20 HALAMAN
terbit sejak 16 agustus 1948
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
u g g n Mi
perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
Minggu paing, 22 April 2018
NOMOR 233 TAHUN KE 70
balipost (166 rb Like) http://facebook.com/balipost
@balipostcom (5.495 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
Umat Muslim Jembrana Siap Menangkan Mantra-Kerta
WARGA MUSLIM - Cawagub Bali nomor urut 2, I Ketut Sudikerta, disambut hangat warga Muslim di Desa Medewi, Jembrana, Sabtu (21/4) kemarin.
SOLIDITAS umat Muslim di Kabupaten Jembrana semakin kuat mendukung dan memenangkan pasangan calon Gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta. Pemilik 36 persen suara di Jembrana itu menyatakan tekad bulat untuk mendukung dan memenangkan Mantra-Kerta. Setelah beberapa waktu lalu, Cagub Rai Mantra yang bersilaturahmi, Sabtu (21/4) kemarin, giliran Cawagub nomor urut 2 I Ketut Sudikerta menyapa warga Muslim bertempat di Masjid Pesingga-
han, Desa Medewi Kabupaten Jembrana. Saat itu, Sudikerta didampingi oleh tim Koalisi Rakyat Bali (KRB) Jembrana dan perwakilan KRB Provinsi Bali, perwakilan PBMB Jembrana, serta relawan Mantra-Kerta yang berdatangan dari seluruh Jembrana. Dalam pertemuan tersebut, hadir sekitar 200 perwakilan umat Muslim yang terdiri dari tokoh-tokoh umat, tokoh masyarakat, perwakilan pengurus masjid serta tokoh masyarakat dari desa setempat. Dialog berlangsung dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan.
“Kami sudah mengenal figur Pak Sudikerta sejak dulu. Sudikerta pemimpin sejati yang tidak kenal lelah bekerja keras dan menyapa warganya,” ujar seorang warga di sela-sela pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, warga menyampaikan aspirasi terkait kepentingan umat Muslim di Desa Medewi. Beberapa di antaranya adalah soal lahan parkir baik di areal masjid dan juga di luar areal masjid yakni di depan pemakaman. Hal. 19 Perluas Areal Parkir
Soal Capres-Cawapres
Kubu Demokrat dan PKS Bergejolak Jakarta (Bali Post) Suhu politik kian memanas, di tengah wacana dukung-mendukung capres dan cawapres. Kubu Partai Demokrat (PD) dan PKS kini sedang bergejolak. Kabar mengejutkan datang dari Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Roy Suryo. Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melarang Roy Suryo berbicara ke media soal capres dan cawapres. Perintah SBY itu tersebar ke grup-grup WhatsApp (WA) dengan bentuk screenshot percakapan WA. Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean saat dimintai konfirmasi tak bisa memastikan kebenaran perintah SBY itu. “SMS itu belum kami tahu kebenarannya. Tapi memang
Ketum mengingatkan kami semua untuk tidak asal bicara,” ujar Ferdinand Sabtu (21/4) kemarin. Ferdinand sudah melihat pesan SBY itu. Dia menyebut isi pesan yang kabarnya ditujukan khusus kepada Roy Suryo itu belum dapat dipastikan kebenarannya. “Ya betul tadi memang kami sedang diskusi bersama-sama teman yang lain di sela rehat siang lawatan ke Banten. Kami mendapat bocoran SMS dari kawan-kawan yang ditujukan kepada Bapak Roy Suryo,” ucapnya seraya kembali menegaskan bahwa SMS itu belum diketahui kebenaran-
nya. Sementara itu, Roy Suryo, yang dicoba dimintai tanggapan, belum mau memberi keterangan. Di kubu PKS juga bergejolak. Kader PKS dilarang ke acara Anis Matta.PKS Jawa Barat melarang kader mereka datang ke acara deklarasi Anis Matta sebagai calon presiden, yang digelar di Dago, Bandung, Sabtu malam kemarin. Fahri Hamzah, yang merupakan loyalis Anis Matta, menyebut larangan itu sebagai bentuk dendam. Hal. 19 Ingin PKS Hilang
BPM/ant
HARI KARTINI - Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) bersama Ibu Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Kartini di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/4) kemarin.
