Edisi Minggu 22 September 2019 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

12 HALAMAN

NOMOR 37 TAHUN KE 72 Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

Minggu Kliwon, 22 September 2019 Sehari, Dua Peristiwa Kebakaran

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

Baleganjur Minggu ini, Bali Orti membahas gegambelan baleganjur, salah satu bentuk warisan kesenian budaya leluhur. Bali orti | HAL. 6

Dalam sehari, terjadi dua kali peristiwa kebakaran di Buleleng. Daerah | HAL. 2

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Memotret Anak - anak Memotret anak-anak memerlukan teknik khusus. Ada strategi agar mereka tak sampai mogok difoto.

Fotografi | HAL. 8

Gelar Rakernas

Ikatan Alumni ITB Bedah Pemikiran Visioner Gubernur Koster

Denpasar (Bali Post) Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IA ITB, Sabtu (21/9) kemarin di Rama Sita Room, Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar. Dalam kegiatan ini digelar Focus Group Discussion (FGD) tentang pembangunan Bali bertajuk ‘’Membangun Sistem Energi Bersih dengan Prinsip Kemandirian, Berkeadilan dan Berkelanjutan di Provinsi Bali’’ dengan membedah berbagai konsep pemikiran dan kebijakan dari kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster yang sekaligus merupakan alumni ITB yang dinilai visioner. Nantinya dari berbagai poin penting yang dihasilkan akan disampaikan kepada pemerintah pusat, sebab Bali dijadikan prototipe atau role model pembangunan di Indonesia melalui berbagai program dan kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Pem-

”Saya berharap ikatan alumni dapat memberikan masukan, pikiran, ide-ide, konsep untuk pembangunan Bali. Bali merupakan bagian dari dunia, 40 persen wisata Indonesia itu pintu masuknya dari Bali,” Gubernur Bali Wayan Koster prov Bali. Saat pembukaan Rakernas IA ITB, Gubernur Koster berkesempatan menjabarkan berbagai arah kebijakan dan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang ditertuang dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Sebuah visi besar dari Gubernur Koster

tentang pembangunan Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sekalaniskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung

Karno, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Semua diterapkan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilainilai Pancasila. Visi tersebut dimaksudkan untuk menuju Bali Era Baru dengan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama. Yakni alam, krama dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi yang meliputi Atma Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi, Segara Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi. Hal. 11 Visi Pembangunan Bali

BPM/ist

RAKERNAS - Gubernur Bali, Wayan Koster, bersama pengurus Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) saat membuka Rakernas IA ITB, Sabtu (21/9) kemarin.

’’Word Cleanup Day’’ Persembahan untuk Suksma Bali Tembus 59.207 Peserta Denpasar (Bali Post) Jumlah sampah non-organik di Bali dari tahun ke tahun semakin banyak, namun tidak sepadan dengan pengolahan yang memadai. Belum

tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah turut memperburuk keadaan Bali saat ini yang dihiasi pemandangan tak sedap dengan sampah-sampah nonorganik berserakan di

sekitar kita. Indonesia saat ini sudah dinobatkan sebagai penyumbang sampah terbesar ke laut nomor dua setelah China, dan 80% sampah di laut datangnya dari daratan. ‘’Atas dasar tersebut, kita

komit dalam mengelola sampah lebih baik dan konsisten dan mengurangi penggunaan plastic single use to the zero level,” ungkap Ketua Panitia Suksma Bali, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa,

BPM/ist

SAMPAH - Wagub Bali Cok Ace dan Komandan Resor Militer 163/Wirasatya, Kolonel Arh. Albertus Magnus Suharyadi, memimpin aksi bersih sampah di Kuta dan Mertasari.

