Bali Post
balipost http://facebook.com/balipost
SEJAK 1948
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Pengemban Pengamal Pancasila
Kinerja DPRD Bali di 2019
Baru Telurkan 5 Perda dari 27 Ranperda
Denpasar (Bali Post) Fungsi pembentukan peraturan daerah (perda) tampaknya belum maksimal dilakukan oleh pimpinan dan anggota DPRD Bali. Dari 27 rancangan peraturan daerah (ranperda) dalam Program Pembentukan Perda (Propemperda) Provinsi Bali Tahun 2019, sedikitnya ada 17 yang belum dibahas dewan. ‘’Kami pakai skala prioritas, yang mana kira-kira prioritas itu yang kita prioritaskan dibahas. Kalau belum, mungkin dimasukkan ke tahun selanjutnya atau setelah pelantikan dewan baru,’’ ujar Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta, Senin (22/7) kemarin. Menurut Budiarta, saat ini dewan sejatinya masih disibukkan dengan pembahasan sejumlah ranperda. Mengingat, pelantikan anggota DPRD Bali terpilih telah direncanakan 2 September mendatang. Dua di antaranya merupakan ranperda inisiatif yang tengah dikebut agar bisa segera ketok palu, yakni Ranperda tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan dan Ranperda tentang Sistem Pertanian Organik. ‘’Ini kami tuntaskan dulu di
masa jabatan tahun sekarang. Mungkin awal Agustus di minggu pertama atau kedua sudah ketok palu,’’ jelas anggota Komisi IV ini. Budiarta mengakui masih ada beberapa ranperda yang memang sama sekali belum
masuk dan digodok dewan. Bila mengacu pada Keputusan DPRD Bali Nomor 26 Tahun 2018 tentang Program Pembentukan Perda (Propemperda) Provinsi Bali Tahun 2019, total ada 27 jenis ranperda yang mesti dibahas. May-
Berharap Investasi Segera Pulih Jakarta (Bali Post) – Investasi di Indonesia tahun 2019 mengalami penurunan. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang melambat. Adanya penurunan suku bunga acuan diharapkan segera memulihkan investasi. Pihak Bank Indonesia (BI) diminta melakukan upaya terukur dalam penentuan suku bunga acuan. Menurut pihak BI, terkendalinya inflasi menjadi syarat utama dalam penentuan suku bunga. Dengan pulihnya investasi, diharapkan pertumbuhan ekonomi tahun ini ada dikisaran 5,2 persen. Harapan pulihnya investasi yang sempat mandek di kuartal I 2019 disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkaca pada penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 0,25 persen menjadi 5,75 persen pada Juli ini. ‘’Jika dilihat investasi agak melemah dibandingkan akhir tahun 2018 yang waktu itu mendekati tujuh persen. Dengan penurunan suku bunga dan transmisi yang akan terjadi perbaikan dan dari sisi investasi,’’ kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Senin (22/7) kemarin. Jika merujuk pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama kuartal I 2019, total realisasi investasi tercatat hanya Rp 195,1 triliun, atau tumbuh 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Namun angka pertumbuhan investasi itu lebih rendah jika dibandingkan kuartal I 2018 yang tumbuh 11,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Hal. 15 Respons Terukur
oritas memang belum diajukan dalam rapat paripurna DPRD Bali. Di antaranya Ranperda Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Bali, Ranperda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Bali Tahun 2018-2038, Ranperda Tambahan Penyertaan Modal Kepada PT Penjaminan Kredit Daerah, Ranperda tentang Pemajuan Kebudayaan Bali, Ranperda Penyelenggaraan Bantuan Hukum, revisi Perda Retribusi Jasa Umum, Ranperda Sistem Kesehatan Daerah Krama Bali Sehat, Ranperda Wajib Belajar 12 Tahun, Ranperda Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Bali, Ranperda Rencana Tata Ruang Kawasan Tempat Suci Pura Agung Besakih Kabupaten Karangasem Tahun 2017-2037, Ranperda Perlindungan dan Pelestarian Hutan, Ranperda Pemanfaatan Hutan Lindung dan Hutan Produksi di Provinsi Bali, Ranperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019, Ranperda APBD Tahun Anggaran 2020, Ranperda Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Provinsi