Buntut Wisman Naik Padmasana
Sidangkan Pelakunya di Bali, Evaluasi MO Besakih Denpasar (Bali Post) Peristiwa wisman Eropa naik dan duduk di Padmasana Pura Gelap Besakih, terus menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Ketua PHDI Bali Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana setuju dengan sikap Maha Semaya Ki Mantri Tutuan untuk menutup utama mandala bagi wisatawan mancanegara (wisman). Bahkan, dia lebih keras lagi berbicara semua pintu masuk pura
Ketut Kanta
Pahlawan bagi Siswa Tuli Bisu
DESA Bengkala, Kecamatan Kubutambahan satu-satunya desa di Buleleng yang memiliki warga yang mengalami tuli bisu. Warga penyandang tuli bisu ini menyebar di semua dusun dan uniknya sebagian besar penderitanya dari orang tua sampai anak-anak mereka mengalami kelainan serupa. Bahkan, di desa ini antara warga normal dengan penderita tuli bisu bisa berkomunikasi walau hanya dengan isyarat yang muncul sejak dahulu. Di balik kondisi fisik warga di desa ini sempat mengancam anak-anak usia sekolah di desa ini tidak mengenyam pendidikan formal. Hal. 19 Bahasa Isyarat
digembok alias dikunci. Pura dan utama mandala hanya diperuntukkan bagi yang bersembahyang. ‘’Termasuk pura paibon, dadia, dan soroh di Besakih. Bahkan, Pura Bukit Buluh diberi gembok dan siapkan komunikasikan dengan para pemangku jika ada umat yang tangkil di luar piodalan,” tegas Prof. Sudiana saat berbicara di Mahasabha I Maha Semaya Ki Mantri Tutuan Pratisentana Sira Dalem Mangori, Sabtu (21/4)
kemarin, di ISI Denpasar. PHDI juga bersikap bahwa pura jangan dijadikan objek wisata. Sebaiknya dibuatkan jalan melingkar bagi wisman untuk melihat suasana di jaba sisi, jaba tengah pura, bukannya diberikan kebebasan seperti yang dilakukan di Pura Besakih. Jika sudah ada masalah, kata dia, umat Hindu yang sibuk. Makanya dia mengkritisi pola manajemen dan badan pengelola Pura Besakih
untuk tetap waswas, bukannya begitu dibayar dengan uang wisman bisa masuk seenaknya. Untuk proses hukum, PHDI Bali, kata dia sudah berkirim surat ke Imigrasi dan Polda untuk menangkap pelakunya. ’’Bila perlu sidangkan pelakunya di Bali, saya siap jadi saksi ahli,’’ ujarnya. Hal. 19 Ada Kesengajaan
Kartini Cilik Disabilitas
Habis Gelap Terbitlah Terang Sejumlah anak dan remaja di Bali mengalami kelainan fisik seperti menyandang disabilitas netra, sebagian besar dari mereka adalah kaum wanita. Namun, semangat belajarnya sangat tinggi. Sangat pas ketika kita merevitalisasi semangat Hari Kartini dengan karyanya ‘’Habis Gelap Terbitlah Terang’’.
Bagi anak-anak penyandang tunanetra, dunia ini memang gelap. Belum ada alat yang mampu membawa Kartini cilik ini melihat kenyataan pahitmanisnya dunia ini. Namun, di hatinya ada cahaya terang lewat pendidikan dan pelatihan mereka yakin bisa hidup mandiri. Di sinilah diperlukan sikap mengabdi dan menerima penyandang disabilitas secara sempurna. Terutama yang sering berhadapan langsung dengan Kartini cilik disabilitas ini adalah guru dan keluarganya. Selain memerlukan metode khusus, juga dibutuhkan kesabaran ekstra dan perencanaan pengajaran yang matang. Hal. 19 Dapatkan Pelatihan
Siswa Disabilitas Raih Prestasi Nasional
SEJUMLAH sekolah dijadikan model sekolah inklusi bagi penyandang disabilitas. Salah satunya SMP PGRI 6 Denpasar di Yang Batu, Jl. Kapten Japa Denpasar. Namun disayangkan, sekolah masih secara mandiri menangani siswa inklusi dengan caranya sendiri. Padahal, siswa ini memerlukan guru khusus inklusi dan model PBM yang khusus juga. Kepala SMP PGRI 6 Denpasar, Drs. Ketut Antara, M.Ag., mengatakan saat ini tercatat enam siswa inklusi belajar secara normal di sekolah ini. Selama ini, mereka dilayani dengan penuh kasih sayang, memperkuat pendidikan karakternya oleh guru secara ikhlas dan tulus. Makanya sejumlah siswa berkebutuhan khusus di sekolah ini sukses mempersembahkan prestasi. Salah satunya Ketut Widyadana yang mengalami kekurangan pendengaran.
Ketut Widyadana adalah penyandang disabilitas meraih dua emas dan satu perak di Kerjunas renang 2018. Saat ini, sedang dilatih untuk ajang di Dubai. Selama belajar di kelas, di telinganya dilengkapi dengan alat pendengaran. Namun hal itu belum cukup. Selama ini, dia belajar didampingi temannya jika disuruh menjawab pertanyaan. Sebab untuk urusan menulis dan berhitung dia sangat pintar, namun disuruh membaca dan berbicara dia bermasalah. Kasek Ketut Antara didampingi Wakasek Ni Nyoman Erawati, S.Pd. menambahkan selama ini sekolah baru dibantu toilet inklusi, kursi roda dan tongkat dari Disdikpora Bali. Padahal yang dia perlukan adalah guru inklusi untuk mendidik siswa berkebutuhan khusus. Hal. 19 Perhatian Khusus
Lebih Sensitif dari Anak Normal BPM/dok
BERPRESTASI - Widyadana siswa berkebutuhan khusus yang berprestasi nasional.
BERBEDA halnya para penyandang tunarungu. Memiliki kekurangan dalam berbicara dan mendengar tidak turut membatasi kemampuan mereka dalam hal olah gerak tari. Adalah pasangan suami istri, I Made Lila Arsana, S.Sn. dan Sri Aemi, M.Pd., yang memberdayakan para tunarungu
dengan mendirikan Sanggar Sandhi Muni Kumara Bali. Sanggar yang terletak di Jalan Gunung Seraya No. 33 Perumnas Monang Maning Denpasar ini didirikan khusus bagi penyandang disabilitas tunarungu tanpa dipungut biaya. Hal. 19 Bukan Hal Mudah