CHA. Acara ini adalah wujud “Suksma Bali” yaitu sebuah refleksi kejiwaan dan ungkapan terima kasih dan penghargaan kita terhadap Ibu Pertiwi Bali, tempat bersama dianugerahi kehidupan. Berterima kasih berarti kita menyadari segala hal yang dimiliki sehingga kita selalu akan menghargai dan menjaganya. Acara World Cleanup Day for Suksma Bali, Sabtu (21/9) kemarin, dipusatkan di Pantai Kuta dan Pantai Mertasari dari total 79 titik di seluruh Bali. Wakil Gubernur Bali, Cok. Ace, dalam sambutannya di Pantai Kuta menyampaikan bahwa kita semua sudah saatnya berterima kasih kepada Bali yang telah memberikan kita anugerah, penghidupan dan kehidupan. Seluruh masyarakat Bali harus bersatu padu menjaga agar Bali tetap bersih dari hulu ke hilir,

Barong Ngunying Kerap Dipentaskan pada HUT Kota Bangli B ARONG N g u n y i n g adalah salah satu jenis tarian yang disakralkan masyarakat di beberapa desa adat di Bangli. Seperti tarian sakral pada umumnya, Barong Ngunying biasanya ditarikan sebagai bagian dari upacara di pura. Namun beberapa tahun terakhir, tarian ini juga kerap dipentaskan saat perayaan HUT Kota Bangli. Pementasan Barong Ngunying serangkaian HUT Kota Bangli biasanya digelar di catus pata Kota Bangli, depan Kantor Bupati Bangli. Pementasan Barong Ngunying menjadi salah satu agenda HUT Kota Bangli yang selalu ramai penonton. Para penonton selalu dibuat terpukau dengan sesolahan seni tradisi sakral itu. Adapun yang menjadi daya tarik dalam sesolahan Barong Ngunying adalah saat ditampilkannya atraksi ngunying. Sejumlah penari yang mengalami kesurupan

membawa keris kemudian memakan ayam hidup-hidup. Desa Adat Selat, Susut pernah menampilkan Barong Ngunying saat HUT Kota Bangli beberapa tahun lalu. Diungkapkan Bendesa Adat Selat Ketut Pradnya, Barong Ngunying merupakan tari sakral yang sudah diwarisi krama Desa Adat Selat sejak dahulu kala. Dirinya tak bisa memastikan sejak kapan tari ini ada. “Susah memetakannya. Berdasarkan foto yang ada dengan latar jaba puri di Bangli, sesolahan Barong Ngunying sudah ada sejak zaman kerajaan,” ungkapnya. Di Desa Adat Selat, Barong Ngunying biasanya rutin setahun sekali di Pura Puseh Bale Agung, tepatnya saat Hari Raya Kuningan. Dalam sesolahan Barong Ngunying ada dua figur besar yang ditampilkan yakni barong dan rangda. Hal. 11 ”Sesuhunan” Desa

salah satunya melalui program ‘’World Cleanup Day for Suksma Bali’’. Diharapkan acara ini bisa menjadi spirit perubahan dan gerakan bersama elemen masyarakat Bali. Cok Ace menambahkan bahwa Suksma Bali juga merupakan bentuk pengimplementasian “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang pempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia. Pangdam Udayana yang diwakilkan oleh Komandan Resor Militer 163 Wirasatya, Kolonel Arh. Albertus Magnus Suharyadi, S.I.P., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa TNI mendukung penuh kegiatan Suksma Bali yang dirangkaikan dengan Karya Bakti HUT ke-74 TNI. Bali adalah

ikon dunia yang selalu harus dijaga kebersihannya. Oleh sebab itu, TNI bersama seluruh jajaran dan masyarakat melalui gerakan bersama Suksma Bali melakukan kegiatan World Cleanup Day di Pantai Mertasari, dan disertai dengan pelepasan bibit ikan kerapu. Sementara Yoga Iswara, BBA., BBM., M.M., CHA. selaku Steering Committee Suksma Bali, menambahkan bahwa Suksma Bali diharapkan menjadi gerakan bersama atau movement rakyat Bali untuk ibu pertiwi. Berterima kasih adalah salah satu bentuk bakti kita terhadap Bali. Bali adalah pulau kecil namun tidak bermakna kecil bagi masyarakat Bali dan Indonesia. Eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan kepada masyarakatnya bahkan negara. Hal. 11 Bumi Pertiwi

