Bali Post
balipost http://facebook.com/balipost
SEJAK 1948
GUBERNUR KOSTER BERHARAP BALI DAPAT PERHATIAN KHUSUS
BALI memasuki era baru. Dengan program ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ di bawah Gubernur Wayan Koster, Bali bergerak menuju penyelamatan budaya, alam, manusia Bali serta penguatan ekonomi Bali. Penjabaran program ini dilakukan secara terencana, terukur dengan memperhatikan daya dukung Bali secara utuh. Penguatan desa adat dan pengawalannya ke depan pun dirancang dengan regulasi yang berpihak pada Bali sebagai barometer peradaban dan keharmonisan di Indonesia. ‘’Mencermati hal ini maka sangatlah wajar Bali berharap mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Bali nyata-nyata telah berkontribusi dan sebagai pilar penyangga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan toleransi dan kesetiaannya terhadap Pancasila,’’ ujar Gubenur Bali Wayan Koster dalam perbincangannya dengan Bali Post. Gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini meyakini pemerintah pusat sudah paham betul dengan posisi Bali sebagai salah satu provinsi di negeri ini. ‘’Bali tak menuntut banyak. Bali berharap perhatian khusus,’’ jelasnya. Untuk itulah ke depan, dalam hal pengawalan dan pewarisan budaya dan tradisi, pusat juga harus berpihak pada desa adat. Sebagai pengawal nilai-nilai tradisi, desa adat di Bali secara tulus dan ikhlas menjaga keharmonisan alam Bali, sekala dan niskala. Ini juga yang membuat Bali tetap menjadi kekuatan pariwisata yang menjadikan budaya sebagai ikonnya. ‘’Kepedulian terhadap Bali mestinya juga tumbuh dari pelaku ekonomi yang menikmati keuntungan di Bali. Tanggung jawab menjaga Bali jangan hanya dibebankan kepada krama Bali. Semua elemen harus bersinergi,’’ tegasnya.
Gubernur Koster yang juga tiga periode duduk di DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengaku telah mendesain berbagai program untuk mendukung penguatan daya tawar Bali ke depan. Setidaknya, dalam enam bulan pertama kepemimpinannya didampingi Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, sudah ada enam pergub yang diluncurkan. Pergub ini berpihak pada budaya, alam dan penguatan ekonomi termasuk pemberdayaan UMK dan pemasaran produk lokal. Gubernur Koster juga telah meluncurkan Jaminan Kesehatan Nasional-Krama Bali Sejahtera (JKN-KBS). Apresiasi terhadap gebrakan Gubernur Koster ini sangatlah positif. Dukungan masyarakat di era baru Bali ini diharapkan benar-benar menjadi fondasi dan regulasi pengawalan peradaban Bali ke depan.
SMK Harus Berbasis Wirausaha Jakarta (Bali Post) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus berbasis wirausaha. ‘’Karena ada beberapa program usaha yang sangat elastis dan tidak terpengaruh dunia usaha dan dunia industri (DUDI), contohnya perhotelan, pariwisata maupun ekonomi kreatif,’’ ujar Mendikbud usai membuka pameran karya SMK di Jakarta, Kamis (21/3) kemarin. Dia mengaku optimistis bahwa SMK di Tanah Air bisa menjalankan wirausaha yang baik. Ia juga memberi contoh salah seorang siswa SMK yang berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 46 juta dengan berwirausaha. Menurutnya, wirausaha itu harus diciptakan dan menjadi atmosfer. Ia menyebutnya sebagai atmosfer kewirausahaan. ‘’Misalnya kalau di sekolah ada acara, maka anak-anak dilibatkan. Begitu ketika pemerintah daerah ada acara, maka harus melibatkan SMK untuk penyediaan makanannya,’’ kata Mendikbud. Dalam kesempatan itu, Mendikbud juga mengatakan bahwa siswa harus berani dalam mengambil risiko seperti berutang asalkan digunakan untuk usaha bukan konsumsi pribadi. Dia menyebut ada lembaga-lembaga keuangan untuk wirausaha yang memberikan pinjaman pada siswa yang ingin berwirausaha. Mendikbud juga mengatakan pemerintah menargetkan untuk merevitalisasi sebanyak 2.500 SMK. Namun, difokuskan ke beberapa sekolah dan hasilnya mengalami perubahan yang signifikan. ‘’Dananya sekitar Rp 1 miliar – Rp 10 miliar tergantung prodi dan tingkat kesulitan yang perlu direvitalisasi,’’ katanya lagi. (ant)
