Edisi Kamis 21 Nopember 2019 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

16 HALAMAN

NOMOR 96 TAHUN KE 72 Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Antisipasi Kebakaran di TPA

Bali Kembangkan Nanas dan Pisang

Warga Selasih Bawa Bambu Runcing

Musibah kebakaran yang sudah berulang kali terjadi di TPA Suwung membuat Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra gerah. Ia berharap ke depan tidak ada lagi kasus kebakaran yang menimpa TPA tersebut.

Pemprov Bali melalui Perusda tengah menjalin kerja sama dengan PT Great Giant Food (GGF) dalam produksi buah segar. Produksi buah segar di Bali dilakukan pada lahan milik Perusda di Pekutatan, Jembrana. DAERAH | HAL. 5

Puluhan warga Banjar Selasih, Payangan menutup akses jalan, Rabu (20/11) kemarin. Aksi ini dilakukan untuk menghadang alat berat yang hendak melakukan eksekusi lahan 100 hektar lebih di areal banjar setempat. Dalam aksi itu, warga membawa bambu runcing.

DENPASAR | HAL. 2

GIANYAR | HAL. 9

Peringatan Hari Puputan Margarana Ke-73

Bersama Perangi Kebodohan dan Kemiskinan PERJUANGAN bangsa Indonesia belum berakhir. Konteks perjuangan bukan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah, tetapi bebas dari kebodohan dan kemiskinan. Untuk itu generasi muda diharapkan menjadi pahlawan masa kini yang tetap menganut nilai-nilai perjuangan luhur pahlawan namun dalam konteks membangun bangsa, membantu sesama dan bersatu untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan bangsa saat ini. Hal ini ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Puputan Margarana ke-73 di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Rabu (20/11) kemarin. Ia melanjutkan, pahlawan dalam konteks kekinian tetap menganut nilai luhur, semangat juang, loyalitas dan kesetiakawanan. ‘’Dulu pahlawan I Gusti Ngurah Rai tidak ingin mengorbankan warga Desa Kelaci dalam pertempuran dan memindahkan lokasinya meski tahu tem-

patnya terbuka dan musuh lebih mudah menyerang. Ini yang namanya loyalitas dan kesetiakawanan. Konteks ini diharapkan diterapkan generasi muda saat ini dalam membantu sesama yang masih belum berkecukupan,’’ ujarnya.

MAPEED - Tradisi ‘‘Mapeed’’ saat peringatan Hari Puputan Margarana 20 November kemarin.

Sosok I Gusti Ngurah Rai

Kesatria dan Nasionalis PUPUTAN Margarana merupakan tonggak perjuangan masyarkat Bali terhadap kolonial Belanda. Pertempuran habis-habisan itu berlangsung 20 November 1946. Hingga saat ini, 20 November diperingati sebagai Hari Puputan Margarana. Perang puputan itu tak lepas dari sosok I Gusti Ngurah Rai. Pahlawan Nasional yang pangkat kolonel itu, dipercaya memimpin Sunda Kecil, guna mengusir penjajah. I Gusti Ngurah Rai bertempur mati-matian dengan mengerahkan pasukannya yang disebut Ciung Wanara. Heroisme para pejuang yang gugur pada pertempuran itu patut menjadi teladan. Lantas nilai-nilai apa yang mesti diteladani kaum milenial Bali? Tokoh masyarakat Bali sekaligus mantan prajurit yang terakhir berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) IGK Manila menyatakan bangga dengan keteladanan I Gusti Ngurah Rai. Kata IGK Manila, Rabu (20/11) kemarin, ada tiga hal yang mesti diteladani dari para pejuang Puputan Margarana itu. Pertama adalah sosok I Gusti Ngurah Rai yang mempunyai sifat kesatria. Kedua mempunyai jiwa nasionalisme dan ketiga adalah tidak mau kompromi dengan penjajah. Dan ketiga ini pula yang mesti diteladani oleh generasi muda Bali saat ini. ‘’Kita harus belajar sejarah. Orang Bali harus tahu bahwa di tahun 1946 ada pertempuran hebat yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai. Ada nilai-nilai yang harus diteladani yakni kesatria, nasionalis dan tidak gampang menyerah,’’ tegasnya. Salah satu contoh, tandas IGK Manila, I Gusti Ngurah Rai pernah dibujuk oleh Belanda, dengan iming-iming gaji besar dan lain sebagainya. Namun permintaan itu ditolak mentahmentah. ‘’Silakan anda kompromi ke atasan NICA saja. Kami di Bali bukan kompromis. Jika kalian tidak pergi maka kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan,’’ ucap IGK Manila mengutif pernyataan Ngurah Rai. (asa)

Harian Bisnis Bali Bali Perlu Penguatan PR Pariwisata Bali kembali diterpa pemberitaan tak sedap. Kali ini sebuah media yang bermarkas di AS memberitakan tentang Bali termasuk destinasi wisata yang tidak layak dikunjungi pada 2020. www.bisnisbali.com

Harian DENPOST Rumah Tak Layak Huni Rumah pasutri I Wayan SariNi Nengah Puri di Banjar Juuk, Datah, Abang, Karangasem tak layak huni. Mereka tinggal di rumah sempit bersama sang anak yang lumpuh, I Nyoman Yarsa (24). www.denpostnews.com