Bali, Ranperda Sistem Pendidikan, serta Ranperda Tata Kehidupan Krama Bali Sesuai Nilai-nilai Sad Kertih. Sementara itu, ranperda yang masih dalam proses pembahasan meliputi Ranperda Kontribusi Wisatawan untuk Pelestarian Lingkungan Alam dan Budaya Bali, revisi Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali Tahun 20092029, Ranperda Sistem Pertanian Organik, revisi Perda Pajak Daerah, dan Ranperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan. Perkembangan terakhir untuk Ranperda Kontribusi Wisatawan masih terbentur payung hukum sehingga untuk sementara di-cooling down. ‘’Khusus untuk RTRWP, masih menunggu verifikasi dari pusat,’’ kata politisi PDI-P asal Kota Denpasar ini. Budiarta menambahkan, ranperda yang sudah disetujui dewan atau ketok palu, di antaranya Ranperda Desa Adat, Ranperda tentang RPJPD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2005-2025, Ranperda tentang RPJMD Semesta Berencana Provinsi Bali 2018-2023, pencabutan Perda Nomor 5 Tahun 2006 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, dan Ranperda Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2018. (kmb32)
MK Proses 122 Perkara Tidak Termasuk Bali
Jakarta (Bali Post) – Mahkamah Konstitusi setelah melakukan pemeriksaan awal, memutuskan hanya melanjutkan 122 perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) untuk pemilihan anggota legislatif (pileg). Sementara 58 perkara dinyatakan tidak dilanjutkan dan 80 perkara dinyatakan tidak memenuhi syarat formal. Sementara perkara gugatan yang diajukan oleh caleg Gerindra Bali masuk dalam 80 perkara yang dinyatakan tidak memenuhi syarat formal. Perkara gugatan pileg di Bali yang tidak dilanjutkan prose pembuktiannya, disampaikan Ketua KPU Bali I Dewa Agung Lidartawan Senin (22/7) kemarin. “Perkara PHPU dari Bali tidak termasuk dalam perkara yang lanjut ke tahap pembuktian,” kata Lidartawan. Namun demikian, keputusan perkara harus tetap menunggu hingga tanggal 6 dan 9 Agustus mendatang. “Dengan demikian, penetapan caleg terpilih untuk DPRD Bali dan DPRD Denpasar belum bisa dilakukan Senin hari ini,” ujar Lidartawan. Smentara itu Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) I Dewa Gede Palguna, Senin (22/7) kemarin, di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta usai pembacaan keputusan sela. Palguna menyebutkan sebanyak 80 perkara
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2019 yang tidak dibacakan dalam sidang putusan sela tidak memenuhi syarat formal permohonan, sehingga tidak lagi dipertimbangkan. ‘’Kalau (Perkara PHPU 2019) tidak dibacakan tadi, berarti permohonan itu tidak memenuhi syarat formal permohonan dan menyangkut seluruh dapil,’ ujar Palguna. Hakim MK asal Bali ini lantas menjelaskan bahwa 80 perkara yang tidak dilanjutkan ke tahap pembuktian dan tidak disebutkan dalam sidang putusan sela tersebut masih harus menunggu hingga pengucapan putusan akhir. Palguna mengatakan bahwa Mahkamah tidak mungkin memasukkan putusan akhir untuk 80 perkara tersebut di antara putusan sela yang dibacakan pada hari Senin (22/7),
SIDANG PHPU — Suasana sidang Mahkamah Konstitusi dalam pemeriksaan sengketa PHPU Pileg. Sebanyak 122 perkara dilanjutkan, 58 dinyatakan dihentikan dan 80 perkara tidak memenuhi syarat formal. Keputusan disampaikan dalam putusan sela MK, Senin (22/7) kemarin. sehingga akan dibacakan bersamaan dengan perkara lainnya dalam putusan akhir. ‘’Walaupun secara logika bisa, misal partai A mengajukan sekian dapil kemudian beberapa kami putus sela hari ini, tapi kan aneh karena ada sisanya yang masih berlanjut. Maka
sekalian saja kami putus terakhir bersamaan,’’ jelas Palguna. MK melalui putusan sela pada hari Senin menyatakan tidak akan melanjutkan 58 perkara dari 260 perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Legislatif 2019, untuk si-
dang selanjutnya dengan agenda pembuktian. Sementara itu, sebanyak 122 perkara dinyatakan lanjut ke tahap pembuktian, dan 80 perkara lain yang tidak disebutkan dalam pembacaan putusan sela akan kembali dipanggil pada pembacaan putusan akhir. (ant)