Dalam pengawalan dan penguatan desa adat, langkah nyata yang dilakukan Gubernur Koster juga telah menghadirkan langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani. Langkah ini diapresiasi seluruh bendesa adat di Bali. ‘’Berjuang dan bekerja menjaga Bali akan kami jabarkan terus dengan gerakan satu jalur. One Island Bali diharapkan menjadikan Bali tetap menjadi identitas peradaban tradisi dan toleransi di tengah menguatnya isu-isu radikalisme,’’ tegasnya. Berdasarkan catatan Bali Post, mantan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI ini telah melakukan gerak cepat untuk merealisasikan janji politik yang secara garis besar tertuang dalam Visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’. Hal. 11 Lebih Cepat
’’Sangatlah wajar Bali berharap mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Bali nyata-nyata telah berkontribusi dan sebagai pilar penyangga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan toleransi dan kesetiaannya terhadap Pancasila.’’ Wayan Koster Gubernur Bali
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Mengawal Kearifan Lokal NILAI-NILAI tradisi terbukti telah menjadi salah satu kekuatan Bali. Ajegnya nilai tradisi di Bali juga akan menjadi vibrasi dalam penguatan kearifan lokal secara nasional. Karenanya, memberikan perhatian khusus kepada desa adat di Bali merupakan salah satu dedikasi dan langkah nyata dalam mengawal Bali. Demikian paparan Gubernur Bali Wayan Koster saat masimakrama dengan bendesa adat se-Bali baru-baru ini di Inna Grand Bali Beach. Gubernur Koster menyadari betul bagaimana pentingnya peran desa adat sebagai warisan dari leluhur dalam menjaga adat istiadat, tradisi dan budaya di Bali selama berabad-abad. ‘’Desa adat ini terbentuk dari proses sosiologis oleh masyarakat. Jadi bukan dibentuk oleh negara tapi oleh masyarakat adat. Jadi sangat otonom dan terpelihara dengan baik. Bali tidak punya emas, perak, batu bara, tembaga atau gas, tapi Bali punya adat istiadat dan budaya yang kaya dan unik. Kalau diberdayakan secara ekonomi tidak akan habis-habisnya dan desa adat punya peranan paling penting untuk menjaganya. Jika tidak mempertahankan kearifan lokal saya kira ke depan kita akan rentan mengalami guncangan sosial di tengah kemajuan global,’’ kata Koster. Ini adalah faktor lain yang membedakan Bali dengan daerah lainnya. ‘’Faktor niskala yang membawa aura yang kuat. Itulah yang dijaga oleh para bendesa adat ini,’’ tegasnya. Namun dalam perjalanannya para bendesa ini banyak yang tidak mendapatkan apa-apa, murni pengabdian dibandingkan tugasnya yang luar biasa. Ini yang saya upayakan agar benar-benar berdaya di Bali,’’ tambahnya. Saat ini di Bali ada 1.488 desa adat, 585 desa atau desa administratif (dinas), 89 kelurahan, 3.323 banjar/dusun, 500 lingkungan dan 2.729 subak dan subak abian sebagai pendukung sektor pertanian di Bali. (kmb)
Segera Cair, Rapel Gaji PNS
Jakarta (Bali Post) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah akan mencairkan anggaran Rp 2,66 triliun pada April 2019 untuk membayar rapel kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) periode Januari-April 2019. ‘’Total rapelan (pencairan sekaligus) Rp 2,661 trilun untuk kenaikan gaji PNS pusat, TNI, Polri dan pensiunan,’’ kata Sri Mulyani, Selasa (21/3) kemarin. Kenaikan gaji sebesar lima persen itu berlaku surut mulai 1 Januari 2019 dan dicairkan secara sekaligus untuk periode Januari-April pada 1 April 2019. Ani -- sapaan akrab Sri Mulyani -- mengatakan saat ini kementerian/lembaga sedang memverifikasi data untuk jumlah dan besaran kenaikan gaji PNS. ‘’Jadi, pas awal April 2019, tidak hanya gaji April, tapi rapelan kenaikan gaji dari Januari 2019,’’ ujarnya. Sri Mulyani juga berjanji mencairkan dana tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh PNS di akhir Mei 2019 sebelum cuti bersama dan