Untuk itu, Wagub berpesan kepada generasi muda untuk bersatu dalam melawan kebodohan dan kemiskinan yang saat ini masih menjadi permasalahan bangsa Indonesia. ‘’Bung Karno pernah mengatakan jika dulu lawan kita jelas yaitu penjajah. Namun saat ini lawan kita justru adalah saudara dan teman sendiri, sehingga saya harapkan generasi muda saat ini bersatu. Mari bersama-sama perangi kebodohan dan kemiskinan,’’ tegasnya. Pada Peringatan Hari Puputan Margarana ke-73 ini diambil tema ‘’Dengan Semangat Puputan Margarana Kita Tumbuh Kembangkan Pahlawan Masa Kini’’. Usai menjadi inspektur upacara, Wagub Tjok Ace meletakkan karangan bunga di Tugu Makam Pujaan Bangsa, dilanjutkan melakukan tabur bunga. Dalam peringatan Hari Puputan Margarana ke-73 juga disertai dengan peluncuran buku ‘’Dharma Bakti Bapak Tjilik’’ dan tradisi Mapeed yang dipersembahkan oleh Desa Adat Klaci, Marga. (san)

Tabur Bunga -- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat melakukan tabur bunga pada Peringatan Hari Puputan Margarana ke-73 di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Rabu (20/11) kemarin.

Tiga Pimpinan KPK Gugat UU KPK Jakarta (Bali Post) – Tiga pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Rabu (20/11) kemarin, untuk mengajukan judicial review terhadap Undang-undang Nomor 19/2019 tentang KPK.

K

etiga pimpinan KPK itu; Agus Rahardjo, Laode M Syarif dan Saut Situmorang. Namun mereka menyampaikan gugatan itu secara pribadi, atas nama koalisi masyarakat sipil yang terdiri atas 13 orang pegiat antikorupsi. ‘’Kami datang ke sini sebagai pribadi dan warga negara untuk mengajukan judicial review UU KPK yang baru, nomor 19/2019, dan kami didukung 29 pengacara,’’ kata Ketua KPK Agus Rahardjo. Dalam kesempatan itu, terlihat pula mantan pimpinan KPK M Yasin mendampingi ketiga pimpinan KPK itu, sekaligus menjadi penggugat. Selain mereka berempat, ada sembilan nama lainnya yang terdaftar sebagai penggugat, yakni mantan pimpinan KPK Erry Riyana Hardjapamekas, Betty Alisjahbana, Hariadi Kartodihardjo, Mayling Oey, Suarhatini Hadad, Abdul Fickar Hadjar, Abdilah Toha, Ismid Hadad, serta Omi Komaria Madjid, istri dari mendiang Nurcholis Madjid. Meski mengajukan peninjauan kembali atas UU KPK, Agus tetap

mengharapkan Presiden mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti UU (perppu). ‘’Ya… enggak apa-apa (mengajukan judicial review). Kalau, misalkan, Presiden sekarang keluarkan perppu juga enggak apa-apa,’’ ucapnya. Wakil Ketua KPK Laode menjelaskan, UU KPK itu memiliki banyak kesalahan secara formil maupun materiil sehingga harus digugat, apalagi proses penyusunannya tidak melibatkan konsultasi publik. ‘’Bahkan, DIM-nya (daftar inventarisasi masalah) saja tidak diperlihatkan ke KPK sebagai stakeholder (pemangku kepentingan) pertama UU KPK. Berikutnya lagi naskah akademik UU itu. Tidak masuk juga prolegnas,’’ tuturnya. Laode juga melihat ketidaksinkronan pada beberapa pasal, yakni antara Pasal 69 dan 70 UU KPK, kemudian aturan tentang Dewan Pengawas yang justru bukan mengawasi, tetapi memberikan izin. ‘’Jadi, yang mengawasi Dewan Pengawas itu siapa? Karena tidak ada yang mengawasi semua kinerja dalam KPK, atas sampai bawah. Mereka tidak melakukan pengawasan, tetapi melakukan operasional memberikan izin penyadapan dan penggeledahan,’’ ujarnya menegaskan. (ant)

74 Terduga Teroris Ditangkap di 10 Wilayah Jakarta (Bali Post) – Kapolri Jenderal Idham Azis mengatakan institusinya telah menangkap 74 terduga teroris setelah peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polres Medan, Sumatera Utara pada 13 November 2019. ‘’Dalam pengungkapan kasus bom bunuh diri di Polres Medan, selain mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri dalam 8 hari pascaperistiwa tersebut, Polri juga berhasil menangkap 74 orang tersangka jaringan teror di 10 wilayah,’’ kata Idham dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/11) kemarin. Dia menjelaskan, 74 orang tersebut terdiri dari 30 orang ditangkap di Sumatera Utara, 11 orang di Jawa Barat, 5 orang di Pekanbaru Riau, 5 orang di Banten, 4 orang di Kalimantan Timur, 3 orang di DKI Jakarta, 2 orang di Aceh, 2 di Jawa Timur, dan 1 orang di Sulawesi Selatan.

Menurutnya, Tim Densus 88 Antiteror terus bergerak untuk menangkap terduga teroris lainnya. ‘’Berdasarkan kasus penyerangan Jenderal (Purn) Wiranto dan kasus bom bunuh diri di Poltabes Medan, para pelaku merupakan kelompok atau yang biasa disebut JAD,’’ ujarnya. Idham menyatakan teror kasus penyerangan kepada mantan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang dan kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara dilakukan kelompok yang sama yaitu anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan mereka terpapar terorisme melalui media sosial. (ant) RAPAT KERJA - Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11) kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.