Tiga Skenario Pemilihan Ketua MPR ’’Pemerintah lakukan kebijakan yang dukung investasi dan insentif yang kita berikan, seperti double deduction untuk riset dan inovasi, vokasi. Kita juga berikan tax holiday dan tax allowance, diharapkan akan dapatkan momentum semester II. Di saat yang sama pandangan terhadap situasi politik dalam negeri semakin baik.’’ Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan
Tidak Terbit Terkait dengan Hari Raya Galungan, Bali Post tidak terbit pada Rabu (24/7) dan Kamis (25/7). Bali Post akan kembali hadir seperti biasa mulai Jumat (26/7). Untuk itu kepada para pelanggan dan relasi iklan mohon maklum. Penerbit
Jakarta (Bali Post) Kursi ketua MPR nampaknya kini menjadi perbincangan hangat di kalangan partai politik. Setelah ada partai yang dengan terus terang meminta jatah kursi ketua MPR, sejumlah partai lain bahkan mengajukan nama yang akan dicalonkan. Namun sebagai lembaga politik, pemilihan ketua MPR diprediksi akan berjalan dalam tiga skenario yakni aklamasi, sistem tiga paket dan paket tengah. Tiga skenario tersebut disampaikan anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/7) kemarin. ‘’Pertama, pimpinan MPR akan dipilih secara aklamasi atau musyawarah dan mufakat. Namun, untuk mencapai aklamasi tergantung pada figur ketua MPR,’’ kata Hendrawan. Dia mencontohkan figur Taufiq Kiemas yang terpilih sebagai Ketua MPR secara aklamasi pada tahun 2009. ‘’Apakah kita punya figur seper-
ti Taufiq Kiemas yang menjadi jembatan kebangsaan? Dilihat dari nama-nama yang beredar, sepertinya agak sulit untuk dilakukan secara aklamasi,’’ kata Hendrawan yang Ketua DPP PDI Perjuangan ini. Apabila sulit menemukan figur pemersatu, menurutnya, ada skenario kemungkinan lain yang akan ditempuh. Yaitu pengajuan tiga paket calon pimpinan MPR. ‘’Kedua, pemilihan pimpinan MPR dengan tiga paket. Dilihat dari jumlah fraksi dan kelompok DPD, bisa muncul tiga paket pimpinan. Setiap paket pimpinan itu ada dua orang wakil dari DPD dan tiga orang dari parpol. Tiga paket ini kemudian dipilih oleh anggota MPR,’’ ujarnya. Kemungkinan ketiga adalah paket tengah. Yaitu paket yang disusun oleh parpol dengan prediktabilitas (kemungkinan) kemenangan yang jelas. Paket ini bisa diajukan urutan pertama sampai tiga pemenang pemilu, satu partai menengah dan ditambah DPD. Misalnya, PDI Perjuangan
(128 kursi), Golkar (85 kursi), Gerindra (81 kursi), ditambah satu partai menengah, dan DPD (136 kursi). ‘’Jumlahnya sudah lebih dari 360 kursi (anggota MPR sebanyak 712 orang). Dengan demikian paket pimpinan MPR ini sudah pasti menang,’’ kata Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR ini. Di tempat sama, Ketua DPP Partai Gerindra Fary Djemi Francis mengatakan posisi ketua MPR-RI sebaiknya dari partai oposisi pemerintah. Untuk itu, Fary mengatakan partainya telah menunjuk Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani sebagai calon ketua MPR. Saat ini, Ahmad Muzani merupakan Wakil Ketua MPRRI dari Fraksi Partai Gerindra. ‘’Ya sudah dong, kawan-kawan tahulah siapa-siapa yang lebih bisa menyatukan ya. Salah satunya Pak Muzani, yang selama ini bisa diterima oleh semua fraksi,’’ jelas Fary menjawab siapa kader Gerindra yang disiapkan untuk posisi ketua MPR-RI.
Fary mengungkapkan nama Muzani muncul dalam pembicaraan internal Partai Gerindra, meskipun memang belum mendapatkan persetujuan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebagai partai yang akan memilih ja-
lan oposisi, Gerindra melihat adanya peluang untuk bisa menjadi ketua MPR. Hal ini karena Fary melihat dua periode DPR-MPR, baik oposisi maupun pendukung pemerintah akan menempati salah satu posisi tersebut. (kmb4)
REBUTAN KETUA MPR — Gedung MPR-RI di Senayan, Jakarta. Posisi ketua MPR menjadi rebutan sejumlah partai politik. Bahkan posisinya dijadikan sebagai bargaining politik partai oposisi. Meski demikian, diyakini proses pemilihan ketua akan berlangsung melalui tiga skenario.