perayaan Idul Fitri 2019. ‘’THR tetap dilakukan, nanti peraturan presiden (perpres) akan dikeluarkan. Pembayarannya sebelum Lebaran. Nanti, kalau tanggal 5 Juni, Lebaran, maka ada libur bersama pada akhir Mei, maka dibayarkan sebelum libur bersama itu,’’ katanya. Dalam lampiran regulasi kenaikan gaji itu, turut disebutkan bahwa gaji terendah PNS, golongan I a dengan masa kerja 0 tahun akan naik dari Rp 1.486.500 menjadi Rp 1.560.800 per bulan. Sementara gaji tertinggi PNS, golongan IV yang masa kerja lebih 30 tahun akan naik dari Rp 5.620.300 menjadi Rp 5.901.200 per bulan. Untuk PNS golongan II dan IIa dengan masa kerja 0 tahun, naik dari sebelumnya Rp 1.926.000 menjadi Rp 2.022.200 per bulan. Selanjutnya, golongan IId dengan masa kerja 33 tahun, naik dari sebelumnya Rp 3.638.200 menjadi Rp 3.820.000 per bulan. Ke m ud i a n, g o l o ng a n III dan IIIa masa kerja 0
tahun, gaji yang sebelumnya Rp 2.456.700 menjadi Rp 2.579.400 per bulan, dan golongan IIId masa kerja 32 tahun dari sebelumnya Rp 4.568.000 menjadi Rp 4.797.000 per bulan. Lalu, gaji PNS golongan IV terendah, yaitu golongan IVa dengan masa kerja 0 tahun, dari sebelumnya Rp 2.899.500 menjadi Rp 3.044.300 per bulan dan yang tertinggi, IVe dengan masa kerja 32 t a h u n, dari sebelumnya Rp 5.620.300 menjadi Rp 5.901.200 per bulan. (ant)
Festival Manggis Dunia
Perluas Akses Pasar Manggis Asli Buleleng
A.A Gede Agung Wedatama
I Made Sumiarta
BULELENG dikenal sebagai penghasil aneka buah lokal Bali. Selain mangga, di daerah ini banyak menghasilkan manggis. Hanya, budi daya manggis masih menuai hambatan serius. Petani masih kesulitan mengakses pasar yang lebih luas, terutama pasar buah ekspor. Belakangan ini, pengekspor manggis mulai membeli manggis petani di beberapa desa di Buleleng. Hasilnya, manggis Buleleng mampu bersaing dan diminati oleh buyer luar negeri, terutama Cina. Peluang itu mulai ditangkap oleh petani dengan pendampingan Junior Chamber International (JCI) Singaraja. Untuk memotivasi petani dan membuka pasar
SENATOR A.A. Ngr. Oka Ratmadi, S.H., M.Si. meminta pemerintah memperketat aturan tentang alih fungsi lahan. Undang-undang dan peraturan lain yang sudah ada tentang jalur hijau juga harus ditegakkan. Jangan sampai tanah Bali habis hanya untuk investasi. Sebab, tanah Bali merupakan pusat peradaban hingga membuat Pulau Dewata bisa terkenal di dunia. ‘’Jangan sampai karena ada keuntungan ekonomi, (pemerintah) malah membuat perda untuk membuka jalur hijau. Ini bahaya buat Bali ke depan,’’ ujar pria yang akrab disapa Cok Rat ini di kediamannya, Kamis (21/3) kemarin. Menurut Cok Rat, hutan bakau atau mangrove saat ini juga banyak dilirik oleh inves-
tor. Padahal, hutan bakau memiliki fungsi mitigasi. Utamanya menghambat gelombang tsunami di daerah pesisir. Oleh karena itu, pria yang kembali maju sebagai calon DPD-RI pada Pemilu 2019 ini tidak setuju bila hutan bakau dibabat untuk kepentingan investasi. ‘’Ekosistem hutan bakau jangan diubah, jangan dirusak oleh kepentingan-kepentingan sesaat. Kalau ada yang ingin alih fungsi, jangan dikasih. Perketat aturannya,’’ tegas Panglingsir Puri Satria, Denpasar ini. Cok Rat menambahkan, Bali kini cukup terancam dengan persoalan alih fungsi lahan. Banyak bangunan berdiri tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang. Termasuk di atas lahanlahan pertanian yang mestinya
menjadi jalur hijau. Padahal, pertanian merupakan tolok ukur dari eksistensi pariwisata yang kini menjadi tulang punggung utama perekonomian Bali. Kalau daerah pertanian terus beralih fungsi dan habis, sama dengan mematikan pariwisata yang mengundang kehancuran Bali. ‘’Dari pertanian itulah sampai menelurkan filsafat Tri Hita Karana. Salah satunya untuk membuat umat manusia ini damai. Makanya Bali ini menjadi tempat orang-orang untuk mencari kedamaian,’’ jelasnya. Pertanian di Bali, lanjut Cok Rat, telah ditata dan dikelola sejak abad ke-9. Yakni saat Raja Udayana bertemu dengan para mpu dan sekte ketika ada krisis sosial ekonomi kala itu. Hasil pertemuan memutuskan di desa ada Pura Kahyangan Tiga.
