama enam bulan dengan membaca berbagai macam referensi sehingga dapat satu formula membangun Bali ke depan. Melalui visi ini, Koster akan mewujudkan era baru, yaitu suatu tatanan kehidupan masyarakat Bali yang holistik, mencakup tiga dimensi. Pertama, terpeliharanya keseimbangan alam, manusia dan kebudayaan Bali (genuine Bali). Kedua, terpenuhinya kebutuhan, harapan

dan aspirasi krama Bali di berbagai aspek kehidupan. Dimensi ketiga yakni terantisipasinya munculnya permasalahan dan tantangan Bali, baik negatif maupun positif dalam skala lokal, nasional dan global. Melalui apa yang disebutnya ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’, Koster percaya persoalan Bali bisa ditanggulangi. ‘’Ke depan, pola pembangunan semesta berencana harus menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia, baik sekala maupun niskala sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno. Untuk menjalankan ini harus totalitas. Saya siap ngayah total untuk itu,’’ tegas Koster. Hal. 19 Secara Total

Jokowi Persilakan KPK Proses Dua Menterinya

Demokrat Sesalkan Pernyataan Hasto Jakarta (Bali Post) – Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menyesalkan pernyataan Sekjen PDI-P yang mendiskreditkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terkait kasus korupsi KTP elektronik. ‘’Ibarat mencuci tangan yang kotor dan kemudian airnya disiramkan ke orang lain,’’ kata Hinca melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (23/3) kemarin. Ia menanggapi pernyataan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto terkait pernyataan mantan Ketua DPR-RI Setya Novanto di persidangan kasus KTP elektronik yang menyebut dua kader utama PDI-P Puan Maharani dan Pramono Anung sebagai pihak yang ikut menerima dana KTP elektronik. Menurut Hinca, pernyataan itu aneh dan sulit dipercaya. ‘’Adalah aneh dan sulit dipercaya pernyataan itu keluar dari sebuah partai politik yang tengah berkuasa sekarang ini, karena argumentasinya dangkal, lemah dan mengada-ada. Betapa tidak, Sekjen PDI-P mengatakan bahwa kader-kader dari sebuah partai yang beroposisi pasti tak melakukan korupsi,’’ tegas Hinca. Ia menegaskan semua pihak sama di hadapan hukum. Dia mengatakan kasus korupsi KTP elektronik tidak ada kaitannya dengan partai yang sedang beroposisi atau yang sedang berkuasa. ‘’Partaipartai politik yang saat ini tidak berada di koalisi pendukung pemerintah, ketika ada kadernya yang kena jerat KPK, juga tidak ada yang menyalahkan pemerintahan Presiden Jokowi,’’ jelas Hinca. Hal. 19 Program Nasional

Bali Post/kmb

UJI PUBLIK - Wayan Koster memaparkan visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ saat uji publik bertajuk ‘‘Berebut Tahta Pulau Dewata’’ yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana, Jumat (23/3) kemarin.

Puan Maharani Membantah

Jakarta (Bali Post) – Dua menteri Jokowi, Puan Maharani dan Pramono Anung, disebut-sebut dalam sidang eKTP. Bahkan terdakwa Setya Novanto menyebut keduanya mendapat bagian masing-masing 500.000 dolar Amerika. ‘’Nyanyian’’ Novanto pada sidang tipikor itu (BP, 23/3), ditanggapi Presiden Joko Widodo. Ia mempersilakan KPK untuk memproses hukum dua menterinya yang disebut oleh mantan Ketua DPR Setya Novanto menerima uang dari proyek KTP elektronik (e-KTP).

Joko Widodo

‘’Ya negara kita ini negara hukum, jadi kalau ada bukti hukum, ada fakta-fakta hukum, ya… diproses saja. Dan semua memang harus berani bertanggung jawab,’’ kata Presiden Joko Widodo di gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (23/3) kemarin. Dalam sidang pemeriksaan terdakwa pada Kamis (22/3), Setya Novanto mengatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang pada pemba-

hasan anggaran e-KTP 2011-2012 di DPR menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan dan Sekretaris Kabinet yang saat itu menjadi Wakil Ketua DPR Pramono Anung menerima masing-masing 500 ribu dolar AS. Namun, Presiden menegaskan bahwa proses hukum itu harus dilakukan dengan bukti hukum yang kuat. ‘’Dengan catatan tadi ada fakta-fakta hukum, ada buktibukti hukum yang kuat,’’ ucap Presiden. Menteri Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani membantah tudingan terdakwa kasus dugaan korupsi KTP-elektronik Setya Novanto terkait aliran dana e-KTP sebesar 500 ribu dolar AS kepadanya. ‘’Saya juga baru mendengar apa yang disampaikan oleh Pak SN kemarin, apa yang disampaikan beliau itu tidak benar, tidak ada dasarnya,’’ kata Puan di kantor Kemenko PMK Jakarta, Jumat kemarin. Hal. 19 Tidak Pernah