Tari Rejang Sandat Ratu Segara

Setelah Masuk Muri, Tak Pernah Dipentaskan

Tari Sakral Jangan Diobral

BPM/wan

Belakangan ini, banyak ditemukan tari sakral Bali yang dipertunjukkan di luar tujuan upacara/upakara tradisi, adat, dan keagamaan. Fenomena ini tentu sangat merisaukan, mencemaskan, bahkan memprihatinkan para seniman, budayawan, pemuka adat, pemuka agama, pemangku kepentingan, dan krama Bali pada umumnya. Mereka mengatakan tari sakral jangan diobral. TARI sakral Bali mestinya disucikan. ‘’Bukan diobral untuk kepentingan tertentu seperti memecahkan rekor Muri,’’ tegas seniman I Wayan

Turun. Jika ini dibiarkan dapat mengakibatkan merosotnya nilai-nilai kesakralan, memudarnya keutuhan seni, aura magis, muatan taksu,

serta dapat menghilangkan sumber kreativitas atau penciptaan seni. Hal. 11 Seni Sakral

LARANGAN tari sakral agar tidak dikomersialkan atau ajang untuk memecahkan rekor Muri dilontarkan Gubernur Bali Wayan Koster belum lama ini. Munculnya larangan ini bagi sejumlah pihak mengingatkan kembali akan salah satu garapan tari yang pernah mendapat rekor Muri di Tabanan yakni pergelaran tari kolosal Rejang Sandat Ratu Segara. Tari rejang ini melibatkan 1.800 penari, yang dipentaskan di Tanah Lot tahun 2018. Menariknya, usai memecahkan rekor Muri, para penarinya banyak kerauhan atau mengalami trance. Bahkan kerauhan dalam waktu cukup lama. Usai pementasan, sampai saat ini tarian yang sempat ramai menjadi perbincangan di kalangan masyarakat luas tersebut belum pernah ditarikan kembali. Apa kira-kira yang menjadi alasannya? Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Tabanan, I Wayan Muder, yang juga salah satu

koreografer Tari Rejang Sandat Ratu Segara pun angkat bicara. Ia mengakui jika tari garapan seniman Tabanan ini belum pernah dipentaskan kembali melihat situasi/kondisi masyarakat yang masih merasa khawatir akan kejadian yang sama (trance) terulang kembali. Namun, di satu sisi banyak pula permintaan dari masyarakat yang ingin mementaskan tarian tersebut. Muder mengatakan sebenarnya sah-sah saja jika masyarakat ingin mementaskan Tari Rejang Sandat Ratu Segara asalkan masih berkaitan dengan upacara atau dilakukan di tempat suci, tempat yang layak untuk pementasan tari rejang. Muder mengatakan sebenarnya Tari Rejang Sandat Ratu Segara sejak awal memang belum disakralkan karena merupakan garapan tari kreasi baru. Hanya, dalam pementasan pertama kali unsur magis muncul dengan sendirinya. Hal. 11 Tari Persembahan

Karangasem Tari Sanghyang, Jembrana Miliki Wayang Wong HAMPIR semua desa di Kabupaten Karangasem mempunyai ritual atau tarian sakral. Tarian tersebut sudah ada sejak zaman dulu yang sampai sekarang tetap dilestarikan dan dijaga dengan baik oleh warga setempat.

Khusus di Bumi Lahar, sampai detik ini masih banyak memiliki tarian sakral yang dipentaskan saat upacara tertentu. Kadis Kebudayaan Karangasem, I Putu Arnawa, mengungkapkan, Kabupaten

Karangasem memiliki cukup banyak tarian sakral yang hidup di masing-masing desa. Maklum daerah ini banyak memiliki desa tua. Dari 190 desa adat, ada sekitar 30 merupakan desa tua yang memiliki tarian sakral. “Dalam kesenian

yang tersimpan itu, terdapat kesenian penunjang upacara yang bersifat sakral,” ujarnya. Arnawa mengatakan, di Karangasem memiliki sejumlah tari sakral seperti tari rejang, tari baris, dan tari sanghyang. Tari sanghyang

ini sedang direvitalisasi. Kata dia, di Karangasem terdapat cukup banyak tari sanghyang seperti Kecamatan Selat, Karangasem, Manggis dan kecamatan lainnya. Hal. 11 Tari Rejang

WAYANG WONG Seni sakral wayang wong yang berkembang di Gria Penida, Banjar Anyar. BPM/olo


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Minggu 22 September 2019 | balipost.com by e-Paper KMB - Issuu