ekspor, Pemkab Buleleng bersama JCI menggulirkan Festival Manggis Dunia (World Mangosteen Fiesta). Festival ini pertama kali digelar di Buleleng dan juga di Indonesia. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng Ir. Made Sumiarta, Kamis (21/3) kemarin mengatakan, World Mangosteen Fiesta akan digelar Sabtu (23/3) sampai Minggu (24/3) di Desa Galungan Kecamatan Sawan. Festival Manggis akan menjadi media interaksi antara petani manggis di Buleleng dan seluruh Bali dengan pratisi perkebunan buah, buyer (pembeli) dan eksportir. Nantinya para petani akan saling bertukar
informasi terkait dengan pengembangan budi daya manggis. Dalam ajang itu akan disosialisasikan juga Good Agriculture Practices (GAP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pengelolaan kebun yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. ‘’Festival manggis pertama digelar di daerah kita untuk menggairahkan budi daya manggis atau tanaman buah lain terutama yang merambah pasar ekspor,’’ katanya. Menurut Sumiarta, Buleleng memiliki potensi besar dalam budi daya manggis. Dari sembilan kecamatan, delapan di antaranya memiliki desa yang dikenal sebagai
sentra penghasil manggis. Namun potensi yang besar itu belum dikelola dengan optimal. Selama ini kelemahan yang dialami petani adalah sulitnya menembus pasar terutama di luar negeri (ekspor). Produksi bisa saja tinggi, tetapi sering kali tidak dapat menjangkau pasar yang pasti. Selain itu, petani selama ini belum mempunyai wadah sebagai ruang diskusi bagi mereka, baik mengenai masalah kualitas, kuantitas maupun pemasaran. ‘’Sekarang sudah ada wadah, dengan JCI. Organisasi ini sudah mempunyai jaringan sampai ke Cina. Bersama JCI mudahmudahan pasar manggis kita lebih luas lagi terutama pasar luar negeri,’’ tegasnya.
Sementara itu, Ketua JCI Singaraja A.A. Gede Agung Wedatama mengatakan, alasan memilih Desa Galungan menjadi lokasi Festival Manggis Dunia ini karena manggis dari desa tersebut yang telah menembus pasar ekspor, terutama ke Cina. Manggis dari Bali saat ini menjadi primadona di pasar dunia, termasuk manggis asli Buleleng. Selain itu, gelaran festival ini mendukung promosi wisata di Desa Galungan dan desa-desa sekitarnya. Selain petani lokal Buleleng, festival ini juga diikuti petani dari kabupaten penghasil manggis di Bali seperti Tabanan. Hal. 15 Importir Manggis
Tanah Bali Jangan Sampai Habis untuk Investasi Termasuk ada palinggih Dewi Sri dan palinggih Melanting. Kemudian yang cukup krusial, keputusan lainnya adalah raja tidak melarang perbedaan. Hal ini diyakini sebagai dasar terbentuknya NKRI yang dibangun dari keanekaragaman. ‘’Kalau kita berbicara palinggih Dewi Sri kan me-manage pertanian, perkebunan,’’ imbuhnya. Oleh karena itu, Cok Rat memiliki konsep memperhatikan empat hal menyangkut implementasi Tri Hita Karana di era sekarang. Yakni puri, pura, purana, dan geria. Puri dan pura yang dibangun pada zaman kerajaan jangan sampai hilang. Artinya, keberadaan Bali dengan puranya hingga dikenal di seluruh dunia sebagai pulau seribu pura tidak lepas dari peran raja-raja ter-
dahulu hingga sekarang. Belum lagi, Tri Hita Karana juga lahir dari zaman kerajaan tersebut. ‘’Itu nilai sejarahnya tinggi. Lalu purana, dan yang terakhir geria. Geria-geria ini sebagai jurkam-jurkam agama sebenarnya. Memberikan pemahaman terhadap persoalan dan nilainilai agama,’’ terangnya. Cok Rat menambahkan, kearifan lokal tersebut tidak boleh dihancurkan karena itulah yang menjaga Bali secara niskala. Hal ini pun akan berimbas pada kelangsungan pariwisata di Bali. ‘’Daerahdaerah yang bisa mempertahankan kearifan lokal, itu adalah daerah-daerah yang paling kaya di Indonesia,’’ pungkasnya. (kmb32) A.A. Ngr. Oka Ratmadi