Mengembalikan Kejayaan Perak Celuk

Perlu Klasterisasi Industri Kerajinan Denpasar (Bali Post) Pengembangan ekonomi kreatif sejatinya bukan hal baru bagi Bali. Masyarakat Bali pernah berjaya dalam menekuni sejumlah industri kreatif. Sebut saja kerajinan perak. Perajin perak di Celuk, Sukawati, Gianyar pernah mengalami era keemasan. Namun kini perak Celuk tak lagi berjaya. Banyak usaha lain yang berkembang di sana. Makanya perlu klasterisasi untuk mengembalikan kejayaan perak Celuk. Anggota Komisi II DPRD Bali Tjok Gede Asmara Putra Sukawati mengatakan, pemerintah memiliki peran besar untuk mengembalikan kejayaan itu demi keberlangsungan sumber ekonomi Bali ke depan. ‘’Saya rasa semuanya kembali kepada pemerintahan sendiri. Kalau misalnya kan dulu Celuk dikenal dengan kerajinan peraknya. Terus kenapa sekarang tergerus,’’ ujarnya. Menurut Tjok Asmara, ada

beberapa kesalahan yang yang dilakukan pemerintah sebelumnya. Salah satunya Bali dijadikan pusat display perak luar dearah. Termasuk dari Yogyakarta. Berikutnya produsen yang ada di luar Bali lantas membuka pula usaha di Bali dengan harga yang tentu saja lebih murah. Akibatnya, perajin Bali tidak mampu membuat produk dengan kualitas bagus karena persaingan harga itu. Inilah yang kemudian membuat orang Bali tidak bisa bersaing dan menjadi cikal bakal hancurnya pasar perak di Celuk. Keadaan mereka semakin terpuruk dengan semakin menjamurnya toko oleh-oleh modern. Oleh karena itu, pemerintah sepatutnya membuat aturan baku mengenai harga jual dan melindungi produsen lokal. ‘’Apabila pemerintah bisa membuat satu kebijakan, pastilah semuanya itu akan kembali lagi. Sekarang kan toko kerajinan perak yang ada

di Celuk banyak berubah menjadi restoran. Begitu juga kerajinan lain seperti patung yang ada di Mas kini merambah ke Celuk. Jadi sudah berbaur dia, tidak mengkhusus lagi seperti dulu,’’ imbuh politisi Demokrat asal Gianyar ini. Tjok Asmara menambahkan, ciri khas masing-masing daerah seperti Celuk dengan peraknya harus dikembalikan lagi. Caranya, dengan melakukan pengelompokan wilayah terhadap produsen. Misalkan Celuk dipusatkan untuk artshop kerajinan perak saja. Sedangkan untuk usaha lain izinnya lebih diperketat. Termasuk jika ingin membuka artshop kerajinan perak di luar Celuk. ‘’Dengan demikian, siapa pun yang ingin mencari perak, dia harus datang ke Celuk. Seperti monopolilah. Kayaknya jelek, tapi bagus untuk masyarakat lokal,’’ jelasnya. Hal. 19 Persaingan Ketat

Perajin perak.

Bali Post/dok

Perak Celuk Terpuruk CELUK identik dengan produk perak. Hampir setiap rumah ada perajin perak. Hasilnya pun sangat menggiurkan. Omzet per bulan lebih dari Rp 50 juta. Itu kondisi tahun 1980-an. ‘’Rasa manis’’ itu kini tinggal kenangan. Perak Celuk terpuruk. Banyak perajin telah alih profesi. Rumah yang dulu menjadi galeri, juga tak lagi berfungsi. Satu yang menjadi penyebabnya, kerajinan perak Celuk tak lagi murni berbahan perak. Ada campuran alpaka. Tujuannya harga bisa bersaing. Akibatnya pembeli luar negeri pun banyak yang komplain. Campuran alpaka akhirnya menjadi petaka bagi perajin di Celuk, Gianyar. I Nyoman Rupadana menunjukkan produk barunya pulpen perak.

I Nyoman Rupadana, perajin perak asal Desa Celuk Kecamatan Sukawati, masih berharap perak Bali tetap eksis. Karena profesi menjadi perajin perak telah dilakukan turun-temurun di Desa Celuk. Menjadi perajin perak merupakan warisan para leluhur di desa itu. Tahun 1980-an merupakan puncak kejayaan perak Celuk. Hampir setiap rumah di Desa Celuk ada perajin perak. Bahkan setiap rumah bisa ada 4-5 perajin. Penghasilan dari membuat perhiasan perak sangat menjanjikan. Setiap bulan penghasilan yang didapat bisa lebih dari Rp 50 juta. Setiap bulan ada saja orderan ekspor yang ia terima kala itu. Bahkan, ia tidak perlu pusing memikirkan pengiriman barang ke luar negeri. Karena tamu sudah langsung menyiapkan angkutan yang menjemput barangnya ke artshop. Adanya Jalan Raya Celuk yang merupakan lalu lintas utama menuju tempat-tempat wisata, menjadi berkah kala itu. Karena ketika lewat, tamu akan mampir ke salah satu artshop yang ada di galeri tersebut. Membeli perhiasan apa saja yang disukai.

Seiring waktu berjalan, kejayaan perak itu mulai redup. Penurunan penjualan terutama ekspor mulai dirasakan sejak lima tahun terakhir. Bahkan survei dari pemerintah mencatat penurunan ekspor mencapai 60 persen lebih. Penurunan itu disebabkan beberapa hal. Krisis global, masuknya bahan baru menyamai perak yaitu alpaka, pembelian bahan baku yang dikenai PPn 10 persen membuat perak Bali tak bisa bersaing dengan produk perak luar negeri. Rupadana yang merupakan Ketua Asosiasi Perak Gianyar menuturkan, sejak masuknya alpaka, perajin membuat perhiasan dengan campuran alpaka dan perak. Sehingga dari segi kualitas, membuat citra perak Bali buruk. Ia tak sepenuhnya menyalahkan hal itu. Karena pengaruh krisis, perajin akhirnya mencampur bahan perak yang harganya lebih mahal dengan alpaka yang harganya lebih murah, agar dapat menghemat biaya bahan baku. Hal. 19 Label 925


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.